All Chapters of Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam: Chapter 181 - Chapter 190
222 Chapters
CLXXXI. Ikan Gunion
“Illarion? Illarion bangun…,” ucap Amanda sambil menepuk pipi pria itu.  Iris sehitam batu obsidian itu terbuka, sosok yang sangat ia rindukan sekarang duduk di sampingnya. Mereka berada di bawah naungan pohon besar, dan di sekitar hanya ada rerumputan di atas bukit itu. Angin sepoi-sepoi meniup pelan rambut perak gadis yang ia cintai itu. Illarion tak bisa melepaskan pandangannya pada sosok Amanda itu, walau hatinya berbisik. ‘Ini mimpi, mimpi yang menghilangkan mimpi buruk ku tentang ibu yang terbakar di tiang gantungan. Mimpi ini bahkan selalu menemani malam-malamku semenjak delapan tahun lalu.’ “Amanda… kapan kau mengajakku pergi?”  Selalu itu yang Illarion tanyakan sambil menyusuri dagu mungil gadis berku
Read more
CLXXXII. Nampan
Kali ini wanita tua dengan indra pendengaran yang kurang itu bertanya dengan kesal. Galela selalu meneriakan tiap kalimat yang ia lontarkan karena pendengarannya kurang baik. Amanda masih menggeleng. “Oh tentu saja! Max masih yang tertampan di Artias! Setelah Balton tua meninggal,” tambah Galela dan kembali menepuk-nepuk pipi Max pelan. “Memang siapa yang akan datang sih Madam?” tanya Max tak sabaran ingin mengetahui si ‘tamu besar’. “Kaisar Hitam!” jawab Galela sambil menaikkan kedua tangannya. “Pria yang terkenal sangat berkuasa, kaya-raya, raja di raja dan sangat tampan!”  Bruk! Kaki Amanda seketika lemas, mendengar hal itu. Selama ini hanya Kakek Balton dan dirinya
Read more
CLXXXIII. Pesta Penyambutan
PANG! Nampan besi itu jatuh ke lantai pertemuan dan menimbulkan bunyi berisik yang memekakan telinga. Para artis yang memberi hiburan untuk rombongan Kaisar Hitam sampai berhenti beraksi. Bukan hanya itu saja, seperti tak ada satu orang pun yang berani bersuara kecuali satu orang, Galela. “KAU!!! Si pria kampret! Brengsek!” umpat wanita tua itu sambil menunjuk ke arah Illarion. Mata semua orang terbelalak kaget. Ketua Fang bahkan membuka mulutnya lebar-lebar. ‘Sudah kuduga para wanita dalam keluarga Peter memang biang masalah. Si Amanda walau ia terlihat tenang dan membantu dalam menyembuhkan para penduduk, latar belakangnya sebagai mantan pelacur cukup mengganggu, sedangkan Galela, emosinya yang selalu meledak-ledak suatu saat kupikir akan menjadi masalah. Tapi kenapa h
Read more
CLXXXIV. Kembar
Prang! Tanpa Amanda sadari gelas di tangannya jatuh pecah berserak begitu saja di atas tanah ketika melihat sosok Illarion Black. ‘Ini mimpi?’ tanya Amanda dalam hati setelah melihat sosok pria yang selama delapan tahun lebih ini ia hindari. ‘Ini mimpi?’ tanya Illarion dalam hati setelah melihat sosok wanita yang selama delapan tahun lebih ini ia cari-cari. ‘Ia masih hidup, ia masih hidup!’ jerit Illarion dalam hatinya, uap napas Amanda yang membentuk awan-awan kecil karena cuaca dingin kemudian menghilang di gelapnya malam, seolah semakin membuktikan pernyataan dalam pikirannya itu. 
