Hari-hari Nora kembali diisi dengan kesibukan. Setelah semua yang terjadi, ia memilih menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan, rapat, revisi naskah, dan pertemuan dengan para senior lain. Kadang ia masih bertemu Dewa di kantor, sekadar berpapasan di koridor atau lobi.Pagi tadi, mereka bahkan sempat berpapasan di pintu masuk. Dewa yang sudah siap berangkat ke lokasi syuting sempat menahan langkahnya, tapi Nora buru-buru meminta maaf, suaranya lembut tapi tergesa.“Dewa, maaf, untuk pertemuan terakhir kita. Nanti aku hubungi lagi biar kita bisa lanjut ngobrol, ya.”Dewa hanya mengangguk, tanpa tanya lebih jauh. “Hati-hati.”Begitu saja, singkat, tapi cukup untuk menimbulkan jarak yang belum sempat mereka bicarakan.Sore itu, langit menggantung kelabu ketika Nora duduk di sebuah café kecil bersama Talyra. Laptop terbuka di hadapannya, layar penuh coretan revisi dari naskah yang tengah ia garap. Kopi yang sudah mendingin di sisi meja pun tak sempat ia sentuh.“Kalimat ini terlalu datar,”
Last Updated : 2025-10-13 Read more