All Chapters of Gadis Penebus Hutang: Chapter 11 - Chapter 20
72 Chapters
Diseret Keluar
Firas kembali fokus menatap layar ponselnya mendengar pertanyaan Anggi. Ia penasaran jawaban apa yang akan ia dengar dari mulut Prita. "Perasaan lo sama Om Firas gimana, Ta?" tanya Anggi. "Gue ngga ada perasaan apa-apa, Nggi, tapi ngga tau nanti," sahut Prita tidak berpikir apa yang akan terjadi pada perasaannya nanti. "Emang lo ngga ada gelenyar-gelenyar aneh gitu pas deket-deket sama Om Firas. Secara dia 'kan ganteng. Dulu aja pas pertama lo liat Pak Irsyad lo bilang gitu," tanya Anggi penasaran."Ngga ada, Anggi. Om Firas sama Pak Irsyad itu beda," sahut Prita membeda-bedakan. "Apa bedanya? 'Kan dia sama-sama ganteng?" tanya Anggi lagi. Ia paling menyukai laki-laki dengan paras tampan. Firas terkejut mendengar jawaban Prita. Mata dan telinganya terbuka lebar penasaran dengan jawaban apa yang akan keluar dari mulut Prita. "Cih! Apanya yang beda? Paling ngga ada apa-apanya dibandingkan denganku," cibir Firas menatap layar ponselnya. "Bedanya itu di saat pertama kali gue ketemu
Read more
Peliharaan Om-om I
"Van, Van, Van tunggu!" teriak Rena berusaha menghentikan langkah Vanya yang sangat cepat. "Lo apaan, sih, treak-treak udah kayak di hutan aja deh," keluh Vanya kesal. "Iya, sorry," balas Rena lesu."Kenapa?" tanya Vanya sambil mengerutkan keningnya."Menurut lo, cewek yang di sana itu Prita, bujan?" tanya Rena menunjuk ke sebuah toko baju. "Mana? Lagian ngga penting banget, sih, ngurusin dia," sahut Vanya malas. Sepertinya gadis itu tidak melihat Prita sedang memeluk dan mengecup pipi seorang pria. Jika melihat, pasti akan memiliki ide gila untuk memotret dan menyebarkannya."Et dah ya. Sini dulu apa," kata Rena sambil menarik tangan Vanya. "Iya, iya. Mana?" sahut Vanya malas. "Itu si Prita lagi sama om-om," kata Rena menggerakkan kepala Vanya agar menatap ke arah Prita. "Waow!" Vanya tersenyum dengan manik mata berbinar."Sumpah gue ngga nyangka banget ternyata Prita peliharaan om-om," kata Rena sambil menggelengkan kepalanya melihat Prita mencium Firas. "Gue juga ngga nyangk
Read more
Kabar Buruk
"Hahaha... " Firas tertawa terbahak-bahak melihat Prita memejamkan matanya. Gadis itu membuka matanya sedikit demi sedikit. Tiba-tiba perasaan aneh menyelimutinya. Ia merasa kecewa karena apa yang ia pikirkan barusan tidak benar. "Ih, Om Firas apaan, sih! Ngga jelas banget," sungut Prita memajukan bibirnya. "Ini otak isinya apa, sih? Pikirannya ngeres mulu. Apa jangan-jangan kamu ngarep banget yah aku cium," ledek Firas menoyor kepala Prita sambil tersenyum jahil. "Ng-ngga, kok. Apaan, sih, ye... Mending juga dicium sama Pak Irsyad," sahut Prita salah tingkah hingga keceplosan menyebut nama Pak Irsyad. Deg! Jantung Firas kembali bergetar mendengar nama Pak Irsyad disebut oleh Prita. Lagi-lagi pertanyaan mengenai Pak Irsyad kembali muncul di benaknya. Kemudian Prita mendorong Firas dan bergegas keluar. Ia menyentuh pipinya yang menghangat. Entah apa yang ia rasakan saat ini. Yang pasti, ia belum menyadari perasaan aneh apa yang kini muncul secara tiba-tiba. "Hayo, lagi mikirin a
Read more
Peliharaan Om-om II
