All Chapters of BERBAGI CINTA: Chapter 51 - Chapter 60
60 Chapters
51. Berpisah dengan Dato
Sebenarnya juga, aku tahu terlalu riskan perkara ini dibawa pengadilan. Istri Dato  akan lebih ribut lagi. Bukan denganku tapi dengan Dato Raf suaminya. "Baiklah, jika itu yang kamu inginkan. Aku tidak akan menganggumu lagi. Tapi jangan kamu kira ini kelemahanku." "Tidak, aku melihat itu kebaikan Dato. Tidak ada ruginya Dato berkorban untukku. Karena Dato cukup kaya.""Kamu pintar berbicara."Akhirnya dengan menghela napas panjang Dato Raf setuju untuk mengakhiri hubungan itu."Aku akan menandatangani surat pernyataan." Dato memutuskan.Dato Raf melewatkan satu malam denganku. Ini adalah malam terakhir aku bertemu sebagai suami dan istri dengan lelaki baik ini. Setelah itu aku bebas dan tinggal di apartemenku dengan anakku.  Lelaki yang baik itu telah bermurah hati memberikan kepadaku sebuah Apartemen dan kenangan manis."Terima kasih Dato'," ujarku terbata bata. "Apa itu cukup?""Saya juga minta saksi dari Fahmi supir Dat
Read more
52 Seorang Anak diJalan
Aku mencapai kantor ayahnya dengan mobil online dan masuk ke sebuah kantor besar berupa Apartemen. Sebuah Nama perusahaan besar yang bergerak dalam perdagangan besar.  "Apakah kamu sering kesini? "Aku bertanya kepada anak itu.  Keindahan ubin marmer, kebersihan dan kilau di sekitarku memenuhi mataku. "Tidak, tetapi terkadang ayah  membawaku ke tempat kerja. Aku tidak punya siapa-siapa di rumah." Aku dan anak itu berjalan melewati koridor panjang dan naik lift. Satpam dikantor itu terkejut dan menahanku. " Hai, Adiputra, semuanya mencari kamu. Apa kamu diculik wanita ini?" Satpam  berteriak.  Kemarahan segera saja muncul dalam diriku."Jangan sembarangan, temukan saja ayahnya. Aku mengantar anak ini." "Kami akan menelponnya dan kamu  menunggu di kantor. Semua orang sedang sibuk mencari anak itu. Maaf kalau menuduh," satpam itu mulai ramah.  Sekarang aku akan memberi tahu
Read more
53. Pengasuh
   Seorang anak laki-laki dan ayahnya, yang saya pikir tidak akan pernah saya temui lagi datang lagi. Tuan Dewantara dan anaknya Adiputra. Sebuah mobil segera tiba. Adiputra kecil ada  dikursi belakang. Baru sekarang saya perhatikan bahwa Adiputra kecil adalah salinan mirip ayahnya.Bocah itu begitu percaya diri dan keras kepala."Karena semua upaya saya untuk berterima kasih telah gagal, maka izinkan saya mengantarkan anda pulang?"Aku melihat sekilas wajah tampan pria itu."Aku punya mobil terparkir dimall. Cukup sampai disana saja.""Kamu membawa mobil?" Tanyanya."Kamu baru saja mengalami kejadian berat, aku ingin memastikan kamu pulang dengan baik. Dimana kamu tinggal?"" Apartemen Nirwana "sahutku."Aku tahu, ayo ketempat mobil kamu dan saya akan mengiringi kamu pulang dari belakang.""Kami akan menonton  film besok," Si kecil itu berbicara."Maukah
