All Chapters of Dream come true: Chapter 11 - Chapter 20
52 Chapters
Bab 9 Kunjungan
Saat Zeya pulang ke rumah setelah mengalami pengalaman memalukan di ruangan Andrew, Zeya mendapati sosok Anna tengah duduk santai di ruang tamu rumahnya."Anna..." Sapa Zeya dengan mata membelalak lebar.Zeya tidak menyangka akan melihat Anna di rumah ini. Anna yang memakai gaun santai sedang duduk di samping Andrew. Sementara itu, mata Zeya  menatap sekelilingnya saat tidak menemukan sosok keberadaan anak lelakinya di ruang tamu rumah."Hai, Kak Zeya. Kejutan..." Ucap Anna dengan nada suara manja. Lenna yang tahu bahwa Zeya sedang berada di posisi terjepit, tidak punya kuasa untuk membantu Zeya menghindari pertemuan antara Zeya, Anna, dan Andrew. Lenna menyangka bahwa Andrew adalah calon suami Anna.Sehingga Lenna menyembunyikan keberadaan Anze di dalam kamar. Lagi-lagi Zeya melirik ke arah samping Anna, tempat di mana Andrew sedang duduk tapi matanya tampak mengawasi gerak gerik Zeya.
Read more
Bab 10 salah tingkah
Ruang makan rumah Zeya.....Anze menatap bingung melihat suasana makan malam ini. Tidak biasanya Mama Zeya menutup mulut tanpa bertanya mengenai aktivitas Anze di sekolah. Bila kebiasaan di keluarga lain adalah menutup mulut saat makan, berbeda dengan kebiasaan di rumah ini.Zeya memang sengaja menghabiskan waktu untuk berbincang dengan Anze di saat makan malam supaya Zeya mempunyai waktu untuk "me time" saat malam tiba."Ma, kenapa Aunty Anna tidak mau menginap di rumah ini?" Tanya Anze.Zeya tahu pasti Anze akan menanyakan pertanyaan ini. Zeya pun tidak tahu alasan pasti Anna menolak untuk menginap di rumah ini."Mungkin Aunty Anna menginap di rumah temannya," Ucap Zeya menyebutkan salah satu kemungkinan yang paling masuk akal di kepalanya.Sayang sekali dugaan Zeya tidak terbukti benar. Saat ini Anna sedang berada di kediaman keluarga Andrew karena Andrew mengundang Anna untuk menginap. &+&+&A
Read more
Bab 11 Abai
 Memegang jabatan sebagai manager pemasaran di bawah kepemimpinan Alin, seringkali membuat Zeya frustrasi. Alin seolah ingin menjadi mak comblang hubungan Zeya dan Andrew. Seperti saat meeting siang ini....."Kita makan siang di luar yuk," Ujar Alin berdiri di depan meja kerja Zeya. Di perusahaan Maxima, hanya petinggi perusahaan yang mempunyai ruang kerja terpisah dengan pekerja lain. Sementara jabatan manager tidak membuat Zeya berbeda perihal ruangan. Zeya setara dengan staf biasa. Perbedaan mereka hanya bisa terlihat dari fasilitas dan gaji yang didapat antara manager dengan staf. Beberapa pasang telinga tengah menguping pembicaraan Alin dan Zeya. "Saya belum lapar, Bu." Tentu saja Zeya menolak ajakan Alin. Mungkin gosip akan semakin berhembus bila Zeya terlihat makin akrab dengan Alin. Bila menghindari Andrew masih cukup mudah untuk Zeya, menghindari Alin tidaklah muda
Read more
Bab 12 cuke cuke
