All Chapters of Benalu di Rumahku Ketika Suamiku Terkena PHK: Chapter 21 - Chapter 30
210 Chapters
Bab 21. Keluarga Benalu Kena Batunya
Bab 21. Keluarga Benalu Kena Batunya Alisya tidak menangis.  Lebih tepatnya tidak terlihat menangis. Karena  tangisnyaa pecah di dalam dada. Ciptakan gemuruh yang begitu hebat di dalam sana. Isaknya bahkan tak terdengar, karena tergantikan  dengan detak jantungnya yang berpacu tak beraturan,  tak  ada isak tangis, yang ada hanya  napasnya  yang terdengar tersengal.  Juga  tak  ada air mata.  Alisya tak mau air matanya tumpah di hadapan keluarga  yang sempat dijadikannya sebagai tempat mengabdi,  yang  ternyata hanya  menganggapnya seekor   sapi.  “Maaf, Sya! Aku tidak pernah mencintai Desy! Aku hanya mencintaimu saja. Aku sangat mencintai kamu, Sya. Itu sebab aku memilih kamu, bukan Desy!”  “Andai aku tahu, kau pernah tidur dengan Desy sebelum kamu menikahiku, maka
Read more
Bab 22. Percakapan Haru Dengan Bapak
Bab 22. Percakapan Haru Dengan Bapak =====  “Bu Alisya  baik-baik saja?” Pak Dadang melirik kaca spion yang terpasang di plafon mobil, di dekat supir.  Alisya mengangguk.  “Putri Ibu, bagaimana?”  “Dia juga baik, Pak. Tetapi, mungkin sedikit trauma.”  “Ya, semoga dia bisa melupakan masa-masa sulit ini.  Atau kita ke dokter dulu, memeriksa keadaanya?”  “Tidak usah, Pak.  Rena anak yang kuat. Dia pasti bisa melewati ini. Mulai sekarang,  tak akan  ada lagi yang membuatnya terluka, baik lahir maupun batinya.  Hening sesaat. Alisya menghela napas dalam-dalam.  Rena masih meletakkan kepala di pangkuan Alisya.  Mungkin
Read more
Bab 23. Para Benalu Kehilangan Induk Semang
Bab 23. Para Benalu Kehilangan Induk Semang ======= “Bu Alisya! Kita sudah sampai, Bu!” Pak Dadang mengurangi keceapatan mobil lalu berhenti  sebentar menunggu  pintu pagar dibukakan.   Seorang wanita  paruh baya tergopoh-gopoh, berlari kecil menuju gerbang.  Membuka gembok besar, lalu perlahan pintu pagar terbuka. Pak Dadang melajukan mobil yang dikendarainya  ke halaman.  Alisya terpana, menatap takjub rumah besar dan megah  di hadapan. Hanya  berlantai dua, tetapi megahnya   tak kalah dengan  rumah utama  yang ditempati oleh keluarga Wibawa   yang di dekat Kodam sana.  “ini rumahnya, Bu! Silahkan turun!”  Alisya melongo.  “Kenapa, Bu Alisya?” &nbs
Read more
Bab 24. Kedudukan Pelakor Tetap Di Keset Kaki
Bab 24.   Kedudukan Pelakor Tetap Di Keset Kaki ===== Perempuan itu sudah sangat terbiasa masuk ke dalam kamar utama. Kamar yang dihuni oleh sang tuan rumah bersama pasangan halalnya. Fajar dan Alisya. Tetapi,   Desy telah menguasai dengan caranya, sejak sang Tante membawanya turut serta  tinggal   di rumah itu. Bagai benalu menumpang hidup pada induk semangnya. Menghisap habis  kebahagiaan  yang susah payah diciptakan oleh Alisya, bahkan tega mengambil suaminya juga.  Ibarat sebuah Bus,  Alisya kini  hanya seorang penumpang.   Numpang mandi  dikamar mandi yang tersedia di kamar itu, numpang menyimpan pakaian di lemari besar yang terletak di  dalam kamar itu, dan numpang tidur beberapa jam  di ranjang besar itu. Jam dua belas malam   tiba di rumah karena lembur, esok pagi pukul enam tepat, sudah pergi lagi ke pabrik&nbs
Read more
Bab 25. Rencana Busuk Mantan Mertua dan Pelakor
Bab 25.  Rencana Busuk Mantan Mertua dan Pelakor  ====== “Mas, berapa tahun hubungan kita, aku tak pernah hamil, bukan?  Itu  artinya  kau tak bisa  punya anak! Kenapa Alisya bisa hamil, Mas? Pikirkan itu! Berhenti menyesali kepergian perempuan itu! Dia telah mengkhianatimu, Mas!”  “Keluar! Keluar! Jangan pernah temui kau!”  “Tidak! Aku tidak akan pernah keluar lagi dari rumah ini, bila Alisya sudah pergi! Aku akan menggantikan dia!  Itu janjimu padaku! Itu komitmen kita!”  “Janji? Komitmen! Dengar! Aku tidak pernah mencintaimu! Aku tak pernah berjanji apa-apa padamu!  Kau menyerahkan dirimu karena  kau butuh aku! Kau yang menyukaiku, bukan aku!”  “Apa? Kau tega berkata seperti itu, Mas? Kau mencampakka
