Lahat ng Kabanata ng THE HERA'S KING: Kabanata 11 - Kabanata 20
155 Kabanata
11. Ayah Hera sakit
Ternyata yang menghubungi Hera adalah adik tirinya Ewan yang mengabarkan jika ayahnya saat ini berada di rumah sakit dan sedang kritis. Mendengar hal itu Hera buru-buru keluar dari hotel tersebut, setelah sebelumnya ia berkata kepada King, jika ia sedang terburu-buru, King meninggalkan kartu namanya kepada Hera. Dan berkata jika ia akan menunggu jawaban Hera sampai tengah malam nanti. Sementara itu masih di restoran hotel, King sedang tersenyum sinis, "menarik banget, hahahaha gue akan balas dendam kepada wanita itu," gumamnya dalam hati. Juyan pun bertanya-tanya ada apa dengan tuannya, kok tiba-tiba tersenyum seperti itu?." "Tuan muda, Anda punya rencana apa dengan nona Hera?" King malah menatap Juyan dengan tajam, "wanita itu mau gue jadiin istri guelah! lo tau kan, bokap nyokap gue mau jodohin gue dengan seorang wanita yang gue nggak kenal". "Tapi bos, anda kan tidak mengenal nona Hera?" Seru Juyan sengit. "Hahahaha, makanya lo diam! gue yang atur skenario
Magbasa pa
12. Perjuangan Hera
Namun ada salah seorang sekuriti yang baik hati menunjukkan kepada Hera letak apartemen yang akan ia tuju. Setelah mengucapkan terima kasih kepada sekuriti itu, Hera segera menuju ke apartemennya King. Sedangkan di dalam apartemen, sejak dari tadi King merasa gelisah, takut Hera tidak menyetujui permintaannya. Maka ia harus siap-siap pasrah dijodohkan kepada wanita lain. Jika ia menikahi Hera setidaknya ia yang memilih wanita itu, dan ia harus patuh dengan semua aturan yang dibuat oleh King. Saat ini sudah menunjukkan pukul setengah dua belas lewat lima belas menit dan hampir tengah malam. Tidak ada satu pesan atau panggilan telpon pun dari Hera. Disaat king mulai menyerah menunggu kabar dari Hera, dan hendak tidur. Tiba-tiba bel pintu apartemennya berbunyi. Ia segera menuju pintu dan melihat dari layar kecil yang ada di pintu tersebut. Jika Hera yang datang. Seketika King berjingkrak-jingkrak kesenangan dan menyebut kata "yes! yes, yes!" beberapa kali. Ia kembali me
Magbasa pa
13. Apa apa dengan ku?
Tanpa rasa takut sedikit pun, Hera kembali memesan taksi online di tengah malam itu. Namun diam-diam sesuai perintah King, orang suruhannya mengikuti taksi yang membawa Hera ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Hera segera menemui dokter, ia mengatakan jika saat ini ia memiliki setengah dari biaya operasi ayahnya. Dokter langsung menuliskan surat rekomendasi operasi untuk pak Tobi dan menyuruh Hera segera menyelesaikan pembayaran. Hati Hera sedikit lega setelah mengetahui jika besok pagi ayahnya akan di operasi. Namun disisi lain hatinya sedih karena besok ia tidak dapat mendampingi ayahnya untuk operasi. Saat ini ia berada di depan ruang tunggu ICU bersama dengan Ewan. Mereka sedang duduk di sebuah bangku panjang. Hera menyuruh Ewan untuk pulang ke rumah dan bergantian menjaga ayah mereka. Namun sebelum Ewan mengikuti perkataannya, ia memberanikan diri bertanya kepada Hera tentang semuanya. Dengan hati yang mantap, ia menceritakan semuanya kepada Ewan
Magbasa pa
14. Persiapan pernikahan
Pukul lima pagi, Ewan kembali ke rumah sakit. Ia mendapati Hera tertidur di bangku panjang di depan ruang ICU. Ia mencoba membangunkannya dengan pelan. Karena kelelahan, Hera agak lama baru bisa terbangun. Ewan mengatakan jika sebentar lagi ayah mereka akan segera di operasi.   Hera yang baru bangun kembali mengumpulkan nyawanya, bersamaan dengan itu, ponselnya berbunyi, ternyata pengawal Juyan yang mengirimkan pesan kepadanya. Mengingatkannya agar tidak telat datang. Karena hari ini mereka akan mendaftarkan pernikahan mereka ke kantor catatan sipil. Hera menjawab pesan Juyan dan mengatakan ia akan datang tepat waktu.   Sebelum ayahnya masuk ruang operasi, terlebih dahulu Hera di panggil oleh dokter untuk menandatangani surat persetujuan dilakukannya tindakan operasi. Setelah semua urusan administrasi selesai, ayah Hera segera di bawa masuk ke dalam ruang operasi.   Setelah m
Magbasa pa
15. Perjanjian pranikah
Setelah semua dokumen selesai, tinggal ada tiga orang yang berada di ruangan itu.  "Nona Hera, anda telah resmi menjadi istri tuan King, ada beberapa syarat-syarat yang ada harus patuhi," pengawal Juyan menyodorkan beberapa lembar kertas di hadapannya.   Sedangkan King duduk santai di sofa, kembali sibuk di layar ipadnya. Hera menerima lembaran kertas itu dan mulai membacanya, ada beberapa peraturan yang harus ia patuhi, diantaranya yaitu : Mematuhi setiap aturan dari suami Tidak ada kontak fisik Bekerja di Quality TBK sampai suami mengatakan berhenti untuk bekerja Mengurusi semua kebutuhan suami Tinggal satu atap dengan suami Dilarang membantah perkataan suami Merahasiakan pernikahan dengan o
