Semua Bab Cinta dan Impian: Bab 21 - Bab 30
63 Bab
Pelayan Bar?
Obrolan Debi dan juga Rafa terhenti saat pesan mereka datang. Saat itu lagi-lagi Debi mendapatkan tatapan tak bersahabat dari pelayan yang mengantarkan pesanan. Debi menjadi tidak nyaman."Kamu lihatkan, teman kerjaku melihat aku dengan tatapan tak bersahabat?""Abaikan mereka, dan sekarang minum lah."Rafa memberikan segelas minuman yang sengaja ia pesankan untuk Rafa. Meski awalnya Debi merasa tidak nyaman, namun setelah mendengar cerita Rafa. Debi sibuk ngobrol dengan Rafa. Tidak ketinggalan pula. Mereka menyelanginya dengan candaan. Tap tap tapMarko melangkahkan kakinya berjalan masuk ke dalam club. Marko tidak sendiri, karena di belakangnya ada tiga temannya yang mengikutinya.Marko terus melangkahkan kakinya untuk mencari tempat favoritnya di tempat itu. Yah, itu karena Marko dan teman-temannya seiring datang ke sini. Belum sampai Marko di tempat favoritnya. Marko menghentikan langkahnya, membuat ketiga temannya menjadi bingung."Ada apa Marko? Kenapa kamu menghentikan langkah
Baca selengkapnya
Jangan Sentuh Aku
"Kamu masih mau minum Marko?" tanya Bima yang menyadarkan Marko dari lamunannya."Sepertinya kamu senang melihat aku diomelin Om Rafa."Huh, Bima menghela nafas panjang. Lagi-lagi dia salah berucap di depan Marko. Sementara yang lainnya tersenyum melihat Bima diomelin. Tap tap tap"Debi.""Iya Kak Renata, ada apa?" "Katanya yang lain, tadi kamu menemani Pak Juna minum. Apakah itu benar?""Enggak kok Kak, tadi aku menemani temanku kuliah yang bernama Rafa." "Oh, berati yang dikatakan anak-anak salah ya!""Mungkin mereka salah informasi Kak.""Iya, mungkin saja. Ya sudah, ayo kita lanjut bekerja.""Iya Kak."Debi kembali bekerja. Langkahnya berderap ke sana kemari mendatangi meja pengunjung. Debi melakukan pekerjaannya dengan semangat dan juga senyuman.Tanpa Debi sadari. Seseorang yang tengah duduk di pojok ruangan tengah memperhatikan Debi. Mereka seseorang itu tidak hanya memeprhatikan, tapi juga membicarakan Debi dengan teman-temannya."Kamu lihat pelayan baru itu?""Iya, aku meli
Baca selengkapnya
Sadar Diri
Rafa membaringkan Debi di dalam ruangannya. Rafa terlihat panik. Apalagi Rafa melihat keadaan Debi yang sangat menyedihkan."Bangun Debi. Jangan buat aku khawatir."Rafa duduk di samping Debi. Bibirnya tidak hentinya merafalkan do'a agar Debi segara sadar. Rafa sangat antusias saat melihat Debi yang mulai mengerjapkan matanya. Seiring itu juga. Rafa melihat Debi menggerakkan tangannya."Syukurlah kamu sudah sadar Debi," kata Rafa tersenyum senang.Debi membuka matanya. Debi mengedarkan pandangannya dan mendapati dirinya berada di dalam ruangan. Pandangan Debi beralih dan melihat Rafa yang duduk di sampingnya."Kamu?""Iya, ini aku. Sekarang kamu aman." Debi kembali mengedarkan pandangannya. Debi ingat jika ada Marko yang saat itu menolongnya, tapi Debi tidak melihat siapa pun selain Rafa di dalam ruangan."Apa tadi aku salah lihat?" bisiknya."Kamu sedang mencari siapa?""Tidak. Aku tidak sedang mencari siapa-siapa. Kamu yang menolongku tadi?""Iya, aku yang menolong kamu tadi."Debi
Baca selengkapnya
Patah Hati
