Share

Dia Lulusan Pesantren, Nafsuku Bangsat!

Pukul 21.45, jari-jari yang sibuk membuat dan menghapus kembali pesan, raut wajah bingung, kaki yang di goyang-goyangkan melambangkan bingungnya pria itu untuk memulai obrolan dengan Shaly.

"Apakah kamu ada ide?" tanya pria yang kebingungan itu kepada Lily.

"Mulai saja!, besok aku bantu dengan berbicara langsung pada Shaly," jawab Lily.

Akhirnya dengan memberanikan diri pria itu memulai percakapan, malangnya tidak ada tanggapan sama sekali oleh Shaly.

Hari ke hari, pesan demi pesan dikirimkan tetapi hasilpun tetap sama tidak ada tanggapan. Dengan kesal pria itu langsung menghubungi Lily.

"Apakah kamu benar-benar membantu?" isi pesan yang dikirimkan pria itu kepada Lily.

"Sudah, aku sudah bilang ke Shaly kamu menyukainya," jawab wanita itu dengan polosnya.

Pria itu menjelaskan bahwasannya tidak ada tanggapan sedikitpun dari Shaly dan sangat membuatnya kesal, entah Lily yang tidak serius untuk membantu atau Shaly yang tidak tertarik menanggapinya.

"Sudahlah, kalau memang tidak ada tanggapan berarti dia ga suka kamu," jawab Lily.

Chan lelaki yang kurang memiliki kepekaan terhadap wanita, jelas saja dari awal perkenalan dengan Lily, pria itu tidak menyadari maksud dan tujuan wanita itu yang terlihat dari wanita itu yang memulai mengikuti media sosial Chan dan terlebih dahulu memulai chat. Malah dengan polosnya pria itu ingin di dekatkan dengan teman sekelas Lily.

Balas membalas pesan antara Chan dengan Lily terus-menerus berjalan, dimulai dengan senda gurau, cerita kegiatan disekolah dan menceritakan masa-masa pria itu di sekolah sebelumnya.

Chan, laki-laki yang sudah lama tidak senyaman dan sedekat itu dengan wanita, tanpa disadari memiliki rasa dengan Lily, wanita yang awalnya menolong pria itu untuk mendapatkan Shely malah sekarang mendapatkan hatinya.

Jam pelajaran pagi itu akan dimulai, pria itu tergesa-gesa menuju ke kelas karna ada pekerjaan rumah yang belum ter selesaikan.

"Alif! Pinjam tugas kamu, aku belum selesai!" saut pria itu ke pada Alif sembari mengeluarkan tugasnya dari tas.

"Chan, aku udah selesai kamu boleh kok lihat punya aku!" jawab Sasha dari belakang meja pria itu.

Pria itu kaget, bingung, karna hatinya kembali teringat disaat ia mengetahui Sasha sudah mempunyai pacar.

"Mmmm, gapapa aku lihat punya kamu?" balas pria itu dengan gugup.

"Silahkan," balas Sasha dengan santainya.

Saat itu hubungan pria itu dengan Sasha kembali seperti biasanya yang dimana setelah kejadian saat itu Chan menjadi canggung terhadap Sasha.

Chan, Alif, Ella dan Sasha duduk bersama dengan makanan masing-masing di tangan mereka saat jam istirahat, dimana Ella dengan semangatnya menceritakan kelakuan buruk kakak kelas yang dia tidak sukai karna 

juga mengincar laki-laki yang di sukai Ella di sekolah itu.

"Heiii Chan sudah dapat gebetan di sekolah ini teman-teman!" Ucap nyelonoh Alif.

"Apaan sih Alif, asal bicara aja," jawab pria itu.

"Cie, mana nih traktirannya, semoga cepat jadian ya!" balas Sasha dengan senang.

Semakin hari hubungan pria itu dengan Lily semakin dekat, dimulai dari saling bertukar pesan hingga pergi jalan bareng.

Pukul 14.15, Cafetaria pantai belakang sekolah, Chan berterus terang tentang apa yang ia rasakan kepada Lily.

Tanpa banyak pikir Lily dengan senang hati menerima isi hati pria itu, jelas saja Lily lah yang awalnya menyukai pria itu.

