All Chapters of Destiny About Me: Chapter 21 - Chapter 30
127 Chapters
Bab 21.
Aya meremas tangan Dafa yang masih asyik mengobrol dengan orang tuanya, pria itu pun menoleh, Aya memberi isyarat jika dirinya ingin bicara dengannya."Sebentar ya Pak, Bu." pamitnya, lalu mengajak Aya untuk bicara di luar.Sesampai di teras rumah gadis itu hanya diam sambil terus menatap Dafa, semetara pria itu terlihat tenang ia tersenyum memasukan tangannya kedalam saku celana, menunggu gadis depannya ini untuk berbicara.Aya menghela napas terlebih dahulu, lalu kembali memandang pria tampan tersebut. "Aku pikir kita akan menikah seminggu lagi atau beberapa hari lagi, tapi kenapa besok lusa Dafa. Apa tidak terlalu cepat? Bagaimana jika keluargamu tiba-tiba berubah pikiran?" ungkap Aya menggunakan bahasa isyarat gadis itu terlihat sekali jika sedang kesal bercampur gelisah.Dafa semakin tersenyum ia maju satu langkah, Tangannya memegang kedua pundak Ayana. Jarak begitu dekat membuat Aya mengerjapkan matanya gugup. Ia menahan napas tidak berani membalas
Read more
Bab 22.
Aya bergeming, gadis itu masih diam di tempat tidak ingin mengikuti langkah kaki Dafa.Pria itu menoleh menatap Aya heran. "Ayo?" kata Dafa.Aya menarik tangannya lalu duduk kembali. "Jika kamu ingin bertemu cinta pertamamu, temui saja sendiri. Jangan ajak aku," Dafa tertawa melihat tingkah Aya. Pria itu berkecak pinggang mengigit bibir bawahnya memperhatikan gadis itu.Dafa pun menghampiri Aya kembali, menggenggam tangan Aya lagi, namun di tepis oleh gadis itu. "Ayolah, sebentar saja." mohonnya."Jalan kaki aja kita sampai, kamu boleh pergi jika kamu tidak merasa nyaman nanti," kata pria itu.Aya mendengus, apa-apaan itu. Seharusnya Dafa tau jika Aya sudah tidak nyaman ketika pria itu mengajaknya, kenapa harus menunggu tiba di sana."Pliss,," mohon pria itu dengan wajah memelas.Aya mendengus kembali melirik sinis pada Dafa, dengan menghentakan kaki kesal, Aya mau di ajak pria itu pergi.Dafa tersenyum senang, ia pun menggande
Read more
Bab 23.
Di rumah Pak Gufron, orang tua Dafa. Sudah terlihat sibuk, ada beberapa tetangga yang mulai datang untuk membatu mempersiapkan acara ijab qobul yang akan di lakukan esok pagi.Bukan hanya para orang tua yang sibuk, tapi anak muda seumuran Dafa juga ikut membantu mendirikan tenda pernikahan.Dafa memang tidak ingin terlalu mewah, bukan karena ia sayang uang. Namun waktunya tidak banyak, setelah menikah dia dan Aya harus kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan keperluan Dafa ketika ada di inggris nanti.Hal ini juga sudah dia bicarakan dengan Aya. Dan beruntungnya gadis itu juga tidak perlu pesta meriah, yang terpenting doa dan restu dari orang tua pria itu.Aya sibuk di belakang rumah membantu Ibu-ibu yang sedang memasak. Ia senang warga di desa tempat keluarga Dafa tinggal, sangat ramah-ramah. Bahkan mereka tidak mempersalahkan keadaannya.Gadis itu tidak melunturkan senyumannya dari bibirnya. Pernikahan kali ini jauh lebih membahagiakan dari pada p
Read more
Bab 24.
