All Chapters of KAMPUNG HALIMUN: Chapter 41 - Chapter 50
60 Chapters
BAB 41-DATANG
Haaaaa“Aku benar-benar tidak mengerti, kenapa hal ini terjadi. Semua yang aku cari ternyata berujung kepada diriku sendiri.”“Tentang kampung,”“Tentang terror ini,”“Tentang sebuah kenyataan akan kebahagian juga semua kekayaan yang keluarga kami miliki selama ini.”Aku hanya bisa menundukan kepalaku di tengah-tengah tiang besi yang mengurungku pada saat ini. Kedua tanganku yang memegang tiang-tiang itu tidak aku lepaskan sama sekali, meskipun keringat dingin membuat peganganku menjadi licin.Entah mengapa, sama sekali tidak ada suatu kesedihan di dalam diriku saat ini, ketika Mang Ayep berkata bahwa akulah orang dari keluarga Wilaga yang seharusnya dikorbankan untuk bisa membuat Kampung Halimun kembali seperti semua.Semua kesedihanku itu mendadak hilang, rasa takut akan kematian yang mungkin saja akan terjadi kepadaku dalam waktu dekat pun tidak aku rasakan.Aku hanya bisa berpikir bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari tempat ini dengan segera, mencari cara lain untuk bisa me
Read more
BAB 42-KELUAR
“Si-siapa kamu?”Aku tiba-tiba tertegun ketika melihat sosok itu, seorang anak muda yang tidak aku kenal tiba-tiba muncul dihadapanku pada saat ini.Dia tersenyum ramah kepadaku, aku pun yang melihatnya berdiri tepat di hadapanku merasa, bahwa pemuda ini adalah manusia tanpa ada sedikitpun kekhawatiran atas apa yang aku lihat.Karena, mungkin saja dia adalah makhluk yang membuat obor yang menyala di lorong padam.“Kamu gak perlu tahu siapa aku, yang pasti kamu seharusnya bukan berada di tempat ini.”“Seharusnya kamu bisa hidup tenang, tanpa ada bayang-bayang bahwa kamu harus mati ditumbalkan oleh para warga kampung yang sesat itu.”“Aku datang untuk mengajakmu keluar, membuatmu bisa terbebas dari tiang-tiang besi yang membelenggumu pada saat ini.”“Dan ketika kamu keluar, aku yakin kamu bisa mencari cara agar kamu bisa menyelamatkan kampung tanpa harus ada korban lagi kedepannya, karena aku sendiri sebagai warga kampung tidak mau hal ini terjadi lagi.”Aku benar-benar tidak mengerti,
Read more
BAB 43-KE UJUNG KAMPUNG
DrapDrapDrapTerdengar sebuah langkah kaki seseorang yang sedang berlari di sebuah lorong panjang sehingga suaranya menggema ke setiap sudut kelas yang ada disana.Nafasnya yang sudah terengah-engah membuat langkah kakinya sedikit melambat, tapi dia tidak menghentikan langkah kakinya di dalam kabut yang sedang menyelimutinya, dia terus melangkahkan kakinya, pandangannya pun lurus ke depan tanpa peduli akan apa yang ada di sekitarnya.Hah, hah, hah,Nafasnya terdengar sangat berat, jantungnya berdetak dengan sangat kencang, keringat dingin yang memenuhi tubuhnya sudah dia tidak pedulikan lagi sekarang.Tujuannya hanya satu, yaitu tempat yang dia yakini tempat paling aman di antara tempat-tempat lain ketika malam tiba. Dan tempat itu berada di ujung lorong ini, di belakang sebuah kantin yang letaknya paling ujung.Dian akhirnya sudah sampai ke sekolah yang dia tuju, dia terus-menerus melangkah, meskipun terdengar banyak sekali suara menyeramkan di sisi kiri dan kanan, namun dia sedik
Read more
BAB 44-KANTOR DESA