Damn it. Kalian adik-adik durhaka," umpat Andrew saat matanya melihat Dirga dan Koscky masih menertawakan dirinya.Untung saja adik perempuannya sudah meninggalkan mereka saat ini. Jika Alin masih berada di sini, sudah dapat dipastikan bahwa Andrew akan menjadi bahan bully-an Alin bersama dua adik sepupunya."Gimana rasanya ditolak oleh Zeya?" Ejek Dirga, adik sepupu termuda Andrew.Dirga adalah keponakan dari Wilona. Usia Dirga sama seperti usia Alin. "Pertanyaan bodoh, Ga. Tentu saja Andrew merasa malu," Sahut Koscky.#Dasar pemuda bau kencur. Mereka kira aku merasa malu karena penolakan Zeya# Dirga menyanggah pendapatan Koscky, Kakak sepupunya itu. "Sok tahu kamu," Ujar Dirga meledek Koscky."Dasar tak sopan. Panggil aku seperti kamu memanggil Kak Andrew. Kak Koscky," Tegur Koscky menepuk pelan belakang kepala Dirga."Kak Koscky yang terhormat, bisa kita segera ke ruang rapat," Ucap Dirga dengan sika
Read more
Bab 13 Modus
Belakangan ini Anze sering dititipkan oleh Zeya pada Lenna. Kendati Lenna dalam kondisi hamil tua, sahabat baik Zeya itu malah senang menghabiskan waktu bersama anak lelaki Zeya."Tante Lena, Om Kiki ke mana sih. Kok jarang kelihatan?" Tanya Anze yang sedang duduk menonton tayangan kartun di televisi kabel. Lenna yang duduk di samping Anze, menjawab rasa penasaran Anze."Om Kiki lagi tugas di luar kota. Anze kangen sama Om Kiki?" Tanya Lenna.Anze mengangguk tanpa mengalihkan tatapan matanya dari arah layar televisi."Anze kangen main sepak bola di halaman rumah," Ujar Anze.#Ya ampun, memang anak Zeya ini sangat terus terang sekali# Pikir Lenna."Kenapa tidak ajak teman-teman Anze main ke rumah?" Tanya Lenna.Anze menggelengkan kepalanya. Anze malu mengatakan pada Tante Lenna bahwa dia tidak memiliki teman banyak di sekolah.Melihat wajah sendu Anze, Lenna menjadi iba. Lenna memang tahu kalau Anze ini
Read more
Bab 14 Bonding
Apakah Bonding itu penting dilakukan? Mungkin pertanyaan itu kerap ditanyakan beberapa pakar psikologi anak. Termasuk Zeya yang pernah mempertanyakan hal yang sama.Walaupun sudah cukup sibuk dengan kegiatan sebagai kuli perusahaan, Zeya selalu menyempatkan waktu untuk sekadar mengobrol sebelum Anze terlelap tidur. Seperti malam ini yang Zeya lakukan.Dia sudah selesai membersihkan wajah, kaki, dan juga tangan. Menggosok gigi serta memakai pelembap wajah.Zeya melangkah turun ke lantai dasar, di mana kamar Anze berada. Bukan tanpa sebab, Zeya menaruh Anze di lantai bawah supaya anak itu tidak cedera saat naik turun tangga. Kebiasaan buruk Anze yang suka berlari di anak tangga.Membuat Zeya selalu was was bila dia tidak berada di sisi anak lelakinya. Ceklek...Saat Zeya membuka pintu kamar, dia melihat Anze sedang duduk dengan punggung bersandar pada dipan ranjang.Anak le
Read more
Bab 15 menguntit
Andrew mematut diri melihat pantulan wajahnya dari kaca spion tengah mobil. Dia ingin memastikan bahwa Zeya masih miliknya. Hati Andrew belum bisa tenang saat melihat rekaman video yang direkam oleh adik perempuannya, Arleen. Oleh sebab itu, Andrew saat ini berada di balik kemudi mobil hanya untuk menguntit kediaman Zeya. &+&+&Sabtu siang di kediaman Zefanya ...."Ma, kapan kita berangkat ke toko buku," Tanya Anze menopang kepalanya dengan dua tangan bertumpu pada meja makan.Zeya sedang menghabiskan menu makan siang yang dia masak. Berhubung Lenna dan Kiki masih tinggal di rumah Zeya, Zeya bisa memasak dalam porsi banyak."Sabar ya Anze. Lihat nih, mama belum selesai makan," Ucap Zeya dengan mulut penuh makanan.Lenna dan Kiki masih asyik menikmati makan siang mereka. "Masakan Mama Zeya enak gak Anze?" Tanya Lenna sengaja mengalihkan rasa bosan Anze dengan bercakap
