Semua Bab BAYI MILIARDER (A Baby Billionaire): Bab 51 - Bab 60
87 Bab
Bab 51 : Our Baby Monster Is
Richie yang mulai bekerja di Tyaga grup hari itu berhasil dibuat sakit kepala oleh Jim. Ternyata bekerja menjadi pucuk pimpinan tak semudah yang dia bayangkan. Jim menyodorkan beberapa kertas yang sudah dia buat sesuai dengan permintaan Daniel.  “Apa ini?” tanya Richie keheranan. “Itu data lima belas anak perusahaan Tyaga grup, tugas anda adalah mempelajarinya. Pak Daniel berencana memberikan tujuh diantaranya untuk anda ambil alih.” Jim menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti.  “Jadi maksudmu aku tidak hanya menggantikan dia untuk beberapa bulan tapi-“ “Ya, setelah Pak Daniel kembali bekerja, anda akan diminta mengambil alih tujuh perusahaan yang selama ini dikelola oleh kakak anda.” Richie menelan saliva, dipandanginya kertas-kertas yang diperlihatkan Jim padanya dengan tatapan layaknya siswa yang akan menghadapi
Baca selengkapnya
Bab 52 : Perselisihan Calon Orang Tua
Dua minggu telah berlalu semenjak wanita bernama Citra yang mengaku-aku memiliki anak dari Daniel itu dipanggil oleh pihak kepolisian karena laporan pencemaran nama baik yang dilakukannya.  Dari sang pengacara, Daniel mendengar kabar bahwa wanita itu bersikeras ingin menemuinya untuk meminta maaf secara langsung. “Untuk apa dia ingin menemuiku? Bersujud di kakiku pun tidak akan aku maafkan.” Ghea tersentak mendengar kalimat yang meluncur dari bibir Daniel. Hari itu keduanya sedang berada di ruang tunggu dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi untuk memeriksakan kandungan Ghea, sekaligus menemui dokter Orthopedi untuk membuka gips di tangan Daniel tadi.  Ghea tahu bahwa Daniel sedang menerima telepon dari pengacaranya, tapi yang membuatnya agak kaget adalah ucapan sombong suaminya barusan. Beruntung hanya ada dia dan Daniel di sana karena satu pasangan lainnya tadi sudah masuk
Baca selengkapnya
Bab 53 : Seno - Sean - Suneo
“Lepas! Jangan merayuku!” “Aku tidak merayu, siapa yang merayu? ayo berbaring ke kiri, jangan membantah anjuran dokter,” titah Daniel yang sedikit memaksa memutar tubuh Ghea. Setelah Ghea benar-benar berbaring ke kiri, Daniel terpaksa harus menahan gelak tawanya karena istrinya itu bertingkah menggemaskan. Ghea memejamkan mata seolah tidak mau melihat wajahnya. “Apa kamu sudah tidur?” tanya Daniel yang yakin bahwa istrinya sudah mulai melunak. Ghea menganggukkan kepala tapi masih memejamkan mata. Membuat Daniel tak kuasa untuk mendaratkan sebuah ciuman di pipi istrinya itu. “Maaf ya!” bisik Daniel.  “Maaf untuk apa?” perlahan Ghea menjauhkan kelopak matanya. Ia menelisik wajah Daniel yang nampak merasa bersalah. “Maaf untuk menyakiti hatimu dengan mengatakan bahwa aku
Baca selengkapnya
Bab 54 : Acara Ngunduh Mantu
  Mencoba mengabaikan Daniel yang sedang cemburu buta, Ghea memilih untuk membuka korden kamarnya, melihat pemandangan kota Jogja dari lantai di mana kamarnya berada. Ia penasaran sebelum pergi ke rumah ayahnya besok, akankah sang suami mengajaknya jalan-jalan nanti? apakah dia akan mendapatakan sebuah makan malam romantis bak adegan sinetron ikatan batin? Dan jawabannya adalah mungkin saja. Ya, mungkin saja Ghea akan mendapatkan makan malam yang diimpikannya jika saja Daniel tidak bertanya yang macam-macam kepada pelayan yang melayani mereka untuk makan malam di rooftop hotel itu. “Siapa yang memilihkan bunga ini?” tanya Daniel sambil menunjuk vas bunga di atas meja. “Pak Seno.” “Yang memilih urutan menu yang akan disajikan kepada kami?” “Pak Seno.” “Lalu apakah semua dekorasi in
Baca selengkapnya
Bab 55 : Saya Mencintai Putri Ayah
  Daniel merasa kikuk, ia tak menyangka bahwa mertuanya ternyata tahu arti dari kata Casanova, berarti benar dugaannya saat mengantar Pak Asman ke bandara dulu. “Eh … itu ada cassava lembu.” Lagi-lagi Pak Asman jahil dan menggoda sang menantu. Daniel pun menggigit bibir bawahnya, sedangkan Ghea hanya bisa menahan rasa tak enak di hatinya karena ayahnya terus-terusan menggoda suaminya. “Ubi cilembu maksud ayah?” tanya Ghea karena Daniel memilih tak menyahut ucapan Pak Asman. “Apa ayah mau?” “Boleh lah buat teman ngeteh dan ngeronda nanti malam.” Daniel pun menepikan mobil yang dikendarainya. Ia hampir turun untuk membelikan ubi manis itu, tapi pak Asman menahannya.  “Biar ayah saja!” cegah sang mertua sambil membuka pintu mobil. Daniel pun mem
Baca selengkapnya
Bab 56 : Daniel Menyikapinya Dingin
