Share

DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!
DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!
Penulis: Makarimx

Pandangan yang tak biasa

Jam menunjukan pukul 13.00, Chan melangkah sangat cepat dan tergesa-gesa, hari itu adalah hari pertama laki-laki itu memasuki sekolah barunya di kota yang mana dahulu adalah kota kelahirannya.

"Permisi," ucap laki-laki itu dengan nafas yang terengah-engah.

"Silahkan masuk," jawab kepala sekolah.

Dasi yang terpasang rapi di dada laki-laki itu seketika diminta untuk dilepaskan,  "Aneh sekali, biasanya memakai dasi diwajibkan di setiap sekolah," ucap Chan didalam hati.

"Kamu udah sholat? kalau belum kita ke masjid dulu, sholat udah mulai," ujar kepala sekolah. Sembari menuju masjid, kepala sekolah menerangkan aturan dan kebiasaan yang ada disekolah dan menunjukan kelas yang akan di tempati Chan. Sekolah baru ini mempunyai dua shif jam pelajaran dikarenakan ruangan yang tidak cukup karna sedang ada perbaikan beberapa kelas, jam pelajaran di rolling setiap minggu.

"Kamu murid yang baru masuk hari ini kan?" tanya Guru di kelas saat jam pelajaran pertama dimulai.

Semua mata tertuju pada Chan dimana laki-laki itu tampak tak asing bagi sebagian murid, Chan pindah ke luar kota dahulu disaat menyelesaikan sekolah menengah pertamanya dan kembali lagi ke kota asalnya di kelas 11 SMA, wajar saja banyak murid yang tak asing dengannya.

"Iya bu, saya baru masuk hari ini," jawab Chan.

Ia pun memperkenalkan diri. Sembari berbicara didepan kelas, ada hal yang tak biasa tertangkap oleh mata dengan sigap sampai ke hati tanpa singgah dulu di otak, pandangannya tanpa disadari tertuju dan lama terhenti disitu, mulut tetap berbicara namun mata tak kemana mana.

"Baik, Chan kembali ke meja dan silahkan ikuti pelajaran, untuk yang tidak diketahui silahkan ditanyakan ke teman teman ya!" ucap Guru.

Jam pelajaran pun dilanjutkan, "Chan! aku Alif!" saut seorang siswa dari belakang tempat duduk laki-laki itu. Alif adalah teman pertamanya disekolah itu, ialah yang banyak membantu Chan mengajari mata pelajaran yang tertinggal selama 1 bulan lalu.

 Jam istirahat berbunyi...

Chan ditemani Alif yang mengetahui seluk beluk sekolah dan  mengajak laki-laki itu ke kantin. Setiap jalan yang ditapaki saat menuju kantin membuatnya heran kenapa banyak sekali mata yang tertuju padanya seakan bertanya-tanya, wajar saja Chan adalah murid pindahan dari luar kota yang masuk ke sekolah di pertengahan semester.

"Chan nanti kalau kamu butuh bantuan mengenai pelajaran yang banyak tertinggal kamu bisa chat aku aja ya!" ujar Alif.

"Siap terimakasih atas bantuannya Alif!" jawabnya dengan senang.

Waktu itu sepulang sekolah laki-laki itu sedang memperhatikan sekelompok siswa yang sedang berlatih paskibra, dan bertanya ke Alif tentang latihan itu, Alif menjelaskan bahwasannya ada lomba yang diadakan paskibra kota dan diikuti oleh seluruh sekolah yang ada di kota.

"Kamu bisa paskibra juga?" tanya Alif.

"Dulu pernah ikut lomba juga waktu aku smp," jawabnya.

Hari-hari berlalu, otak Chan masih dikacaukan dengan pandangannya saat pertama memperkenalkan dirinya itu, Sasha dia wanita yang membuatnya penasaran dan terus menghantuinya, ini bukan sekedar kagum dan rasa yang biasa saja, sekian lama dan berbagai kegiatan yang dilalui harusnya ini sudah reda! ia yang saat itu berpikir keras.

Perawakannya biasa saja, kaca matanya, wajahnya tatapannya, ia selalu memperhatikannya dan merasa ada yang tak biasa.

"Teman-teman, sore ini kita rapat dulu, minggu besok adalah giliran kelas kita untuk menjadi pelaksana upacara dan pengisi acara kultum di hari jum'at." Ucap Ella Sang bendahara kelas.

Alif menyarankan Chan tanpa persetujuannya untuk menjadi pelaksana upacara sebagai pemimpin upacara.

"Aku? yang benar saja Alif!" ucap Chan dengan kaget.

"Iya, tenang saja kamu pasti bisa!" jawab Alif.

Tanpa bisa mengelak, ia menerima keputusan kelas, tak hanya sebagai pemimpin upacara Chan ditunjuk sebagai pengisi kultum untuk hari jum'at.

Setelah kelas dibubarkan Chan sebagai pelaksana upacara dan Teman-teman lainnya langsung mengadakan latihan untuk persiapan hari senin, sembari latihan ada hal yang membuatnya  gugup latihan menjadi bersemangat, ya! Sasha  yang merupakan sahabat Ella sedang duduk menemani Ella melihat jalannya latihan  pelaksanaan upacara.

