Semua Bab WARUNG TENGAH MALAM: Bab 51 - Bab 60
271 Bab
51-NGIPRI
“Pak Wawan sudah tidak bisa di selamatkan lagi. Dari semenjak pulang dari sini, dia tidak sadar lagi. Dari pihak Rumah Sakit sudah menyerah untuk menyelamatkan Pak Wawan, Jang, ” Kata Pak Sopir sembari menundukan kepala nya. Tentu saja Pak Sopir terlihat begitu berat menerima kenyataan atas meninggalnya A Wawan, Pak Sopir sudah lama bekerja dan menemani A Wawan ke sana ke mari. Mereka pasti sudah sangat dekat. A Wawan seseorang yang mempunyai kepribadian yang sangat baik kepada warga Kampung Sepuh, yang menjadi panutan bagi mereka kini sudah tiada. Selama ini dia menyembunyikan sesuatu yang sangat dilarang dilakukan oleh para warga Gunung Sepuh. Karena mereka sudah mengetahui bahwa apabila mereka melakukan hal yang di larang tersebut, akan ada hal buruk yang terjadi pada akhirnya, seperti yang terjadi pada A Wawan ini. “Apakah para warga sudah tahu Jang, tentang apa yang Pak Wawan kerjakan? ” kata Pak Sopir itu kepadaku. “Aku bel
Baca selengkapnya
52-IMAN
Iman, adalah anak tertua dari Mang Rusdi. Seseorang warga yang tinggal di Kampung Sepuh, Mang Rusdi tinggal di salah satu sudut kampung yang berbatasan dengan pesawahan, sehingga setiap warga yang berangkat ke sawah pasti melewati rumah Mang Rusdi. Pekerjaan sehari-hari Mang Rusdi adalah beternak, di belakang rumahnya terdapat beberapa kandang ayam, bebek, kambing hingga sapi pun ada. Dia membeli hewan ternak tersebut selepas Iman bekerja menjadi buruh pabrik di Kota, yang setiap bulan Iman kirimkan untuk orang tuanya. Iman jauh lebih muda dariku, namun dia mencoba nekad merantau ke kota karena dia tidak mempunyai uang untuk meneruskan sekolahnya. Setelah itu akhirnya jerih payahnya terbayarkan. Iman diterima bekerja sebagai buruh pabrik yang tak lain pemiliknya adalah A Wawan. Namun sudah hampir 3 bulan ini Iman jarang pulang, dan sekarang aku tahu kenapa. Dia tidak ingin memberitahukan kebenaran tentang A Wawan, terutama kepada orang tuanya. Sehingga dia me
Baca selengkapnya
53-MUNTAH
“Tidak bisa seenaknya kita menutup pintu masuk ke Gunung Sepuh Mang,” kata Aki Karma menjawab pertakaan Mang Rusdi. “Tapi Ki. Apakah Aki tidak lihat, semakin hari semakin banyak orang yang  di sesatkan oleh para makhluk gunung di sana. Apakah kita akan menutup mata atas kejadian-kejadian tersebut hingga saat ini Ki? ” Mang Rusdi terlihat kekeh dengan keinginannya menutup pintu masuk ke Kampung Sepuh. "Tenang Mang, tenang dulu." Beberapa warga mencoba menenangkan Mang Rusdi pada saat itu. Dia terlihat begitu emosi kali ini. Setelah mendengar cerita dibalik kesuksesan A Wawan yang selama ini yang dikenal baik olehnya, sampai anaknya yang bekerja dengannya malah akan dijadikan tumbal. Kecewa dan juga terpukul hati Mang Rusdi, hingga dia menahan kepalan tangannya dengan begitu kuat seperti kalau ada A Wawan di depan mungkin sudah di layangkan beberapa pukulan padanya. “Sesat, itu gunung Sesat. Dari zaman kita dulu gunun
Baca selengkapnya
54-SOSOK WANITA
