All Chapters of Benci Berbuah Cinta: Chapter 131 - Chapter 140
179 Chapters
131
"Tolong keluarkan kedua alat ini," pinta Bella Saphira memohon pilu dengan kedua kaki terbuka dan tangan terikat di atas kelapa."Hmmmmm..." gumam William Randolph amigu. Ia tidak ada niat untuk melakukan sesuatu, apa lagi mengeluarkan alat tersebut dari celah inti Bella Saphira.Melihat William Randolph masih diam membisu, Bella Saphira berusaha mengeluarkan semua tenaga yang masih ada untuk berteriak."Cepat keluarkan, apa kau tuli?" seru Bella Saphira dengan suara nyaring.William Randolph melirik ke arah Bella Saphira, lalu memutar kedua bola matanya dengan malas. Kemudian mengeluarkan senyuman sinis dari bibirnya."Untuk apa di keluarkan, bukan kah kau menikmatinya?" balas William Randolph dengan tatapan mencemoh."Keparatt kau William Randolph," umpat Bella Saphira dengan suara kesal. Ketika tahu William Randolph tidak ada niat untuk melakukan apa yang ia minta.William Randolph masih memilih untuk menulikan kedua telinganya. Kemudian bersiur dengan nada yang mengejek Bella Saph
Read more
132
Dokter itu menaikkan sebelah alisnya sebagai sindiran terhadap William Randolph. Mendapatkan sindiran dari dokter yang lebih muda darinya. William Randolph hanya memasang wajah bodoh. Sebagai bukti uang lebih berkuasa. Tepatnya ia punya banyak uang sehingga bisa melakukan apa saja dan juga membuat orang menunduk untuk melakukan apa yang di inginkan. Melihat sikap William Randolph yang mengejek dirinya, tanpa kata-kata dokter itu berjalan menaiki anak tangga satu persatu. Sesampai di lantai dua, dokter itu berkeliling untuk mencari wanita yang di maksud oleh William Randolph. "Sungguh menjengkelkan mentang-mentang punya uang bisa seenaknya," batin dokter itu yang hanya bisa mengumpat di dalam hati. Langkah kaki dokter itu berhenti di kamar paling ujung. Perlahan-lahan jemarinya maju untuk menyentuh ganggang pintu kamar. Saat pintu kamar terbuka, wajah dokter itu menunjukkan expresi terkejut. Karena ia mengenal siapa wanita cantik yang berbaring lemah di atas ranjang besar. "Bella?
Read more
133
"Seksi dan menggairahkan," batin pria itu yang masih melihat tubuh Bella Saphira tercetak di kaca transparan dalam posisi di setubuhi dari arah belakang oleh seorang pria yang ia kenal."Habis ini giliran aku," ucap pria itu yang sibuk mengelus badan rudalnya secara naik turun.Di dalam kamar, Bella Saphira yang di setubuhi dari arah belakang. Ia berusaha menyeimbangkan tenaga William Randolph."Ahhhhh," desah Bella Saphira dengan kedua tangan menempel di kaca dan kedua dadanya berayun-ayun mengikuti hentakan William Randolph dari arah belakang."Suara desahanmu yang paling merdu," seru William Randolph yang menahan pinggul Bella Saphira dengan kedua tangan. "Hentikan... Tolong hentikan Ahhh," pinta Bella Saphira memohon pilu di sertai dengan desahan kecil.William Randolph tidak menangkapi perkataan Bella Saphira. Ia menundukkan tubuhnya, kemudian kedua tangan meremas kedua dada secara gemas. "Ahhhhh Ahhh," desah Bella Saphira semakin nyaring, karena puncak dadanya di jepit di sela
Read more
134