Untuk pertama kalinya Dafa, menjadi Imam selain bersama keluarganya, begitu pun dengan Aya.Gadis itu juga pertama kalinya, sholat di imami oleh seorang pria sekaligus suaminya sendiri, rasa haru bahagia menjadi satu di hati keduanya.Mereka memanjatkan doa bersama, setelah itu Dafa berbalik menghadap kearah Aya, gadis itu mengulurkan tangannya dan mencium tangan suaminya.Dafa menangkup wajah Aya, mencium keningnya dan mendoakan istrinya di ubun-ubun gadis itu,Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih.Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya.Aya meneteskan air matanya, mendengar doa dari pria yang ia cintai, Aya mengaminkan semua yang Dafa panjatkan. Dan berharap Allah mendengar doa yang mereka
Read more
Bab 25.
Semilir angin sejuk yang masuk lewat celah jendela menghantarkan hawa dingin menebus tulang, hingga perempuan beparas cantik yang sangat nyenyak dalam tidurnya, mengeratkan pelukannya pada sesuatu yang memberikannya kehangatan hingga ia tanpa sadar membuat apa yang sedang ia peluk tersenyum geli.Seorang pria berwajah tampan tengah menopang kepalanya dengan tangan kiri, memperhatikan istrinya yang tengah memeluknya.Pria itu adalah Dafa yang sangat menyukai wajah polos istrinya yang masih betah memeluknya karena hawa dingin.Jika bukan karena waktu, dan kewajiban untuk sholat subuh, Dafa tidak tega membangunkan Ayana yang terlihat kelelahan.Bukan hanya kelelahan dalam acara pernikahannya kemarin, tapi kelelahan akibat ulahnya yang ingin terus melakukannya.Beruntung Aya tidak menolak hingga ia merasa lelah dan pukul tiga pagi mereka baru terlelap.Dafa mengusap pipi Aya lembut agar prempuan itu terjaga, namun bukannya bangun Aya justru sema
Read more
Bab 26.
Dafa menatap cegah pada perempuan yang berdiri di hadapannya, ia menghela napas berat. "Cari Ibu? Ibu nggak ada, balik aja nanti..""Aku cari kamu Dafa, aku mau ngomong sebentar sama kamu." potong perempuan itu saat Dafa belum selesai bicara.Perempuan itu maju satu langkah. "Ini ada sarapan untuk kamu dan yang lainnya, aku buatin masakan kesukaan kamu." Dafa tersenyum remeh malas menerima sebuah rantang dari wanita itu.Raut wajah sedih dan senyuman getir keluar dari bibir perempuan itu. "Aku minta maaf Dafa," ucapnya sambil menunduk. "Aku menyesal, aku salah meninggalkanmu." ujarnya lirih"Nggak perlu menyesal! apa yang sudah kamu pilih, adalah apa yang harus kamu jalani. Tidak perlu di sesali. Dan kalau kamu datang kesini untuk minta maaf, aku sudah memaafkanmu. Tapi aku harap kamu jangan mengganguku karena kini aku sudah bahagia bersama orang yang aku cinta. Dan orang yang bisa menghargai perasaanku." Sindir Dafa dengan tegas, pria itu sudah muak deng
Read more
Bab 27.
Hari ini Aya terlihat sangat bahagia, hingga rasanya tidak bisa di ungkapkan oleh kata-kata.Bagaimana tidak bahagia, Dafa memperlakukannya begitu istimewa, Pria itu sangat memanjakannya. Apapun yang dia minta pasti selalu di turuti.Seperti saat ini, sesudah dari pantai Dafa mengajak Aya ke taman wilis, pemandangan di taman itu membuat Aya berdecak kagum.Dari tempat itu ia bisa melihat kemberlap lampu menghiasi kota Semarang, Aya menarik tangan Dafa untuk mengajak pria itu membeli sosis bakar dan juga telur gulung.Sambil menunggu penjual membakar sosisnya, pasangan pengantin baru itu terlihat sangat bahagia dengan obrolan ringan yang mereka ceritakan."Habis makan sosis, kita makan bakso ya. Di sini ada bakso enak dan terkenal," ajak Dafa pada Aya.Perempuan itu tersenyum cerah, ia mengangguk dengan semangat membuat Dafa gemas, pria itu mengacak rambut istrinya lalu membawa wanita itu kedalam pelukannya."Mas tunggu Mas!! Dengerin
Read more
Bab 28.