“Awas awas, bawa ke rumah Ujang buat beristirahat!” Semua tampak panik seketika, Aki Karma memerintahkan ke semua warga untuk membawaku ke rumah pada saat itu. Pertemuan yang diadakan secara terpaksa harus dihentikan sementara. Karena melihatku yang muntah darah pada saat itu. Dengan dibantu beberapa orang, aku dibawa ke rumah untuk beristirahat. Terlihat Ibu tampak panik melihat aku dibantu beberapa orang kearahnya, sehingga ibu seketika berlari menghampiriku untuk menanyakan apa yang terjadi kepadaku pada saat itu.  “Kenapa si Ujang?” tanya Ibu ke Aki karma “Gak tahu, tiba-tiba dia muntah-muntah,” Katanya sembari membawaku ke dalam rumah. “Aduh Ujang kenapa lagi kamu teh?” Seketika Ibu menyuruh para warga untuk membawaku ke dalam rumah dan langsung mengistirahatkan ku di dalam kamar. Dia kemudian berlari ke arah dapur untuk mengambil air dan handuk panas. Kemudian dia masuk ke dalam kamar dan
Baca selengkapnya
55-MAYAT
Setiap Kampung-Kampung kecil yang berada di wilayah selatan Jawa Barat, biasanya dipisahkan oleh perbatasan berupa hutan kecil, sungai hingga pesawahan yang membentang membelah Kampung tersebut menjadi dua. Sehingga apabila kita akan berangkat menuju Kampung lain dari Kampung Sepuh ada jalan alternatif selain menyusuri jalan utama untuk ke Kampung tersebut, yaitu dengan menyusuri area pesawahan yang letaknya tepat berada di sebelah Kampung. Namun jalan tersebut tidak bisa dilalui oleh kendaraan, jalan tersebut hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki dengan menyurusi pesawahan warga dan melewati beberapa sungai dengan jembatan yang terbuat dari kayu untuk bisa Kampung sebelah yaitu Kampung Parigi. Pada zaman dahulu jalan tersebut sangat ramai dipakai oleh beberapa warga Kampung yang akan mengunjungi Kampung Parigi, karena dengan jalan tersebut bisa mempersingkat waktu untuk sampai daripada harus berjalan melewati jalan utama. Apalagi dulu masih jarang
Baca selengkapnya
56-TIGA ORANG
“Terus Mang Darman gimana setelah tahu ada mayat di sungai itu?” Kata Ibuku kepada Mang Darman yang sedang ada di depan warung. “Ya saya gak tahu bu, saya aja panik langsung lari setelah melihat hal itu. Mana kehujanan, jalan lumpur semua, buru-buru balik ke saung bawa barang dagangan yang lumayan berat, ampe beberapa kali mau jatuh ke sawah Bu. ” “Mana hari sudah sore kan, nanti kalau telat pulang kan berabe. Nanti di terror ama mahkluk yang menyeramkan di jalan gimana?” kata Mang Darman sembari menyeruput kopinya. Srrrrruupppt Mang Darman kembali bercerita, setelah melihat mayat yang dibuang di sungai tersebut. Besok paginya dia sengaja memberitahu tetangga di sekitar rumahnya untuk mengecek keberadaan mayat itu. Bahkan dia menyuruh tetangganya yang lain untuk memberitahukan ke warga Kampung Parigi (Kampung sebelah) bahwa Mang Darman menemukan mayat di sungai yang menjadi pembatas dua desa tersebut. Maka Mang Darma
Baca selengkapnya
57-MEMASUKI GERBANG GUNUNG
Tangan dari anak kecil itu terus-terusan mengajak Hadi seakan-akan ingin bermain, namun beberapa kali dia berusaha tangannya menembus badan Hadi, dan Hadi pun seolah-olah tidak melihat ada anak kecil itu, Hadi terus saja mengobrol dengan kedua temannya. Sedangkan sosok wanita yang berdiri di tengah jalan hanya terdiam dengan tatapan yang kosong, dia menatap ke arah warung tanpa ekspresi sama sekali. Namun lagi-lagi ketika kedua makhluk itu datang, aku seakan-akan merasakan mual dan dada yang terasa sakit, seperti ada pertanda akan sesuatu, namun aku tidak tahu apa itu. Hadi, Andra juga Jojo masih mengobrol, namun obrolannya sangat pelan, seakan-akan mereka berbisik satu sama lain. Baju yang mereka pakai pun masih basah kuyup karena terkena hujan, beberapa kali kopi dan jahe merah yang mereka pesan mereka minum untuk menghangatkan badan. Aku yakin ada sesuatu antara makhluk itu dan mereka bertiga, namun aku tidak tahu ada apa dibaliknya. Apakah mereka melakuka
