Semua Bab Ksatria Pengembara Season 1: Bab 41 - Bab 50
1822 Bab
2. Bagian 18
“Ajian Surya Rembulan.”. ulang Bintang lagi dengan kening berkerut. “Sebagaimana namanya Surya Rembulan, berarti ajian memiliki dua unsur hawa yang berlawanan, surya mengandung hawa panas dan rembulan mengandung hawa dingin, dan tidak semua orang dapat menerima kedua hawa yang berlawanan itu didalam tubuh mereka, oleh karena itulah aku tidak menurunkan ajian ini pada putraku Bujang Sakti, karena aku takut dia tidak akan bisa menerimanya, sedangkan dirimu aku yakin kau pasti bisa menerimanya karena kau bukanlah orang biasa..... kau adalah orang terpilih dari yang terpilih dimayapada ini, aku yakin kau pasti akan bisa menerima ajian ini...”. ucap kakek Raja Penidur seraya berhenti sejenak. “Untuk menguasai ajian ini, aku akan menurunkan kedua hawa itu pada tubuhmu, yaitu Hawa Inti Surya yang mengandung hawa panas dan Hawa Inti Salju yang mengandung hawa dingin, jika kedua hawa inti ini sudah masuk kedalam tubuhmu, baru akan menurunka
Baca selengkapnya
2. Bagian 19
Saat matahari mulai berada condong diufuk barat, barulah Bintang dan kakek Benua tiba dikaki Bukit Bayangan, sesaat Bintang menghentikan langkahnya, kakek Benua yang ada disebelahnya ikut menghentikan langkah dan berpaling kearah Bintang dengan tatapan heran. “Rasanya sudah lama sekali aku meninggalkan tempat ini guru”. ucap Bintang seraya terlihat menghirup dalam-dalam udara yang ada ditempat itu. “Yah, tempat ini memang tidak berubah, ayo cepat....nanti keburu malam”. ucap kakek Benua lagi seraya berkelebat mendahului Bintang, Bintang segera ikut berkelebat mengejar. Tak lama kemudian keduanya sudah berada dipuncak Bukit Bayangan dimana sebuah bangunan tua dan besar terlihat dipuncak Bukit Bayangan, tapi Bintang terkejut saat melihat sosok-sosok yang berdiri dipintu gerbang bangunan tersebut, dan yang mengejutkan Bintang karena dia mengenali betul sosok-sosok yang tengah berdiri menantinya tersebut. “Bunda”. ucap Bintang langsung menjatuhkan dirinya dikaki
Baca selengkapnya
2. Bagian 20
“Kakek Benua yang memberitahukannya beberapa hari yang lalu, makanya bunda telah mempersiapkan semuanya, bunda juga tahu kedatanganmu kali ini juga untuk meminta restu bunda sebelum ananda terjun kedunia persilatan.”. ucap wanita lembut itu lagi seraya bergerak mendekati tempat pembaringannya, dari bawah tempat pembaringan, wanita lembut ini tampak mengeluarkan sesuatu yang membawanya kearah Bintang, Bintang hanya menantinya dengan sabar. Dan tak lama kemudian Bintang dapat melihat seperangkat pakaian dengan jubah biru diatasnya. “Hampir setahun ini bunda membuat pakaian ini untuk ananda, bunda harap bisa cocok denganmu ananda”. ucap wanita lembut itu lagi seraya memperlihatkan seperangkat pakaian itu kepada Bintang. “Bagus sekali bunda” ucap Bintang gembira melihat baju barunya tersebut. “Ayo dicoba sekarang ananda, bunda ingin melihatnya” “Baik bunda.”. ucap Bintang lagi seraya mulai mengenakan pakaian tersebut, ternyata bukan hanya pakaian, tapi ju
Baca selengkapnya
3. Munculnya Ksatria Pengembara
