All Chapters of Hello Wife, The Tyran Ceo.: Chapter 21 - Chapter 30
136 Chapters
Dunia lama Kenzie.
Ellina mengerucutkan bibirnya. Meletakkan kartu yang ia pegang di depan Ernest. "Aku tak menginginkannya,"Ernest membelalakan matanya. "Kenapa?""Kenapa aku harus memiliki kartu yang dimiliki banyak orang," ujar Ellina sangat lirih, lebih mirip seperti gerutuan kesal. Namun Ernest dan empat pria di sampingnya dapat mendengar itu semua. Ethan yang mendegar itu membelalakan matanya. Terkutuklah kata-kata itu. Ya Tuhan, kenapa dia mengatakan itu. Zacheo, ya, Zacheo. Saat ini aku butuh Zacheo.Nero yang duduk tak jauh dari Ellina langsung meminum air dari gelas di depannya. Ah, aku tahu Tuan Muda E. V. sedikit gila. Tapi aku tak siap melihat kehidupan keluarga lain hancur. Alvian yang melihat raut wajah Ernest tertawa tipis. Itu antara sedih dan khawatir. Ia benar-benar menatap Ellina lekat dan menggerutu dalam hati. Shit! Persetan dengan kecantikannya, tapi tidakkah dia tahu? Kata-katanya baru saja membangunkannya harimau yang tertidur. Lebih dari itu semua, kenapa aku juga memiliki s
Read more
Rumput liar atau bunga hias?
Pikirannya melayang jauh. Ingatan tentang sosok gadis cantik yang lekat di kepalanya tanpa sadar membuatnya mengehela napas kasar. "Kau kembali, setelah sekian lama."Kenzie tersenyum tipis tanpa sadar. Ia sangat ingat bahwa orang-orangnya tak ada yang dapat menemukan keberadaan Ellina satu tahun lalu. Kabar dan keberadaan gadis itu seakan tertutup sangat rapi. Tak ada yang dapat menemukannya meski ia telah mengerahkan orang-orang terbaik. Kini ia tahu kenapa ia memiliki jalan buntu. "Ernest Avram," gumamnya. "Sejak kapan kau mengenalnya? Kenapa aku tak tahu jika dia mengenalmu?" Perkiraan Kenzie menuju kebenaran. Jika ia tak memiliki akses sedikit pun tentang keberadaan Ellina satu tahun lalu itu karena ada dua hal kemungkinan. Pertama, gadis itu mati. Kedua, ia bersembunyi di balik orang-orang yang setara dengan keberadaannya. Dan kemunculan Ernest di video itu cukup membuat Kenzie memilih pilihan kedua. "Kau bersamanya? Kenapa aku tak tahu hal sepenting itu?" Ekspresi Kenzie
Read more
Biarkan aku menangani untukmu.
Maple Villa tampak hangat malam ini. Lykaios, Alvian, Nero, Ethan dan Ernest tengah duduk di ruang tengah dengan secangkir teh hangat di tangan masing-masing. Ketukan lantai terdengar saat langkah kaki menuruni tangga. Itu Ellina, dengan pakaian santai yang baru saja mandi lalu turun untuk membicarakan proyek yang akan ia tangani. Semua mata menoleh untuk melihat asal suara. Senyum Ellina terkembang membuat riak bahagia di wajahnya. Ernest bangkit menuju Ellina. Menaiki beberapa anak tangga lalu mengulurkan tangannya dan Ellina menerima itu langsung. "Terimakasih,""Hati-hati, kau tak perlu berlari."Mereka berdua turun dari tangga bersama. Senyum Ernest terkembang. Tapi itu menjadi terlihat memuakkan untuk empat pria yang duduk di tengah ruang tengah. Mereka berempat menjadi kesal dengan seluruh perlakuan Ernest pada Ellina. Namun mereka tak dapat mengungkapkannya karena Ellina sendiri terlihat nyaman. Dengan posisi duduk, Nero menarik satu bangku yang paling dekat dengannya. A