Baca selengkapnya
58-SORE HARI
Aku berjalan menyusuri Kampung Sepuh pagi ini, sinar matahari sudah semakin tinggi ketika aku berjalan, mencoba menyinari Kampung Sepuh dengan cahayanya. Dan sedikit menghapus sisa-sisa hujan yang mengguyur kampung ketika malam hingga shubuh tadi. Aku baru pulang dari rumah Mang Rusdi yang letaknya tepat berada di tengah-tengah kampung yang berbatasan dengan pesawahan. Iman pada hari ini berangkat kembali ke Kota, dia bilang bahwa cutinya sudah habis. Sehingga hari ini dia harus meninggalkan Kampung Sepuh dan kembali ke Kota dengan segala hiruk pikuknya, Iman juga banyak bercerita tentang A Wawan dan Indah. Terutama Indah, dia banyak bercerita tentang kebaikannya ketika Iman bekerja di sana. Iman juga berpesan kepadaku tentang A Wawan, meskipun dia melakukan hal yang paling dihindari oleh para warga Kampung Sepuh. Namun Iman bilang jangan sampe warga membenci hidupnya, karena dia mempunyai alasan tersendiri kenapa dia melakukan hal tersebut hanya caranya saja yang sa
Baca selengkapnya
59-JIWA
Gelapnya hutan di wilayah Gunung Sepuh terlihat sangat kontras dengan Kampung Sepuh yang ada di bawahnya, lampu-lampu yang menyala dari rumah-rumah tersebut menerangi kampung yang sepi tersebut setiap malamnya, sehingga itu bisa menjadi petunjuk bagi seseorang yang tersesat di wilayah tersebut ketika dia melihat beberapa titik cahaya dari kejauhan. Karena mereka yakin, cahaya tersebut adalah tempat di mana ada kehidupan dari para manusia-manusia yang menjalankan aktifitasnya di kampung tersebut. Namun berbeda dengan hutan Gunung Sepuh, tidak ada cahaya yang menerangi hutan tersebut. Bahkan kunang-kunang yang senantiasa hadir di dalam hutan sebagai cahaya alami bagi hutan dan sekitarnya nampak tidak hadir pada malam itu, hanya kegelapan total yang menyelimuti dari lebatnya pepohonan hutan dengan segala isinya. Namun kali ini nampak berbeda, terlihat beberapa titik cahaya yang terlihat dari lebatnya hutan Gunung Sepuh, hutan yang dipercaya menjadi tempat tinggal para m
Baca selengkapnya
60-RUH DAN JIWA
Seseorang pernah berkata, setiap tubuh manusia mempunyai tiga element penting dalam siklus hidupnya, yaitu tubuhnya, jiwanya dan ruhnya. Ruh bisa kita ibaratkan sebagai baterai yang membuat kita hidup, dan ketika baterai tersebut habis maka habis juga masa hidup kita. Sedangkan jiwa adalah remote kontrol, yang menggerakan tubuh dan pikiran kita selama kita hidup. Jiwa menggerakan hati, tubuh dan pikiran sesuai yang kita mau. Dan semua itu ditempatkan dalam tubuh, sehingga tercipta harmoni dari ketiga element penting dalam siklus kehidupan. Dan apabila salah satu dari mereka menghilang siklus itu tidak akan tercipta karena tiga element itu saling terhubung satu sama lain. Ketika kita berbicara tentang jiwa-jiwa yang diambil oleh para makhluk Gunung Sepuh, itu tidak akan membuat sepenuhnya meninggal. Banyak dari mereka yang akhirnya terbujur kaku dan tidak sadarkan diri hingga ajal menjemputnya, mudahnya seperti baterai pada laptop yang masih tetap bisa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
28
DMCA.com Protection Status