Semua Bab Hello Wife, The Tyran Ceo.: Bab 31 - Bab 40
136 Bab
Ini batasanmu.
Saat Kenzie masih terpaku dengan semua logika yang mulai ia kuasai, jiwanya sedikit tenang. Ia mengusap rambutnya dan dengan satu gerakan tangan, ia menyibak tirai gorden jendela hingga terbuka luas. Cahaya matahari yang mulai tinggi memasuki celah dengan sangat cepat. Matanya mengernyit pelan dengan rasa sakit yang mulai terasa di wajah dan tubuhnya. Ia berdiri tegap dengan dua tangan memasuki sakunya. Pikirannya jelas melayang tertuju pada Ellina. Kesadaran dirinya memuncak saat dia menyadari bahwa dia hampir saja memperkosa Ellina. Rasanya, gadis itu benar-benar di luar batas kendalinya. Hingga ia tak memperhatikan sama sekali bahwa saat itu, Ellina tak sadarkan diri di bawah kuasanya. Bagaikan menyesal, ia merasa udara menghimpit jantungnya. Perasaannya bergejolak cepat. Saat ini, ia harus tahu keadaan gadis itu segera. Karena ia sadar, semua karena ini ulahnya yang tak dapat mengendalikan diri. "Tuan, laporan yang Tuan minta, telah selesai." Ketukan pintu di ruangannya lengk
Baca selengkapnya
Kami hanya menunggunya bangun.
"Video itu telah di potong dan di edit sedemikian rupa. Sebelum aku menamparnya, Kakak mengatakan bahwa ia benar-benar bersyukur telah di keluarkan dari keluarga Rexton. Dia berkata, keluarga Rexton akan mati secara pelan karena akan menuju kebangkrutan!"Wajah Lexsi tertunduk dengan kata-kata yang sangat pelan. "Ayah, aku hanya tak ingin keluarga kita di remehkan setelah Kakak di besarkan dari keluarga ini,"Dan wajah Aldric pun jatuh. Ia begitu tersentuh dengan kata-kata Lexsi yang terakhir. Lalu kebencian dan ketidakterimaaan yang baru saja ia rasakan lenyap. Ia seakan lupa, untuk membela Ellina. Ia seakan lupa akan rasa rindu oada Putrinya. Namun rasanya putrinya telah benar-benar berubah. "Apakah Kakakmu benar-benar mengatakan itu?" Lexsi mendongak. Ia mengangguk pelan. "Ayah, aku tahu aku salah. Aku berjanji tak akan mengulanginya lagi.""Tidak," ujar Aldric. "Hal yang kau lakukan sudah benar."Senyum tipis terukir di kedua sudut bibir Lexsi. Matanya terlihat cerah. Semua duk
Baca selengkapnya
Aku minta maaf.
Lykan Hypersport itu melaju membelah kota Z. Udara sore musim semi dengan sentusan aroma bunga yang mulai berbunga menyambut jalanan kota Z dengan sangat lembut. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang menuju sebuah villa yang jauh dari kedamaian. Dari sudut telinga sang pemilik mobil, terdapat sebuah earphone yang tertempel. Dengan sambungan sebuah telepon yang baru saja tersambung. "Lander, aku minta kau selidiki Maple Villa milik keluarga E. V. dalam waktu satu tahun terakhir.""Tuan, itu adalah sebuah villa yang sangat di sayangi oleh Tuan Muda Ernest.""Aku tak menyuruhmu untuk menghancurkannya.""Oh, di mengerti Tuan."Kenzie menutup teleponnya saat mobilnya telah sampai di halaman luas Maple Villa. Ia keluar dan menatap bangunan itu dengan datar. Saat seorang pelayan datang, ia hanya mengucapkan namanya lalu pelayan tersebut dengan teratur memakirkan mobilnya. Melangkah memasuki kawasan Villa, ia hanya menunggu hingga pintu Villa terbuka lebar. "Maaf Tuan--""Aku mencari E
Baca selengkapnya
Jurnal balas dendam.
