Lahat ng Kabanata ng Oh My Brothers: Kabanata 21 - Kabanata 30
34 Kabanata
Love Letter
Arumi, Sally dan Alena menghampiri loker mereka untuk mengambil beberapa perlengkapan materi kuliah mereka i yang akan mereka gunakan untuk mata kuliah kuliah selanjutnya, namun seketika kening Arumi mengernyit samar begitu ia menemukan sepucuk surat berwarna putih terselip di bagian bawah loker milik Arumi.Arumi segera meraih surat itu dan mengamatinya dengan seksama.Benar, surat ini memang ditujukan untuk dirinya.Ada tanda bertuliskan “To : Arumi” di pojok sisi kanan atas surat itu.Arumi memainkan hidungnya mengendus surat ini yang baunya sangat teramat harum seperti habis di celup ke dalam tangki parfum.“Itu apa Arumi?” tanya Sally penasaran melihat surat di tangan Arumi.“Surat. Ini aneh ya, di jaman global seperti ini masih ada orang yang mengirim surat.” jawab Arumi sekenanya.Sally mengangguk setuju.“Memangnya itu surat apa?” tanya Sally lagi. Mendengar Arumi dan Sall
Magbasa pa
Bermain Bersama
“YEEYY!! AKU MENANG!!!” Arumi bersorak kegirangan dan menari-nari dengan riang begitu gadis itu berhasil mengalahkan Rion dalam permainan video game “Wristling Swist”, game gulat yang cukup populer diantara para anak laki-laki karena levelnya yang lumayan susah untuk di mainkan.Game virtual tiga dimensi itu adalah permainan favorit Rion, ia tidak pernah kalah sebelumnya saat memainkan game itu.Rion hanya melongo tidak percaya bahwa Arumi berhasil mengalahkannya, padahal selama ini belum ada yang berhasil mengalahkan Rion Chandrawinata si gamers sejati dalam memainkan game virtual tiga dimensi.“Baiklah, Kak lihat kan, kau sudah kalah. Kau kalah, aku ulangi lagi, kalah. Sekarang , ayo, menunduk. Tepati janjimu. Ini sudah menjadi perjanjian kita berdua.” ujar Arumi setelah puas bersorak dengan polosnya menyuruh Rion untuk menundukkan badannya lalu gadis itu naik begitu saja di atas punggung Rion dan menjadikan lelaki itu
Magbasa pa
Isi Surat Cinta
Mariya Diandelina memarkir mobil hijaunya memasuki pekarangan rumah yang sederhana terkesan bergaya minimalis dan sederhana. Dosen wanita di Draksita yang masih terlihat muda dan segar itu kemudian keluar dari dalam mobil dengan beberapa kantung belanjaan di tangannya yang sempat ia beli saat mengunjungi supermarket tadi sore. “Hyeri-ah, eomma pulang.” teriak Bu Mariya begitu memasuki rumah dan menutup pintu dengan kakinya. Mata wanita itu melebar mencari keberadaan seorang gadis kecil berkulit putih dari dalam rumahnya. “Dia sudah tidur.” terdengar suara dari arah ruang televisi, Bu Mariya mendapati keberadaan seorang gadis berambut panjang bergelombang yang sedang duduk di sofa sambil menyaksikan sebuah film horor yang sedang di putar di layar sambil menyulam sebuah sweater dengan benang di tangannya. Bu Mariya menghela nafasnya sebentar, menatap kehadiran gadis itu di rumahnya. Ya ampun, gadis ini hampir saja mengagetkannya.