Sasha anak yang kalem, pendiam dan tidak banyak bicara, memang bukan siswi yang terkenal di sekolah tapi selalu mengganggu fikiran dan hati pria itu, kemandirian Sasha tergambar dengan Sasha yang menjual coklat di sekolah hasil buatannya sendiri entah hobinya atau memang membantu perekonomiannya, hal ini sangat membanggakan.

Senin pukul 08.35 di setelah upacara selesai dilaksanakan dan memasuki kelas laki-laki itu memberanikan diri menuju meja Sasha dengan berdalih membeli coklat.

"Mmmm, aku mau coklatnya satu dong, brapa?" tanya Chan dengan berani.

"Oh kamu Chan, cuma seribu kok, mau rasa apa? Ada oreo, kelapa, dan strawberry." Balas Sasha dengan ramahnya.

Pria itu langsung kaget, terkesima, semakin membuat hatinya kacau setelah mendengar suara Sasha yang selama ini belum pernah berinteraksi dengannya. Suara Sasha yang begitu lembut yang tak biasa didengar olehnya menggambarkan sosok lembut dan penyayang Sasha. Mungkin hal yang sering membuat orang jatuh hati  selama ini adalah paras dan kecantikan wanita, kali ini tidak! Pria itu menegaskan isi hatinya benar-benar mencintai dan mengagumi sosok wanita itu, singkat memang tapi ini yang dirasakan olehnya.

"Chan? Mau rasa yang mana?" tanya Sasha kepada chan yang termenung.

"Oh maaf, iya rasa kelapa aja!" jawabnya terkejut.

"waduh kelapa ini ga aku jual  ini udah ada yang pesan," balas Sasha sembari memisahkan coklat kelapa.

"Itu untuk Ajup, pacarnya sasya!" potong Ella dengan sambil memakan coklat.

Seketika dada pria itu terasa seperti di tempelkan bom dan meledak dengan sempurnanya. 

"Yaudah yang oreo aja." Jawab pria malang itu dengan asalnya.

Ia kembali ke tempat duduk dengan harapan hatinya baik baik saja, hancur memang, bukan hal yang biasa untuk di kagumi, bukan dengan tekad yang biasa saja untuk memulai, tapi sudah hancur sebelum melangkah, baik memang di awal sudah tau kondisinya, tapi belum bisa menerima.

Bunyi klakson panjang…

"Awas!" pekik seseorang dari sepeda motor yang melaju kencang yang mengarah ke Chan.

"Kamu baik-baik saja?" tanya siswi yang turun dari sepeda motornya.

"Maaf aku ga lihat jalan," jawab pria itu dengan wajah lesu.

Chan yang terlihat bingung langsung menuju keluar sekolah tanpa menengok ke siswi itu.

Bunyi nada notifikasi

masuk...

Seorang siswi mengikuti pria itu di salah satu sosial medianya. "Ini siapa ya?" tanya pria itu didalam hatinya sembari memeriksa sosial medianya.

Tak lama kemudian disaat pria itu memeriksa sosial medianya pesan dari seorang tak dikenal masuk. 

"Hai," sapa seorang tak dikenal kepada pria itu di pesannya.

Dengan adanya pesan yang masuk tanpa ada foto profil yang terpasang membuat pria itu kebingungan, tanpa pikir panjang pria itu langsung membalas pesan yang masuk itu.

"Maaf ya aku hampir tabrak kamu tadi pulang sekolah," balas siswi itu.

Ternyata dia adalah orang yang sama dengan akun siswi yang mengikuti media sosial pria itu, dia Lily wanita yang hampir saja menabrak Chan saat pulang sekolah tadi.

Lily menanyakan apa yang membuat pria itu berjalan dengan tatapan kosong sehingga hapir tertabrak olehnya, pria itu  tak menjelaskan sedikitpun dan terus menjelaskan baik-baik saja.

"Kamu ternyata kelas sebelah ya?" tanya laki laki itu.

"Iya kelas kita berdampingan kok," jawab siswi itu.

Pria itu teringat dengan wanita yang juga sempat menyita perhatiannya, dia shely wanita yang juga sekelas dengan lily.

"Kamu temannya Shely kan?" tanya pria itu.

Lily tanpa banyak basa-basi langsung membalas dengan tepat maksud dan  tujuan dari pria itu.

"Kenapa? kamu menyukainya?" tanya wanita itu.

Shely adalah salah satu wanita yang cukup terkenal dengan parasnya yang cantik dan perannya di sekolah.

Pria itu terus mengelak, dan lily terus memancing pria itu, dan akhirnya benar pria itu ingin Lily men-comblangkannya dengan Shely. Entah apa tujuannya pria itu.

Chan adalah laki-laki yang sudah 3 tahun tidak mengenal cinta yang dimana ketika memasuki sekolah baru, pria itu kembali tersentuh hatinya untuk mencoba mengenal perempuan lebih serius.

Perjuangan Chan terus berjalan untuk mengenal dan mencoba apa yang namanya cinta, entah itu perasaan yang diiringi rasa tulus ingin mencintai atau hanya sekedar nafsu belaka yang tergoda dengan paras dan kesempurnaan tubuh wanita.

"Baiklah, aku akan membantu!" balas Lily, wanita yang baru dikenalnya itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status