Semua Bab Another Side of EARTH: Bab 51 - Bab 60
176 Bab
Catatan Kelima puluh Satu : Malam Perayaan
Uugh! Aku pingsan lagi setelah berhasil menyelamatkan Dova. Baru tersadar saat berada di tempat khusus yang mungkin ini adalah rumah sakit. Ah, aku tak tahu! Hanya diberi tahu oleh orang disekitarku. Mataku masih belum mampu untuk dibuka.Entah seberapa banyak pasir yang masuk ke dalam mata ini. Aku takut kalau tiba-tiba dibuka dan rasanya semakin pedih."Jangan, aku takut!""Hei, mau sampai kapan kau begitu? Dia yang ada didepanmu sudah berusaha untuk membantu mengelurkan pasir itu.""Ternyata Artemis itu aslinya penakut ya, Dova?""Terkadang dia takut dengan hal-hal yang remeh semacam ini, Abdullah!""Iya, baiklah! Dasar kalian berdua!"Aku kesal mendengar ocehan mereka berdua, ingin rasanya kulempar segenggam pasir ke arah mereka. Biar merasakan betapa pedihnya mata ini saat pasirnya masih ada. Terasa ada yang membantu membersihkan pasir dan sepertinya cepat sekali. Apa saat aku pingsan tadi dia sudah membersihkannya?"Coba buka perlahan matamu."Perihnya masih terasa namun mata ini
Baca selengkapnya
Catatan Kelima puluh Dua : Pada Akhirnya Kami Tahu
"Silahkan, Tuan! Duduklah dulu disini."Aku dan Dova hanya tersenyum canggung saja. Kami merasa culun disini. Semuanya ruangan di dalam tenda ini berisi laki-laki berbadan besar. Hanya satu perempuan tadi di bagian depan. Oh, tidak! Ternyata para perempuan menjadi pelayan disini."Astaga! Mereka berpakaian seksi semua!"Kutepok pantat Dova, dia sudah menjulurkan lidahnya tak tahan melihat keseksian perempuan disini. Apa ini semacam bar? Sejujurnya selama di dalam Dome aku tak pernah mendatangi tempat seperti klub malam yang dipenuhi robot perempuan seksi. Bedanya disini mereka manusia sungguhan."Itu bukannya Abdullah bukan?""Eh, iya itu memang Abdullah! Apa yang dia lakukan disana?"Kulihat Abdullah tertawa sambil memegang gelas antik berukiran bagus dengan warna emas. Tiba-tiba mereka semua berhenti tertawa, saat beberapa orang laki-laki masuk kesana. Ah, ya! Meski terdapat sekat kain disini tapi kami masih bisa melihat aktifitas apa yang mereka lakukan."Dia memukul sesuatu, sepert
Baca selengkapnya
Catatan Kelima puluh Tiga : Wahid dan SKYLAR
Sarapan pagi ini sangat luar biasa! Sebab kali ini hanya disajikan roti panggang dengan isian telur mata sapi dan sausnya yang pedas. Se-pedas mulut Emilia yang sedari tadi mengomel pada suaminya sampai lupa kalau ada kami bertiga disini.Abdullah hanya bisa menundukkan kepala. Sifat garangnya kalah dengan istrinya yang bertubuh langsing itu. Aku memilih untuk menyeduh kopi hitam milikku sendiri. Serenada juga ikut menuangkan air panas dari pemanas air elektrik ke gelas berisi coklat bubuk miliknya."Kau lihat, itulah kekuatan perempuan yang sesungguhnya.""Huh! Mengomel pada suaminya saat pagi hari?""Bukan itu, Artemis! Maksudku....""Iya, ya. Sudah, kita pura-pura tak dengar saja."Akhirnya Abdullah bisa meminta Emilia untuk berhenti sejenak. Napas perempuan itu agak tersengal karena dia sedari tadi bicara tanpa jeda. Sialnya, kenapa rasa kopi ini jadi ikutan hambar. Rasanya sudah kuberi gula sedikit."Aku malu, ada mereka bertiga disini!""Kau tidak pernah malu untuk mengulang perg
