All Chapters of Ditikam Cinta: Chapter 81 - Chapter 90
105 Chapters
Awal Masalah
Aarav sudah hampir selesai melukis namun saat itu Aarav menoleh kearah Bora yang tanpa ia sadari ketiduran di sana. “Astaga.” Ujar Aarav, lalu Aarav meletakan Kuas dan Paletnya kemudian ia berjalan kearah Bora yang duduk di Bagasi mobilnya. Aarav melihat kearah Bora yang tertidur disana, lalu ia mengambil Selimut yang berada di dalam mobilnya, saat itu Ia langsung menyelimuti Bora. Namun Bora langsung tersadar saat Aarav sedang membenarkan Selimut dibagian leher Bora. “Ya ampun apa aku ketiduran.” Ujar Bora“Tidak masalah, Lagian menunggu orang melukis memang membosankan.” Ujar Aarav. Bora langsung duduk dengan tegak dan melipat Selimut yang ada di badannya.“Aku tidak bosan, hanya saja akhir akhir ini aku kurang tidur karena mempersiapkan Kompetisi itu.” Ujar Bora“Pasti kau lelah mondar mandir dari Jakarta ke Bandung.” Ujar Aarav“Tidak begitu lelah, lagian aku tidak sering juga kes
Read more
Tahap Ketiga
Audisi Tahap Ketiga telah dimulai dimana 15 Lukisan telah di pajang, dan saat itu Di bawah lukisan tersebut Ada Inisial yang menandai nama pelukis tersebut. Lukisan Aarav diletakan di Urutan nomor 5. Saat itu Salah satu juri melihat kearah Lukisan nomor urut 5 dan mereka melihat Inisial A terpampang di Bawah lukisan. “Apa Pelukisnya inisial A.” ujar Juri 1“Mungkin saja.” Ujar Juri 2“Benar benar kita di buat penasaran oleh Pelukis ini. Oh ya Tuan Elard kapan Babak Final akan di gelar. Saya dengar bahwa nanti yang masuk ke Final hanya 10 Pelukis saja.” Ujar Juri 4“Benar, Nantinya kalian harus memilih 10 Pelukis terbaik yang akan masuk ke Final. Dan nantinya di Final akan di adakan di Ballroom Hotel Jakarta sampai grand Final nantinya.” Ujar Elard“Kau sudah mempersiapkan dengan sangat matang sekali Tuan Elard.” Ujar GlesaElard terdiam dan memandangi Glesa, “Benar, karena kita disin
Read more
Pacar Kakak
1 Jam yang lalu, sebelum Bora dan Aarav memergoki Wina dan Vian bersama. Saat itu Wina dan Vian sedang dalam perjalanan, “Kenapa kita mengambil rute ini” Tanya Vian yang bingung dengan Rute yang berbeda yang biasa mereka lewati“Hari ini Kak Bora akan pulang ke Jakarta, pasti dia membutuhkan bantuanku untuk membantunya menurunkan barang barangnya.” Ujar Wina sambil memainkan ponselnya.Vian hanya terdiam sambil memandangi Wina yang terus bermain Game di ponselnya. 20 menit kemudian Akhirnya Wina dan Vian sampai di depan rumah Bora. Disana Mereka melihat Truk Barang yang baru saja tiba. “Pas banget.” Ujar Wina, lalu Wina meletakan Ponselnya dan ia turun dari mobil. Vian langsung mengikuti Wina dan ia melangkah bersama Wina menuju ke depan Rumah Bora. Tak lama kemudian Mobil Bora tiba dan saat itu Wina melihat yang membawa mobil tersebut adalah Ika“Lohh mengapa kak Ika yang membawa mobil kakak.” Ujar Wina. Ika turun
Read more
Rahasia
