Share

11. Ayah Hera sakit

Ternyata yang menghubungi Hera adalah adik tirinya Ewan yang mengabarkan jika ayahnya saat ini berada di rumah sakit dan sedang kritis. Mendengar hal itu Hera buru-buru keluar dari hotel tersebut, setelah sebelumnya ia berkata kepada King, jika ia sedang terburu-buru, King meninggalkan kartu namanya kepada Hera. Dan berkata jika ia akan menunggu jawaban Hera sampai tengah malam nanti.

Sementara itu masih di restoran hotel, King sedang tersenyum sinis, "menarik banget, hahahaha gue akan balas dendam kepada wanita itu," gumamnya dalam hati. Juyan pun bertanya-tanya ada apa dengan tuannya, kok tiba-tiba tersenyum seperti itu?."

"Tuan muda, Anda punya rencana apa dengan nona Hera?" King malah menatap Juyan dengan tajam, "wanita itu mau gue jadiin istri guelah! lo tau kan, bokap nyokap gue mau jodohin gue dengan seorang wanita yang gue nggak kenal".

"Tapi bos, anda kan tidak mengenal nona Hera?" Seru Juyan sengit. "Hahahaha, makanya lo diam! gue yang atur skenarionya, gue mau buat si culun tadi menderita, sepertinya ia juga matre" ujar King lagi. Keduanya pun meninggalkan hotel itu dan beranjak pulang menuju ke apartemen mereka. 

Hera berjalan menuju koridor rumah sakit, saat ini ayahnya di rawat di ruang ICU, terlihat Ewan yang berjalan mondar-mandir di depan ruangan itu menunggu Hera datang. Ia segera menghampiri Ewan, dengan berlinang air mata Hera menanyakan lebih rinci kenapa ayahnya bisa sampai di bawa ke rumah sakit. Ewan menceritakan jika tadi ayahnya tiba-tiba merasakan sakit di bagian dadanya lalu jatuh pingsan.

Dokter yang melihat Hera telah datang segera memanggilnya ke ruangannya dan mengatakan jika ayahnya perlu di operasi secepatnya, karena jika tidak, kemungkinan terburuk mungkin akan terjadi. Mendengar hal itu Hera semakin hancur hatinya, ia belum siap kehilangan ayahnya.

Ia pun berkata kepada dokter, agar memberinya waktu sebelum tengah malam, ia sedang mengusahakan uang untuk biaya pengobatan Sang Ayah. Hera keluar dari ruangan dokter itu dan berjalan kembali menuju ruang ICU, masih dengan berlinang air mata, Hera melihat ayahnya yang sedang dirawat, dimana tubuhnya dipasangi benda-benda medis untuk membantu pernafasan Sang Ayah.

Ewan menghampiri Hera lalu berkata, "kak, bagaimana caranya agar Ayah bisa sembuh? uang yang kakak kasi ke aku, sudah aku pakai untuk membayar tunggakkan uang kuliahku," Ewan mendadak lesu setelah mengatakan itu.

"Wan, kakak titip Ayah sebentar, kakak mau pergi ke suatu tempat, setelah itu kakak akan kembali dan Ayah akan di operasi" ujarnya yakin kepada Ewan.

Ewan seketika bingung melihat kakaknya yang berpakaian tidak seperti biasanya, memakai gaun dan berdandan, ia ingin menanyakannya tetapi melihat kakaknya yang terus menangis, ia mengurungkan niatnya untuk bertanya.

Setelah pamit kepada Ewan, Hera kembali melangkah dan menjauh dari ruang ICU dimana ayahnya di rawat. Ia berjalan menuju pintu keluar rumah sakit, sesampainya di luar, ia segera memesan taksi online dengan tujuan apartemen King. Saat itu menunjukkan pukul sebelas malam. Tinggal satu jam lagi waktu yang diberikan King kepadanya.

Tak terasa, taksi sudah sampai di apartemen King. Ia keluar dari dalam taksi dan mengedarkan pandangannya. Begitu banyak gedung gedung pencakar langit di lokasi itu. Ia bingung, apartemen King yang sebelah mana.

Hera mengumpulkan keberaniannya dan berjalan ke pos satpam. Ia bertanya kepada beberapa sekuruti dimana kah letak apartemen King, dengan menyodorkan kartu nama yang diberikan King kepadanya. Para sekuriti itu berpikir jika ia adalah wanita malam yang menjajakan tubuhnya kepada King, mengingat Hera masih menggunakan gaun yang tadi ia pakai saat bertemu king.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status