Read more
54. Adiputra dan Aku
Aku mandi dan menyegarkan diri. Aku tertidur sampai  pagi hari dan bangun dengan wajah lebih segar. Celakanya aku mengingat anak kecil yang sangat menarik hati itu yang bernama Adiputra.  Tapi aku sama sekali tidak menyesal tidak menerima tawaran ayahnya untuk menjadi pengasuh.  Jadi pengasuh bukan pekerjaan pavoritku. Antar jemput anak dan bertemu dengan lelaki tampan itu setiap hari.  Dia pasti juga tidak suka untuk bertemu seorang janda. Sebelum terlambat, lebih baik aku menolaknya sekarang. Aku keluar dari kamar mandi, mengenakan handuk dengan rambut basah dan mengeringkannya serta pergi tidur.  Tidur segera saja menguasai diriku karena aku sangat lelah. Untung ada Metty membantuku. Aku tertidur dan terbangun  di pagi hari. Aku harus mencuci rambut lagi, karena kalau tidak rambutku menjadi kusut. Aku tidak mau tampil dengan rambut yang kusut. ***Beberapa saat  setelah itu melodi yang b
Read more
Bab 55 Ayah dan Anak
Adputra terbangun pagi hari dan aku membuatkan sarapan. Ayahnya  menelpon dari Singapura pagi itu.  Aku mengulurkan telepon ke anak itu dan mengedipkan mata memberi semangat. Dia mengambilnya dan menelponAku sengaja tidak mendengarkan percakapan mereka.  Setelah memecahkan beberapa telur dalam wajan,  dan menutupinya dengan penutup aku menemui Adiputra. Adiputra baru saja selesai menelpon dan menyerahkan ponsel kepadaku. "Ayah ingin berbicara," ujar Adiputra. "Ya," kataku, meletakkan telepon di telingaku. "Anna, apakah dia mengganggumu'? Pegawaiku akan datang ke sana untuk membawa Adiputra. ""Tidak apa apa, dia anak yang menyenangkan. " jawabku."Aku senang dia disini, tapi tempatku mungkin tidak bagus, aku minta maaf.""Adiputra senang disitu, aku berterima kasih. " Kata Dewantara pula."Syukurlah," ujarku tulus."Aku ingin bertemu, sepulang dari Singapura aku akan kesana." Berkata lagi
Read more
56 Erika Sintya pacar Bos
Adiputra dan Erika Sintya  mulai bercakap cakap dan akrab. Aku membujuknya agar mencintai Erika Sintya. Anak itu tersenyum saja. Tapi ia mulai suka dengan Erika dan tidak menolak atau merajuk . Permainan ditempat wisata itu menggodanya. berdua, Erika dan aku membawa Adiputra ketempat permainan, tapi Adiputra lebih suka menempel padaku. Ayahnya Dewantara hanya melihat saja dari jauh. Sekali sekali dia ikut. Tertawa bersama ayah dan anak. Aku seperti pengasuh diantara mereka. Berjalan kemana saja, bos suka melihat tempat wisata dan perkemahan.  Tapi Erika dan Adiputra tidak suka berkemah. Jadi berjalan jalan saja kearah bukit dan tempat tempat yang indah.Di siang itu kami pulang setelah berjalan dikaki bukit.Erika Sintya dan Bos Dewantara berjalan berdampingan. Aku dan Adiputra mengikuti berjalan di dekat sungai. Erika memisahkan diri dari Bos dan mendekatkan diri padaku  dan Adiputra.  