Suasana makan siang saat itu berubah menjadi berbunga-bunga yang diiringi kecanggungan dari mereka, dimana Chan yang sudah lama tidak mengenal cinta dan Lily lulusan pesantren yang belum pernah pacaran.

Lily yang sama sekali belum pernah pacaran ini tentunya belum terbiasa dan canggung dengan sikapnya harus bagaimana kepada Chan, sayang? Sudah pasti! akan tetapi latar belakangnya seorang lulusan pesantren membuatnya tidak tau harus bagaimana.

Chan yang kebingungan harus mulai bagaimana dengan Lily yang ga tau apa-apa tentang pacaran, akhirnya memberanikan diri memegang tangan Lily. Sontak dengan kaget Lily melepaskannya karna tidak terbiasa.

"Maaf, aku tidak terbiasa," ucap Lily.

"Gapapa Ly, aku yang salah, aku minta maaf," balas pria itu.

Tak terasa sebulan sudah hubungannya dengan Lily berjalan, Lily yang mulai terbiasa dengan Chan sudah tidak mempermasalahkan lagi ketika pria itu memegang tangannya.

Di Cafetaria, tempat dimana sepasang kekasih itu menikmati hari-hari sepulang sekolah. Chan yang saat itu menceritakan kisah lucunya saat berada di sekolah lamanya membuat keduanya tertawa sangat lepas, dengan khilaf bibir pria itu menempel ke wajah Lily, seketika wanita itu kaget dan menangis atas perlakuan pria itu.

 Suasana menyenangkan berubah seketika, Lily dengan cepatnya berdiri dan menuju keluar untuk pulang karna kecewanya dengan pria itu yang melakukannya diluar batas wajarnya, pria itu terus mengejar dan meminta maaf atas kekhilafannya. Lily tak mendengarkan dan terus menangis dan meninggalkan Chan di Cafe itu.

"Aku minta maaf," isi pesan pria itu kepada Lily pada jam 18.00.

"Kenapa baru hubungi aku sekarang?" balas wanita itu.

"Aku tak tau harus gimana, aku salah sudah mengecewakanmu," balas pria itu dengan perasaan bersalah.

"Tidak apa, aku saja yang berlebihan, maklum aku tidak biasa," balas wanita itu yang mulai menerima situasi.

Sejak kejadian itu hubungan mereka jadi canggung, Lily yang menyadari sikap Chan kepadanya memberanikan diri untuk bertanya langsung kepada pria itu.

"Aku tau sejak saat itu kamu semakin canggung denganku," ucap wanita itu di pesan yang dikirimkan kepada pria itu.

"Hmmm iya, maaf aku tau kamu belum pernah pacaran, kamu tidak biasa, tetapi itulah caraku untuk menyampaikan rasa sayangku padamu," rayu nafsu buaya pria itu yang memanfaatkan kesempatan.

"Iya, aku sayang sama kamu, ini baru pertama kali aku pacaran, aku harap kamu bisa memaklumi," balas wanita itu.

Situasi hubungan mereka kembali seperti biasanya, pria itu yang menyadari wanitanya itu sudah mulai menerima dengan sengaja dan memanfaatkan waktu-waktu tertentu untuk memulai aksinya mulai dari merangkul, pegang tangan tapi belum berani untuk lebih.

"Kamu seneng ga hari ini," ucap pria itu sambil mengendarai motornya.

"Mmm, seneng kok," balas wanita itu yang berada di belakangnya.

"Kamu sini deh, aku mau bilang sesuatu," ucap pria itu ketika melitasi jalan yang tak ramai.

Seketika pria itu kembali memberanikan diri untuk mengecup pipi wanita itu, sontak wanita itu kaget dan marah.

"Berhenti sekarang!" Pekik wanita itu dari belakang dengan air matanya yang keluar.

Pria itu tak kunjung berhenti dan terus mengendarai motornya hingga menghantarkan wanita itu tepat di rumahnya.

Wanita itu terus menangis dan minta berhenti, kekecewaan kembali terjadi atas perlakuan pria itu.

"Sayang, aku minta maaf, aku menyesal," ucap pria itu yang hanya berani meminta maaf melalui pesan.

"Cukup untuk malam ini hubungi aku, besok kita bertemu!" balas wanita itu dengan kecewanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status