All Chapters of Hello Wife, The Tyran Ceo.: Chapter 11 - Chapter 20
136 Chapters
Dia ...
Satu tahun kemudian, keadaan Ellina tak banyak berubah. Hanya ada perbedaan kecil. Saat ini ia tak lagi ingin melukai dirinya. Pandangannya masih saja tetap kosong. Dengan lingkar mata yang dalam dan tubuh yang sangat kurus. Rambutnya sangat berantakan. Bekas air mata itu tetap terlihat di wajah tirusnya. Bibir ranumnya terlihat lebih baik. Tak ada luka di sudut bibirnya atau lidahnya. Ia hanya tak menyentuh makanan.  Di pergelangan tangannya masih terpasang selang infus. Ernest memastikan agar para perawat menyuntikkan nutrisi makanan agar tubuh Ellina tetap bertahan. Ia mulai memasukkan barang-barang seperti Tv, laptop, atau handphone. Meski Ellina tak tergerak untuk menyentuh itu semua. Namun Ernest sangat yakin, suatu saat barang itu masih berguna.  Seperti hari ini, Ernest memasuki kamar Ellina dan menarik tirai jendela kaca. Menampilkan salju yang tengah turun dengan hawa dingin yang membekukan. Ia tersenyum tulus, menatap El
Read more
Bunga dalam karung.
Part belum di perbaiki. Typo bertebaran.Ellina menatap pintu kamar yang tertutup. Hal utama yang ia lakukan adalah menatap wajahnya di cermin. Ia mengerutkan keningnya dan mundur perlahan. Terkejut dengan bayangan yang keluar dari cermin.  "Tidak, itu bukan aku' kan?" Merasa tak percaya, ia perlahan memperlihatkan wajahnya sekali lagi. Dan lagi-lagi ia terlonjak kaget kebelakang. Tangannya menyentuh kasar wajahnya. Dengan mata terbuka lebar dan mulut menganga.  "Hah, tidak mungkin! Sejak kapan aku berubah menjadi setan kurus yang mengerikan?"  Merasa syok, ia menetralkan cara berpikirnya. Hal utama yang ia lakukan adalah merenung. Mengingat setahun terakhir ini dan menatap salju-salju yang turun. Di luar jendela kaca kamarnya, uap udara tercetak jelas. Membuat tangannya menulis pelan di atas kaca jendela.  "Dendam dan kedamaian,"&n
Read more
Aku tak meminta bantuanmu.
Typo belum di perbaiki. Happy reading.Ellina menikmati sarapan paginya dengan tenang. Saat waktu mulai beranjak, ia melangkah ke ruangan tengah. Duduk di sebuah bangku dengan menyilangkan satu kakinya. Tangan mungilnya menarik sebuah koran, membacanya pelan dan meremas ujung koran di lain sisi.  Di dalam koran tersebut, jelas wajah Lexsi tengah tersenyum. Berdampingan dengan Kenzie yang masih terlihat angkuh dan dingin. Hal-hal yang di tulis di dalam koran membuat Ellina meringis. Ketawa di dalam hati dengan kutukan kematian.  "Nikmati waktumu, karena saat aku kembali, semua hal yang menjadi milikku, akan kuambil kembali." Seorang pelayan datang dan menyajikan sebuah teh. Ellina terlihat tak terganggu dan masih terpaku pada koran di tangannya. Ia tak tahu, bahwa saat ini seluruh pelayan tengah memperhatikannya. Caranya tersenyum, bergerak, bahkan duduk. Semua hal yang ia lakukan terlihat is
Read more
Sebuah keburukan
***"Benar-benar sebuah keburukan,"Kata-kata itu terlalu berat di telinga Ernest. Senyumnya terukir pelan dengan jari menelusuri wajah Ellina. Sedangkan satu tangan lainnya semakin mengeratkan genggaman tangannya di pergelangan tangan Ellina."Kau ingin kematian seperti apa?" tanya Ernest sangat pelan. Sangat dingin dengan senyum tipis yang tak pernah pupus. Zacheo menahan napasnya saat melihat itu semua."Seperti ini, atau ...,"Tubuh Ellina sedikit tergerak saat tangan Ernest menekan lehernya. Cukup kuat hingga ia dapat merasakan pasokan udara yang kosong di paru-parunya. Denyut nadinya terasa lebih sakit karena genggaman itu semakin kuat. Perlahan, saat tekanan di lehernya semakin kuat, ia hanya bisa tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun."Atau yang seperti ini?"E
Read more
Tawanan mewah.
  Ruangan putih itu terlihat pengap dengan bau obat yang kuat.  Setelah satu hari lamanya, Ellina akhirnya membuka matanya. Sudut ruangan yang asing membuat matanya menyipit. Ia melihat selang infus yang menggantung dan terhubung dengan nadinya. Tak jauh dari tangannya, seorang pria tertidur dengan sangat pulas. Bahkan ia bisa melihat, bulu mata lentik yang menyatu terlihat tebal dan menawan.  Saat pintu ruangan terbuka, Ellina menoleh pelan. Itu Zacheo, terlihat sedikit kaget dari ekspresi wajahnya. Langkahnya mundur dengan menutup pintu ruangan. Membuat Ellina mengernyitkan keningnya. Tak lama pintu terbuka lagi,  di belakang Zacheo seorang dokter masuk. Mulai memeriksanya hingga membuat pria yang tidur itu terbangun.  "Permataku," ucapnya kaget dan berdiri. Membuat Ellina tak mengerti. "Oh, bagaimana keadaannya?" tanyanya pada dokter yang memeriksa Ellina.  "Nona tela
Read more
Langkah terbaik.