Matahari sudah beranjak dari tempatnya sejak tadi, sinarnya yang menerangi alam jagat raya ini tidak lagi terasa menghangatkan kulit, tapi sudah mulai terasa menyengat kulit. Sementara itu didesa nelayan yang terdapat pesisir utara tanah jawa, tampak sebuah pemandangan indah, hamparan pantai dengan panorama yang begitu menyejukkan dan menentramkan hati bila melihatnya. Beberapa perahu nelayan tampak tengah berlabuh didaratan. Pemandangan indah inilah yang rupanya menarik hasrat seorang pemuda berparas tampan dengan mengenakan pakaian putih berjubah biru, rambutnya yang cukup panjang terlihat terkuncir rapi seperti ekor kuda, sebilah pedang tampak tersampir dipunggungnya, sorot matanya terlihat begitu tajam dan mantap memandang kearah lautan luas yang membentang dihadapannya. Bila menilik penampilan dan raut wajahnya, pemuda berparas tampan ini tak bukan adalah Bintang adanya, tapi sayangnya sebuah tanda bekas luka memanjang tampak membekas dipipi kanannya yang sedikit mengur
Baca selengkapnya
3. Bagian 2
“Jangan ada yang ikut campur kalau masih ingin hidup”. ucap para begal-begal tersebut lagi seraya menempelkan golok-golok mereka dileher-leher pada pemuda tersebut, sehingga kini mereka hanya dapat melihat kepala desa mereka harus terdesak hebat oleh serangan-serangan ke-10 lawannya. Tapi walaupun begitu, pak tua itu terlihat masih mempu untuk membuat beberapa orang penyerangnya harus terjungkal terkena serangannya, tapi ; Breettt! Bretttt! Beberapa kali pakaian lelaki tua itu terkena sabetan golok, tapi untung saja pak itu masih mampu bergerak cepat menghindar, karena jika tidak tentu saat ini tubuhnya sudah bersimbah darah. Bettt! Dassshhh! Pada satu kesempatan, lelaki itu berhasil merampas salah satu golok lawannya hingga kini dengan golok ditangannya, lelaki tua itu sedikit mengurangi desakan-desakan para penyerangnya. Rupanya lelaki tua ini cukup mahir dalam memainkan golok ditangannya, hingga kini ke-7 lawannya yang masih tersisa cukup kesulitan
Baca selengkapnya
3. Bagian 3
“Aku tidak tahu siapa kau anak muda, tapi aku senang bisa berurusan denganmu”. ucap sikepala begal lagi tertawa seraya kembali menaiki punggung kudanya dan dengan sekali perintah saja seluruh anak buahnya sudah mulai mengikutinya meninggalkan tempat itu. Sepeninggalan Gerombolan Begal Golok Iblis, Bintang kembali berbalik mendekati sikepala desa yang kini sudah didekati pula oleh beberapa penduduk desa. “Bagaimana keadaanmu ki, apakah sudah baikan?”. “Sudah raden, tapi raden tidak perlu berbuat begitu, kami lebih rela mati daripada harus tunduk dibawah perintah begal-begal keparat itu”. ucap sikepala desa nelayan lagi. “Benar raden, kami lebih baik mati daripada harus tunduk pada perintah mereka”. ucap para penduduk yang lain lagi, Bintang kembali tersenyum bijak mendengar hal itu. “Saya tahu ki, tidak ada satu orang manusiapun didunia ini yang mau diperintah oleh orang-orang seperti mereka, tapi semua itu saya lakukan agar tidak menimbulkan korban ya
Baca selengkapnya
3. Bagian 4
“Jadi ini yang kalian inginkan.”. ucap Bintang lagi. “Ya, cepat serahkan semua uang itu maka kau boleh meninggalkan tempat ini dengan selamat”. ucap pemimpin Begal Golok Iblis lagi. “Boleh... boleh saja, aku akan menyerahkan seluruh uangku ini tapi dengan satu syarat.?”. “Syarat, cepat katakan syaratmu!” “Keempat kantong uangku ini ingin kutukarkan dengan nyawamu, bagaimana?”. ucap Bintang tiba-tiba hingga sangat mengejutkan semua mereka yang ada ditempat itu, terlebih pemimpin Begal Golok Iblis sendiri. Beberapa saat kemudian terdengarlah tawa pemimpin Begal Golok Iblis ini yang langsung disusul oleh tawa para anak buahnya yang lain. “Ha ha ha! kau ingin nyawaku, boleh saja kalau kau sangg...”. ucap pemimpin Begal Golok Iblis belum selesai terucap, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ; Desss...!!! Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya
