Semua Bab The Ex Brother 2: Bab 11 - Bab 20
71 Bab
11. Sambil Menatap Langit Malam
Olivia Finley Entah dari mana aku menyimpulkan itu sebagai namanya, yang jelas aku bisa berlari keluar ruangan ini sekarang. Si pelayan yang berdiri di ambang pintu, tercengang menatapku tanpa bisa melakukan apa pun selain menerima jari tengahku yang teracung untuknya.Sembari tertawa puas dalam hati, aku coba mengingat di mana ruangan mirip tempat rapat itu dan berhasil menemukannya dengan cepat. Aku sudah melompat keluar jendela ketika suara bocah itu memanggilku.“Kakak? Kenapa Kakak ada di sini?” Dia berdiri didekat jendela, sementara aku sudah di luar.Aku tersenyum sekilas padanya. “Aku mencemaskanmu. Kupikir tadi kau diculik, ternyata dia pamanmu kan?”Si bocah mengangguk, tapi wajahnya  menyiratkan sesuatu. “Sebenarnya, aku tidak menyukai paman Brady. Aku memintamu mengantarkanku ke tempat paman Jonathan.” Dia beralasan.Aku melihat melewati kepala mungilnya. Belum ada tanda-tand
Baca selengkapnya
12. Peringatan!
Olivia Finley       “Jika kau sudah selesai, sebaiknya segera antarkan aku pulang. Aku juga tidak keberatan andai kau meminjamiku ponselmu agar aku bisa memesan taksi.” Mengalihkan haus dan lapar, sebaiknya aku mendesaknya untuk membiarkanku pergi. “Aku belum selesai.” Dia mendorong piring kosongnya ke kanan, dan menarik piring berisi hidangan penutup. “Tidak perlu memanggil taksi. Aku yang akan mengantarkanmu pulang.” “Oke. Kutunggu lima menit lagi. Jika kau inggar, aku akan pulang sendiri tanpa perlu bantuanmu lagi.” Aku mengancam dengan rasa cemas yang bersarang di dalam diriku. Bagaimana jika dia benar-benar tidak akan mengantarkanku pulang? Aku hanya cemas karena ini terlalu larut untuk seorang wanita berada di rumah pria. Sekuatnya diriku, tetap akan kalah dari seorang pria. Kecuali aku itu seorang pahlawan wanita super. Ah, tidak tidak. Berpikirlah positif, ZeeZee! “Ayo, pulang.” Di
Baca selengkapnya
13. Karena Dia Mencintaiku
Rhys Dimitri Oxley Selesai. Masalahnya selesai tidak dengan mudah. Aku harus menggertak dengan mengacungkan pistol ke wajah satu persatu orang yang kulihat di ruangan itu, karena ternyata mereka lebih gigih dari yang kukira. Segigih Audrey Mika Dawson. Mereka cocok menjalin kerjasama.“Rhys!”Si jalang ini muncul dari mana? Apa salah satu dari mereka menghubungi dia dan memberitahu bahwa aku sudah berhasil membatalkan rencana mereka?“Rhys, tunggu.” Audrey menyentuh lenganku, aku menepisnya.“Bicara dari situ.” Aku memperingatkan, mundur, dan membuat jarak nyata.“Kau sungguh egois. Kenapa membatalkan apa yang akan kami kerjakan?”“Kau kesulitan keuangan?” Kuhina dia dengan tatapan mengasihani. “Jika kau membutuhkannya, beritahu pada Lucas. Orang yang setiap hari mengusirmu kala kau mengusikku itu, sudah bersedia menanganimu lebih jauh lagi mulai sekarang.
Baca selengkapnya
14. Sebuah Ikatan
Olivia Finley Beruntung sekali Rhys tidak menyadari ketakutanku. Ketakutan saat melarikan diri dari rumah sakit dan membuat Brady White terlempar dari ranjang. Aku begitu takut kemarin. Brady nyaris melepas pakaianku, memaksaku bercinta dengannya—tidak, bukan. Kupikir itu gertakan, karena dia jelas tahu aku begitu benci disentuh olehnya. Kemarin, lebih mengerikan dari yang pernah Luigi lakukan padaku. Begitu takut, perasaan yang belum pernah hadir sejak pertama kali aku mengenal Brady, seketika muncul.Aku lupa bagaimana detailnya karena terlalu panik. Yang jelas kuingat, aku menendang dan meninjunya begitu kuat hingga selang infus terlepas dan aku melompat dari ranjang. Melarikan diri dan beruntung tidak dikejar. Aku bersembunyi di rumah seharian, menutup penatu dengan pemberitahuan pada para pelanggan melalui telepon mengenai alasan aku libur satu hari. Rhys datang dan aku masih dalam mode panik.
