All Chapters of HATI ADINDA: Chapter 51 - Chapter 60
63 Chapters
Kembali lagi.
“Ada apa Khai?”Keributan Kairo dan Adinda diteras rumah membuat Nancy sang kakak keluar, Adinda seperti biasa terlalu takut membuka sesuatu yang terjadi padanya dia tidak mau membuka penyebab kenapa dia terluka namun Kairo terus mendesak Adinda untuk terus jujur, “Makanya katakan kamu kenapa? Mana mungkin jatuh seperti itu.”“Mas— ih kamu jangan bikin keributan nanti semua tahu jadi panjang!” Adinda menggeram meremas lengan Kairo dihadapannya.“Adinda, ada apa?” Nancy pun akhirnya menghampiri keduanya.Segera Kairo menepiskan rambut panjang  Dinda, “Lihat nih si Dinda, pipinya memar leherya juga banyak bekas cakaran, dia nggak mau bilang kenapa?”“Adin? Kenapa itu, apa yang terjadi?” Nancy pun terperangah melihat
Read more
Telur bebek.
Segala acara hari ini akhirnya pun selesai, Kairo tidak pernah berfikir ia akan kembali  lagi bersama Adinda, ia fikir setelah pernikahan  mereka semua akan selesai, mungkin Adinda akan menjalani kehidupan barunya bersama orang lain lalu melupakan dia, sementara dia akhirnya harus bersama Orlin yang dia tidak tahu kenapa sulit sekali menerima Orlin berbeda dengan Dinda, dan ia akan terus terperangkap selamanya dalam dunia hitam dan gelap yang entah sampai kapan akan berakhir.“Saya lega….” Kairo benar-benar menghelakan nafasnya menggandeng Adinda menuju ke salah satu kamar di hotel yang dipersiapakan Kairo dan Nancy sebagai kamar pengantin untuk adiknya itu.Adinda kemudian menguluas senyuman, membiarkan Kairo terus menggandengnya m biarkan gaunnya menjuntai begitu saja,  sesungguhnya Adinda belum terlalu lega, masih ada
Read more
Jadilah.
Kairo menemani Adinda kesebuah mini market, lelaki itu mengikuti Adinda yang berjalan memerhatikan sana kemari lalu mengambil beberapa barang disana seperti minyak angin dan biscuit, “Kamu mau apa mas?”“Mau apa? Kan kamu yang ma beli sesuatu bukan saya.”Adinda lantas tertawa, sebenarnya tidak ada apapun dia hanya iseng saja, “Beli ice cream enak kali ya? Ayo kesana mas!” Adinda berjalan menuju sebuah freezer dengan pasrah Kairo pun mengikuti, seklai lagi Adinda bertanya, “Kamu mau apa mas? Mau ice cream nggak?”“Saya nggak suka ice cream, itu pembalutnya disebelah sana, ayo buruan jangan lama-lama sudah mau hujan.”Adinda segera membawa beberapa  bungkus ice creamnya lalu berjalan menuju kasir, Kairo dibelakang pasrah begitu saja mengikuti lalu membayar belanjaa
Read more
Hal Asuh
Kring…kring…Nada dari ponsel milik Kairo berdering cukup kuat, membuat Kairo cepat terjaga saat ia sudah terlelap selepas pergulatan panas dan menggairahkan dengan istrinya itu, sebuah panggilan dari nomor telepon dan kode telepon yang sepertinya adalah pulau Bali muncul di layar, dengan ragu dan belum sepenuhnya sadar Kairo pun mengangkatnya.“Hallo—““Papa…Hikss…hiksss…”Kairo yang masih bermalas-malasan segera bangkit saat mendapati suara penelepon adalah putranya, kepingan dirinya yang begitu ia rindukan, “Edgar? Edgar ini kamu nak? EDGAR?” Kairo begitu antusiasnya namun ia juga merasa sangat khawatir mendapati Edgar yang menangis, “Apa yang terjadi nak Edgar kenapa menangis ada apa?”
Read more
Jatuh cinta sekali lagi.
Setelah Adinda berhasil mengambil barang-barang milik Edgar secara paksa mereka pun segera pergi mencari penginapan, sebuah taksi sudah membawa ketiganya namun dalam keadaan yang bergitu histeris, Edgar menangis tidak berhenti ia begitu ketakutan terus meminta pada sang papa yang memeluknya agar mereka segera pulang ke Jakarta.Edgar merasa jika dia masih disana kemungkinan untuk kembali lagi bersama Renata cukup besar, “Papa Edgar mau pulang! Edagr mau pulang kerumah kita,  Edgar nggak mahu kembali ke LA! PAPA TOLONG!”Kairo menebak Renata pasti membuat Edgar tertekan hinga membuat dia seperti ini, “Tidak akan ada yang pernah bisa membawa Edgar dari papa, apa lagi mama Edgar.”Hiksss hiksss, “Edgar mau pulang…Edgar mahu pulang!”Adinda disebelah Kairo mencoba menena
Read more
Salah situasi
Hari beranjak sore, Adinda tengah menyiapkan makanan untuk keluarga kecilnya, sementara Kairo sedang berada diluar merapikan sedikit halaman kecil dirumah mereka dan Edgar bermain sepeda diluar sana. Tib-tiba saja dari pintu dapur Edgar muncul ia hendak kedapur untuk minum.“Ma!” Adinda terkesiap entah sejak kapan Edagr sudah disana, Ia yang sedang memasak kemudian menoleh melihat pada Edgar.“Ya sayang? Edgar bikin kaget ih!”Edgar pun sumringah tertawa lebar memperlihatkan gigi-gigi kelincinya, “Kata mama kalau manggilnya mama, nanti Edgar akan punya adik tapi mana adiknya.”Adinda seketika tertawa, “Hemm…Edgar sudah ingin punya adik?”“Kan mama bilang nanti Edgar kalau punya adik bisa punya tem
Read more
Mengalah.
