All Chapters of Hello, Papa!: Chapter 51 - Chapter 60
103 Chapters
Chapter 51
Satu botol minuman jatuh dan pecah berserakan di lantai, entah sudah botol ke berapa Leonard menegak minuman alkohol tersebut untuk melepas penat pikirannya. Bisnisnya di ambang kehancuran, tidak ada investor yang mau bergabung di perusahaannya bahkan yang lainnya juga sudah menarik sahamnya dari perusahaannya. Andrew bisa saja kembali menaruh sahamnya disana, dengan syarat pertunangan antara Ares dan Priscilla dibatalkan tapi Leonard menolaknya.Rana dan Santi sudah tidak sanggup lagi bekerja di rumah ini, suasana rumah di rumah ini sudah jauh berbeda dan tidak lagi nyaman untuk ditinggali. Pernah suatu ketika, saat Leonard pulang dalam keadaan mabuk Rana mencoba menolong Leonard yang terjatuh di ruang tamu. Bukannya berterima kasih, Leonard justru malah hampir memperkosa Rana hingga Rana trauma keluar dari kamar saat Leonard sedang mabuk."Teh, ayo kita pergi. Mumpung pak Leonard lagi gak sadarin diri, kita pulang ke kampung halaman Sant
Read more
Chapter 52
Sejak kemarin Leonard belum makan apapun dan hanya meminum minuman keras, perutnya terasa sakit tapi ia tidak punya uang untuk makan. Bahkan bensin mobilnya saja sekarang hanya tinggal sedikit, jika sudah habis maka mobil ini tidak bisa digunakan lagi. Karena tidak punya uang untuk memarkir mobilnya di tempat yang aman, terpaksa ia memarkirkan mobilnya di sebuah halaman kosong perkampungan. Leonard tidak tau sekarang sedang berada dimana, karena sedari tadi ia terus mengemudi tanpa tujuan.Leonard keluar dari mobilnya, ia membawa handphone yang kelak akan di jual untuk biaya makan juga mengisi bensin mobilnya. Lima belas meter dari jaraknya saat ini, ada sebuah warung makan yang lumayan ramai. Leonard berjalan ke warung tersebut, berharap bisa mendapatkan kemurahan hati si pemilik warung. Namun alangkah terkejutnya Leonard saat mengetahui siapa pemilik warung tersebut, perempuan yang dulu Leonard buang kini menjadi penjual warung makan dengan pakaian seder
Read more
Chapter 53
Suara desahan dan lenguhan terdengar keras dari dalam kamar Ares, malam ini ia tengah menyewa seorang perempuan untuk melampiaskan nafsunya. Ia sudah jenuh menyetubuhi Priscilla, karena semakin hari Ares merasa seperti menyetubuhi orang dalam gangguan jiwa. Semakin hari kewarasan Priscilla semakin hilang, semua itu terjadi karena tekanan dan siksaan dari Ares juga obat-obatan yang selalu Ares suntikan padanya. Priscilla selalu menjerit ketakutan saat melihat sesuatu benda yang sekiranya bisa dibuat untuk mengikat tubuh, bahkan ia juga ketakutan setiap kali ada yang menyentuh tubuhnya termasuk Firda dan Dini. Firda dan Dini menjadi agak kesulitan dalam mengurus Priscilla, karena setiap Firda ingin memandikannya Priscilla selalu meronta-ronta dan bahkan Priscilla pernah menggigit lengan Firda hingga nyaris luka robek. Setiap Dini memberikan makan Priscilla juga selalu menolaknya, Priscilla selalu bilang kalau ia ingin mati saja menyusul Julie. Malam ini Prisc
Read more
Chapter 54
Ares terus mondar mandir di dalam ruang sempit yang dihuni banyak orang, pikirnya sebentar lagi akan ada utusan dari Damian yang bertugas membebaskannya. Namun berjam-jam menunggu bahkan sampai seharian tidak ada yang datang mengunjunginya, ia terus berteriak memanggil polisi agar bisa menghubungi Damian. Biasanya mereka akan memperlakukan Ares dengan hormat meskipun statusnya adalah tahanan, tapi sekarang di mata para polisi itu Ares sama saja dengan para tahanan lainnya. Ares lupa kalau selama ini ia bisa hidup bak seorang raja berkat Damian, dan ketika Damian mengangkat kedua tangannya maka Ares hanya akan menjadi orang biasa."Brengsek! siapapun yang sudah menjebloskan saya ke penjara akan menerima akibatnya!" rutuknya sembari menggenggam erat jeruji besi pembatas."Woy berisik! ganggu orang aja!" ucap seorang lelaki bertubuh gempal dengan tato di sekujur tubuhnya."Diam kamu! berani kamu membentak saya?