Baca selengkapnya
Catatan Kelima puluh Empat : Dova Belajar Lagi
"Kalau kalian tidak terburu untuk pergi meninggalkan El Savannah, aku bisa mengajarkan sesuatu padamu."Jari dari tangan siberkinetik Wahid menunjuk pada Dova. Dia jadi ikutan menunjuk pada dirinya sendiri. Kurasa tak masalah agak lama berada disini asalkan Dova bisa belajar lebih banyak pada Wahid. Keahliannya sangat dibutuhkan dalam perjalanan."Kau bagaimana Artemis?""Aku mau ikut menonton saja meski tak paham sih.""Kurasa ini tidak bisa satu hari, terserah kalau temanmu itu mau ikut terus. Sebab ada banyak hal yang mau aku ajarkan padamu dalam pembuatan senjata."Bahkan Wahid juga berjanji akan memberikan beberapa bahan yang bisa digunakan oleh Dova untuk merakit sendiri senjatanya. Dia sangat menyayangkan, kenapa dulu tak memikirkan hal ini dalam pembuatan SKYLAR. Tetapi setidaknya kami masih bisa bertahan jika terjadi serangan dadakan dengan adanya senjata didalam pesawat itu.***"Pacarmu yang bernama Serenada itu luar biasa! Semangatnya memang tinggi sekali.""Huh! Pacarku da
Baca selengkapnya
Catatan Kelima puluh Lima : Suasana Diatas Langit
Tak terasa perjalanan dengan SKYLAR sudah berjalan dua hari. Sudah tidak ada lagi yang mencurigakan seperti burung, robot atau apapun itu yang mencoba mengintai kami. Aku dan Dova sudah tidur lebih dulu, kini gantian Serenada yang beristirahat."Mau sampai kapan kita akan dikejar oleh orang-orang dari dalam Dome?""Entahlah, Artemis! Sejujurnya aku sudah muak dengan mereka yang ada didalam Dome.""Ya, kita hidup dalam kepalsuan! Padahal Bumi tidak seperti yang kita bayangkan selama ini.""Sebentar lagi matahari terbit ya! Wah, gawat!""Ada apa, Dova?""Kita harus cari sumber air, persediaan air bersih didalam SKYLAR mulai menipis."Aku jadi teringat dengan kata-kata Rex, air bersih dan layak pakai bisa diambil dari sumber air yang di daratan saja. Jangan ambil air yang ada di laut karena rasanya asin. Sementara kami saat ini sedang terbang diatas perairan yang luas. Apa ini yang disebut laut?"Kita cari sumber air bersih dulu, aku akan coba.""Air seperti itu hanya ada di daratan saja.
Baca selengkapnya
Catatan Kelima puluh Enam : Mengubah Penampilan
Kurasa ceritanya hampir sama dengan El Savannah. Hanya saja tempat ini bukan hancur karena ledakan. Melainkan suhu ekstrim yang pernah terjadi di Bumi ini."Bahkan tempat tinggalku yang sekarang ini nyaris tak terjamah oleh manusia. Sebab mereka memilih tinggal di kota.""Lalu setelah terjadi bencana itu, bagaimana kondisinya sekarang?"Akira hanya memejamkan matanya sejenak sambil menghembuskan napas pelan. Banyak manusia yang tak bisa bertahan hidup. Kondisinya benar-benar kacau, bahkan seluruh keluarga besar Akira tak ada yang selamat. Beruntungnya dia sudah berada di distrik N-19 ini yang jauh dari pusat kota. Efek suhu ekstrim itu tak terlalu parah disini."Ya, banyak tanaman mati. Aku bertahan hidup di bawah tanah tadi dengan persediaan makanan yang ada.""Berarti tempat ini sempat kering tidak seperti sekarang ya!""Sekarang sudah jauh lebih baik menurutku. Ah, ya nama kalian siapa?"Seperti biasa setiap berpindah tempat rasanya kami harus memperkenalkan diri pada orang disini.