Read more
Bab 16
Menikmati siang hari dengan bercakap bersama anak kecil, tentu saja tidak pernah Andrew alami sebelumnya.  Sebagai anak sulung dari dua bersaudara, Andrew merasa cukup nyaman bersama anak-anak.  "Om Andrew mau ikut Anze jalan-jalan ke mall?" Tanya Anze dengan wajah bersemangat. Anze yang lugu tidak menyadari niat tersembunyi Andrew yang memang "ingin ikut" ke manapun Anze dan Zeya pergi. "Kamu mau jalan-jalan sama Mama Zeya?" Tanya Andrew berpura-pura tidak tahu apa pun. Akting Andrew yang menyakinkan serta kepolosan anak seusia Anze, membuat Anze tentu saja bersikap jujur.  Anze yang tengah berdiri di samping Andrew, menceritakan secara jujur mengenai rencana Anze hari ini. Andrew berdiri diam di depan mobil, dengan tubuh bersandar pada bamper mobil, bersedekap, mendengar dengan tekun setiap patah kata yang diucapkan Anze. @)@)@ "Len, aku susulin Anze dulu ya di taman," Ucap Zeya, bangkit ber
Read more
Bab 17
Anze menggoyang lengan Mama Zeya karena sang mama hanya diam tak membalas sapaan teman barunya."Ma, Om Andrew boleh ikut kita jalan-jalan ke mall, bukan?" Tanya Anze yang tidak menyadari situasi tegang di sekitarnya.Zeya merutuki sikap polos Anze hingga ramah terhadap pria sejahat Andrew. "Hush push," bisik Zeya dengan suara pelan. Telinga Andrew masih bisa menangkap ucapan pelan Zeya. Wanita-nya masih ingat kode rahasia mereka.Pikiran Andrew melayang kembali ke masa lampau.$:@:$Malam itu Andrew kembali pulang larut karena habis menghadiri party di salah satu rumah teman kuliahnya.Saat ini sudah hampir tengah malam, Anna, kekasihnya memilih menginap di rumah teman kuliahnya. Sedangkan Andrew memilih untuk tetap pulang ke apartemennya. Andrew tetap kembali ke apartemennya karena tidak ingin membiarkan teman baiknya menunggu lama di flat apartemennya. Andrew menempelkan kartu di pintu l
Read more
Bab 18
*Sial, kenapa lagi si Andrew malah nonggol di depan rumahku. Jangan-jangan dia mau mengambil Anze dariku* Mata Zeya menatap gerak gerik Andrew dengan tatapan intens. Membuat Zeya menyadari bahwa kini gelagat Andrew semakin aneh. "Ma, Om Andrew kenapa lagi ya. Kok pipinya memerah seperti buah tomat," bisik Anze berjinjit supaya Zeya bisa mendengar suara pelannya.Zeya sendiri juga kaget sendiri ketika melihat tingkah laku absurd Andrew kini yang dulunya tidak pernah seperti ini.Suasana di depan kediaman Zeya semakin terasa panas terik karena matahari sudah tepat berada di atas kepala mereka bertiga. Anze yang berdiri di dekat Andrew memilih beringsut mundur ketika matanya melihat isyarat kode berupa lambaian tangan Zeya yang menyuruh Anze menjauh. Patuh. Anze tentu saja mematuhi titah mamanya.Selangkah demi selangkah Anze memundurkan tubuhnya agar tidak disadari sosok pria yang kini diam terpaku berdiri dengan kepala menun
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status