"Kenapa kamu diam Rafa? Apakah ini jaket kamu?""Eh, iya, itu jaketku." "Oh, kalau gitu aku pinjam dulu ya?""Iya, kamu pakek dulu tidak apa-apa.""Terima kasih Rafa.""Iya, sama-sama." "Oh iya, aku antarkan kamu pulang mau?""Tidak perlu Rafa. Aku harus lanjut bekerja.""Tidak perlu. Tadi aku sudah mengizinkan kamu sama pemilik tempat ini. Katanya malam ini tidak apa-apa jika kamu pulang lebih awal." "Benarkah? Kamu bertemu dengannya tadi?" tanya Debi heboh. Yah, selama Debi bekerja di sini. Debi belum pernah bertemu dengan pemilik tempat ini yang terkenal sangat tampan. "Iya, aku bertemu dengannya saat mengambilkan minum untuk kamu tadi." "Oh, gitu ya! Kamu tahu, selama aku bekerja di sini, aku belum pernah bertemu dengan pemilik tempat ini. Katanya sih dia sangat tampan. Apakah itu benar?" Rafa tersenyum dengan pertanyaan Debi barusan. Rafa sampai malu mendengarnya. "Iya, dia memang sangat tampan. Kamu suka dengannya?""Tidak. Mana mungkin aku bisa suka dengannya. Orang ketem
Baca selengkapnya
Sarapan di Pagi Hari
Mobil melaju di tengah jalan. Meski Bima dan yang lainnya sibuk bercengkrama, namun hal itu tidak mengalihkan Marko dari pikirannya. Marko kembali teringat pertemuannya dengan Debi. Keadaan Debi yang sangat menyedihkan membuat Marko tidak tega meninggalkan Debi seorang diri, tapi lagi-lagi Marko dikalahkan oleh gengsinya. Yah, penolakan cinta yang dilakukan Debi membuat Marko merasa enggan untuk perduli dengan Debi."Bagaimana keadaan Debi sekarang ya? Apa dia sudah pulang?" bisiknya.Rasanya Marko enggan untuk melupakan Debi. Marko terus merasa cemas memikirkan Debi saat ini. "Woe, lagi mikirin apa sih," kata Bima mengejutkan Marko."Apa-apaan sih kamu ini. Mengganggu saja." "Ye, aku kan hanya penasaran saja. Tidak perlu marah kayak gitu dong. Lagian kamu lagi mikirin apa sih? Kelihatannya serius banget?" "Mungkin dia lagi mikirin Debi tuh," sahut Bagas yang seolah tahu jalan pikiran temannya."Kamu beneran lagi mikirin Debi ya?""Apaan sih, gak usah buat gosip deh." "Terus kamu
Baca selengkapnya
Mengabaikan Rasa
Debi tertegun di depan makanan yang dibelikan Rafa. Huh, pikiran dan Debi masih berandai mengingat Marko. "Mungkin jika hubunganku dan Marko tidak renggang. Pagi ini aku pasti menikmati sarapan bersama."Memikirkan Marko seperti ini, membuat Debi menjadi sedih. Debi menjadi malas untuk berangkat kuliah, dan melakukan aktivitas apapun."Berhenti memikirkan Marko, Debi. Kamu harus fokus memikirkan masa depanmu."Yah, seperti itulah tekad Debi. Debi tidak ingin memikirkan apapun selain masa depannya. Debi ingin menciptakan masa depan yang cerah. Debi tidak ingin hidup seperti ini. Dalam kesusahan dan sebatang kara. Debi menikmati makanannya dengan lahap. Debi benar-benar bersemangat hari ini. "Om Rafa yakin mau ikut aku ke kampus lagi?" tanya Marko disela-sela mengunyahnya."Iya, Om yakin.""Sebenarnya Om mau ngapain sih ikut aku ke kampus terus?""Ya mau ketemu sama calon tantemu.""Kalau aku jadi Om Rafa. Aku akan langsung mengungkapkan perasanku dan setelah itu ajak dia menikah.""Ti
Baca selengkapnya
Berusaha Tegar
Debi terkejut mendengar bentakan dari Maya. Saat itu Debi melihat Maya berjalan mendekatinya. Huh, jika sudah seperti ini. Debi bisa menebak akhirnya akan seperti apa."Pasti perubahan sikap Marko ada hubungannya sama kamu.""Masalah Marko tidak ada urusannya denganku.""Alah, aku yakin kamu pasti yang mempengaruhi Marko untuk bersikap tidak baik padaku.""Sepertinya kamu kurang update." "Maya, kamu lupa ya? Sekarang kan Marko sudah tidak perduli lagi sama anak haram ini," sahut Lidya."Oh iya, aku sampai lupa. Kasihan sekali ya kamu. Sekarang dicampakkan, dan Marko lebih memilih aku," kata Maya bangga. Meski Debi mendengarnya, namun Debi tidak memperdulikannya sama sekali. Debi lebih menyibukkan dirinya dengan buku yang ia baca."Berani sekali kamu mengabaikan aku."Saat Maya hendak melayangkan tangannya. Suara Debi langsung menghentikannya."Aku tidak pernah mengganggu kamu, tapi kamu suka sekali menggangguku. Apa kamu memang hobi membuat masalah denganku?""Oh, jadi sekarang kamu