Melihat William Randolph tidak ada niat untuk mengeluarkan benda tumpul itu, dokter itu memilih untuk keluar dari dalam kamar dengan memasang wajah bodoh. "Aku yakin sebentar lagi pria bodoh itu akan menyari aku lagi," batin dokter itu yang tidak sabar untuk mendapatkan uang dari William Randolph. Daripada mencampuri apa yang di lakukan oleh William Randolph terhadap jalang tersebut, dokter itu memilih kembali ke rumah sakit untuk mencari uang tambahan. Sedangkan William Randolph yang berhasil menghilangkan ketakutan atas apa yang di katakan oleh dokter itu. Ia kembali bergoyang pinggang untuk kesekian kalinya dengan menarik kedua tangan Bella Saphira ke arah belakang. "Mendesahlah lebih merdu lagi jalang milikku!" seru William Randolph yang menghentakkan rudalnya untuk kesekian kalinya. Bahkan berpindah dari anal ke liang dan sebaliknya. Termasuk dengan dildo hitam berukuran besar itu juga ikut berpindah posisi. "Ahhh Ahhh Ahhh Ahhh Ahhh Ahhh," pekik Bella Saphira yang mengikuti
Read more
135
Di dalam kamar, kedua mata William Randolph melirik tubuh Bella Saphira yang bermandikan keringat dan lendir di mana-mana dengan memperlihatkan tatapan jijik. "Malas sekali membersihkan diri," batin William Randolph yang mencemooh Bella Saphira. William Randolph yang kehabisan kesabaran. Ia melangkahkan kedua kakinya mendekati Bella Saphira yang terbaring lemas di atas ranjang yang sudah tidak berbentuk lagi. "Hei jalang," seru William Randolph dengan suara keras. Tapi tidak di balas oleh Bella Saphira. Merasakan firasat buruk, William Randolph kembali menghubungi dokter tersebut untuk meminta bantuan untuk menyelesaikan masalah yang ia hadapi saat ini. Dokter itu bernama Adam Levine yang mendapatkan panggilan dari William Randolph. Ia segera meluncur ke villa yang di maksud oleh William Randolph dengan hati bahagia. Karena sudah tahu akan mendapatkan uang dalam jumlah banyak hari ini. Adam Levine sudah menduga, cepat atau lambat William Randolph pasti menghubungi dirinya untuk m
Read more
136
William Randolph mendengus kesal untuk waktu yang lama akan nasehat Ricky yang di anggap tidak ada solusi terbaik untuk memecahkan masalah yang sedang ia hadapi saat ini. Padahal Ricky sudah memberikan solusi terbaik untuk lepas dari masalah yang ada. Tapi William Randolph yang tetap keras kepala dan merasa dirinya yang paling benar dengan pendapatnya. Sehingga menganggap saran Ricky bukan yang terbaik sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan masalh yang kini melenguh dirinya. "Saran aku lebih baik kau akhiri deh," ucap Ricky yang masih tidak bosan menasehati William Randolph yang keras kepala dengan dendam membara di dalam hati. Mendengar saran Ricky yang masih sama seperti tadi. Emosi William Randolph kembali mendidih. Ia sungguh heran dengan Ricky yang tetiba memihak pada Bella Saphira dari pada berpihak padanya yang merupakan sahabat kecil hingga sekarang. Walau mereka berdua selalu beda sekolah sampai perguruan tinggi. "Apa kau tertarik pada jalang itu?" seru William Randolph
Read more
137
Mendapatkan jawaban yang sama. William Randolph memilih untuk pergi dari hadapan Ricky daripada ujungnya bertengkar dengan Ricky lagi atau mungkin lebih parah dari sekedar bersikap kasar."Aku yakin kau berpihak pada jalang itu," batin William Randolph yang masih dendam membara kepada Bella Saphira yang di anggap sudah merebut Ricky darinya dan menjadikan Ricky sebagai alat untuk bisa lepas dari cengkeramanya."Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.... Tidak akan pernah," pekik William Randolph mendadak gila, ketika melewati lorong perkantoran perusahaan Leonard.Berapa staff melihat William Randolph dengan tatapan kaget dan juga terheran-heran akan sikap William Randolph yang tidak seperti biasanya."Apa yang terjadi pada tuan Randolph?" batin para staff bertanya-tanya dalam hati."Apakah kedua tuan muda bertengkar soal asmara?" bisik staff wanita yang kepo akan hubungan percintaan kedua tuan muda yang berbeda keluarga."Siapa wanita yang beruntung itu?" timpal salah satu staff y