Sebuah bangunan yang terlihat tua kini terlihat olehku dari kejauhan. Kabut merah yang masih menutupi malam, tidak serta merta menghalangi pandanganku secara keseluruhan, karena bangunan itu terletak paling ujung dan berdiri sendiri dengan bentuk bangunan yang berbeda dengan bangunan yang lain.Sebuah bangunan yang aku kenal, bangunan yang sering dipakai oleh para warga untuk mengurus segala keperluan administrasi seperti pembuatan KTP, Akte Kelahiran, juga dokumen-dokumen yang lain untuk keluarganya.Bangunan tersebut tampak sangat besar, karena di sanalah semua data dari warga Kampung Halimun di simpan. Juga, disana pula lah tempat bagi seseorang dari keluarga Mandala, yang diberi mandat untuk memerintah Kampung dan mengatur segala hal agar ketiga keluarga ini bisa hidup damai, aman dan bekerja sama satu sama lain untuk memajukan Kampung Halimun.Tampak, sebuah plang yang menjadi penanda bangunan itu pun terlihat. Plang yang seharusnya berdiri kokoh disana kini tampak berkarat, kabu
Read more
BAB 45-BAPAK
Brttt Sebuah cahaya akhirnya muncul, cahaya tipis api dari sebuah kayu bakar yang dilapisi oleh sebuah kain lap yang ada di dapur. Aku sedikit bersyukur sekarang, karena kompor yang ada di dapur masih bisa menyalakan api pada saat itu, sehingga aku mencari cara agar aku bisa membuat obor sederhana untuk peneranganku. Hingga akhirnya, aku berhasil membuat itu. Dengan membakar kain lap yang berserakan di bawah dan di ikatkan ke sebuah kayu bakar yang aku dapatkan dari halaman belakang. Cahaya itu sepertinya bisa membantuku sekarang, membantuku menerangi jalan untuk melewati sebuah ruangan yang belum pernah aku masuki seumur hidupku, karena aku hanya tahu bahwa itu hanyalah sebuah ruangan kecil dengan toren air di atasnya. Namun, aku tidak tahu ada apa di dalam sana. Kreaaaakkk Pintu itu secara perlahan aku tarik hingga akhirnya terbuka, dan betapa terkejutnya aku ketika aku melihat bahwa di dalam sana ada sebuah tangga yang menurun kebawah. Seperti ada lorong yang lurus ke bawah ta
Read more
BAB 46-BALOK KAYU
Hiks, hiks, hiks…Aku benar-benar tak kuasa menahan tangisku ketika aku melihat kondisi Bapak yang seperti itu, Bapak yang seharusnya sehat dan bugar kini terduduk lemas dengan banyaknya luka disana.Entah siapa yang tega membuatnya hingga seperti ini, Bapak tampaknya sudah terlihat sangat pasrah atas keadaanya sekarang.Aku mendekatinya dengan perasaan yang campur aduk, mataku terasa berkunang-kunang ketika melihat keadaannya yang parah seperti itu.Dia terus-menerus bergumam, berbicara kepadaku dengan energinya yang masih tersisa. Dia berbicara bahwa tidak seharusnya aku datang kesini untuk menyelamatkannya. Bahkan, dia terus-menerus berkata bahwa tidak seharusnya aku pulang.Karena dia tidak mau anaknya mengetahui apa yang terjadi di kampung ini sekarang.Aku sadar, apa yang dia katakan mengingatkanku akan sebuah perkataan dari Mang Ayep tentang usaha Bapak yang memenjarakanku tiga tahun yang lalu. Dan tampaknya, meskipun Bapak belum mengatakan apapun tentang ritual itu, aku sudah
Read more
BAB 47-HADIR
“Kang, apakah semua persyaratannya sudah siap?”“Kalau sudah, coba kumpulkan di depan!”Tap, tap, tap,Tap, tap, tap,Terdengar secara perlahan, suara-suara gaduh dari orang-orang yang muncul secara tiba-tiba entah darimana.Orang-orang itu tampaknya sedang berlarian kesana kemari sibuk mempersiapkan sesuatu, mereka mengobrol satu sama lain dengan nada yang sedikit tergesa-gesa.Aku yang tidak ingat apa yang terjadi hanya bisa mendengar suara-suara itu, sebelum akhirnya aku membuka mata secara perlahan.Nyut,Arggghhh!Aku masih merasakan sakit di belakang kepala ketika aku membuka mata, rasa sakit dari balok kayu yang menghantam belakang kepalaku pada saat itu, sehingga aku langsung tidak sadar dan berakhir di tempat ini.Aku membuka mataku, dan kulihat secara samar-samar…Sebuah ruangan besar dengan obor-obor yang menerangi ruangan tersebut. Ruangan yang besarnya sebesar aula dengan dinding yang masih berupa batuan-batuan kapur yang belum dihaluskan.Namun, di beberapa dinding gua t