Baca selengkapnya
3. Bagian 5
Weeeerrrr...! Weeeerrrr...! Pemimpin Begal Golok Iblis ini terlihat memutar golok ditangannya, sepertinya pemimpin begal ini memutuskan untuk segera mengeluarkan jurus pamungkasnya yang selama ini selalu membuat dirinya menang dalam setiap pertarungan. Ditempatnya kening Bintang tampak berkerut saat melihat pemimpin begal itu tampak duduk bersemedi ditempatnya, sementara itu golok ditangannya terlihat ditancapkannya ketanah. Dan kening Bintang semakin berkerut saat melihat golok yang tadi tertancap ditanah terlihat perlahan-lahan mulai mengawang diudara dan berputar-putar diatas kepala sang pemimpin begal. “Wuutt”. dan golok itu melesat dengan kecepatan tinggi, seperti sebuah busur anak panah yang terlepas dari busurnya. “Uttsss”. untung saja Bintang bergerak reflek menghindari serangan tersebut, tapi seperti memiliki mata, golok itu berhenti melesat dan berbalik kembali kearah Bintang dan kembali melesat dengan cepatnya dan kali ini Bintang kembali bergerak menghind
Baca selengkapnya
3. Bagian 6
“Heiii!!”. tiba-tiba saja salah seorang diantara para begal itu berteriak saat melihat salah seorang wanita tawanan mereka terlihat mencoba melarikan diri dengan berenang keseberang sungai, tapi ; “Settt....akkhh”. belum lagi dia jauh berenang keseberang, sebuah golok melesat dengan cepat kearahnya dan langsung membuatnya terpekik sesaat lalu kemudian tewas dan tubuhnya hanyut terbawa arus sungai tersebut. Rupanya yang melakukan hal itu adalah ki Sawir sendiri yang kini terlihat berdiri. “Nasib kalian semua akan sama seperti wanita bodoh itu jika coba-coba untuk melarikan diri lagi”. ucap ki Sawir lagi hingga kontan saja para wajah-wajah wanita tersebut memucat. “Sudah, ayo kita lanjutkan perjalanan kita, kita harus tiba dihutan rawingin sebelum malam.”. ucap ki Sawir lagi memerintahkan para anak buahnya untuk segera melanjutkan mereka dan perjalananpun akhirnya dilanjutkan. Dan akhirnya perjalanan merekapun mencapai batas hutan rawingin yang merupakan markas
Baca selengkapnya
3. Bagian 7
“Randas, cepat kau bantu mereka”. “Baik guru.”. ucap Randas lagi seraya kembali masuk kedalam kancah pertarungan. Kini Bintang kembali harus dikeroyok oleh belasan orang anak buah Gerombolan Begal Hutan Waringin. “Ayo cepat bunuh pemuda itu ! siapapun yang bisa membunuhnya maka dia boleh memilih wanita manapun yang akan diantara mereka”. ucap ki Sawir lagi menjanjikan hadiah yang cukup menggiurkan bagi anak buahnya yang semakin bersemangat menyerang Bintang karena janji hadiah tersebut. “Kalian memang orang-orang yang tak perlu dikasihani”. ucap Bintang lagi dengan keras, dan bersamaan dengan itu, gerakan Bintangpun berubah, kalau tadi Bintang terus bergerak menghindari serangan setiap lawannya, tapi kini balik Bintang yang melancarkan serangannya, bahkan ; “Deeeessss....ddeeeesss...deeeesss.”. serangan gencar dan beruntun yang dilancarkan oleh Bintang langsung membuat beberapa orang dari anak buah ki Sawir terkapar ditanah, bahkan beberapa orang dian
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
183
DMCA.com Protection Status