Magbasa pa
Pengagum Rahasia
“ Untuk Arumi.Aku tidak tahu apakah kau akan membaca surat ku ini. Aku tahu kalau menulis surat di jaman seperti ini sangat tidak keren, aku ingin mengirimu pesan seluler tapi aku sama sekali tidak tahu nomer ponselmu. Kau mungkin akan menganggapku bodoh, tapi aku mengerahkan kekuatanku dengan sangat banyak untuk menulis surat ini.Kau mungkin tidak mengenalku. Tapi apakah kau tahu, aku benar-benar tidak bisa berhenti memikirkanmu sejak saat itu. Sejak saat kau lewat di depan kelas ku dan menarik perhatian dari ensiklopedi yang sedang kubaca.Lalu setelah itu, kita kembali bertemu saat kau melewati lab praktikum dan tanpa sengaja menangkap kucing dosen yang lepas di laboraturium itu dengan tanganmu sendiri kau menyodorkannya kembali padaku kucing itu sambil tersenyum.Aku merasa duniaku berhenti berputar saat itu juga. Baru kali
Magbasa pa
Identitas Sang Pengagum
“Hey, apa yang kalian lakukan?” tiba-tiba saja Kai dan Gerald datang menghampiri ketiga gadis itu yang sedari tadi nampak sibuk celingukan seperti sedang mencari sesuatu.Alena hanya bisa mendengus begitu melihat para anggota C4 itu yang datang menghampiri ke arahnya.Uh~ dia benar-benar alergi pada setiap anggota C4 sehingga memilih menjaga jarak dan berdiri di dekat Sally karena kedatangan mereka.Arumi menghela nafasnya pelan.Gawat, saudaranya datang. Firasat Arumi mengatakan hal yang konyol akan menanti mereka ke depannya.“Itu… Itu… kita sedang apa ya? Haha...” Arumi tertawa sendiri gelagapan untuk menjawab pertanyaan para kakaknya ini.Para saudaranya tidak boleh tahu masalah surat cinta itu, Arumi berusaha memberikan kode kepada Alena dan Sally di dekatnya agar bisa membantunya dan membuat para saudaranya ini tidak curiga.“Apa pun yang kami sedang perbuat, apa urusan kalian, h
Magbasa pa
Siena dan Alena
“Setelah apa yang kita lalui selama ini, kau masih memperlakukan ku seperti ini Sienna.” ujar Kai membuka suaranya, seperti ia sama sekali tidak tertarik dengan kotak bekal yang di sodorkan Sienna.Sienna mengangkat kepala dan memiringkannya."Apa maksudmu?" tanya Sienna seakan tidak mengerti.Kai bangkit dari duduknya dan menatap sang dewi kampus itu dengan sinis."Insiden valentine berdarah. Kau mau berpura-pura lupa atas apa yang terjadi hari itu?" tanya Kai dengan tatapan sinisnya lalu melangkah pergi meninggalkan Sienna.Sienna menggemertakkan giginya sendiri saat mendengar ucapan Kai barusan.Bekal buatannya sama sekali belum tersentuh dan Kai masih membahas soal kejadian malam itu?"Insiden itu...bukankah kita sudah sepakat untuk melupakannya?" gumam Sienna dengan wajah kesalnya."Tunggu...!" entah apa yang membawa Sienna, gadis itu menutup bekalnya dan berlari menghampiri Kai yang sudah berjalan agak jauh da
Magbasa pa
Meminta Izin
Rion melemparkan sebuah map dokumen coklat ke arah Kris yang sedang tertidur terlentang di rooftop rumah mereka. Kris yang masih dalam kondisi setengah tertidur dengan cepat menangkapnya. Lelaki itu mengamati map dokumen coklat di tangannya, apa ini?"Pemilik bar Alcoholic yang kita datangi beberapa hari yang lalu menepati janjinya. Ia mengutus suruhannya hari ini, memberikan bukti yang sepertinya berguna." jelas Rion sebelum saudara pertamanya itu mengeluarkan suara untuk bertanya.Kris mengerti dengan maksud ucapan Rion, lalu dengan cepat membuka map cokelat di tangannya itu dengan tidak sabaran. Beberapa lembar foto terlihat saat lelaki itu membukanya, dan nampaknya memang hanya lembaran foto-foto itu saja yang menjadi isinya.Rion mendekatkan dirinya pada Kris, ikut mengecek foto-foto di map dokumen cokelat tersebut dengan seksama."Apa ini orang yang kita cari selama ini?" Rion menunjuk ke arah sebuah foto yang memperlihatkan lelaki bertubuh tinggi b
