Semua Bab Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam: Bab 201 - Bab 210
222 Bab
CCI. Kamarku
Jamuan khas dari berbagai daerah tersedia di meja makan berbentuk oval itu. Bahkan meja makan marmer itu seakan tak cukup untuk meletakan hidangan yang ada. “Wahhh!” seru Max dan Galela dengan mata berkilat senang. Peter hanya tercenung di belakang mereka, sadar saingannya merebut cinta Amanda terlalu hebat, bahkan hidangan di meja makan mewah itu menyadarkannya lagi. “Ayo, duduk dan makanlah!” tawar Illarion mempersilahkan.  Beberapa pelayan mengerutkan keningnya melihat tindakan Tuan yang mereka layani selama ini. ‘Tuan kami begitu ramah, kemana perginya pria yang dingin dan kejam itu. Calon permaisuri benar-benar membawa perubahan di istana ini.’ Illarion sendiri bahkan membuka kursi khusus untuk Amanda, ia mene
Baca selengkapnya
CCII. Permaisuri
Brak!  Pintu kayu besar itu langsung terbanting membuka, segera Amanda mendorong Illarion menjauh darinya. Namun, pria tinggi besar itu bak batu yang tak tergeser, hanya saja air muka Illarion langsung suram.  “Ibu, aku mencarimu kemana-mana,” seru anak kecil dengan wajah memerah dan keringat membasahi rambut hitamnya. “Woah, istana ini sangat luas, aku nyaris tersesat tadi!” keluh Max tapi terlihat sangat bersemangat dengan pengalaman berkeliling istana yang baru saja ia dapatkan. Amanda hendak turun dari ranjang, tapi Illarion langsung menahan pinggang istrinya itu. “Ada apa kau mencari ibumu?” tanya pria berambut hitam itu pada bocah kecil yang masih ada di depan pintu itu. “Kau tak bisa tidur di kamarmu Max?” tanya Amanda bersamaan dengan Illarion.
Baca selengkapnya
CCIII. Madu
“Iya, Amanda telah menjadi istriku sah ku. Kami sudah melangsungkan pernikahan di Artias. Kemudian aku ingin kalian meresmikan pernikahan kami, sekaligus menobatkan Amanda menjadi permaisuri.” “Per-permaisuri?” ulang Hang Gari tergagap, kali ini bukan hanya pemuka agama itu saja yang terkejut, tapi juga Duke Gree, Amanda, dan Putri Hera yang berada di ruangan itu.  ‘Aku menjadi permaisuri?’ Amanda menggenggam gaunnya. ‘Aku sudah sangat bersyukur bisa berada di sebelah Tuan, dan Max diperlakukan dengan baik, tapi menjadi seorang permaisuri, rasanya terlalu berlebihan,’ batin Amanda tak menyangka dengan perintah Illarion siang ini. 
Baca selengkapnya
CCIV. Cemburu
‘Ia tak cemburu aku dengan wanita lain?’ Pria berambut hitam itu tampak sangat kecewa. ‘Apa Amanda memang tak pernah mencintaiku?’ “Tinggalkan aku berdua dengan Amanda sekarang juga,” perintah Illarion pada tiga orang lainnya di ruangan itu. Segera Duke Gree, Hang Gari, dan terakhir Putri Hera pamit undur diri tapi menyimpan rasa penasaran. Namun, menolak perintah Illarion sekarang tampak tak mungkin, Kaisar Hitam terlihat memendam amarah. Sebelum menutup pintu Putri Hera sempat khawatir melihat Amanda. ‘Apa gadis itu akan baik-baik saja? Adikku tak mungkin membunuh wanita yang sangat dicintainya begitu saja kan?’  Begitu pintu
Baca selengkapnya
CCV. Malam
Galela terlihat kesal, ia mengeratkan syal di bahunya. “Kau berjanji makan malam yang tak terlupakan dengan Kaisar Hitam, tapi di sinilah aku berjalan menuju kebun dibelakang danau yang jauh. Apa kau berniat membunuhku dan menguburku di sana?” tanya wanita tua itu pada pria tampan di sampingnya.“Percayalah, aku sudah lama berniat melakukan hal itu. Jika aku tak berhutang banyak padamu wanita tua,” jawab Illarion datar.Galela langsung berdecih, tapi ketika kakinya menginjakan kebun belakang. Iris mata hijau emerald nya langsung terbelalak melihat pemandangan indah di taman penuh dengan lampu kunang-kunang, lilin-lilin cantik, dan bunga-bunga yang indah.Illarion menghela napasnya. ‘Sebenarnya aku ingin mengajak Amanda makan berdua dengan roman
Baca selengkapnya
CCVI. Identitas