Magbasa pa
16. Hera sakit
Juyan segera menghubungi dokter Leo. Dokter tersebut saat ini sedang berada dalam perjalanan. King segera membaringkan tubuh Hera diatas kasur. Ia menepuk-nepuk pipi Hera. "Kulitnya sangat halus," gumamnya dalam hati. Ia memandangi sekujur tubuh Hera, ada yang serasa menggelitik di balik celananya. "Shit! ada apa denganku?" Hanya dengan memandang wajahnya saja senjata pamungkas King yang sudah lama tertidur, kembali tegak bediri, torpedonya seakan sesak dan siap untuk meluncurkan beberapa tembakan maha dahsyat yang sudah lama terpendam.   King buru-buru melepas tangannya yang sedang mengelus pipi Hera. Bersamaan dengan itu dokter Leo sampai. Ia segera memerintahkan dokter Leo untuk memeriksanya. Disaat dokter Leo ingin memeriksa Hera, ia memegang pergelangan tangannya untuk memeriksa denyut nadinya. Namun tanpa di duga King menepis tangan dokter Leo sambil berkata "hei, Apa yang anda lakukan! Berani
Magbasa pa
17. Hera takut kepada King
King segera masuk ke dalam kamar dan bertanya kepada dokter Yuna, "mengapa dia menangis?" King bingung melihat Hera menangis dan meringis sakit. Dokter Yuna terlihat mengoles ngoleskan kapas alkohol di lengan Hera yang sudah di tusuk oleh jarum infus.   Dokter Yuna menjelaskan kepada King jika cairan infus berisi nutrisi ini memang menyebabkan rasa nyeri saat mengaliri pembuluh darah, salah satu cara untuk meringankan rasa nyeri dengan mengoles ngoleskan kapas alkohol.   "Dokter, Bisakah infusnya dilepas saja?" Hera benar-benar tidak dapat menahannya lagi. King mengangguk tanda setuju dengannya. Dokter Yuna melihat jika cairan infus tersebut sudah setengah masuk ke dalam tubuh Hera. "Baiklah nona, saya akan melepasnya tetapi sebelumnya saya ingin bertanya terlebih dahulu, apakah anda sering pingsan seperti ini?"   Hera menjawab jika saat ini adalah pertama kalinya ia pingsan.
Magbasa pa
18. Si pemarah
Hidangan untuk lunch telah tersedia diatas meja, saat ini King dan Hera sedang menikmati makan siang mereka, King menyodorkan beberapa macam lauk di atas piringnya, membuat piringnya penuh menggunung, ia bingung bagaimana cara menghabiskan semua hidangan ini, namun karena intimidasi dari King, ia harus menghabiskan semua makanan itu.   Pelan-pelan, Hera mencoba menghabiskan semua hidangan yang terisi dalam piringnya. Setelah selesai makan, King menyodorkan kembali vitamin yang harus diminum oleh Hera. "Ini juga terakhir kalinya gue lihat lo sakit! gue nggak suka perempuan lemah dan penyakitan, apa lo mengerti?" King menatap tajam ke arah Hera.   "Ba..baik tuan." Ujarnya kaku. Juyan yang mendengar semua perkataan King, semakin yakin jika rencananya ini akan berhasil, apalagi dukungan dari dokter Leo yang berpura pura menyukai Hera, dan ia juga harus memberi perhatian lebih kepada Hera untuk meman
Magbasa pa
19. Mulai tergoda
Entah mengapa ada perasaan gelisah yang dialami King, saat Juyan dan Hera berlama-lama di dalam kamar.   Keduanya pun keluar dari kamar. Masih terlihat Hera yang kaku berada di dekat King. Ia merasa tidak nyaman saat ini karena tatapan King yang sangat tajam mengarah kepadanya. Tanpa mengucapkan satu kata pun dari bibirnya.   "Kenapa dia memandangku seperti itu? seharusnya ia mengatakan jika aku punya salah, jangan malah diam seperti ini," gumamnya dalam hati.   Juyan memecah kesunyian dengan berpamitan kepada keduanya dan mengingatkan Hera untuk bersiap-siap karena jam 7 malam nanti, ia dan King akan bertemu dengan kedua orang tuanya.   Sepeninggal Juyan, Hera semakin takut karena King masih terus menatapnya dengan sinis.   "Hei, kenapa lo masih berdiam diri disitu, rapikan tempat ini! ingat perjanjian pra
Magbasa pa
20. Gaun oh gaun
Dengan kasar, King menhempaskan tubuh Hera ke tempat tidur. Ia lalu membuka lemari  dan melihat jika semua gaun yang ada di lemari itu modelnya sama semua, mengekspos bagian dada dan punggung.    "Sialan! Kenapa semua baju-baju ini kekurangan bahan?" Ia mengambil semua gaun-gaun itu dan melemparkannya di bawah lantai kamar.   "Tunggu disini, dan jangan mencoba untuk keluar dari kamar!" King berlalu dari kamar Hera dan mengunci istrinya itu di dalam kamar. Seolah-olah Hera ingin melarikan diri.   Hera yang shock dengan sikap King yang tiba-tiba marah kepadanya, hanya mampu bersedih dan mencoba mengikuti semua keinginan suaminya itu.   Sekitar setengah jam ia menunggu King datang. Ia memanfaatkan waktu untuk merapikan kembali gaun-gaun yang berserakan di lantai kamar dan kembali memasukkannya ke dalam le
Magbasa pa
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status