#Istri_Gaib
Bab 59 : Dugaan
“Sayang, Meiry minta dibuatkan kamar yang terpisah. Bagaimana menurutmu?” tanya Haikal kepada Nindi saat mereka sudah merebahkan diri di atas tempat tidur.
“Oh, ya? Meiry bilang begitu?” Nindi segera duduk dan menatap sang suami.
“Iya, Sayang, dia bilang begitu. Katanya ... ia tak enak sekamar dengan Hana karena takut Hana terbebani dengan keberadaan dirinya,” jawab Haikal dengan ikutan duduk pula karena ingin masalah ini segera terpecahkan.
Untuk beberapa saat, Nindi terdiam.
“Boleh aja sih, Bang, tapi sebenarnya ... udah bagus sekamar berdua gitu, agar mereka bisa jadi saudara yang selalu bisa berbagi karena kini status Hana dan Meiry ... bukan lagi sahabat melainkan saudara,” ujar Nindi.
“Abang juga mikirnya gitu, udah bagus tapi kenapa Meiry minta kamar terpisah? Apa Hana memarahinya?” Haikal menatap sang istri.
“Entahlah, Bang, he
#Istri_GaibBab 60 : Penampakan“Hana!” gumam Meiry panik melihat saudara tirinya itu tiba-tiba pingsan.Tiba-tiba, Meiry merasakan telinganya berdenying lalu terdengar suara Ibunya, “Meiry putriku, ingat, Nak, kamu mempunyai kekuatan lewat matamu. Sebuah cahaya merah yang bisa kamu pergunakan di saat mendesak. Matamu bisa mengeluarkan sihir lupa ingatan, sihir pemikat dan kasih sayang, juga sihir kematian. Jangan sampai disalahgunakan, gunakan di saat mendesak saja!”Meiry mengangguk dan ia baru mengingatnya, jadi pingsannya Hana karena sinar merah dari matanya. Dua menit kemudian, Hana membuka mata lalu bangkit.“Meiry, aku kenapa?” tanya Hana seperti orang linglung, ia telah melupakan kejadian sebelum ia pingsan tadi.“Kamu nggak kenapa-kenapa, kembalilah ke kamarmu!” ujar Meiry dengan raut wajahnya yang seolah-olah tak terjadi apa pun.Hana mengangguk lalu melangkah meninggalkan kama
#Istri_GaibBab 61 : Naksir“Sayang, kamu kenapa?” tanya Haikal kepada Nindi yang terlihat memucat.“Itu, Bang, di atas tempat tidur Meiry ... ada ... binatang laut .... “ Nindi tergagap.“Ah, masa sih? Apa kamu nggak salah lihat, Sayang?” Haikal mencoba membuka kamar Meiry tapi pintunya terkunci dari dalam. “Dikunci ini pintunya, tadi apa nggak dikunci?”“Mungkin Nindi Cuma salah lihat, Bang, soalnya tadi ‘kan lihatnya pakai sentar. Ya sudah, kita sholat subuh dulu deh, yuk Bang!” Nindi berusaha meredam rasa penasarannya dan berharap penglihatannya salah walau kini pikiran negatif mulai menghinggapi kepalanya akan jati diri Meiry sebenarnya.Maura yang selalu memantau apa yang dilakukan putrinya di rumah Haikal menarik napas lega karena berhasil melindunginya. Dengan menggunakan sisa-sisa kekuatannya, ia membuat pintu kamar Meiry terkunci sehingga Haikal tak bisa melihat wuju
#Istri_GaibBab 62 : Rebutan CowokDengan tampang kesal, Hana masuk ke dalam kamar. Napasnya naik turun, menahan amarah yang sedang meluap-luap. Hatinya sangat kesal dengan kejadian barusan, Meiry benar-benar telah mengacaukan hidupnya.Karena saking kesalnya, Hana jadi tak napsu untuk makan, setelah mengganti seragam sekolahnya, ia langsung tidur agar masalah yang sedang ia alami bisa terlupakan.***Beberapa hari berlalu. Meiry sedang menyusuri jalanan dengan sambil melihat ke sekeliling, barangkali ada taxi yang lewat karena sang papa tidak bisa menjemputnya pulang les karena sedang bertugas. Sedangkan Sang Mama tiri, Nindi, belum pulang dari dinas di rumah sakit.Karena capek, taxi yang ia tunggu tak kunjung lewat, Meiry memutuskan untuk duduk sebentar di pinggir jalan. Kawasan rumah guru matematika, tempat ia les setiap sore kamis ini memang agak sepi, jadi taxi pun jarang yang lewat.“Hey, kamu adiknya Hana ‘kan?&rdq
#Istri_GaibBab 63 : Kerang Ajaib“Bu ... apa bisa, pas kutukanku nanti hilang, terus dipindahkan ke Hana saja?” tanya Meiry saat berkomunikasi dengan Maura, lewat sebuah kerang telepati, di mana ia dapat melihat wajah Ibunya dari dalam kerang berukuran sebesar telapak tangan yang memang dibekalkan untuknya agar sang Ibu bisa selalu memantau putrinya itu.“Emangnya kamu sudah menemukan pemuda yang mencintai dan rela mati untukmu, Meiry?” tanya Maura, ia sedang berada di dalam gua bawah sungai, kediamannya.“Belum sih, Bu, tapi ‘kan sekarang umurku sudah 17 tahun. Kesempatan untuk menghilangkan kutukan ini sudah berada di depan mata. Jadi, gimana, Bu? Apa bisa kutukan siluman anjing laut ini dipindahkan kepada Hana saja?” Meiry begitu menginginkan Hana merasakan penderitaannya selama menjalani kutukan ini, ia sudah jemu setiap malam harus berubah menjadi siluman. Ia ingin menjadi manusia seutuhnya dan menjadi putri
