“Tidak, tidak, aku sudah selesai sekarang. Kamu tunggu sebentar di sana, aku segera datang.” Alexandra menutup telepon lebih cepat dari yang seharusnya, seolah takut Herman sempat mengusulkan sesuatu yang membuat semuanya makin sulit.Patrick ada di sini. Kalau keduanya bertemu… hanya membayangkannya saja sudah membuat wajahnya panas dan jantungnya kacau balau.Dia bergegas kembali ke kantor presiden. Begitu mengetuk dan masuk, Patrick sedang bekerja, sedangkan Miller bersantai seperti biasanya.Dengan kehadiran Miller, setidaknya udara tidak sepekat tadi. Alexandra mengatur napas, lalu berkata jernih namun tegas:“Tuan Patrick, saya sudah selesai mengunjungi perusahaan Anda. Hari sudah siang, saya harus kembali melapor pada Presiden Henry. Saya pamit dulu.”Patrick mengangkat wajah dari layar komputer, menatapnya lama, tanpa suara. Tatapannya itu—gelap, menahan sesuatu, dan sulit dibaca—membuat telapak tangan Alexandra berkeringat.Untuk menenangkan diri, ia mendekati sofa, mengamb
Last Updated : 2021-09-27 Read more