Semua Bab KARMA : Bab 21 - Bab 30
91 Bab
Bab 21
  "Menikahlah dengan Lingga!" Suara Pak Adrian terdengar. Tiba-tiba saja ia masuk kembali bersama Dila dan Tante Tania. Dila dengan wajah lemahnya menatap ke arahku penuh ketidakberdayaan. Terlihat Tante Tania menatap tajam penuh kebencian. Beberapa kali, Tante Tania mengusap air matanya. Meratap putrinya yang tengah dalam kehancuran.  "Cepat putuskan! Sebentar lagi akan berdatangan para tamu dan juga penghulu!" sentak Pak Bram.   "A--a-ku---." Sungguh, tiba-tiba saja lidahku terasa kelu. Mama juga hanya diam tak bergeming.    "Ma," lirihku. Aku pun tidak tega menatap wajah Dila yang penuh kesedihan.    "Semua keputusan ada ditangan kam
Baca selengkapnya
Bab 22
POV Tania   Percuma aku ikut mengemis agar Rara mau menikah dengan Lingga. Tetap saja gadis itu sangat keras kepala. Bagaimana ini? Bahkan perusahaan kami saat ini memang sangat membutuhkan saham dari perusahaann milik Pak Bram. Gagal sudah aku mendapatkan besan dan menantu konglomerat gara-gara kehadiran Amanda.    Ingin rasanya aku ini membunuhnya. Ternyata dendam akibat aku main serong dengan suaminya dulu masih ada hingga saat ini. Hanya saja, perselingkuhanku dengan suaminya saat aku masih belum mengenal Mas Adrian. Itu pun sudah cukup lama dan aku hanya bermain-main saja. Karena dengan menjadi simpanan suaminya, aku bisa mendapatkan segala sesuatu yang aku inginkan. Berbeda dengan Mas Adrian yang memang sudah kaya dari asalnya. Initinya, aku menginginkan Rara menikah dengan Lingga supaya Pak Bram tidak m
Baca selengkapnya
Bab 23
POV Lingga   Jika ada seseorang bertanya, bagaimana perasaanmu? Aku akan menjawab, ada senang, dan juga ada sedih. Kenapa senang? Sebab aku tidak jadi menikah dengan perempuan yang tidak aku cintai. Lalu, apa yang membuatmu sedih? Maka aku akan menjawab, gadis yang aku cinta dan inginkan, menolak untuk menikahiku. Apa kamu akan menyerah? Aku akan menjawab, aku tidak akan menyerah. Perasaan cintaku padanya, tidak mungkin salah. Aku tahu, dia menolak pernikahan ini bukan tanpa sebab. Justru, penolakannya, membuatku semakin mengaguminya. Dengan begitu, Rara bukanlah gadis egois, dia masih memikirkan hati perasaan seseorang yang harus dijaga.   Seperginya keluarga Pak Adrian dari gedung, semua keluarga meminta maaf pada tamu undangan yang hadir. Namun, mereka memaklumi. Tante Manda seakan pasang badan untuk menjawab pe
Baca selengkapnya
Bab 24
POV Tania.   Seharian ini, Dila terus mengurung diri di kamarnya, ia sama sekali tidak mau berbicara ataupun makan dan minum. Apa tidak ada rasa lapar bahkan haus di perutnya? Mungkinkah rasa sakit akibat penghinaan yang diberikan oleh keluarga Lingga luar biasa menyakiti hatinya?     "Ini bukan salahku! Tapi kenapa mereka menghinaku? Kenapa tidak mereka batalkan secara kekeluargaan? Bukankah mereka itu orang-orang berpendidikan?!" teriak Dila saat aku berada di depan kamarnya untuk memanggilnya makan. "Dil! Makan dulu, Sayang! Ini sudah sangat siang. Dari kemarin kamu tidak ada makan apapun!" panggilku sambil terus mengetuk pintu. 