Ellina membuka matanya saat merasakan dingin di tubuhnya. Malam ini telah lewat dari tengah malam. Kegelapan dan kesunyian yang datang seakan meremas hatinya kuat. Ia berjalan ke sisi kamarnya dan menyibak tirai jendela kamarnya. Menatap kegelapan di ujung hutan pinus yang tak berujung. Senyumnya terkembang tipis, matanya meneliti dalam meski tak dapat menemukan apapun. Di sebuah meja yang tak jauh dari tempat tidurnya, sebuah kartu hitam baru dengan garis emas empat sisi dan bunga mawar merah kecil yang tengah mekar di tengah kartu tergeletak begitu saja. Mata Ellina menyipit saat mengingat pertemuannya dengan Kenzie. Kali ini wajahnya membeku tanpa ekspresi. Meski kemudian kedua pipinya merona merah saat mengingat lamaran itu. Namun bukan itu kemauannya. Semanis apapun permintaan lamaran itu, ia berniat tak akan menerimanya. Ia masih Ingat, karena Kenzie, dia mati secara mengenaskan tujuh tahun lalu. Terkaitnya sebuah takdir baru yang ia bangun, membuat alam menyimpulkan takdir b
Baca selengkapnya
Jangan menggertak ku.
Ruangan pertemuan itu terlihat damai. Saat percakapan inti itu selesai, dua keluarga masing-masing pergi. Menyisakan Lexsi dan Kenzie yang masih duduk berhadapan. Lexsi tampak malu-malu dengan senyum lembut namun menggoda. Sedangkan Kenzie menyesap tehnya pelan lalu meletakkan gelas itu tenang. "Aku tak tahu bahwa undangan lebih dulu di sebar," ucap Lexsi menyembunyikan rasa senangnya dengan mimik yang terlihat enggan. Hening sesaat. Kenzie sama sekali tak menatap Lexsi saat dia berkata, "Bukankah kau senang?"Tak bisa menutupi rasa bahagianya, Lexsi memilih bertanya lagi. "Bagaimana denganmu? Keluarga kita sudah merencakan hubungan kita sangat lama. Kurasa ini adalah takdir bahwa kita bisa bersama."Kenzie menatap Lexsi sesaat. Auranya tenang dan menekan rasa dinginnya. "Itu rencana keluargaku, bukan rencanaku!"Kata-kata itu dingin dan menusuk. Membuat Lexsi sedikit peka namun dia mencoba berpikir lain. Tak mungkin kan, dia akan menentang keluarganya? Undangan sudah disebar."Pre
Baca selengkapnya
Musuh adalah teman yang baik.
Siang ini, Ellina tak kembali bekerja dan lebih memilih untuk pergi ke Hyronimous University. Langkahnya memasuki kawasan universitas dengan sangat ringan. Tatapan kagum pada kecantikannya tak membuat ekspresinya menghangat. Ia melangkah menuju jurusan IT, sebelum tangannya tertarik ke belakang. Tubuhnya berputar otomatis mengikuti langkah penarik tangannya. "Ikut aku,"Ellina tak bisa berpikir sesaat dan hanya menurut. Namun saat matanya melihat dengan jelas, tubuhnya tak bergerak dan dengan ringan ia menarik tangannya. "Aku tak punya urusan denganmu," bantah Ellina jelas. "Ell," Ellina mendongak sedikit. Menatap mata hitam kelam yang tampak berkabut dengan letusan emosi yang dalam. Garis halus bibirnya terlihat pucat dengan lengkungan tajam. Dua mata yang tajam terlihat bersinar dalam. "Aku mau kau mengikutiku. Sekarang!"Ellina menolak saat pria itu menarik tangannya. Namun langkah kakinya tak cukup bertahan karena perbedaan kekuatan. Ia hanya bisa mengikuti dengan paksa lang
Baca selengkapnya
Dari mana kejeniusan itu berasal?
Malam ini, entah angin dari mana, Kenzie menatap deretan cincin pertunangan yang baru saja datang di meja kerjanya. Matanya menyipit dalam, memperhatikan deretan cincin tersebut. Tampak berkilau dengan kerlap-kerlip briliant yang bersinar. Semua terlihat mewah dan di desain dengan sangat apik. Dalam ketelitian, ia meraih sebuah cincin yang terlihat sangat biasa. Cincin itu sangat halus dan kecil. Di taburi berlian kecil-kecil yang di rancang dengan pola melilit lalu bertemu dengan taburan berlian berwarna rubi yang membentang. Jika bola lampu menerpanya, cahaya dari berlian itu saling tumpang tindih dan membuat cincin bersinar cantik. Tak ada berlian besar yang menimpa di atasnya. Tak seperti cincin lainnya yang menawarkan kemewahan mata. Cincin ini terlihat seperti cincin mainan karena tak menunjukkan hal istimewa. Namun semua orang yang tahu akan kualitas berlian, mereka akan menunjuk cincin yang sama dengan yang Kenzie pegang. "Lander,"Lander yang berdiri di luar ruangan segera
Baca selengkapnya
Happy B'day Dad.