Read more
E. V. Company.
Ellina melangkah menuruni tangga sebelum akhirnya sebuah klakson mobil di luar Maple Villa mmembuatnya bergegas. Saat seorang pelayan membuka pintu, Ellina telah lebih dulu melangkah keluar. Menatap Ernest yang tersenyum di dalam mobil. "Kau datang lebih pagi?" Ernest memiringkan kepalanya ke kiri. Memberi perintah agar Ellina masuk. "Aku harus pergi mengurus sesuatu."Saat Ellina telah duduk di samping Ernest dan mobil melaju pelan, ia menoleh ke samping. Menatap Ernest yang fokus pada jalanan. "Berapa lama?""Satu minggu."Ellina manggut-manggut dan mencibir. "Bersama Zacheo?"Menganguk, Ernest menatap Ellina sesaat. "Ethan akan mengurusi keperluanmu. Jadi selama aku tak dapat menjemputmu, Ethan akan menggantikanku.""Tak perlu. Aku bisa memesan taksi,""Tak aman." potong Ernest cepat. "Usahakan jangan pulang larut malam. Tidak, seharusnya kau tak perlu datang ke kantor selama aku tidak ada."Ellina tertawa. Menatap Ernest lama dan terdiam dalam senyum manis. "Kau sekhawatir itu
Read more
Mau apa lagi, aku dibuang.
E. V. Company pagi ini terlihat sangat damai. Semua divisi tengah bekerja dengan sangat tenang. Namun saat Lykaios, Alvian dan Nero tiba-tiba datang ke perusahaan, semua suasana tenang itu menjadi sangat berbeda. Penuh kejutan, keramaian dan seruan godaan yang penuh dengan intrik. Ethan yang mendengar, melihat, bergidik ngeri dan merasa sangat muak. Ia tak pernah berpikir bahwa seluruh wanita yang bekerja E. V. Company akan sangat antusias dengan kedatangan para pria tampan yang hampir setara dengan Bos perusahaannya. Alih-alih mengetahui, bahwa semua pria yang di rekrut Ellina adalah bukan pria biasa. Semua kalangan atas dan parahnya adalah para Tuan Muda yang memiliki pesona dan fans luar biasa. Ethan membawa mereka dalam sebuah ruangan yang telah di sediakan oleh Zacheo. Ruangan itu khusus milik mereka untuk membuat sebuah penerobosan baru dari perusahaan. Dan Ellina adalah orang yang memegang kendali utama. Saat Alvian, Nero dan Lykaios telah duduk di kursi masing-masing, ta
Read more
Aku akan datang.
Aple Restsident, atau rumah utama keluarga E. V, tampak sangat kosong pagi ini. Rumah bergaya eropa dengan sentuhan desain yunani kuno itu tampak mewah dengan halaman luas yang menyajikan berbagai pemandangan. Sejauh mata memandang, kau akan di sajikan dengan lahan luas yang telah di kelompokan menjadi bagian-bagian tertentu. Di antaranya taman bunga tulip yang tengah berbunga dengan berbagai warna. Lalu lapangan golf atau tempat santai dengan gazebo besar yang menghadap langsung ke taman hidup dengan hiasan air mancur dan berbagai ikan mahal hidup di bawahnya. Saat mobil sport Ernest memasuki kawasan Aple Restsident, beberapa pelayan langsung datang tergopoh-gopoh. Mereka menunggu Ernest turun dan dengan tunduk mengantar Ernest menuju pintu utama rumah. "Aku bisa sendiri! Kalian bisa kerjakan yang lain," Saat perintah itu turun, para pelayan yang melayani Ernest bernapas lega. Mereka pergi dan membiarkan Ernest memasuki rumah sendiri. Langsung menuju ruangan tengah, Ernest bisa me
Read more
Kesalahan atau kejutan?
"Ellina. Itu benar dirimu?"Tubuh Ellina menegang hebat dengan kilatan bayangan masa lalu yang kelam. Kilatan benci dan takut tercampur jelas dengan rasa sakit yang nyata. Ia pikir, ia telah siap dengan segalanya. Namun rasa takut dari kematian yang lalu terbayang jelas. Kau kotor dan menjijikkan!Menjijikkan!Kotor! Dan menjijikkan! Ulangan kata itu terus teringat dengan tatapan matanya yang terpaku pada bibir tipis pria yang masih menggenggam tangannya. Ketampanan dan sorot mata dingin itu menembus jantungnya. Meremukkan setiap ingatan dan kenangan yang menyakitkan. Lalu kenapa jika aku kotor! Kenapa jika aku menjijikkan?! "Jangan menyentuhku," tekan Ellina dingin tanpa sadar. Ia menarik tangannya kasar dan menghempaskan tangan Kenzie cepat. Lirikan benci ia lontarkan sebelum tubuhnya merosot memasuki mobil Lykaios yang masih terbuka. "Lykaios, aku ingin pergi."Jangan menyentuhku! Kata-kata ketus itu terngiang di telinga Kenzie. Ia hanya mematung menatap tangannya yang di he
Read more
Are you kidding me?