Read more
CLXXXV. Ular Kayu
Begitu terkejutnya melihat sosok itu, pelukan Illarion mengendur. Amanda langsung memanfaatkan kesempatan itu, ia langsung melepaskan diri dari jerat Illarion dan berlari menuju bocah kecil yang terduduk itu. “MAX! Kau tidak apa-apa?!” tanya Amanda khawatir tapi langsung menghalangi ujung pedang Illarion ke arah Max dengan tubuhnya. “Jangan ganggu anakku!” desisnya marah. Illarion menelan salivanya. “Ah, apa yang kulakukan?” tanyanya benar-benar kebingungan dengan kejutan aneh di hari ini. Kaisar Hitam bahkan langsung melempar pedang dengan simbol singa emas Anarka itu tepat di atas pedang bambu yang terbelah dua itu. “Aku tak bermaksud menyakitinya,” sela Illarion lirih dan sekarang terlihat khawatir dengan bocah yang berada di belakang ibunya itu. “Oh Tuhan!” erang Putri Hera begitu melihat sosok Max. Sedangkan
Read more
CLXXXVI. Akting
Sebuah seringai muncul di wajahnya tampan Illarion saat melakukan itu, tak berapa lama ia kembali ke halaman rumah itu. “Amanda…” “Amanda…” “Amanda…” Panggil Illarion berkali-kali mengganggu ketenangan malam, cahaya lampu minyak menimpa wajah tampannya yang mulai memerah, suhu tubuh pria itu naik dengan cepat, tapi ia menggigil. ‘Tak kusangka aku melakukan cara serendah ini untuk menarik perhatianmu Amanda,’ batin Illarion saat ia melingkar menekuk tubuhnya untuk mengurangi dingin. Kepalanya mulai berputar hebat, saat pintu kayu rumah sederhana itu kembali membuka. Sosok lelaki bersurai merah langsung menbuat Illarion menekukka
Read more
CLXXXVII. Pemberitahuan
“Ibu, apa ia mengganggu ibu lagi?” tanya Max begitu masuk kamar karena mendengar isak tangis ibunya. “Max…,” lirih ibunya sambil mengusap pipinya dan mencoba tersenyum pada anak semata wayangnya. Lelaki kecil itu terus menatap Illarion dengan tajam. Namun, berbeda dengan Max, Kaisar Hitam membalas dengan pandangan tertarik melihat anak itu. Seolah Max adalah binatang buruan langka yang sudah lama ia incar. “Bagaimana kau bisa membuatnya mirip sekali denganku?” gumam Illarion terdengar sangat takjub. “Kenapa kau tak membuatnya mirip denganmu?” protes Illarion pada Amanda. Amanda tak tahu ingin berkata apa. “Memangnya itu bisa di request?” tanyanya balik menanggapi pertanyaan bodoh Illarion. Gadis bersurai perak yang tak berubah penampilannya dari delapan tahun lalu it
Read more
CLXXXVIII. Persaingan
“Ah? Apa?” Peter kebingungan, ia masih memproses beberapa gosip yang ia dengar ternyata hanya bohong belaka, sampai Kaisar Hitam menyatakan kalimat terakhirnya. ‘Sejak kapan aku memiliki istri?’“Kau mencintai Amanda? Sudah berapa lama?” tanya Illarion lagi memulai interogasi. Sebenarnya ia tak ingin merebut istri siapapun, tapi jika itu Amanda maka ceritanya berbeda.  Kamar yang sempit itu memberi tekanan besar pada Peter, terlebih aura mendominasi pria di atas ranjangnya. Berusaha menenangkan diri, pria jangkung itu duduk di kursi kayu yang berada di pinggir tembok.“Aku mencintai Amanda sudah lama, sekitar dua tahun lalu,” cerita Peter. ‘Amanda bukanlah gadis
Read more
CLXXXIX. Ayah dan Anak
“Apakah kau ayahku?” tanya Max tanpa basa basi. Ia berjalan di samping Illarion.  Untuk ukuran anak kecil berumur tujuh tahun, Max memang tergolong tinggi.  “Apa kau berharap seperti itu?” tanya Illarion balik. Max menjulurkan lidahnya. “Tentu saja sebaliknya. Aku membenci ayahku, dan jika benar kau ayahku. Maka aku membencimu dua kali lipat,” ucapnya sambil mengacungkan jari tengah dan jari telunjuknya menunjukkan angka dua. “Kau semakin persis denganku, aku juga membenci ayahku bahkan seribu kali lipat.” “Aku dua ribu!” “Yah terserah kau lah,” ucap Illarion acuh tak acuh. “Aku membencimu, kau tahu,” ulang Max sambil menghentikan langkahnya.
Read more
CXC. Mirip
Illarion mengangguk setuju. “Terima kasih,” ucapnya tulus. “Kau membuatku merinding saja!” ketus Putri Hera atas perlakuan manis adiknya barusan. Sekedar ucapan ‘terima kasih’ di dalam keluarga inti Kerajaan Anarka adalah perlakuan aneh yang jarang mereka terima dan lakukan satu sama lain, mereka melakukan hal itu hanya untuk orang lain saja. Putri Hera kemudian beranjak ke dapur menyusul Amanda, ia akan pamit dengan tuan rumah, setelah tadi berpamitan dengan Galela. “Apa yang kau kerjakan?” tanya Putri Hera mengejutkan Amanda di dalam dapur. ‘Ah ia benar-benar mirip seperti peri hutan cantik yang dipekerjakan nenek sihir tua, selera adikku memang berbeda,’ batin wanita cantik dengan surai abu bergelombang itu.
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
23
DMCA.com Protection Status