Read more
57 Ketemu Ronald
  Aku mulai memikirkan  Ronald dan kini masanya menuntaskan masalah ini.  Aku menelponnya dengan telepon sebelumnya yang kucatat ketelpon baruku. Tak berapa lama telpon itu diangkat. Aku memerlukan  menenangkan diri sebelum menjawab teleponnya. "Hai, sapaku." Suara ditelpon menjawabnya dengan terkejut. "Anna, kamukah itu?" Tanya Ronald  seperti berteriak. "Iya, " kataku."Aku cuma ingin mengucapkan selamat atas pernikahan kamu," ujarku dengan suara getir. "Apa yang kamu katakan? Kamu memutuskan telepon dan sekarang  berbicara tentang selamat, apa yang kamu ketahui tentang aku?" "Kamu mengatakan akan menikah dan akan memberikan undangan.""Jadi karena itu kamu memutuskan telpon dan tidak mau berhubungan denganku?""Iya." Jawabku. "Aku yang salah," ujar Ronald pula."Kita perlu bicara, dimana kamu?""Apakah ini perlu?" Tanyaku."Tentu saja perlu, banyak yang aka
Read more
58 DNA
  Namun aku tetap memaksa agar Ronald dan anakku memeriksa DNA, aku tidak mau ada kesalahan. Tetapi lelaki itu dan aku tampaknya cukup yakin, itu adalah anakku dan Ronald. "Apakah kamu yakin pemeriksaan itu perlu?" Tanya Ronald."Aku sudah punya suami, meski dia mengatakan tidak lagi subur. ""Lelaki mungkin kesulitan kalau sudah berusia diatas 55 tahun," ujar Ronald.  "Jadi kita akan memastikannya," ujarku menguatkan."Jangan ada kesalahan lagi.' "Baiklah jika itu mau kamu, aku akan menanyakan dan mencari waktu yang tepat. Aku dan anak kita akan menjalaninya." Ronald kini tertawa cerah. Seolah-olah tidak terjadi apa apa.  Dia membesarkan hatiku. "Aku akan menelpon kamu," ujarnya lagi.  *** Ronald menelponku dua hari sesudahnya. "Aku sudah konsultasi dengan dokter, kita dapat melaksanakannya. Aku dan anakku Brian,." Kata Ronald seperti dia sudah yakin itu putranya. 
Read more
59 Kejutan Yang Membuat Shock
  Aku membawa permainan untuk Adiputra. Mungkin ayahnya sudah membelinya, karena dia seorang anak yang memiliki segalanya.Dia senang punya permainan mobil yang kubawa.  "Sekarang kamu tidur,  bermain besok saja,”kata ayahnya tegas. "'Iya, aku mau tidur," Adiputra melirik ayahnya.Aku meninggalkan anak itu dan sebelum pergi mengusap kepalanya.  Bos Dewantara mengajakku ke Kafe terdekat. "Ayo kita minum di Kafe rumah sakit," ajak Bos Dewantara. Perutku memang sudah lapar. Mendapat makanan dan kopi cukup menyenangkan.  Aku suka kopi. Dewantara juga.'"Mengapa Erika menggugat cerai?" Tanyaku."Mereka selalu tidak cocok kalau dirumah, anakku dan Erika bertentangan dan aku pusing. Adiputra tidak mau diatur, sementara Erika tidak peduli. ""Sulit juga menghadapi anak yang keras seperti Adiputra," kataku. "Erika tidak menyembunyikan ketidak sukaannya, jadi hidupku jadi kacau," ujar Dewantara p
Read more
60 Siapa Yang Harus Kupilih? (TAMMAT)
  Dokter berbicara denganku hal hal yang asing bagiku mungkin bahasa medis. Aku tidak dapat mengerti hal itu.Aku cuma bertanya."Apakah mungkin ada kesalahan?" Tanyaku."Maksud anda tidak akurat? Tidak mungkin," ujar dokter.Setelah panjang lebar  penjelasan, dokter bertanya.  "Apakah Anda punya alternatif?" Tanya dokter."Apa maksud dokter?" Tanyaku. "Maaf, mohon jangan tersinggung. Mungkin ada lelaki lain yang bisa kita periksa. Untuk mencocokan DNA itu," kata dokter. "Engkau bisa membawanya kesini." Aku tahu, dokter menyarankan agar aku membawa lelaki lain yang mungkin menjadi ayah anakku. Tentu saja ada. Lelaki itu mantan suamiku Dato' Raf. Ayah Brian yang sebenarnya. Tapi aku tidak bodoh untuk menghubungi dokter dan laboratorium itu lagi. Aku akan mulai dari awal. Aku tidak mau Dato' Raf curiga.  Aku akan memberitahu Dato' Raf. Apapun yang terjadi.Dato' Raf tentu harus tahu, bahwa
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status