Kenapa manusia selalu sulit melupakan kejadian yang kurang menyenangkan di masa lalu, padahal sebisa mungkin bayangan dan kenangan buruk tersebut bisa pergi di kehidupan manusia di masa sekarang.Sejatinya kejadian itu sebagai pengingat jika dulu kita pernah salah, dulu kita pernah melakukan hal bodoh tanpa kita sadari. Hal ini juga menjadi pengingat bahwa kita tidak boleh melakukan kesalahan lagi dan mengulangi apa yang kita perbuat di masa lalu.Seperti apa yang di rasakan oleh Dafa, pria itu setelah mendengar penjelasan Risna tentang kenapa wanita itu meninggalkannya, adalah masalah keluarga. Hatinya gundah dan tak tenang selalu saja tertuju pada perempuan itu.Risna memang dari dulu sudah di suruh oleh orang tuanya agar mendekati Tanto agar bisa menjadi pasangan pria tersebut.Dafa menarik napas panjang, mengusap wajahnya dengan kasar, andai dulu dia mencari tahu alasan Risna meninggalkannya. Mungkin saat ini ia masih bersama perempuan it
Read more
Bab 29.
Dafa kembali kerumah pukul sembilan malam, ia pulang menggunakan motor yang dia beli untuk Syifa, saat Dafa memarkirkan motor metic tersebut, Pak Gufron yang kebetulan sedang duduk di teras rumah mengerutkan kening."Assalamu'alaikum," salam Dafa menghampiri Ayahnya mencium punggung tangan Pak Gufron di susul Aya setelahnya."Motor siapa yang kamu bawa?" tanya Pak Gufron selepas menjawab salam putranya.Dafa ikut melihat kearah motor metic keluaran terbaru tersebut, ia menoleh kembali memandang Ayahnya. "Motornya Syifa Pak," jawabnya."Kamu beli motor buat Adikmu?" tanyanya memastikan. Dafa mengangguk sebagai jawaban. Raut wajah Pak Gufron sudah berbeda. "Untuk apa? Toh motor Bapak masih layak pakai, kalau adikmu keluyuran bagaimana?" Dafa menggaruk pelipisnya, sudah tau pasti seperti ini reaksi Ayahnya."Biarkan Pak, ini hadiah dari aku untuk Syifa. Kasian dia pengin punya motor baru, tapi takut sama Bapak." Pak Gufron membuang napas lalu duduk di
Read more
Bab 30.
"Dafa, Pak.. Sini makan siang dulu," teriak Bu Hasniah yang baru tiba membawakan bakul untuk makan siang putra bersama suaminya."Iya Bu." balas Pak Gufron lalu segera mengajak Dafa makan siang.Dafa duduk di samping Aya yang memang sengaja di ajak oleh Bu Hasniah, wanita itu mengulurkan tangannya untuk mencium punggung tangan suaminya.Dafa tersenyum hangat menatap sang istri, ia mengusap pipi Aya lembut sebelum fokus pada nasinya.Aya begitu telaten mengambilkan nasi untuk Dafa, kedua orang tua Dafa tersenyum senang mendapat menantu yang sholeh seperti Aya."Terima kasih," ujar Dafa lembut, Aya mengangguk sambil mengulas senyum."Bagaimana Fa, di ajak Bapak nanam padi?" tanya Ibunya."Capek Bu, mending di dapur aku seharian masak, berbagai menu bisa aku taklukkan. Jadi petani susah, mana Bapak marah-marah terus dari tadi." katanya sambil melirik Ayahnya yang sedang fokus menyantap makanannya."Dianya aja yang g****k. Gitu aja
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status