Baca selengkapnya
Catatan Kelima puluh Tujuh : Menuju ke Pusat Kota
"Astaga! Aku duluan yang mencobanya kalau begitu.""Hei, aku juga mau! Jangan lama-lama ya, Dova!""Nah, apa aku bilang tadi. Penampilanmu berbeda kan, Artemis!""Serenada, seberapa bedanya penampilanku sekarang?""Kau sangat... sangat... uugh! Aku tak tahu lagi, Artemis! Haruskah aku mengakui kalau kau sekarang nampak lebih TAMPAN!"Aku jadi malu mendengarnya, apalagi itu Serenada sendiri yang berbicara. Sampai kutepuk pipi ini berulang kali. Semoga saja ini bukan mimpi!Begitu penasarannya dengan penampilanku yang sekarang, aku sampai meminta ditunjukkan melalui cermin. Akira cukup mendorong badanku ke sisi kiri ruangan ini. Ternyata memang ada cermin besar disini! Wah, penampilanku total berubah. Tak pernah kusangka bisa menjadi seperti ini."Jadi, mesin itu bisa menyesuaikan mana yang cocok.""Dan bisa sesuai keinginan kita juga. Kau kan sepertinya takut kalau kumis tipismu itu menghilang. Pasti didalam tadi kau tidak minta untuk dicukur habis.""Hm... ya tapi lebih rapi. Sejujurny
Baca selengkapnya
Catatan Kelima puluh Delapan : Nanako yang Manis
"Baiklah, kita sudah sampai. Tunggu sampai sabuk pengamannya terbuka secara otomatis."Akhirnya terbuka juga sabuknya dan kami bisa turun. Aku dan kedua temanku itu takjub melihat isi pusat kota Ichi Hana di malam hari. Rasanya berbeda sekali! Disini ada banyak gedung dan tampilan iklan entah produk apa. Aku tak paham sebab masih banyak yang menggunakan bahasa asli sini."Ayo, mau sampai kapan kalian bertiga bengong disitu!""Ah, iya!"Kata siapa kalau tidak banyak manusianya justru sepi? Kota ini tetap nampak ramai, tapi ada beberapa pemandangan aneh disini. Ada satu, dua ah mungkin lebih dari itu laki-laki yang menggandeng tangan robot humanoid berpenampilan seksi. Lebih baik nanti saja kutanyakan pada Akira."Saat malam hari, memang ada banyak yang datang dari distrik mana saja untuk sekedar makan malam.""Lalu saat siang hari?""Ah, tidak banyak! Sebab disini rasanya panas! Hanya beberapa yang berani keluar saat siang hari itu juga langsung masuk ke dalam gedung. Berbeda saat malam
Baca selengkapnya
Catatan Kelima puluh Sembilan : Dova Jatuh Cinta
"Huh! Sayangnya kau tidak punya tempat tinggal di pusat kota ya, Akira.""Dulu ada, tapi aku menyerahkan kembali pada pemerintah. Semua keluargaku meninggal disana dan tak ada yang tersisa kecuali aku. Lagipula aku tinggal di distrik N-19, jadi untuk apa mempertahankan tempat tinggal keluargaku dulu?"Aku menyodok pinggang Dova dan dia membalasnya lagi. Duh, untuk apa sih mau tinggal di pusat kota? Seharusnya dia bersyukur sudah bisa tinggal di rumah Akira daripada harus tetap tidur di SKYLAR."Ah, Nanako....""Kau suka padanya, Dova? Ternyata itu alasanmu mau tinggal di pusat kota.""Memang kenapa, Artemis? Apa manusia buatan sepertiku tak boleh mengenal cinta?"Mulai lagi dia menyebut tentang asal mula dirinya sebagai manusia buatan. Aku benci itu! Semua manusia sama, mau dia terlahir dari mesin atau rahim asli."Tapi, Nanako itu aslinya sudah berumur empat puluh tahun loh!""Hah? Kau tidak sedang bercanda bukan, Akira?""Tidak! Lalu kalian kira aku masih berumur berapa?""Biar aku y
Baca selengkapnya
Catatan Keenam puluh : Perempuan Misterius
Panasnya pusat kota Ichi Hana memang luar biasa! Rasanya seluruh tubuhku ini telah basah oleh keringat. Aku sudah berganti memakai pakaian lama. Mana itu bahannya tebal tidak seperti kemeja yang kemarin."Sepertinya kau butuh minuman dingin, Artemis!""Ya, itu pasti!""Kau juga sih! Kenapa mengganti pakaian dengan yang lama?""Entahlah, rasanya aku jadi orang yang berbeda dengan memakai kemeja putih berbahan tipis itu.""Padahal menurutku, kau lebih tampan dengan kemeja biasa.""Ulangi kata-katamu sekali lagi, Serenada!""Eh, tidak jadi deh!""Hahaha... kalian ini memang asli berpacaran ya!""Tidak, enak saja!"Aku dan Serenada menutup mulut masing-masing. Kenapa bisa bersamaan begini saat menanggapi kata-kata Akira tadi? Tapi tunggu sebentar! Serenada tadi bilang lagi kalau aku lebih tampan dengan kemeja biasa. Kulihat wajahnya kini nampak memerah malu."Oh ya, Akira! Kenapa tempat ini diberi nama Ichi Hana?""Ada satu pohon Sakura yang tak pernah gugur daunnya. Bunganya pun juga ada
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
18
DMCA.com Protection Status