Read more
Bab 26. Penyusup di Keluarga Sang Konglomerat
Bab 26. Penyusup di Keluarga Sang Konglomerat ===== “Saya akan menggendong Nak Rena ke kamarnya, Bu!” Pak Dadang membuka pintu mobil lalu menggendong tubuh  Rena yang masih tertidur pulas di pangkuan Alisya.  “Yang mana kamarnya, Bik?” tanya supir itu kepada Asisten Rumah Deva.  “Ibu tidur sekamar dengan putri Ibu? Atau tidur terpisah, Buk?”   Bik Warsih balik bertanya pada Alisya.  “Sekamar aja, Bik,” jawab Alisya cepat.  “Mari saya tunjukkan!”  Alisya menurunkan koper dan tas besar pakaian mereka dari dalam mobil, lalu menyeretnya masuk.  “Mari saya saja yang bawa, Buk!” Bik warsih tergopoh-gopoh membantunya setelah mengantar Pak Dadang ke kamar utama ru
Read more
Bab 27. Deva Mendaftarkan Gugatan Cerai Alisya
Bab 27. Deva Mendaftarkan Gugatan Cerai Alisya ====== Sang Mama terlihat semringah. Sepertinya wanita itu suka kalau  Raja dekat dengan  Alisya. Entah   mengapa, Raja merasakan perhatian sang Mama kini tercurah besar pada dirinya. Bertolak belakang dengan dulu.  Bila dulu Deva adalah segalanya bagi sang Mama, kini sepertinya berbalik arah. Perhatian wanita itu  sekarang   begitu besar  untuknya.  “Maaf, Bu. Saya terbiasa hidup hemat, jadi pikirannya gimana biar irit aja, hehehe ….”  “Bagus, dong! Calon istri direktur memang harus penuh perhitungan, gak boleh foya-forya gak jelas, iya, kan, Ja?” Wanita itu menatap putranya.  Raja tersenyum, wajahnya sedikit merona. Berbeda dengan Alisya, perempuan itu malah mengernyitkan keningnya dengan keras.  Entah apa maksud
Read more
Bab 28. Serangan Mantan Istri Deva
Bab 28. Serangan Mantan Istri Deva  ====== “Ada tamu yang mau bertemu Ibuk,” Bik warsih mengetuk pintu kamar. Alisya baru saja selesai mandi setelah pulang kantor sore ini.  “Bian, Lena yang buta pintu Mammma,” kata Rena langsung beringsut turun dari atas ranjang besar itu.  “Rena gak sampai, Sayang. Pegangan pintu kamar ini masih terlalu tinggi untuk Rena. Biar mama, aja, ya!” Alisya cepat-cepat merapikan baju tidur yang baru saja dikenakannya. Sebuah handuk  berwarna biru langit masih membalut rambut panjang di kepalanya.  “Sebentar!”  serunya sambil berjalan menuju pintu kamar. Rena mendampinginya.  “Siapa, Bik. Perasaan saya tak  ada janji dengan siapa-siapa?” tanya Alisya  begitu pintu kamar dia buka.  
Read more
Bab 29. Deva Menolak Tawaran Rujuk
Bab 29. Deva Menolak Tawaran Rujuk  ====== “Mama!”  Seorang bocah perempuan berteriak, Tasya! Tetapi,  Warsih segera mengalihkan perhatiannya. Mereka tengah bermain di ayunan yang tersedia di pojok halaman sebelah kanan rumah itu. Tasya dan Rena tampak akrab. Celoteh mereka terdengar riang.  “Mas Deva ….” Lirih suara  Sonya  memanggil mantan suaminya.  “Maaf, Pak. Saya terpaksa mengusirnya keluar!”  Alisya salah tingkah.  Kini dia menunduk, bersiap menunggu  apapun ucapan laki-laki itu, karena telah mengasari mantan istrinya.  Tetapi, Deva tak berkata apa-apa. Lelaki itu hanya menatap Alisya lekat. Yang di tatap semakin gelisah. Bahkan  Alisya langsung berpikir akan segera meninggalkan ruma
Read more
Bab 30. Sentuhan Pertama Deva di Leher Alisya
Bab 30.  Sentuhan Pertama Deva di Leher Alisya ==== Mobil Sonya telah hilang dari pandangan. Ponsel Deva berdering, saat berjalan kembali menuju teras, menghampiri Alisya dan Rena.  “Ya,  Raja! Ada apa?” Deva menjawab panggilan di ponselnya.  “Mas,  sekretaris aku tadi pagi ngajuin resign karena  mau nikah.    Kebetulan  temanku, si Fajar,    nelpon  barusan, nawarin  sepupu  dia  yang baru selesai kuliah. Tinggal nunggu wisuda aja. Aku terima, Ya, Mas! Gak enak nolak lagi. Kemarin aja udah aku tolak gara-gara Mama nyuruh tempatkan Alisya di kantor.”  “Terserah kamu! Kan, sekeretaris kamu! Kamu aja  yang mutusin!”  “Ok, Mas. Aku iyain, nih! Besok dia mulai masuk, ya, biar dibimbing dulu&n
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status