Lahat ng Kabanata ng Jiwaku di Tubuh Istrinya: Kabanata 111 - Kabanata 113
113 Kabanata
Bab 111 : Arwah Perempuan Berdaster
Tak lama kemudian, tubuhku keluar bersama tiga perawat itu dari dalam ruangan itu. Dia tampak diam dengan tatap kosong. Dia juga tidak bisa melihat kehadiranku. Lalu tubuhku dibawa kembali oleh mereka ke ruangan tempat tubuhku tadi. Ketika kami sudah sampai di sana, kulihat Mas Bimo datang membawa makanan, mendekati tubuhku yang tersenyum-senyum sendiri. “Itu siapa?” tanya arwah perempuan itu padaku. “Itu suamiku,” jawabku. Arwah perempuan itu tampak heran. “Suamimu tampan!” pujinya. Mas Bimo duduk di dekat tubuhku. “Sayang, ini aku bawain kamu makanan. Kamu makan ya?” pinta Mas Bimo pada tubuhku. Aku menangis haru melihat itu. Rupanya Mas Bimo masih sayang padaku meski tubuhku sekarang sudah sudah gila. Tubuhku melihat ke arah Mas Bimo dengan marah. 
Magbasa pa
Bab 112 : Tak ada Pilihan Lain
Saat Mobil itu melaju kencang di jalanan. Kulihat Mas Bimo menangis. Aku ikut menangis melihatnya. “Terima kasih, Mas. Terima kasih kamu masih setia sama aku,” ucapku. Sekarang aku benar-benar yakin kalau Mas Bimo memang sangat mencintaiku. Lelaki mana yang masih setia pada istrinya yang sudah gila dan akan menunggunya sampai sembuh, meski tak ada yang tahu apakah istrinya itu benar-benar bisa sembuh atau tidak? Mobil yang kami naiki tiba-tiba berhenti di depan rumahku. Aku heran kenapa Mas Bimo ke sini. Aku pun turun bersama Mas Bimo lalu masuk ke dalam rumah. Papah dan Mamahku menyambut Mas Bimo dengan hangat. Aku kembali menangis melihat mereka. Mereka pasti sangat sedih melihatku kini sudah gila. “Apapun yang terjadi, aku akan tetap cinta sama Indah, Mah, Pah,” ucap Mas Bimo pada mereka. Mamah dan Papah menangis mendengarnya. &ldqu
Magbasa pa
Ending : Cinta Kembali Bersemi
“Apa harus aku lakukan ketika menghadapnya?” tanyaku.   “Kau akan mendapatkan kekuatan yang luar bisa. Kau akan mengurus mereka-mereka yang menjadi pengikut setia Tuan Raja di alammu. Kau akan menjadi dukun yang sangat sakti,” ucapnya.   “Apa yang harus aku lakukan jika aku menjadi dukun sakti?” tanyaku penasaran.   “Nanti kau akan tahu sendiri jika sudah menghadap Tuan Raja,” ucapnya.   Lalu kuda yang membawa kereta kencana yang kunaiki perlahan mendekati sebuah gerbang istana. Di sana kulihat banyak pengawal seram yang menjaga gerbang itu. Pengawal itu langsung membuka gerbang istana untuk kami. Kami pun masuk ke dalam gerbang itu. Kulihat istananya begitu megah terbuat dari batu. Aku seperti melihat banyak candi di sana. Peri-peri kulihat beterbangan di atasnya. Tak lama kemudian kuda itu berhenti.   “Turunlah dan masuklah ke dalam istana itu,” pinta perempuan yang sangat meny
Magbasa pa
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status