Baca selengkapnya
Jalan-jalan ke Mall
"Marko?"DegDebi merutuki mulutnya yang salah ucap. Bisa-bisanya Debi memanggil Rafa dengan panggilan Marko. "Ma-maaf, maksudku Rafa."Rafa sempat terdiam, dan Debi melihat itu. Mendengar Debi menyebut nama Marko. Rafa jadi ingat dengan keponakannya. Rafa melihat Debi penuh tanya. "Apa mungkin yang Debi maksud Marko keponakanku? Jika itu benar, berarti Marko dan Debi ada hubungan yang tidak aku ketahui?" bisiknya."Rafa.""Eh iya, ada apa?""Kenapa kamu bengong?""Aku hanya kaget saja kamu salah menyebutkan namaku. Kalau aku boleh tahu, memangnya Marko itu siapa?"Debi menundukkan kepalanya. Wajahnya berubah menjadi sendu, dan Rafa melihat itu. Debi merasa enggan untuk bercerita tentang Marko. Apalagi menceritakan tentang Marko sama halnya membuka luka yang sekuat tenaga ia kubur. "Kenapa kamu diam Debi? Apakah Marko seseorang yang kamu sukai?""Enggak kok, Marko hanya sahabat dekatku.""Kalau boleh tahu, nama panjangnya Marko itu siapa ya Debi?""Kenapa kamu menanyakan hal itu?" b
Baca selengkapnya
Pemilik Bar
Marko dan teman-temannya mengalihkan perhatian mereka saat mendengar suara seseorang wanita."Maya, ngapain kamu di sini?" tanya Bima penasaran."Mau ketemu pacarku lah.""Pacar kamu? Pacar kamu yang mana?" Huh, Marko mendengus kesal mendengar jawaban Maya. Marko pikir Maya orang yang bisa menjaga janji, tapi tidak disangka Maya orang yang suka ingkar. Melihat itu, Marko semakin muak dengan Maya. Apalagi Maya mengatakannya di depan teman-temannya."Iya Maya, pacar kamu siapa?" sahut Bagas yang tak kalah penasaran. "Ini pacarku."Maya menggandeng tangan Marko posesif, membuat pemiliknya merasa risih. Marko berusaha melepaskan tangannya, tapi Maya terlalu erat menggandengnya."Kamu sama Marko pacar?" balas mereka terkejut."Iya, aku dan Marko sudah resmi pacaran.""Sepertinya Maya jadi gila gara-gara sering ditolak Marko," ucap Gilang yang langsung membuat Maya marah."Jangan sembarang bicara kamu ya! Aku sama Marko beneran sudah resmi pacaran. Iya kan sayang?"Rasanya Marko ingin munt
Baca selengkapnya
Tatapan Aneh
"Apa?"Debi terkejut mendengar jawaban dari Doni. Rasanya Debi masih tidak percaya dengan yang dikatakan Doni barusan."Mas Doni tidak sedang bercanda kan?""He, apakah wajahku ini memperlihatkan kalau aku sedang bercanda?" Debi menelisik wajah Doni yang terlihat serius. Tidak ada kebohongan yang ia temukan di sana."Tidak mungkin. Jelas-jelas Rafa itu teman kuliahku, bukan Pak Juna," bisiknya. "Ngapain kamu masih bengong di sini? Ini, antarkan pesanan Pak Juna. Jangan biarkan beliau menunggu.""Eh, iya Mas Doni."Debi mengambil kopi yang sudah disajikan Doni. Dengan perasaan tak menentu. Debi melangkahkan kakinya mendekati Rafa.Rafa yang saat itu menyadari kedatangan Debi pun tersenyum. "Terima kasih ya?""Iya, sama-sama." Setelah mengantarkan kopi untuk Rafa. Debi tak langsung beranjak dari tempatnya. Debi masih memperhatikan Rafa yang tengah menikmati kopinya. "Masak iya sih, kalau Rafa itu ternyata Pak Juna? Kalau Rafa adalah Pak Juna. Kenapa dia masih terlihat sangat muda? P
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status