All Chapters of Dokter Izma: Chapter 11 - Chapter 20
32 Chapters
Sepuluh
Izma dan Azam kini sudah lelap dengan buaian mimpi yang indah. Azam masih lekat mendekap tubuh langsing sang istri kecilnya. Saat itu hujan masih mengguyur kota New York. Azam mulai membuka matanya dengan perlahan. Dia melihat dengan jelas bahwa dia sedang bersama istri yang dia rindukan selama dua tahun ini. Azam tersenyum dengan manis. Menatap punggung sang istri.Azam lalu mengecup leher belakang Izma dengan sangat hati-hati. Dia takut membangunkan gadis itu. Azam semakin mengeratkan pelukannya. Hatinya terasa tenang bisa memeluk Izma seperti ini. Azam begitu menyukai wangi dari tubuh sang istri. Tubuh yang pernah dia kecup kenikmatannya.Izma perlahan membuka matanya dia mencoba melepaskan pelukan Azam dan Azam masih memeluknya erat."Lepaskan aku Azam, aku mau ke kamar mandi!" pekik Izma kasar. Izma tidak memanggil Azam dengan sebutan kakak atau mas. Karena Izma merasa dirinya sudah bukan siapa-siapanya Azam lagi. Izma hanya merasa dirinya hanya istri kontr
Read more
Sebelas
Warning 21 Mengandung unsur dewasa dan adegan seksual. Mohon cek usia sebelum membaca.???Izma beranjak dari meja makan. Dia merasa kesal dengan ucapan Azam barusan. Pasalnya Azam tidak mau menceraikan dia. Azam lalu duduk di samping Izma. Izma yang saat itu mengenakan kaos oblong dan celana pendek 5 cm di bawah selangkanya. Membuat Azam terus menatap cara berpakaian sang istri.Azam akui Izma masih remaja. Usia Izma bahkan baru menginjak dua puluh satu tahun. Dan gaya berpakaian dia pun masih seperti anak abege. Jauh sekali dengan cara berpakaian Aliza. Aliza yang selalu mengenakan rok selutut sedang izma lebih seksi dari pada itu."Apa setiap hari kamu mengenakan pakaian seperti ini?" tanya Azam sambil menatap Izma. Izma terdiam dengan wajah yang masih menahan amarah."Jangan terlalu seksi, hidup sendiri di New York bahaya!" Ucap Azam."Bukan urusanmu!" bentak Izma mulutnya masih manyun seolah dia sedang mengulum sebuah perme
Read more
Dua belas
Pagi itu Azam masih memeluk Izma dengan erat. Azam menarik selimut untuk menutupi tubuh polos sang istri. Izma masih terdiam dengan degupan jantung yang berdetak begitu kencang. Azam berhasil melumpuhkan gadis itu. Izma merasa tubuhnya melayang ketika Azam terus memberikan rangsangan pada dada gadis itu. Azam menemukan titik sensitif Izma yang membuat Izma tak bisa berkutik.Tangan Azam mengelus perut Izma dengan lembut. "Suatu saat aku akan menitipkan anakku disini!" ucap Azam dengan bisikan mesra. Izma baru tersadar dan langsung menepis tangan Azam. Izma bangun dari tidurnya dan bergegas ke kamar mandi. Izma mandi dan menguyur seluruh tubuhnya dengan air shower. Izma menitikan air matanya. Ketika dirinya benar-benar bodoh menerima perbuatan Azam begitu saja.Izma lalu keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan handuk yang mengumbar paha dan dadanya yang seksi. Azam tersenyum menatap betapa seksinya istri mudanya itu. Azam lalu mandi dan hendak bersiap
Read more
Tiga belas
"Izma, apa maksudmu mengatakan kepada dia kalau aku adalah kakakmu?" ucap Azam dengan nada pelan namun penuh dengan penekanan. Izma hanya terdiam, dia hanya pura-pura tidak mendengar saja. Dia sudah terlanjur kesal dengan sikap Azam terhadap Rico. Padahal Rico adalah teman baik Izma. Izma merasa malu saja terhadap Rico. Dia harus mengakui bahwa dirinya sudah menikah di usianya yang masih dua puluh satu tahun. Izma masih merasa dirinya hanya anak remaja. Dia merasa belum sepantasnya dirinya menyandang status sebagai Nyonya. Apalagi kalo mengingat statusnya dia. Dia sebagai Nyonya kedua. Alias istri muda. Mau di taruh di mana muka Izma. Di mata teman-temanya.Izma merasa kesal dan ingin segera pulang ke apartemennya. Dia ingin mengamuk sejadi-jadinya kepada Azam. Namun pesta masih belum usai. Izma masih harus bersabar karena dia harus berpura-pura baik-baik saja di depan semua yang ada disana. Padahal dia sudah sangat dongkol setengah mati kepada sang suami.