Read more
Chapter 55
Hari ini Jay berencena ingin mengunjungi Priscilla di rumah sakit, ia membawa satu buket bunga sebagai permintaan maaf untuk Priscilla. Jay tentu tidak tau apakah cara ini akan berhasil atau tidak, dan jika tidak Jay akan berusaha mencari cara yang lain demi bisa mendapatkan maaf dari Priscilla."Mau kemana?" tanya Niko yang masih sibuk sarapan di meja makan."Mau ke rumah sakit liat Priscilla," sahut Jay."Ya udah titip salam dari saya buat dia ya. Oh iya Jay, tadi pak Andrew berpesan kalau pagi ini kamu harus datang ke kantornya. Tapi karena kamu mau menemui Priscilla dulu,  jadi biar saya yang akan menyampaikannya pada pak Andrew alasan keterlambatan kamu." jelasnya."Hmm," Jay mengangguk dengan mulut penuh roti, sengaja ia makan buru-buru agar bisa cepat menemui Priscilla."Jangan lupa kasih makan molly sebelum berangkat Nik!" titahnya.
Read more
Chapter 56
"Silahkan duduk," ucap Abimana, Jay kini duduk berhadapan dengan dokter muda tersebut."Sebelum saya memberitahukan tentang kondisi Priscilla, boleh saya tau dulu anda siapanya?" tanya Abimana. Jay terdiam, ia bingung bagaimana menjelaskan pada Abimana tentang siapa dirinya. Jika Jay bilang kalau ia adalah teman Priscilla, Jay rasanya tidak rela disebut teman. Namun jika menyebut dirinya pacar atau calon suami Priscilla juga tidak mungkin, karena yang Abimana tau Priscilla adalah tunangan Ares. "Saudara Jay?" panggil Abimana. "Saya orang terdekatnya, lebih dekat dari siapapun." jawab Jay. "Anda kakak kandungnya? karena tadi saya dengar anda menyebut diri anda kakak pada Priscilla?" Jay mulai agak kesal dengan pertanyaan Abimana, apa hubungannya tentang siapa dirinya bagi Priscilla dengan kondisi Priscilla."Bisa tolong jelaskan saja keadaannya? tidak penting kan saya siapa, lagipula saya sudah bilang kala
Read more
Chapter 57
Stefan menggandeng erat Sherin ke dalam rumah seakan tidak ingin istrinya itu terluka sedikitpun, mereka baru saja pulang berlibur dari luar negri sebagai hadiah untuk Sherin atas kehamilannya. Lilyana menyambut mereka dengan hangat, sikapnya pada Sherin juga berubah menjadi sangat baik. Tidak ada lagi Sherin yang murung, tidak ada lagi Sherin yang tersakiti oleh perlakuan keluarga Dinata. Namun ada satu orang yang iri akan kehamilan Sherin yaitu Stefani, semenjak Sherin hamil Lilyana jadi bersikap agak cuek padanya. Stefani tadinya ikut berbahagia atas kehamilan iparnya itu, tapi melihat sikap ibunya yang berubah ia jadi sedikit agak tersakiti."Bayi itu padahal belum lahir, tapi sudah disanjung-sanjung sedemikian rupa." gumam Stefani, lalu menghela nafas berat."Sherin, kamu mau apa sayang? biar mami sediain apapun yang kamu mau." tawar Lilyana."Sherin gak pengen apa-apa kok mi, tapi kayaknya Sherin pengen banget makan seafood.""Oke, sekarang juga kita berangkat
Read more
Chapter 58