***Riak keterkejutan masih terlihat di wajah Ellina. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali untuk mengingat hal yang telah ia dengar. Sedangkan pria di sampingnya telah tertunduk dengan napas memburu. Tak ada lagi kata yang terucap di antara mereka. Keheningan itu terasa mendominasi namun keduanya terlihat tak terganggu. "Pertunangan," Dalam keheningan tiba-tiba suara Kenzie tercetus dengan nada sangat pelan. Hingga Ellina terkejut dan tergagap. "Y-ya?"Kenzie menoleh, menatap gadis di sampingnya. "Ayo bertunangan,"Mendengar itu, Ellina tak hanya terkejut tapi juga terpaku. Tunggu, sebenarnya apa yang di katakannya? Kenapa semua seperti ini? Masih mencoba untuk mencerna, Kenzie melanjutkan kata-katanya. "Karena kau telah kembali, maka pertunangan kita tetap akan terjadi."Mendengar kata 'Pertunangan' sekali lagi dari Kenzie, membuat Ellina tertawa tipis. Ia mendongak, menatap mata Kenzie dalam pandangan yang sulit di artikan. "Aku bukan lagi anak dari keluarga Rexton," katanya
Read more
Lebih dari semua keburukan.
Tubuh Ellina terkunci rapat dengan kekangan tenaga yang kuat. Ciuman panas yang ia coba hindari semakin intens. Hal itu membuatnya sangat takut dengan bayangan masa lalu dan kejadian buruk satu tahun lalu. Parahnya, kini tubuhnya seakan tak merespon apapun hingga batas dasar hingga di ujung kedua matanya mengalir bulir bening yang tak dapat di tahan. Kau kotor dan menjijikkan! Itu adalah ingatan dari kata-kata Kenzie tujuh tahun lalu di kehidupan sebelumnya. Kau kotor dan menjijikkan! Dan itu adalah ingatan dari pria yang tak ia kenali dari kejadian satu tahun lalu. Dua kata itu terus berputar di kepalanya. Traumanya yang telah terpendam seakan bangkit dan menguasainya. Tubuhnya bergetar hebat dengan deraian air mata yang tak tertahan. Tubuhnya seakan melemah meski ia berusaha untuk melawan. Dan akhirnya ia sama sekali tak tergerak di bawah himpitan tubuh Kenzie yang kuat, ia hanya bisa pasrah saat ciuman itu semakin dalam dengan gerakan tangan Kenzie yang liar. Kenzie yang ten
Read more
Apa yang terjadi padaku?
Sebuah Apartemen A di kawasan elite kota Z itu tampak sunyi. Dalam sebuah ruangan gelap, sebuah api tersulut di ikuti asap yang mengepul pelan. Desahan napas berat menandakan ada hal yang berbeda dari pemilik ruangan tersebut. Lalu puntung rokok yang masih menyala itu teremas dan padam. "Kenapa? Kenapa aku seperti ini?"Bayangan dalam gelap itu kini terlihat nyata saat sebuah cahaya menerobos masuk melalui celah-celah jendela. Meski jendela kaca besar itu tertutup gorden, cahaya-cahaya itu masuk memberi penerangan. Ini telah lewat dari 18 jam. Dan sosok itu masih mengenakan baju yang sama. Ruangan itu tampak pengap dengan asap rokok yang masih terasa di udara lengkap dengan botol minuman yang tergeletak. Namun sosok itu masih terdiam, terduduk dengan ekspresi yang tak dapat di ekspresikan. Helaan napas berat terdengar sekali lagi. "Ada yang salah dengan diriku,"Sekali lagi, bayangan sosok cantik itu terlintas di pikirannya. Lalu seakan nyata di depan matanya. Kenzie mengerutkan ke
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status