Magbasa pa
Siena Dan Takhayul
“Kau datang?” seorang wanita dengan tudung kepala dan pakaian serba berwarna hitam ala pakaian kaum gypsi dan mata terbalut eyeliner tajam itu mengarahkan pandangannya ke arah seorang gadis muda yang baru datang memasuki ruangannya.Gadis itu, Sienna yang hanya memakai dress terusan selutut berwarna putih dengan motif bunga khas dirinya dengan cepat membungkukkan badannya dengan sopan, kemudian menghampiri wanita paruh baya yang sudah duduk manis di depan meja dengan hiasan bola kristal diatasnya.“Apa kabar, Nyonya Go. Lama tidak bertemu.” ujar Sienna lembut dan pelan begitu ia sekarang sudah duduk di hadapan wanita itu.Wanita bernama Nyonya Go itu hanya tertawa sebentar, kemudian menatap Sienna dengan pandangan sulit diartikan. Menebak apa yang membawa gadis ini datang ke tempat kerjanya setelah sekian lama.“Apa yang membawamu datang kemari? Apakah sesuatu sudah terjadi?” tanya peramal Go dengan tatapan menyel
Magbasa pa
Kebiasaan Alena
Ddrttt… drrrttt…Suara bunyi getar pesan masuk di ponsel Alena membangunkan gadis yang sedari tadi tertidur dalam posisi meringkuk di bawah ranjang kamarnya itu.Gadis itu menggosok kedua matanya perlahan, kemudian menjulurkan kepalanya keluar dari bawah tempat tidur lalu dengan gerakan cepat meraba seprei tempat tidur dengan tangan kirinya untuk mencari sebuah ponsel yang dari tadi terus mengeluarkan suara.Dapat!Alena mengerjapkan matanya begitu sudah berhasil menemukan benda segiempat itu ke dalam telapak tangannya, kemudian gadis itu mendekatkan ponsel berwarna putih itu ke depan wajahnya.Sebuah Pesan masuk terpampang di layar ponsel gadis itu membuat Alena segera membuka isi pesan seluler yang baru saja masuk di ponselnya.“From : ArumiAlena!! Bagaimana ini, aku tidak bisa tidur! Apa aku benar-benar harus pergi bersama Mark besok? Lena, bagaimana ini? Aku tidak yakin.” Alena menge
Magbasa pa
Tamparan Menyakitkan
- Flashback -“Oppa…. Oppa….!!” Alena , gadis itu berteriak tidak karuan berusaha memberontak agar 2 orang bertubuh besar dengan pakaian gelap yang memegangi tubuhnya itu melepaskannya, namun sekuat tenaga gadis itu berusaha bergerak,menendang dan berteriak, ia tetap tidak mampu melepaskan diri dari cengkraman dua orang yang memegangi lengannya.“Oppa…. oppa….” sekali lagi Alena berteriak dengan wajah yang sudah basah penuh genangan air mata menyaksikan seorang lelaki yang sedang di pukuli habis-habisan oleh beberapa lelaki bertubuh besar dan menyeramkan di depan matanya sendiri.Lelaki itu, Yonghwa Lee…“Lena…” lelaki itu membuka suaranya dengan suara tertahan saat tubuhnya tersungkur begitu saja dengan hiasan penuh luka diwajahnya.Dia adalah lelaki yang kuat, tapi dia hanya seorang diri sementara tubuhnya dipukuli oleh sekitar 5 orang atau lebih, sekuat apapun
Magbasa pa
PREV
1234
DMCA.com Protection Status