Pagi-pagi sekali Adinda bangun, ia segera mencari tas Kairo yang mana lelaki itu semalam membawa tespack untuk istrinya itu, Adinda segera bergegas turun mencari tas Kairo lalu segera kekamar mandi saat hari padahal masih gelap dan Kairo pun masih terlelap.Adinda memanjatkan doa ia mulai memasukan alat pemeriksaan itu pada urinnya dan ia pun menunggu sejenak hasilnya.Dinda merasakan jantung yang berpacu cepat, ia begitu deg-degan akan hasilnya menghitung detik waktu seperti yang ada tata cara pemakaian membuat beberapa detik saja terasa sangat lama.Hingga waktu yang ditunggu tiba, Adinda segera mengangkat hasil pada benda berbentuk digital itu dan hasilnya, seketika membuat dia berkaca-kaca.Adinda menangis, air matanya luruh, Adinda segera memeluk benda itu erat dan bergegas keluar dari kamar mandi tidak sabar men
Read more
Alasan!
“Dindaa kenapa duduk dilantai semen seperti itu, itu dingin! Kenapa juga kamu makan nenas-nenas muda itu kamu nggak sayang anak kamu!” Hermita begitu marahnya saat ia lihat yang ditangan  Adinda adalah potongan nenas muda, “Kalau Kairo tahu pasti kamu dimarahi!”Adinda terkesiap mendapatkan pekikkan dari Mama Kairo tersebut, ia begitu terperangah bahkan buah yang sudah di tangannya hendak masuk mulut pun menjadi jatuh, “Mama—““Ayo masuk kedalam,” Dengan menarik nafasnya Hermita mendekat pada Adinda lalu membantunya bangkit, Kini dia memang jauh lebih berisi dari sebelumnya dulu, “Widya bawain sedikit rujaknya untuk Dinda jangan kasih yang terlalu asam-asam apa lagi nenas itu tajam loh!” Hermita menuntun Adinda masuk kerumah.Para pekerja rumah disana saling berpandangan mereka tahu belakan
Read more
Gemas.
Sebuah pantai nan Indah dibagian timur Indonesia menjadi tempat Kairo dan Adinda honeymoon sekaligus baby Moon, perkembangan bayi dalam kandungan Adinda cukup baik, dia pun tidak  mengalami gejala morning sickness yang parah hanya saja memiliki mood swing yang selalu aneh dan menyebalkan, kerap kali menangis tanpa sebab, marah kejelasan dan mencemburui yang bukan-bukan.Meninggalkan Edgar merupakan rasa yang sulit untuk Dinda, dia merasa kasihan dan tidak tega sebab Adinda sudah berjanji kemanapun mereka bertiga akan selalu bersama-sama namun sang mertua melarang itu, bagaimanapun keduanya butuh waktu untuk berduaan.Bagaimana pun Adinda adalah ibu baru yang harusnya menikmati waktu berduaan yang banyak bersama suaminya apa lagi hamil muda, termasuk diluar mengasuh Edgar demi kewarasan jiwa dan emosional tidak ada yang tahu dalam kondisi hamil Adinda mengalami keluhan yang tertahan.
Read more
TAMAT
7 Bulan kemudian. Kemeriahan acara baby shower yang di adakan oleh keluarga Dinda juga Kairo begitu meriah di sebuah resto berbintang lima, seluruh keluarga besar menghadiri acara keluarga itu, bertemakan putih-putih, Kairo dan Adinda masih merahasiakan jenis kelamin anak kedua mereka dan memang tidak ingin membagikannya hingga lahiran nanti namun yang terpenting adalah perkembangannya cukup baik.  Tidak ada yang perlu dikeluhkan kata Kairo sikap istrinyalah yang terlalu banyak keluhan dan maunya, setiap hari ada saja keinginan anehnya yang ia sebut  dengan mengidam. Meminta suaminya bekerja dengan kemeja Bunga-bunga, makan es kelapa muda langsung dibawah pohonnya, berenang disebuah sungai, memancing ikan, yang paling menyebalkan adalah selalu pergi ke salon dan meminta suaminya ikut juga melakukan perawatan seperti dia. Lebih tepatnya hanya dibua
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status