Owen hanya bisa terdiam saat Mobil Josep pergi dari sana, “Ahhh semuanya aman terkendali.” Ujar Owen, saat Owen membalikan badannya ia terkejut melihat Bela yang sudah berdiri di belakangnya. “Kau.” Ujar Owen“Sudah lama kita tidak bertemu Owen Malik.” Ujar Bela sambil tersenyum kearah Owen yang berada di hadapannya.“Bela… Bela… Bela… Sudah lama kita tidak bertemu, Mungkin sudah 10 tahun.” Ujar Owen“Kenapa kau berada disini?” Tanya Bela“Dan Siapa Pria yang bersamamu itu?” Tanya Bela“Apa urusanmu, dan kau seperti dulu tidak pernah berubah.” Ujar Owen“Kepo, Mau tahu urusan orang.” Ujar Owen“Apa kau masih menjadi pelindung Aarav selama 10 tahun ini.” Ujar Owen“Astaga Bela… Bertapa mirisnya aku melihatmu seperti ini.” Ujar Owen“Kau melepaskan Pria yang bagus demi Aa
Read more
Rasa Cinta yang mendalam
Salah Satu Asistennya Hito menyuguhkan Minuman untuk Bela yang saat ini sedang duduk di Hadapan Hito, “Terima kasih Efelin.” Ujar Hito, Asisten Hito pergi dari sana dan saat itu Hito mempersilahkan Bela untuk minum minumannya. Namun Bela hanya terdiam sambil memandangi Hito yang ada di hadapannya. “Kenapa kau terus memandangiku?” Jawabnya“Kapan kau datang ke kantorku?” Tanya Bela“Sekitar 1 jam yang lalu.” Ujar Hito“Aku kesini karena mulai hari ini aku bekerja di Hotel Jakarta dan Untuk selamanya aku akan tinggal di Jakarta.” Ujar HitoBela hanya terdiam saat Mengetahui bahwa Hito stay di Jakarta, “Bagaimana kabarmu, sudah 10 tahun kita putus komunikasi.” Ujar Hito“Aku baik baik saja, aku lihat kau sudah menjadi pria yang sukses di usiamu saat ini.” Ujar Bela“Tidak juga, aku hanya beruntung memiliki keterampilan di bidang perhotelan.” Ujar Hit
Read more
Sponsor
Wina dan Vian sudah sampai di Kediaman Josep, dan tak di sangka Mereka tiba berbarengan dengan Tira. Tira keluar dari mobilnya dengan keadaan yang Bad Mood. Tira terus melangkah bahkan ia tidak menegur Wina dan Vian yang berada disana. Wina terus menatap kearah Tira yang melewatinya. “Ada apa dengannya, pulang pulang sudah memasang wajah yang masam begitu.” Ujar Wina“Mungkin dia sedang bad mood.” Ujar Vian, lalu Wina melangkah masuk. Dan saat itu Tira terus berjalan dan saat Clea menyapanya, Tira hanya berjalan pergi dan tidak mengubris sapaan Clea.“Astaga anak itu kenapa?” tanya Clea“Aku pulang.” Ujar Wina yang melangkah kearah Ibunya.“Ohhh kau sudah pulang,” Sapa Clea“Kakak kenapa, kelihatannya dia sedang tidak senang saat ini.” Ujar Wina“Ibu juga tidak tahu, apa sebaiknya ibu tanya saja.” Ujar Clea yang hendak pergi dan menemui Tira, namun Wina mengh
Read more
Jangan Menjadikanku Musuhmu
“Aku lupa memberitahumu bahwa kemarin aku pindah ke Jakarta karena aku harus mengawasi setiap jalannya Kompetisi yang sedang berlangsung. Dan disini aku mendengar bahwa J Town ingin menjadi Sponsor utama dari Kompetisi tersebut.” Ujar Bora yang terus menatap keatah Josep, Josep hanya terdiam lalu ia tersenyum kearah anaknya.“Kenapa kau tidak memberitahuku mengenai hal ini Tuan Elard.” Ujar Bora yang langsung menatap kearah Elard yang berada di sampingnya.“Tenanglah anakku, Memang ayah sengaja supaya ia tidak memberitahumu mengenai hal ini.” Ujar Josep.Josep langsung berdiri dan menatap kearah Elard, “Bisa kau meninggalkan kami berdua sebentar, ada hal yang mau aku katakan kepadanya.” Ujar JosepElard menatap kearah Bora yang masih memandangi Josep dengan tatapan tajam, “Baiklah aku akan pergi dulu supaya kalian bisa berbicara dengan santai.” Ujar Elard“Terima kasih.” Ujar J