Waktu istirahat pun tiba. Kini, Prita dan Anggi berjalan menuju kantin untuk makan siang. Namun hari ini tidak seperti biasanya yang hanya tenang-tenang saja, karena Vanya tidak akan tinggal diam setelah melihat Prita dan Firas kemarin. "Temen-temen! Gue ngga nyangka loh, ternyata Prita itu peliharaan om-om," teriak Vanya diakhiri dengan tawa mengejek. "Iyah, bener banget. Kalian liat 'kan dada Prita yang menantang? Ternyata ada alasannya di balik dadanya itu loh," teriak Rena melirik ke arah dada Prita. "Emang apa alasannya, Na?" tanya siswa lain. "Alasannya cuman satu, yaitu om-om. Hahaha... " sahut Rena dan Vanya bersamaan. Prita tidak menanggapi semua orang yang menatapnya jijik. Ia melangkah ke depan dengan langkah mantap. Namun baru beberapa langkah, Prita jatuh tepat di depan Vanya. Ia jatuh tersungkur ke lantai karena ada seseorang yang sengaja menyengkat kakinya. Tidak diragukan lagi bahwa seseorang itu adalah Vanya. Satu-satunya orang yang merasa tersaingi karena Prita
Read more
Dibalas dengan Luka
"Vanya, Rena, ikut ke ruangan saya sekarang!" ucap Pak Irsyad tegas. "Baik, Pak," jawab Vanya dan Rena bersamaan. Entah apa yang akan Pak Irsyad lakukan setelah melihat perbuatan Vanya dan Rena terhadap Prita. Meskipun ia tidak tahu apa yang membuat Vanya sengaja menyengkat kaki Prita hingga terjatuh. "Duduk!" ujar Pak Irsyad ketika sudah masuk ke dalam ruangannya. Setelah Vanya dan Rena duduk, Pak Irsyad menatap mereka bergantian. Ia tetap berdiri sambil mengetuk-ngetuk meja dengan pulpen. "Sekarang katakan! Apa alasan yang membuat kalian melakukan itu pada Prita?" tanya Pak Irsyad menyelidik. "Kami tidak melakukan apa-apa, Pak," jawab Vanya. "Vanya!" "Itu azab buat seorang peliharaan om-om, Pak," jawab Vanya malas. "Bener banget tuh, Pak, apa kata Vanya. Prita pantes diperlakukan seperti itu," kata Rena menimpali. "Cukup! Maksud kalian apa mengatakan hal seperti itu?" bentak Pak Irsyad tidak terima ada orang yang mengatakan hal buruk tentang Prita. "Emangnya Bapak ngga lia
Read more
Mimpi Buruk
"Jangan pergi!" lirih Prita mencekal tangan Firas dalam keadaan mata masih tertutup. Karena tidak tega, akhirnya Firas kembali duduk dan membaringkan tubuhnya di samping Prita. Ia menarik tubuh Prita, meletakkan kepalanya di lengannya, dan memasukkan Prita ke dalam pelukannya. Sedangkan sang empu yang memang butuh sandaran merasa sangat nyaman. Ia semakin memperdalam pelukannya hingga wajahnya menempel di dada bidang Firas. Pria itu mengecup kening dan mengusap-usap punggung Prita. Sampai pada akhirnya, rasa kantuk yang kini melanda membuat ia tertidur pulas. *** Dentuman jam dinding menunjukkan pukul dua belas malam. Perut Prita serasa diremas-remas hingga perih. Ia mencoba untuk bangun, tetapi tidak bisa. Ia merasa sesak nafas dan ada yang mengikat tubuhnya kuat-kuat. Perlahan ia membuka matanya dan melihat sosok Firas memeluknya dengan erat. "Aaaaa!" Prita berteriak membuat Firas terlonjak kaget dan terbangun. "Apa? Kenapa? Ada apa?" tanya Firas panik tanpa melepaskan pelukann
Read more
Sumpah Demi Apa
"Cuman masalah sepele. Ntar kalo aku udah ngga kuat dan ngga bisa menanggungnya sendiri. Aku bakal cerita dan minta tolong sama Om Firas," sahut Prita merasa bisa mengatasi masalah ini sendiri. "Ya udah, tapi kamu janji ya kalo udah ngga kuat kamu harus bilang sama aku. Apa pun itu dan ngga boleh ada yang ditutup-tutupi," ujar Firas menerima permintaan Prita. Kemudian, ia menoleh ke belakang meminta jawaban dari Prita. "Iya, Om," sahut Prita mengulas senyuman. Sampai di kamar, mereka kembali merebahkan tubuhnya. Sayup-sayup, mata Prita mulai tertutup. Sedangkan Firas, ia melipat kedua tangannya dan menjadikannya sebagai bantal. Ia menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Sebenarnya ia sangat penasaran, ingin tau apa yang sudah terjadi pada Prita dan Pak Irsyad. Namun, ia tidak bisa memaksa Prita untuk mengatakannya. Tidak lama Prita tertidur, Firas mendengar suara rintihan. Ketika ia menoleh ke samping, ia melihat Prita merintih sambil mengerutkan keningnya. Ia terlihat s
