Semua Bab KELUARGA BENALU: Bab 21 - Bab 30
50 Bab
Bab 21
Keluarga Benalu 21Aku terbangun kaget ketika menyadari suhu tubuh Aryan yang tidur di sampingku tiba - tiba sangat tinggi. Kulirik jam di atas nakas, baru pukul 3 pagi. Aryan tertidur dengan gelisah. Suara rintihan terdengar samar dari bibirnya. Kuambil termometer yang selalu ada di laci nakas, mengukur suhu tubuhnya. 39 derajat celcius. Tinggi sekali. Tergopoh - gopoh aku menuruni tangga, menuju lemari obat untuk mengambil syrup penurun panasnya. Dari celah pintu dapat kulihat lampu kamar Bik Sum sudah menyala menandakan beliau sudah bangun. Bik Sum biasa bangun untuk sholat malam. Setelah mendapatkan obatnya, aku kembali berlari ke atas. "Bangun sebentar ya sayang, kita minum obat."&nbs
Baca selengkapnya
Bab 22
Keluarga Benalu 22Mobil fortuner putih itu berhenti tepat di depanku. Shandy dan Krisna melompat turun dan berlari menuju mobilku. Aku keluar, namun shock membuat kakiku lemas. Beruntung Shandy sempat menangkapku sebelum terjatuh. "Shan… Aryan…" Aku tak mampu meneruskan kata - kata. Tenggorokanku tercekat, terasa ada batu besar yang menyumbat di sana. Shandy memelukku erat - erat. "Tenanglah, kita akan cari Aryan. Kita pasti menemukannya." Shandy menuntunku masuk ke mobil, kali ini ke sisi samping pengemudi. Dia lalu memesan taksi online untuk memulangkan Bik Sum. Kasihan Bik Sum, beliau duduk meringkuk di belakang. Pucat dan ketakutan.
Baca selengkapnya
Bab 23
Keluarga Benalu 23Aku berlari menuju sumber suara. Di kamar belakang, di atas dipan kayu beralas kasur lusuh, anakku terbaring dengan tubuh tersentak - sentak. Wajahnya pucat pasi. Darahku terasa surut, jantungku berdebar kencang melihat putra kesayanganku dalam kondisi menyedihkan. "Aryan!" Aku memburu ke arah dipan, Shandy mengikutiku dari belakang. Tapi tak kusangka, Mama menghalangiku meraih tubuh anakku.  "Jangan ambil Aryan!" Aku meledak, kudorong tubuh Mama hingga tersungkur. Ara yang berdiri di sisi lain dipan menjerit melihat Mamanya terjatuh. "Kalau sampai terjadi sesuat
Baca selengkapnya
Bab 24
Keluarga Benalu 24Aku terisak lama dalam pelukannya. Abangku satu - satunya, yang selalu melindungiku sejak kecil. Yang sangat marah bahkan ketika ada seekor nyamuk menggigit dan meninggalkan bekas bentol di tanganku. Dia yang rela membatalkan acara kempingnya demi aku yang tak mau ditinggal. Dia yang tak malu bertingkah layaknya badut hanya agar aku tertawa. Dapat kurasakan amarah yang tersimpan di matanya. Dibiarkannya aku menangis lama sampai aku sendiri yang melepaskan pelukannya. Bang Azka menuntunku duduk di sofa sudut kamar. Sementara Aryan dan kedua teman kecilnya tengah asyik membuka oleh - oleh. Ada Shandy juga di sana, memandangi kami diam - diam. Juga Fika yang menyusut air matanya sambil menunduk. "Kenapa kau diam saja selama ini? Tak memberitahu Abang pa
Baca selengkapnya
Bab 25
Keluarga Benalu 25Ada yang nyeri di sini, di dalam hatiku, mendengar kalimat itu. Meski aku membencinya, meski aku tak sabar ingin berpisah dengannya, kalimat itu tetap saja membuatku sedikit terguncang. Usahaku memperjuangkan dirinya selama nyaris 6 tahun ini, berakhir sia - sia. Shandy memelukku erat, mencegah airmataku tumpah di hadapan semua orang. "Keputusanmu adalah yang terbaik. Kau berhak untuk bahagia. Seumur hidup akan terlalu lama jika kau habiskan untuk lelaki sepertinya." Bisik Shandy.  Aku memejamkan mata. Biarlah nanti, aku menangis sendiri. Menangis karena dia untuk terakhir kalinya. Mas Ardan telah pergi 1 jam yang lalu setelah menandatangani surat bermaterai yang menyebutkan bahwa dia t
Baca selengkapnya
Bab 26