 Sinar mentari tampak tinggi dengan kilauan panas yang menyengat. Bangunan tinggi bertuliskan 'E. V. Company' itu tampak tenang. Kecuali satu pria yang telah menunggu lebih dari dua hari di sana. Wajahnya tampak kusut dengan sangat menyedihkan. Harapannya tak pernah putus hingga hari ini. Menjadikannya pemandangan yang sangat menyedihkan.  Saat sebuah langkah lebar di sertai para pengawal mengikutinya, pria itu bangkit langsung menghadangnya. Meninggalkan kesedihan dengan api membara di matanya.  "Presiden E. V," panggilnya lantang.  Ernest menoleh. Membuat barisan para pengawalnya menepi. Satu alisnya terangkat dengan pandangan tak mengenali. Hingga Zacheo maju dan membisikkan sesuatu. Lalu senyum Ernest menyambut.  "Kenapa?" hanya kata itu yang keluar.  Masih tersenyum, Ernest memasukkan dua tangannya ke saku. Menatap pria yang tak jauh dar
Read more
Akan kuhancurkan!
 Mobil Ernest telah terparkir di E. V. Company. Ellina turun saat Ernest membukakan pintu mobil untuknya. Mereka berjalan beriringan hingga memasuki perusahaan. Semua karyawan yang baru saja datang pagi ini tertegun. Mata mereka seakan tak percaya. Bos mereka, datang ke perusahaan dengan seorang gadis cantik. Dan mereka terlihat sangat dekat.  Desas desus pun berhembus cepat. Semua mata menunduk saat Ernest melewati semua karyawan. Memasuki lift dan membiarkan Ellina berdiri di sampingnya. Namun tiba-tiba sebuah tangan menghadang pintu lift hingga kembali terbuka. Wajah Zacheo menyambut dengan riang. Ellina tersenyum hangat saat Zacheo berdiri di sampingnya. Sedangkan Ernest merasa tak suka akan kehadiran Zacheo.  "Selamat pagi, Nona." sapa Zacheo hati-hati. "Aku tak tahu jika Nona akhirnya memutuskan untuk datang ke perusahaan," Ellina menoleh, tersenyum tipis dan menatap Zacheo sesaat. "Kurasa ak
Read more
Itu kamu?
Typo bertebaran. Part belum di perbaiki.  Happy reading.   ***         Suara keyboard itu masih terdengar. Mata Ellina sama sekali tak teralihkan. Ia sendiri bahkan tak menyadari, sejak kapan ia bisa meretas sebaik ini. Yang ia ingat dari kehidupan lalu adalah, komputer seperti hidupnya. Lalu semua ia tinggalkan sejak perjodohan bodoh dan bertemu pria yang bahkan sama sekali tak menatapnya.  Dia membunuhku! Tanpa melihat tangisan atau rasa sakit yang kurasakan!  Tanpa henti, Ellina tetap melanjutkan aktivitasnya. Beberapa akun muncul dan mencoba melawannya. Mempertahankan  sistem mereka agar tetap stabil dan mencoba menyerang Ellina kembali. Ia tersenyum, sangat dingin. Meski tak ada yang melihatnya, namun orang-orang di belaka
Read more
Aku tak mengenalmu!
 Ellina menyesap teh yang tersuguh di depannya. Tanpa alasan, punggungnya terasa panas. Ia menoleh kebelakang dan melihat siluet pria yang berjalan keluar. Sosok itu tampak tak asing baginya.  "Ada apa?" tanya Ethan mengalihkan perhatian Ellina.  Ellina menggeleng. "Tak ada. Kurasa kita harus pergi sekarang," Ethan mengangguk dan berdiri. Mengikuti Ellina yang berjalan lebih dulu. Memasuki mobil dan melaju menuju Universitas Hyroniemus. Dalam perjalanan tak ada perbincangan yang terjadi. Keduanya tampak tenang dengan pikiran masing-masing.  Saat mereka sampai di universitas,  Ellina turun tanpa mengajak Ethan masuk. Ia melangkah dengan yakin melewati semua mata yang seakan kagum pada sosoknya. Atau pada raut terkejut akan kembalinya kehadirannya. Beberapa penggemar yang mengidolakan sempat surut dan hilang. Tapi mereka tak pernah melupakan wajah cantik Ellina. Dan saa
Read more
Jangan menyentuhnya.
Bang! Nero berlari dan langsung menerjang tubuh Ernest. Menendang Ernest kuat hingga tubuh Ernest jatuh ke belakang."Nero!""Tuan Muda!"Ellina dan Ethan berhambur menghampiri. Ellina menahan tubuh Nero dengan memeluknya. Sedangkan Ethan berusaha menghalangi tendangan Nero pada Ernest. Semua terjadi begitu cepat. Alvian dan Lykaios lebih memilih menonton. Kekacauan itu langsung mendapat sorotan. Saat semua yang melihat memegang telepon genggamnya dengan arahan kamera yang tertuju cantik. Dan rekaman video itu langsung tersebar secara cepat di kota Z.Ernest bangun dan menyingkirkan Ethan. Tubuh Ethan tertarik ke samping dan terhempas. Nero yang melihat itu terlihat sangat kalap. Kilatan benci itu terlihat sangat jelas. Dengan amarah yang memuncak hingga tak menyadari bahwa ia melukai tangan Ellina yang tengah memeluk tubuhnya. Menahannya agar tak menyerang Ernest lebih jauh.Ernest menatap dingin. Ekor matanya melihat lengan Ellina yang memerah hingga membiru. Di sisi tangan lainnya
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status