Read more
Empat belas
Warning 21 Mengandung adegan dewasa, bijaklah dalam membaca.???"Nikmat bukan?" bisik Azam menyeringai puas karena sudah membuat istrinya klimaks. Lalu Azam membuka boxernya dan melemparnya sembarang. Izma tersentak. Matanya membulat ketika dia melihat senjatanya Azam berdiri kokoh siap untuk menembak.Izma menutup kakinya dan mencoba bangun. Namun Azam langsung memeluk Izma dan mengecup bibir Izma dengan penuh kelembutan. Ciuman yang begitu mesra dan semanis gula. Bahkan saat itu Izma tidak membalas ciuman Azam. Izma mengigit bibir Azam."Ah." Azam berteriak. Azam menatap Izma lalu tersenyum kembali. "Istriku galak!" ucap Azam tersenyum devil."Jangan lakukan itu Azam, kamu sudah berjanji tidak akan menyentuhku sebelum aku selesai kuliah?" pekik Izma mulai ketakutan.Azam terus mendekati Izma."Kamu sendiri yang mengatakan, tetapi aku tidak mengatakan apa pun saat itu, apa kamu lupa, Sayang?" Azam berkata l
Read more
Lima belas
Aliza sudah berada di Rumah Sakit. Dokter mengatakan bahwa dirinya telah keguguran. Aliza begitu sedih karena dia lagi-lagi kehilangan buah hatinya. Janinnya yang berusia 5 Minggu bahkan kini sudah tidak ada lagi. Aliza akan segera dilakukan tindakan kuretase oleh Dokter kandungan.Aliza terus menangis tanpa henti. Dia bahkan tidak bisa menghubungi Azam sudah sehari semalam. Azam memang sengaja mematikan ponselnya. Karena Aliza pasti akan menggangunya ketika dia bersama Izma. Azam juga tidak mau melukai hati Izma lagi karena ucapan Aliza yang tajam. Karena itu Azam memutuskan untuk mematikan ponselnya."Sayang, kamu sedang apa, kenapa ponselmu mati?" Aliza terus mengisak dengan tangisan lirihnya. Aliza mengira Azam pasti sedang bersama dengan Izma. Aliza begitu murka. Aliza marah dia menangis begitu kuat. Aliza ingin sekali mengusul Azam ke New York. Namun kondisinya sekarang bahkan tidak memungkinkan. Aliza begitu lemah. Dan sebentar lagi dia akan di kure
Read more
Enam belas
Izma menangis kesakitan ketika pipi manisnya telah Azam tampar dengan keras."Aku benci kamu brengsek, pergi kamu dari sini, kamu datang hanya untuk menyakitiku saja!" Teriak Izma dengan jeritannya. Azam merasa sangat menyesal karena telah membuat Izma kesakitan"Sa-sayang, Izma sayang, tolong maafkan aku, aku hanya kelepasan!" Ucap Azam merengkuh tubuh sang istri dengan lembut. Namun Izma dengan segera mendorong Azam dengan keras. Izma merasa sangat sakit ketika Azam menamparnya. Bukan rasa sakit pada pipinya. Tetapi sebuah rasa sakit pada hatinya.Izma merasa Azam terlalu menindasnya. Azam membuatnya bekerja lembur semalaman dan kini Azam mengakhirinya dengan sebuah tamparan. Izma merasa batinnya bergejolak. dia semakin benci terhadap Azam jika Azam bersikap seperti itu."Sayang, maafkan aku!" Azam kembali memeluk tubuh Izma yang masih berbalut selimut karena memang mereka masih belum mengenakan sehelai baju pun."Jangan sentuh aku, jangan sentuh