Amanda mengecup pipi Illarion pelan saat tangan pria itu kembali bergerilya di atas tubuhnya. “Kurasa Max sekarang sedang mencariku Tuan Illarion Black, ia harus diingatkan untuk mandi dan sarapan, selain itu Putri Hera memintaku bertemu pagi ini untuk  membicarakan pendidikan Max dan pelajaran untukku,” ujar Amanda sambil menggenggam erat tangan Illarion agar tak berjalan kemana-mana menggerayangi tubuhnya lagi. Illarion tampak kecewa.  "Ayolah, kita masih punya banyak waktu," ucap Amanda di tutup dengan kecupan pelan di bibir tipis Illarion. “Baiklah, kebetulan aku juga ingin membahas hal itu,” ucap penguasa Anaraka itu pada akhirnya.  Pagi itu keluarga kerajaan berkumpul di ruang makan dengan hidangan yang tergolong mewah, walau terasa berlebihan ta
Baca selengkapnya
CCVII. Duke Gree
Kediaman Duke Gree tak terlalu jauh dari Ibu Kota Anarka. Bangsawan itu menempati bekas kediaman milik Duke Alantoin, kakak kandung Ratu Minerva. Thomas Gree menguasai daerah kekuasaan itu setelah pergolakan yang dilakukan oleh Kaisar Hitam. Duke Alantoin dan seluruh keluarganya dihukum mati. “Selamat datang di kediamanku, Amanda,” sambut Duke Gree yang telah berdiri di depan pintu masuk mansionnya. Amanda membungkuk hormat, memberikan salam khas bangsawan wanita Anarka, begitu pun Max yang ada di sebelahnya. “Masuklah, cuaca ibu kota sangat panas di luar,” ajak Duke Gree ramah. “Kuharap permintaan ini tak memberatkan Anda, Duke Gree,” tutur Amanda ketika di sudah berada di dalam ruang tamu. “Tidak, tentu tidak. Titah Ka
Baca selengkapnya
CCVIII. Hantu?
Malam itu Amanda dan Max makan malam dengan suasana santai bersama Duke dan Dutchess Gree. Seperti tadi pagi wanita bangsawan itu membuat candaan yang mampu membuat seisi orang di ruangan itu tertawa. Mathilda Gree memang terkenal sebagai seseorang yang ceria dan menghidupkan suasana, berbanding terbalik dengan suaminya, Thomas Gree. Pria bangsawan itu lebih pendiam dan terkenal bijak dan sabar. Semua tertawa, kecuali Max. Bocah kecil itu masih bertanya-tanya dalam hati teriakan siapa yang melengking tadi siang, dan yang berani melempar kaca jendela kediaman Duke Gree dengan batu.  ‘Itu sudah pasti orang dalam, tapi melihat mereka tak menghukum langsung di depan aku dan ibu, sudah bisa dipastikan si pelaku bukan pelayan rendahan, melainkan orang penting di kediaman ini’ pikir Max mencoba bertindak seperti d
Baca selengkapnya
CCIX. Kaliya
“Aku hanya ingin bertemu malaikat dan bertanya bagaimana kabar ibuku!” jerit Kaliya masih dengan tubuh gemetarnya menatap balik Duke Gree. Bocah kecil itu terlihat sangat berani. “Kau anak nakal! Siapa yang menyuruhmu membantah omongan orang tua!” bentak Mathilda hendak memukul Kaliya. Tapi tangannya yang sudah berayun tinggi di atas kepalanya itu tahan oleh Amanda. “Hentikan! Aku akan menghukum kalian jika menggunakan kekerasan pada anak kecil!” ancam Amanda. Kilat tajam di manik ungunya mirip seperti tatapan Illarion, suatu hal yang Amanda contoh dari suaminya. Duke Gree dan istrinya langsung membeku, tak menyangka istri Kaisar Hitam yang terlihat lembut dan sopan memiliki karakter tegas seperti ini. Kaliya langsung berlari ke arah Amanda. Duke Gree dan istrinya te
Baca selengkapnya
CCX. Strawberry
Pasangan suami istri Gree itu saling tatap. Selama ini mereka memang tak terlalu mengurus gadis kecil itu, semua mereka serahkan pada pelayan. Mengabaikan tugas mereka yang seharusnya menjadi pengganti orang tua untuk Kaliya. “Ka-kami tidak berani jika Kaisar Hitam mengetahui hal ini, Amanda. Maaf kami menutupinya darimu. Sebenarnya ketika Putri Hera meminta kami menjadi keluarga pura-puramu, kami sedikit bimbang karena gosip miring mengenai putri kami yang hamil diluar nikah, hal itu bisa memuat buruk citra Anda. Tapi begitu tahu Max merupakan putra Kaisar Hitam yang hanya berbeda setahun dengan umur Kaliya, kami pikir ini adalah kesempatan baik untuk memperbaiki nama mendiang anak kami. Putriku dikenal sebagai wanita yang hamil diluar nikah karena Kaisar Hitam itu lebih baik ketimbang hamil karena seorang putra pengkhianat Anarka, anak Duke Alantoin,” tutur Duke Gree terlihat risau.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status