Keluarga Benalu 263 hari lagi Bang Azka dan Shandy akan menikah. Ballroom hotel telah mulai dipersiapkan untuk menggelar akad nikah sekaligus resepsi. Salah satu kamar president suite juga telah kusulap menjadi kamar pengantin. Aku turun tangan sendiri memilih dan merancang semuanya. Jika Shandy melakukan semua yang terbaik untuk proses perceraianku, aku mengerahkan segala kemampuan agar pernikahannya sempurna. Sungguh ironis. Selama beberapa hari ini, setelah kedatangan Mama tempo hari ke hotel, aku tak mendengar kabar apapun dari Mas Ardan dan keluarganya. Mereka bagai ditelan bumi. Meski begitu aku tak boleh lengah. Penjagaan di rumah kembali diperketat. Mbak Rina pengasuh Aryan bersama - sama Bik Sum bertugas memantau anakku 24 jam sementara aku memastikan persiapan pernikahan dengan bantuan Fika. Shandy dan Bang Azk
Baca selengkapnya
Bab 27
Keluarga Benalu 27Mobil yang dikendarai Krisna tak dapat masuk mendekati rumahku. 4 mobil pemadam kebakaran, mobil polisi dan warga yang menonton adalah pemandangan mendebarkan yang selama ini hanya kusaksikan di layar lebar. Aku melompat turun dan berlari menerobos pagar manusia. Beruntung aku sempat mengganti gaunku dengan celana panjang dan kaus panjang. "Jangan, Nay." Krisna menahan bahuku.  Api sudah padam ketika kami sampai. Asap hitam tebal mengepul keluar. Aku belum dapat memastikan seberapa parah kerusakannya. Beruntung mobil damkar segera datang sebelum merambat ke rumah yang lain. Dan juga rumahku dipisahkan dengan halaman yang cukup lebar dengan tetangga kiri kanan. Dari kejauhan Pak Hasan yang tengah ditanyai polisi melihatku. Aku bergegas meng
Baca selengkapnya
Bab 28
Keluarga Benalu 28 Rate 21 +PoV DANIAAku tersenyum bahagia menatap saldo rekeningku yang gendut. Nayma sungguh murah hati ternyata. Uang 50 juta ini entah berapa lama bisa kukumpulkan kalau hanya mengandalkan gaji. Sementara tabunganku hasil menjual kebun warisan Bapak mulai menipis sejak Mas Ardan dan keluarganya merongrongku. Astaga. Kalau saja dia tak setampan itu, tentu sudah sejak kemarin kutendang dia jauh - jauh. Lelaki yang hanya modal tampang Bisanya hanya menadahkan tangan. Satu - satunya keahliannya hanyalah membuatku mabuk kepayang dan ketagihan setiap kali bercinta. Selebihnya, dia tak punya apa - apa untuk dibanggakan. Belum lagi Mama dan adik - adiknya yang lebih mirip parasit. Untunglah
Baca selengkapnya
Bab 29
Keluarga Benalu 29PoV NAYMAGelap. Pekat. Entah dimana aku berada sekarang. Perlahan, kutapakkan kakiku yang tanpa alas. Sayup suara tangisan lirih mengundangku untuk mencari asal suaranya. Sekitarku tampaknya adalah kebun singkong yang terbengkalai. Penuh semak dan bongkoran. "Uggghhh… ughh…" Suara itu sungguh menyayat hati. Mendengarnya, rasa pilu menjalar perlahan, menimbulkan sekat di kerongkongan. Siapakah yang menangis sesedih itu? di tengah malam buta dan di tempat yang menyeramkan ini. Rasa sedihnya seakan menular, membuatku ingin meneteskan air mata. "Mbak Nayma…" 
Baca selengkapnya
Bab 30
Keluarga Benalu 30Mencintai, harusnya tidak sesakit ini. Hidup bahagia bersama orang yang kau cintai, tentulah menjadi keinginan semua orang. Aku mencintai Mas Ardan, dulu, hingga mampu berjuang meyakinkan Ayah dan orang - orang terdekat untuk menerimanya. Aku mengalah untuknya, hanya agar dia balas mencintaiku dengan seimbang. Aku membiarkannya memberi nyaris seluruh penghasilannya untuk Mama, karena berpikir uangku lebih dari cukup untuk hidup kami bertiga. Sayangnya, dia tak pernah puas dengan apapun yang kulakukan. Dia selalu meminta lebih… dan lebih. "Bulan ini aku tak bisa memberimu gajiku. Mama membutuhkannya untuk perpisahan sekolah Ara. Dia harus menjahit kebaya yang bagus dan memanggil MUA." Ujar Mas Ardan suatu hari. Dia pulang dengan tangan ko
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status