Read more
Gelang Kepercayaan Diri
“Aku tidak perduli kedepannya aku harus melawan ayahku sendiri, namun aku akan menjadi Batu Pijakan Aarav sampai dia merebut Haknya dan merebut posisinya sebagai Maestro Terbaik dalam dunia Seni.” Ujar Bora“Jadi aku harap kepadamu, Bantu aku dan Lindungi Aarav hingga Grand Final.” Ujar Bora, Elard terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut kepadanya.  Elard masih terdiam di ruang kerjanya, dimana ia masih teringat dengan semua yang Bora katakana mengenai Masa lalu Aarav.‘Jika Benar kakak yang membuat Pelukis Aarav tengelam dalam kasus plagiatisme yang ia lalui 10 tahun, itu berarti.’ Ujar Elard dalam hati, tak lama kemudian Asisten Elard datang sambil membawa berkas perjanjian Kontrak promosi dengan J Town.Asistennya memberikan dokumen tersebut kepada Elard yang masih melamun di mejanya. “Tuan, ini berkas yang anda minta dimana point point yang anda perintahkan sudah dimasukan kedalam surat perjanjian.” Ujar
Read more
Gagah
“Bela.” Panggil Hito. Owen, Glesa dan Bela menoleh kearah Hito yang dari dalam Hotel melangkah kearah Bela yang sedang bersama Owen dan Glesa di Luar lobby hotel. Owen terdiam saat melihat Hito yang tiba tiba ada disini.Hito merangkul Bela yang berada disana, Bela yang melihat Perlakukan Hito didepan mereka berdua hanya terdiam, “Kenapa kau disini, apa kau sedang menunggu Aarav disini?” Tanya Hito, lalu Hito menatap kearah Owen dan Glesa yang berada dihadapannya.“Sudah lama sekali kita tidak bertemu Glesa.” Ujar Hito yang menatap kearah Glesa yang melihat Hito yang sedikit tidak mengenalinya.“Maaf apa kau mengenalku?” Tanya Glesa“Tentu saja aku mengenalmu, Aku teman Aarav dan   Bela.” Ujar Hito sambil tersenyum kearah Bela yang berada di sebelahnya.Glesa yang mendengar bahwa ia merupakan bekas calon suaminya Bela dan sekaligus temannya Aarav hanya terdiam, “Bukankah ki
Read more
Kompetisi Dimulai
Aarav melangkah masuk menuju ke Dalam Hotel Jakarta sambil membawa Barang Barangnya, saat itu Ia menanyakan kepada Salah satu petugas disana letak BallRoom dan Petugas menunjukan bahwa BallRoom berada di lantai 2. Aarav langsung melangkahkan kakinya menaiki setiap anak tangga menuju kearah BallRoom tersebut namun karena Ia membawa Barang yang cukup banyak, mau tidak mau Aarav harus menaiki tangga ketimbang menaiki Lift. Saat itu Aarav terus menaiki Anak tangga sambil memikirkan apa yang akan terjadi nantinya, Kegugupan Aarav mulai melandanya namun ia yakin dan memegang teguh semua yang Ia katakana sebelum memasuki Hotel Jakarta bahwa ia yakin dan bisa melewati ini. Bahkan sesekali Aarav yang sedang memegang semua peralatan dan barang yang ia bawa melihat kearah Gelang yang ia pakai di salah satu tangannya, ‘Aku harus percaya diri, jika aku terus dilanda kegugupan seperti ini maka aku tidak akan berubah.’ Ujar Aarav dalam hati yang terus menaiki setiap anak tangga
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status