#Istri_GaibBab 64 : Siluman Ular[Meiry, pukul berapa kita ketemuan sore ini?]Zafran mengirimkan chat kepada gadis yang akan ia nyatakan isi hatinya sore nanti. Meiry yang sedang mengerjakan Prnya di depan meja belajar, segera mengetik balasan untuk sang calon tumbal yang akan ia persembahkan untuk penguasa sungai.[Sekitar pukul 16.30 aja, Bang.]Meiry bergegas bangkit dari tempat tidur lalu masuk ke kamar mandi, ia akan bersiap-siap untuk kencan perdananya ini. Ia menahan senyum, mungkin bagi Zafran itu kencan pertama, tapi baginya adalah hari terakhir kutukannya akan berakhir.“Pa, Meiry izin ke rumah teman, ya. Ada tugas kelompok,” ujar Meiry saat menghampiri Haikal yang sedang duduk di taman belakang bersama Nindi dan Hana, mereka sedang bercengkrama dengan sambil menikmati sepiring rujak buah.Hana menautkan alis melihat penampilan Meiry, ia jadi curiga kalau saudara angkatnta itu akan pergi berkencan dengan Zafran
#Istri_GaibBab 65 : Gagal“Sial, semua rencanaku berantakan.” Meiry membatin dengan mode pura-pura pingsan, sebab tubuhnya takkan kenapa-kenapa jika tenggelam selama apa pun di sungai.Setelah dokter memeriksanya, barulah Meiry pura-pura sadar dan mengerjapkan mata, menatap ruangan serba putih tempatnya berbaring sekarang. Sudah ada Haikal, Nindi, Hana, juga Zafran yang kini menatapnya dengan khawatir.“Dasar tukang bohong!” Hana mendekat dan membisikkan kata-kata itu ke dekat telinga Meiry.“Syukurlah kamu nggak apa-apa, Meiry.” Nindi mengusap dahi Meiry, ia khawatir dengannya walau hanya berstatus anak angkat tapi ia menyayangi Meiry sama seperti menyayangi Hana.“Maafkan saya, Om, Tante, gara-gara saya ... Hana sampai jatuh ke sungai.” Zafran mendekat dengan sambil menundukkan kepalanya.“Jadi, Meiry belajar kelompok sama kamu, Zafran? Tugas IPA kamu atau tugasnya Meiry yang di
#Istri_GaibBab 66 : Membujuk MeiryMeiry menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur dan menangis, suasana hati yang memang sedang tak baik semakin bertambah memburuk setelah pertengkaran dengan Hana. Ia semakin menyimpan dendam kepada saudara tirinya yang sudah keterlaluan itu, akan ia buat perhitungan suatu hari nanti agar gadis sok cantik itu menyesal karena telah mengenalnya. Ia bersumpah dan mengepalkan tangan dengan geram.Hatinya semakin sedih saat teringat kedaaan Ibunya yang masih sekarat di bawah sungai sana, diantara hidup dan mati. Ia masih belum bisa berbuat apa-apa untuk kesembuhannya. Pikiran gadis berambut merah itu semakin buntu, air mata semakin deras membasahi pipi mulus dan putihnya.Taklama kemudian, terdengar ketukan pintu dari luar kamarnya juga memanggil namanya, tapi ia Meiry tak menghiraukannya. Ia masih saja menangis sesegukan.“Meiry, sarapan dulu, yuk! Kamu ‘kan belum ada makan pagi ini.” ujar Haikal dengan
#Istri_GaibBab 67 : Pertemuan“Asyik, ya, Pa.” Meiry mencipratkan air ke wajah Sang Papa.“Eh, kamu nakal, ya!” Haikal tertawa dengan sambil membalas mencipratkan air ke wajah putri angkatnya yang sudah terasa seperti putrinya sendiri.“Hahaaa ... nggak kena, Pa!” Meiry menjulurkan lidahnya untuk mengejek sang Papa dengan sambil berenang menuju tengah sungai.“Meiry, jangan terlalu ke tengah, nanti kamu bisa tenggelam!” Haikal memperingatkan Meiry yang semakin menuju tengah sungai.“Hahaa ... nggaklah, Pa, Meiry ‘kan bisa berenang. Ayo sini, Pa, kejar aku!” jawab Meiry dengan sambil melambaikan tangannya kepada Haikal.Haikal pun ikut berenang ke tengah sungai, mengikuti Meiry yang melambaikan tangan kepadanya, hingga akhirnya mereka berdekatan.“Pa, Meiry mau buka jilbab, ya, sudah berenang pakai jilbab begini!” ujar Meiry dengan sambil melepas jilb