Malam itu, Lexsi terlihat sangat cantik dengan balutan gaun berwarna merah yang menampilkan bahu putihnya. Rambutnya di biarkan tergerai dengan sebuah kalung yang menghiasi lehernya dengan cantik. Wajahnya tampak sangat bahagia dengan senyum yang merekah. Menampilkan sosok wanita dewasa matang yang cerdas.Pesta itu di gelar dengan sangat meriah di rumah utama keluarga Rexton yang terletak di Taman Barat. Satu persatu tamu undangan memasuki aula dan berbaur dengan yang lainnya. Dua keluarga yang telah menjadi tuan rumah tampak sangat akur dan tersenyum bahagia. Lalu, semua mata menatap terpana saat Lexsi turun dari tangga menuju lantai bawah. Semua kamera dari berbagai media menyoroti penampilannya yang sangat cantik. Perayaan pertunangan dan ulang tahun Aldric Rexton menjadi sebuah pesta yang sangat besar malam ini. Semua media tak bisa tak berdecak kagum karena kemewahan pesta yang mereka usung. Dari berbagai sudut, seluruh wartawan telah mengisi berbagai tempat secara menyebar.
Baca selengkapnya
Bukankah kita orang asing?
***"Oh, apakah aku salah?" jawab Ellina dengan wajah bingung. Dia menatap Aldric yang masih berdiri tanpa menyambutnya. " Ayah, apakah aku salah? Aku sangat yakin, bahwa hari ini adalah hari ulang tahunmu."Lexsi menahan geramannya. Ekspresi wajahnya berubah cepat. Ia benar-benar tak menyangka, bahwa Ellina akan datang. Sedangkan Aldric masih begitu terkejut. Dia menatap Ellina dari atas hingga bawah. Ada riak kerinduan di dalam matanya. Bagaimanapun juga, Ellina adalah anaknya. Tak peduli kesalahan apa yang telah Ellina lakukan, itu tak merubah fakta, bahwa gadis rapuh itu putrinya. Melihat tak ada tanggapan, Ellina menatap mimik sedih wajahnya. "Ayah, aku bahkan sudah mengirimkan kado untukmu. Apakah Ayah tidak menyukainya?" menoleh, dia tiba-tiba menarik tangan Lykaios dan menggenggamnya cepat. "Lykaios, bagaimana ini? Sepertinya aku salah. Dan juga, Ayahku tak menyukai kadoku."Melihat itu semua, pandangan seluruh orang jatuh pada wajah cantik yang terlihat terpukul. Jika bebera
Baca selengkapnya
Ini balasanku!
***Wajah Lexsi berubah gelap. Ini adalah pestanya, tempatnya bersinar. Tapi kali ini Ellina mengambil alih segalanya. Kakaknya bahkan berulang kali memperjelas bahwa dia hanyalah anak luar dan bukan anggota keluarga Rexton. Jadi bagaimana dia yag merupakan orang luar bisa mengatur keluarga Rexton? Menanggapi itu, Lexsi benar-benar marah. Dia merasa ingin mencekik Ellina hingga mati. "Mari kembali ke tujuan pesta," ajak Aldric mengingatkan semuanya. Para tamu mulai menyebar dan menikmati hidangan yang ada. Ini sudah satu jam lamanya dari waktu pertunangan yang seharusnya. Azzura dan Raven mulai gelisah karena anaknya tak kunjung datang. Berkali-kali mereka menghubungi Kenzie, namun ternyata tak ada jawaban. Ellina sama sekali tak beranjak dari samping Aldric, membawa kerinduan mendalam hingga Aldric membawa Ellina untuk memperkenalkan kepada beberapa teman kolega bisnisnya. Ellina cakap, anggun, cerdas, dan bersikap sangat hangat, membuatnya disukai dengan mudah. Sementara Vania
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status