Read more
BAB 48-UJUNG JURANG
Wangi-wangi dari dupa berbagai bentuk dan rupa dinyalakan, ruangan yang tertutup itu kini penuh asap dupa dengan wanginya yang menusuk. Sesajen yang seharusnya dipakai untuk hal-hal baik kini dipakai sebagai persembahan agar NU MAHA AGUNG bisa datang ke hadapan mereka.Kopi hitam, bunga tujuh rupa, kelapa muda, juga rempah-rempah lainnya yang menjadi pelengkap dari sesajen itu sudah mereka sediakan.“Sembelih dan belah jadi dua ayamnya!” kata seseorang yang memimpin ritual tersebut.“Lakukan seperti yang Pak Emen katakan, cepat!”Pak Kades ikut memerintahkan orang-orang yang tertunduk disana agar membantu Pak Emen yang sedang memimpin ritual.Dia mengambil satu ekor ayam yang sudah mereka siapkan, dan memotong kepalanya hingga putus tanpa ada belas kasihan. Darahnya mengucur secara perlahan keluar dan mereka tampung dengan sebuah wadah kecil yang secara perlahan berubah menjadi merah darah.Sedangkan beberapa orang lagi, mengambil ikan mas yang besar yang sudah dipersiapkan. Kemudian
Read more
BAB 49-MASUK
Bapak yang berdiri di tepi jurang yang merupakan pintu masuk kampung terlihat sangat pasrah. Dia sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk hidupnya kini.Dia sadar, ada yang harus dia korbankan, agar kampung ini bisa bertahan di lima puluh tahun kedepan. Pak Kades dengan anak gadis satu-satunya, Mang Ayep dengan anak semata wayangnya yang sengaja dijemput dari kota untuk di korbankan. Mereka semua sudah dikorbankan dengan ritual yang dipimpin oleh Bapak.Ternyata, Bapak adalah orang yang dipercaya untuk melakukan ritual ini, dia sengaja menunggu dan membuatku jauh dari kampung dan tidak tersentuh. Karena dia sadar, kemanapun calon tumbal pergi, mereka akan dicari dan di bawa pulang untuk dikorbankan, layaknya anak Mang Ayep yang sudah pergi dari kampung semenjak SMP.Namun, dengan dipenjaranya aku disana. Para warga lain yang tahu pun tidak bisa membawaku secara paksa, karena itu akan bertentangan dengan hukum yang terjadi di negara ini.Awalnya, para warga tidak tahu siapa tumbal
Read more
BAB 50-DUA ORANG
Waktu semakin larut, entah jam berapa sekarang.Malam terasa panjang ketika kabut merah ini menutupi kampung. Bahkan mungkin saja, kabut merah ini tidak akan berganti lagi sekarang.Rumah-rumah, bangunan juga suasana yang sangat berbeda terlihat sangat menyeramkan. Seperti suasana ini bukanlah suasana dari alam manusia, namun memang alam mereka yang kini meneror para manusia yang terjebak di dalamnya.Memang, para makhluk ini senang untuk mempermainkan manusia, dan para manusia yang tinggal di dalam kampung pun secara tidak sadar dipermainkan oleh mereka.Karena, di satu sisi para warga kampung meminta pertolongan kepada makhluk yang sudah dianggap dewa oleh mereka, dan di sisi lain ada makhluk-makhluk lain yang setia menunggu para manusia itu ketika mereka melakukan kesalahan. Karena ada suatu tugas yang harus mereka lakukan, yaitu melenyapkan mereka semua.Para warga kampung sebenarnya adalah korban, korban dari sebuah ritual yang dilakukan leluhurnya dari zaman dulu. Zaman dimana p
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status