Dua minggu berlalu, keadaan Priscilla mulai berangsur membaik berkat perawatan yang Abimana berikan. Di balik usaha Abimana, Jay juga punya andil dalam menangani kesembuhan mental Priscilla. Jay mendatangkan seorang psikolog dan psikiater terkenal untuk menangani Priscilla, karena Jay tidak tau mana yang Priscilla butuhkan jadi Jay memutuskan untuk mengutus keduanya dalam menangani Priscilla. Setiap hari yang Jay lakukan hanya memandangi Priscilla dari balik kaca pintu kamarnya, dan betapa bahagianya Jay saat sebuah senyuman tipis terukir di bibir Priscilla setelah sekian lama ia hanya diam dan menangis. "Priscilla belum sepenuhnya sembuh dari trauma yang dialaminya, tapi saya cukup senang bisa melihatnya senyum untuk yang pertama kalinya. Saya masih ingat sekali saat pertama kali Priscilla datang ke rumah sakit ini, keadaannya sangat memprihatinkan." ujar Abimana seraya memandangi wajah Priscilla dari jauh. Jay tidak menyahuti ucapan Abimana, ia masih sibuk mema
Read more
Chapter 59
"Morning, Priscilla." sapa Abimana."Morning too dokter Abimana," sahut Priscilla tanpa menoleh sedikitpun, ia masih sibuk membaca novel yang perawat Lia bawakan kemarin."Serius banget bacanya, bagus ya novel yang perawat Lia bawakan?" tanya Abimana tapi hanya di balas anggukan kepala oleh Priscilla.Abimana melepas jarum infus yang menancap di urat nadi tangan kiri Priscilla, sebenarnya ini tugas perawat tapi karena Priscilla adalah pasien istimewa jadi Abimana yang turun langsung menangani semua kebutuhannya."Kamu sudah sarapan?"Priscilla menutup buku novelnya, tapi sebelum itu Priscilla meletakkan dulu sebuah markah buku untuk menandai halaman yang terakhir ia baca."Belum, perawat Ghea belum membawakan saya makanan dokter Abimana." Senyumnya tipis, wajah Priscilla nampak pucat dan sedikit kurus."Mau sarapan bareng say
Read more
Chapter 60
Leonard mengaduk semen yang akan di gunakan untuk membangun sebuah gedung perkantoran, seorang bos yang dulu bergelimang harta Kini berubah menjadi seorang buruh kasar dengan gaji yang tidak seberapa. Hari ini Leonard akan menerima gaji pertamanya sebagai buruh kasar, tidak banyak namun cukup untuk hidup berdua. Ya, Leonard akan menjemput Priscilla untuk tinggal bersamanya. Leonard menyewa sebuah kontrakan tiga petak di belakang warung makan Nadine, untuk kebutuhan makan Nadine biasanya mengirimkan Leonard lauk pauk dari warungnya. Terkadang jika sedang libur Leonard membantu Nadine di warung, mengantarkan pesanan makanan ke pelanggan Nadine menggunakan motor.Setelah semua lepas dari genggamannya, Leonard baru menyadari betapa buruk perlakuannya dulu pada Priscilla dan Julie. Menyelingkuhi Julie saat istrinya itu tengah sakit parah, membuang Priscilla saat hidupnya sedang terpuruk dan membuat Priscilla menderita di tangan seorang lelaki biadab hing
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status