Baca selengkapnya
Bab 25
Aneh memang, kalau hanya aku yang dicerca dan disalahkan. Mereka tidak menyalahkan Mas Adrian. Dila sendiri juga seakan menghakimiku. Andai saja dia tahu, ayahnya saat ini tengah bermain curang. Setelah semuanya, apa yang kutakutkan terjadi juga. Curigaku bukan curiga tanpa alasan, beberapa kali aku menemukan nota belanjaan di kantong jas Mas Adrian, harum parfum perempuan yang menempel di pakaiannya, dan terakhir saat siang tadi aku melihatnya tengah bermesraan dengan perempuan lain. Kalau memang hanya sebatas bawahan dan atasan, tidak mungkin perempuan tadi seberani itu. Memang aku bodoh! Bahkan aku lebih paham dunia seperti itu. Dia pikir aku hanya pernah menjalin hubungan dengan pria beristri hanya dirinya? Sebelum dengannya aku juga menjadi simpanan suami orang. Jadi sudah sangat paham dengan reaksi yang seperti itu. *******  
Baca selengkapnya
Bab 26
" Hati-hati, Ma," ucap Dila saat aku sudah berada di dalam taksi.    "Iya. Dah, Sayang!"    "Jalan, Pak. Ke jalan Surya permai," ucapku.    "Baik, Bu." ®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®   Malam ini aku tengah menunggu kepulangan Mas Adrian seperti biasa. Hari sudah hampir pukul 24.00 malam, tapi dia masih belum kembali. Kalau kemarin dia sebut aku curiga tak beralasan, sekarang dia akan sebut apa jika pulang?    Krek!   Terdengar suara pintu terbuka. Se
Baca selengkapnya
Bab 27
Malam ini aku merasakan juga dinginnya sel penjara. Siang tadi setelah mengurus jenazah Ayahnya, Dila dan Rara datang menjengukku. Betul saja dugaanku, mereka berdua menyalahkan tindakanku yang tidak bisa berpikir panjang. Bagaimana lagi? Bahkan ini sangat menyakitkan. Penipuan Mas Adrian selama delapan tahun begitu menyakitkan. Yang kukira suamiku itu hanya milikku, ternyata milik perempuan lain di luar sana. Lagi dan lagi, Dila menyalahkanku.  "Meskipun Papa melakukan kesalahan, tidak seharusnya Mama melakukan itu!" ucapnya siang tadi penuh tangis air mata. Aku paham, meskipun dia bilang membenci, tapi hatinya menyayangi.  "Bahkan aku adalah seorang anak yang belum merasakan bagaimana kasih sayang dari seorang ayah." Teringat ucapan Rara, aku jadi merasa bersalah.  Malam ini, aku masih terjaga, terus memikirkan Mas Adrian. Aku bodoh, seharusnya aku tidak melakukan itu. Tapi aku tidak mau disakiti. Siapa dia bisa berbuat seenaknya
Baca selengkapnya
Bab 28
POV DiLA Dengan mata nanar aku menatap Mama dalam keadaan memperihatinkan. Awalnya aku mendapat telepon dari kantor polisi kalau Mama mengalami perbedaan sikap. Mereka akan memanggil Dokter spesialis jiwa untuk memeriksa kejiwaan Mama saat ini. Kemungkinan Mama mengalami depresi. Sedih, hancur … itu yang aku rasakan saat ini. Masalah seakan terus datang bertubi-tubi.  Yang aku tahu dari kepolisian, ternyata motif Mama karena sakit hati pada Papa, selama beberapa tahun ia menduakan Mama. Siapa sangka Papa memiliki wanita lain? Bahkan aku pun tidak pernah menduganya. Kabar Mama ditangkap polisi bahkan sudah sampai ke telinga keluarga Lingga dan rekan lainnya. Berita di media sosial juga sangat menghebohkan. Sekarang bagaimana kalau media nanti memeberitakan tersangka kasus pembunuhan seorang pengusaha, dimasukan ke rumah sakit jiwa karena depresi? Berapa banyak lagi cibiran kepahitan yang harus aku telan saat ini? Bahkan Papa pun pergi juga meninggalkan ma
Baca selengkapnya
Bab 29
Aku sama sekali tidak kenal dengan perempuan ini. Tapi … aku pernah melihatnya. Sepertinya aku butuh waktu sebentar untuk mengingatnya. Tumpukan masalah yang menghampiri selama ini, membuatku tidak dapat mengingat semua secara bersamaan.  "Silahkan duduk," ujarku, perempuan itu pun langsung duduk.  "Maaf, ada perlu apa ya?" tanyaku sambil terus mengingat wajah perempuan itu.  "Saya, istri dari Mas Adrian. Linda," ucapnya. Iya benar, perempuan itu, perempuan yang aku lihat di ponsel Papa. Aku menganggukan kepala.  Saat itu tidak ada yang memberitahunya kalau Papa meninggal. Termasuk aku karena langsung sibuk dengan Mama.  "Saya baru tahu kalau Mas Adrian sudah meninggal. Itu juga karena saya datang ke rumah kalian. Ada tetangga yang memberi tahu. "Anda tahu dari mana kantor ini?"  "Karena saya sering bertemu dengan Ayah anda di sini," akunya. Terakhir kali kami bertemu ju
Baca selengkapnya
Bab 30
"Saya akan berikan anda sedikit, tapi setelah itu, saya tidak bisa memberikannya lagi, sebelum saya tahu bagaimana nasib perusahaan ini kedepannya. Semenjak kasus pembunuhan yang dilakukan Mama akibat Papa memiliki wanita simpanan, berimbas pada citra perusahaan. Banyak yang membatalkan kerja sama, dan mereka cenderung menganggap negatif. Belum lagi perusahaan Papa di Jakarta yang bangkrut, itu memberi isu, kalau keluarga kami hanya pandai berselingkuh, bukan prestasi membangun kinerja atau usaha yang lebih baik dan maju," jelasku panjang kali lebar. Masalah dengan keluarga besar Pak Bram juga memiliki pengaruh besar, dimana mereka adalah orang-orang berpengaruh di dunia bisnis. Ditambah Tante Manda yang juga aktif di perusahaan suaminya. Karena mereka memang kumpulan ABL group, sudahlah … pasrah dengan keadaan, tapi aku tetap berjuang.  "Baik, tidak apa-apa, karena anakku juga memiliki hak atas semua ini," ucapnya membuat mataku membulat. "Hak apa? Anda
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status