Read more
Pelangi Setelah Datangnya Badai
"Apa?! Saya ngga salah denger 'kan, Pak? tanya Prita terkejut mendengar ucapan Pak Irsyad. "Ngga dong. Aku sadar, tidak seharusnya aku menahan perasaanku ke kamu. Hanya karena merasa tidak pantas jika seorang guru menyukai, bahkan sampai menjalin hubungan dengan muridnya," sahut Pak Irsyad mengutarakan perasaannya. Prita membuka mata dan mulutnya lebar-lebar. Jika ada lalat di sekitarnya, mungkin bisa masuk ke dalam mulutnya dan tersedak. "Oh My God! Gue ngga salah denger 'kan? Ternyata Pak Irsyad selama ini suka sama gue. Trus apa yang harus gue lakuin sekarang?" tanya Prita dalam hati. "Prit, Prita!" panggil Pak Irsyad sambil mengayunkan tangannya di depan wajah Prita. "Eh, iya Pak. Kita makan yuk, laper nih," ajak Prita tidak ingin membahas lebih. "Ayo!" sahut Pak Irsyad mulai menyiapkan makanan untuk Prita. Setelah selesai makan, Prita hendak kembali ke kelasnya. Namun sebelum itu, Pak Irsyad mencekal tangannya. "Makasih untuk makanannya," kata Prita bangkit berdiri hendak
Read more
Cemburu
"Bu-bukan. I-ini ru-rumah om gue," sahut Prita terbata. "Seriusan lo, rumah lo juga di area ini?" tanya Anggi memastikan. "Iya, bener. Cuman kalo rumah gue masih sekitar sepuluh sampai lima belas menit lagi kalo dari sini," sahut Hegar mengira-ngira. Deg! Jantung Prita seakan-akan berhenti berdetak. Kenapa ada kebetulan seperti ini? Kalau sampai Hegar main ke rumahnya tanpa mengabari bagaimana? Yang ada semuanya akan terbongkar. "Kok, kalian bengong aja, sih? Ayo masuk!" ajak Hegar. Akhirnya, mereka semua masuk ke dalam. Prita bergegas membungkam mulut satpam rumah agar tidak memanggilnya nyonya muda. Dan tidak lupa pula, ia pergi ke dapur untuk mengintruksikan pada semua asisten rumah tangganya. Bahwa di depan temannya dilarang memanggilnya nyonya muda. Tapi harus memanggilnya dengan sebutan nona saja. *** Di kantor, Firas sedang penasaran dengan teman Prita yang namanya Hegar. Karena dari kemarin, nama itu selalu terucap dari mulut istri kecilnya. Tidak hanya itu, ia juga pen
Read more
Ditusuk Ribuan Jarum
"Saya adik dari ayahnya Prita," sahut Firas menyunggingkan senyuman. Firas tidak ingin menunjukkan rasa kecewanya. Ia ingin menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Satu hal lagi, ia tidak ingin membuat Prita merasa bersalah. Karena ia tahu alasan Prita melakukan itu. Dari awal pertama ia melamarnya. Prita tidak ingin ada orang lain yang tahu bahwa ia sudah menikah. "Oh gitu, yah," sahut Hegar menganggukkan kepalanya. "Kepo banget, sih, lo ah," kata Anggi menoyor kepala Hegar. "Emang kenapa? Ngga boleh? Om Firas aja oke-oke aja yang ditanya. Kenapa lo yang sewot," sahut Hegar balas menoyor kepala Anggi. "Eh, Ta? Katanya ada yang mau dibahas sama gue. Jadi ngga?" tanya Anggi masih penasaran. "Ntar aja, ngga enak kalo harus ninggalin Hegar sendiri," sahut Prita. "Ya elah. Lo, sih, pake acara ngikut segala. Udah lo pulang sono udah sore," usir Anggi menyalahkan Hegar. "Gue pulangnya ntar aja ah bareng sama lo," kata Hegar sengaja membuat Anggi marah. "Pulang ngga lo, sekarang?! Ruma
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status