Read more
138
"Apakah Ricky telah menceritakan semua apa yang aku lakukan kepada jalang bernama Bella Saphira kepada pak tua itu?" batin William Randolph yang menuduh sahabat baiknya tanpa bukti sama sekali. Karena perintah penangkapan yang di minta oleh ayahnya secara mendadak untuk pertama kalinya.Melihat William Randolph akan melakukan perlawanan, Para bodyguard melihat satu sama lain untuk menemukan solusi terbaik agar tidak melukai fisik William Randolph.Salah satu bodyguard yang merupakan ketua, Ia berjalan maju ke hadapan William Randolph dengan sikap hormat."Tuan muda, tolong jangan melakukan perlawanan. Kami tidak ingin melukai anda!" ucap bodyguard itu dengan perintahnya. Tapi di tulikan oleh William Randolph yang tidak sudih di tangkap dengan cara seperti ini. Bagi William Randolph ini cara yang paling hina dalam sejarah hidupnya saat berurusan dengan ayahnya.“Pak tua sialan itu,” umpat William Randolph kepada ayahnya yang di anggap lebih memihak kepada Ricky daripada anaknya sendiri
Read more
139
Para bodyguard segera menyeret William Randolph keluar dari ruangan kerja Robert Randolph secara kasar.“Ayahhhhh…. Kau tidak boleh melakukan hal seperti padaku,” seru William Randolph yang tidak terima keputusan ayahnya yang sudah di anggap tidak sayang lagi padanya dengan menyerahkan dirinya kepada pihak berwajib untuk menjalani masa tahanan perlanggaran lalu lintas.Anton Bancrul yang tidak tegah melihat William Randolph menekam di penjara. Ia hendak melangkah maju untuk menyusul William Randolph yang di seret keluar oleh para bodyguard lainnya.“Jangan kau bantu dia, biarkan dia intropeksi diri di sana. Kita semakin tua dan tidak bisa selamanya menjadi perlindungnya!” perintah Robert Randolph yang menghentikan langkah kaki Anton Bancrul yang hendak menyusul para bodyguard.“Tapi tuan…” balas Anton Bancrul yang mengantungkan kalimatnya.“Keluarga Randolph tergantung padanya di masa depan, Jika dia masih seperti ini. Cepat atau lambat akan hancur, begitu juga dengan dirinya. Aku tid
Read more
140
“Ya,” balas William Randolph jujur. Dalam hati, William Randolph tertawa bahagia. Ia tidak menyangkah kebodohan dirinya yang ini bisa menyelamatkan hidupnya. Saat mendengar ceramah Ricky, Ia tidak sengaja meminum minuman sirup punya Ricky di atas meja dengan tujuan untuk melancarkan buang air besar. Sebaliknya bisa menjadi alasan untuk meringankan hukuman yang akan ia jalani saat ini. Hakim merasa kasus ini merupakan kasus paling bodoh, Ia pun menjatuhkan hukuman 2 minggu kepada William Randolph dan denda $500 di bayar tunai Awalnya William Randolph mau protes atas keputusan hakim yang di nilai tidak adil. Tapi melihat aba-aba dari Anton Bancrul yang seakan meminta untuk tetap diam di tempat. William Randolph terpaksa menerima keputusan hakim dengan hati mengerutu di sertai dengan umpatan kecil di dalam hati. Sedangkan Robert Randolph merasa keputusan hakim terlalu ringan untuk mendidik anaknya yang telalu membuat banyak masalah selama ini. “Terkutuk lah kau wanita jalang, lihat
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
18
DMCA.com Protection Status