Read more
Tujuh belas
"Sayang punya PS tidak?" tanya Azam."Ada," Izma beranjak dan mengambil PS yang dia simpan di lemari. "Punya siapa?" sahut Azam."Punya Rico." "Si Rico berengsek itu, apa sudah pernah masuk ke sini?" Azam sedikit berteriak karena kesal. Dia masih cemburu dengan pria temannya Izma itu."Tidak!" sanggah Izma sambil memasang PS-nya dan bersiap bermain. "Lalu?" Azam masih dalam mode cemburunya. Dia duduk di belakang Izma. Dan menyeret tubuh Izma agar menempel kepadanya. Azam sekarang jadi lebih posesif. Dia memeluk Izma dari belakang dan mengambil stik PS tersebut."Dia meminjamkannya padaku, kenapa, cemburu?" tanya Izma dengan wajah datarnya. Dia sudah mulai memainkan PS-nya. Dan Azam juga mulai bermain."Iya!" Azam berbisik lembut tepat di telinga Izma dan diapun mengecup pipi sang istri tercintanya.(Lihat betapa mesranya mereka bermain PS)Sesaat Izma terkejut. Azam mengakui rasa cemburu
Read more
Delapan belas
Hari sudah mulai sore. Azam seharusnya sudah bersiap untuk penerbangan terakhir. Butuh waktu lima belas jam untuk Azam bisa sampai di Indonesia. Tetapi Azam masih menempel kepada sang istri. Beberapa kali dia memfoto  kebersamaan mereka berdua. Bahkan di dalam sebuah kamar mandi. Dan itu membuat Izma sedikit kesal. Izma risih karena Azam selalu mengikutinya kemanapun.Ini saat Izma nonton Tv tetapi ujung ujungnya Azam malah meluk Izma dengan erat.Dan ini saat Azam sedang memantau keadaan rumah sakit. Dia bahkan tidak mau melepaskan Izma dari pelukannya.Izma tidak bisa menolak. Azam akan menghukumnya ketika ada sebuah penolakan dari sang istri."Sudah sore Azam, apa kamu tidak mau pulang?" ucap Izma pelan. Mereka sedang melihat indahnya sore hari dari dalam kamarnya."Aku masih ingin bersamamu, sayang." Azam mengecup kening Izma dengan lembut. "Aku tidak mau kamu terus disini!"&nbs
Read more
Sembilan belas
Setelah ciuman hangat Azam berikan kepada sang istri. Azam menatap Izma dengan penuh kasih sayang. Seolah Azam tidak bisa hidup jika tidak ada wanita itu di sampingnya. Izma hanya bisa terdiam menstabilkan degupan jantungnya. Azam memang selalu memberikan dia serangan dadakan. Membuat dirinya begitu berdebar.Izma menatap mata Azam yang redup. Lalu Izma menyandarkan kepalanya di bahu Azam dan Izma menutup matanya. "Aku tidak mau jatuh cinta padanya, Tuhan!" Izma berkata dalam hatinya. Sambil menutup kedua matanya. Izma merasa sangat bingung dengan perasaannya. Di awali sebuah kebencian. Kini dia malah merasakan sebuah getaran yang tidak bisa dia Artikan. Apalagi Azam selalu memanjakan dia selama dua hari ini. Rasa bencinya dalam dua tahun hilang dalam dua hari. Betapa Azam pandai membuat magic untuk sang istri. Tiba-tiba saja Mobil pun berhenti di tempat yang sudah Azam janjikan. Azam dan Izma pun keluar dari taxi tersebut. Izma melihat langit sudah
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status