38b. Melepaskan
Telapak tangan Sesil melayang, mendaratkan satu tamparan yang keras di pipi Saga. Pun tahu kalau itu bukan pukulan yang berarti bagi Saga. Air mata Sesil meleleh. Dengan wajah yang mengeras, wanita itu berkata lantang. “Tidak. Aku tak akan berhenti. Agar kau tahu bagaimana tersiksanya aku karenamu dan kau tak berhenti menyesali keputusanmu. Aku tidak akan berhenti. Aku akan mencintaimu di setiap hembusan napasku. Hanya agar kau tersiksa. Sedikit pun, aku tak akan melupakan setiap luka yang kau berikan padaku. Tak akan menyembuhkan sakit hatiku hanya agar kau mendapatkan hukuman yang berat karena membiarkanku berada dalam situasi yang memuakkan ini. Dan kau tahu bukan hanya aku yang akan merasakan derita ini, Saga. Aku, Kei, dan anak yang ada di dalam perutku. Setiap rasa sakit kami, kau akan menerima semuanya. Kau layak menerima tanggung jawab itu.” Sekilas keterkejutan melintasi kedua mata Saga, pria itu menatap emosi dalam tatapan Sesil yang meluap-luap tak terkendali. Sesil teren
Baca selengkapnya