Daniel tetap pada pendiriannya, mau di depan wartawan atau tidak ia tetap tidak peduli, dan sepertinya dia tidak perlu berbaik hati lagi kepada wanita yang sudah menjadikan namanya, serta memanfaatkannya sebagi bahan menaikkan popularitas.   "Kamu datang membawa wartawan ke sini, itu menunjukkan dengan jelas bahwa kamu memiliki niatan lain. Aku bukanlah orang yang dengan mudah memaafkan kesalahan orang, apa lagi orang yang mengusikku dengan sengaja. Berdirilah dan pergi!" Ketus Daniel.    Baik Citra, wartawan dan orang-orang yang ada di sekitar mereka semuanya membeku. Menyaksikan betapa dinginnya seorang Daniel Tyaga, tak terkecuali Ghea.   "Niel!" Meraih lengan suaminya, Ghea meminta semua wartawan untuk mematikan kamera mereka.    "Aku tidak mau memaafkan wanita ini! Jadi jangan paksa aku."   Ghea pun lagi-lagi menemukan sisi lain dari suaminya. Daniel benar-benar ti
Baca selengkapnya
Bab 57 : Calon Hot Daddy
  Hari terakhir liburan Daniel dan Ghea di Jogja, diisi dengan sesuatu yang jelas sangat mengasyikkan untuk pasangan suami istri. Memesan sebuah hotel yang tepat bersebelahan dengan pantai, mereka menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan, menghirup udara segar kemudian kembali ke kamar. Keduanya bergelung di bawah selimut dari siang hingga matahari hampir tenggelam. Memulihkan tenaga setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi batin mereka dengan perasaan cinta. “Apa tidak pegal?” tanya Ghea dengan suara lengket karena seingatnya sejak dia memejamkan mata dan bangun, ia memakai tangan Daniel sebagai bantalan kepala. “Tidak!” Daniel masih memejamkan mata sambil memeluk tubuh Ghea, sesekali senyum tipis begitu manis terukir di bibirnya saat permukaan kulitnya merasakan bayi di dalam perut istrinya bergerak-gerak. “Apa sudah terlambat melihat mataha
Baca selengkapnya
Bab 58 : Mempersiapkan Kebutuhan Bayi
BRAK Pintu ruang rapat salah satu perusahaan yang bergerak di bidang otomotif itu didobrak paksa oleh Nathan. Pria itu emosi hingga berjalan tergesa dan seketika mencengkeram kerah kemeja Richie yang sedang duduk manis di kursi yang seharusnya dia duduki. Hari itu, Nathan baru saja kehilangan posisinya menjadi direktur utama, karena Richie berhasil menjatuhkan pria itu sesuai keinginan kakaknya.  Richie membiarkan pria itu meluapkan emosinya, ia tak merasa takut karena tidak ada kesalahan atau kecurangan yang dilakukannya dalam mengambil alih perusahaan itu, yang ternyata sahamnya tidak dimiliki sepenuhnya oleh Nathan.  "Apa Daniel yang menyuruhmu?" Mata Nathan yang menyala-nyala itu dibalas dengan senyuman menghina dari Richie. Putra bungsu almarhum Tyaga itu mengangkat tangan kanannya. Melarang orang-orang yang ingin menghalau perbuatan Nathan kepadanya.  "Kenapa
Baca selengkapnya
Bab 59 : Sudah Berakhir
  “Bagaimana bisa kamu terbebas dari tuntutan pria itu?”  Nathan yang sudah dikuasai amarah dan kebencian mulai berpikir untuk menyerang Daniel dengan siasat busuknya. Hari itu dia mengajak Citra bertemu, Nathan tidak tahu bahwa selingkuhannya itu sudah berjanji akan membantu Daniel jika dia berniat berbuat jahat lagi. “Aku memelas dan memakai anakku sebagai alasan.”  Citra mencoba berbicara dengan hati-hati, dia tidak ingin sampai Nathan curiga kepadanya. Citra tahu pria brengsek itu pasti akan memintanya melakukan hal buruk lagi.  Benar saja dugaan Citra, belum juga dia bertanya alasan Nathan mengajaknya bertemu. Pria itu sudah menyodorkan sebuah botol kecil kepadanya.  “Apa ini?”  “Racun! Entah bagaimana caranya, kamu harus datang ke acara tujuh bulanan perempuan b
Baca selengkapnya
Bab 60 : Iri Ke Suami Sendiri
Salah satu hari bersejarah bagi keluarga Tyaga pun tiba, bukan karena Ghea akan melahirkan, melainkan hari itu Daniel dan Richie resmi berbagi tanggung jawab akan bisnis yang dibangun almarhum sang papa.  Meskipun hanya beberapa bulan belajar, Richie menunjukkan kesungguhan juga kecakapannya dalam mengelola perusahaan. Ini lah yang sejak awal membuat Daniel yakin bahwa sang adik memang sudah bisa memikul tanggung jawab sama seperti dirinya, dan sesuai keinginan Richie salah satu perusahaan yang Daniel berikan adalah T Factory-sebuah pabrik makanan ringan. Sebuah pesta kecil mereka gelar di aula pabrik sebagai bentuk rasa syukur. Namun, Richie sepertinya tidak bahagia, terlihat dari wajahnya yang sedikit masam, diam-diam ia selalu mencuri pandang ke arah yang sama yaitu pintu masuk yang sekaligus menjadi pintu keluar. Pria itu sepertinya sedang menunggu seseorang.  "Niel-Niel!" Ghea menarik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status