Baca selengkapnya
15. Jangan Menunggu Lebih Lama
Rhys Dimitri Oxley   Aku mengikuti ZeeZee keluar kamar tanpa sepengetahuan wanitaku itu. Dia terburu menggeser pintu berbingkai kaca penatunya. Tempat ini sedikit tua. Jujur saja, aku benci melihatnya harus tinggal di rumah seperti ini. Bukan karena ‘tua’-nya, tapi sistem keamanannya yang rentan kejahatan untuk seorang wanita yang tinggal sendirian di rumah seluas ini. Bisa kudengar ZeeZee meminta maaf berulang kali pada seorang pria yang mungkin seusia denganku atau sedikit lebih tua jika menilai dari rambut dan jambangnya yang memutih. Pria itu datang bersama seorang bocah—pasti anaknya—yang terus memandangku tanpa berkedip. Aku yakin bukan karena ketampananku, tapi itu tatapan penasaran. Wajah premanku terlihat jelas, ya? Aku tergelak di dalam hati. Semenit setelah ZeeZee menyerahkan pakaian yang menyebar harum lembut ke mana-mana pada pria itu, dia berbalik untuk merasa canggung padaku. “Kenapa?” Aku menyambutn
Baca selengkapnya
16. Pernikahan Yang Batal
Olivia Finley   Bukan mimpi. Sekejap saja, Rhys mewujudkan perkataannya padaku. Menikah. Hal itu akan segera terlaksana pagi ini, jam sembilan dua puluh satu menit.  Berarti tersisa waktu lima belas menit lagi bagiku untuk berbincang mengenai banyak hal mendadak terjadi dalam hidupku, bersama Eri dan Hyra. Mereka berdua hadir.  Entah bagaimana, Rhys melakukannya. Aku tidak sempat bertanya karena terlalu antusias dan merasa sangat terkejut.  Kupikir, ini akan terjadi pekan depan paling cepat dan bulan depan paling lambat.  Nyatanya, hanya berselang dua hari saja dari niat yang dibicarakan, semua telah siap di depan mata. Aku hanya perlu memilih gaun tanpa kerumitan sesuai keinginanku dan beberapa aksesoris pelengkap lainnya. Rhys, kau benar-benar luar biasa! Eri yang terbang dari Yellowrin, Hyra yang tiba-tiba muncul dengan tiga gaun dihadapanku, dan Luigi bersama tunangannya—Kimmy—turut hadir me
Baca selengkapnya
17. Tubuhku Hanya Miliknya
Olivia Finley Nyaris meludahinya lagi seperti yang pernah kulakukan sebelumnya, kali ini aku menahan diri hanya degan meremas gaun di sisi tubuhku. “Dalam mimpimu, Brady White!”Brady tertawa nyaring. Wajah tampannya terlihat seperti Iblis dengan kedua tanduk tumpul di kepalanya.Rasa kesalku mencapai ubun-ubun. Berusaha menendangnya lagi, kali ini tidak berhasil karena dia seperti selalu lebih cepat dariku.Bukan karena dia seorang pria. Bukan.“Berhenti menendang, Olive. Kau tidak boleh bersikap kasar seperti kakak-kakakmu.” Brady mengusap-ngusap telapak kakiku dengan lembut.Kuakui, itu menyenangkan dan menenangkan. Tapi tidak sama sekali jika dia yang melakukannya, kecuali saat ini Rhys yang bersamaku. Melakukannya untukku.“Jangan sentuh aku, Berengsek!” Menarik kakiku darinya, dia malah membuat kedua kakiku berada di atas pangkuannya.“Berhenti keras kepala dan
Baca selengkapnya
18. Aku Bukan Ayahmu
Rhys Dimitri Oxley “Bos, sebaiknya kau tidak bergerak dulu.”“Tidak apa. Aku tidak tenang karena Olive belum ditemukan.” Suaraku serak bukan karena banyak menangis, tapi akibat dari berteriak dan mengumpat beberapa orang yang menyerangku sekaligus di acara pernikahan kami.Gas air mata tidak sepenuhnya melumpuhkanku. Aku bisa menang dan tahu di mana Olive dibawa pergi, andai salah satu dari mereka tidak melukai kepalaku dari belakang dengan botol kaca dan memukul kakiku menggunakan balok. Kecurangan menjadi hal yang biasa.Tanpa melepas perban dan diikuti Jonathan keluar ruangan, kulihat Luigi dan Osen Murald mondar-mandir di lobi klinik.“Ada berita baru?” Aku bertanya pada keduanya, tapi hanya Osen yang peduli.“Belum ada, Rhys.” Dia menggeleng dengan wajah pucat.Sekarang rasanya aku ingin menebas kepala siapa saja yang kulihat.Aku lengah, pada
Baca selengkapnya
19. Bagai Mimpi
Olivia Finley Kediaman Brady White tidak lagi sama atau mungkin dia memiliki banyak tempat tinggal.Tetap saja aku curiga. Seseorang yang paling mencurigakan di antara yang sangat bisa dicurigai, hanya Brady White si bajingan seorang.Ini hari kedua aku di sini. Berjalan sibuk di antara suara sandal kamar yang sebenarnya tidak kubutuhkan, tapi sengaja kukenakan untuk menimbulkan kekacauan saat aku berjalan mencari keberadaan Brady di rumahnya yang tidak terlalu luas ini.Dia ada di ruang kerjanya. Sedang fokus menatap layar laptop. Aku masuk tanpa basa-basi, tapi menjaga jarak seaman mungkin darinya.“Kau menipuku!”Matanya langsung terangkat hanya untuk memperhatikan diriku yang melepaskan sandal kamar dan memegangi keduanya di kiri kanan genggamanku.“Turunkan sandal itu, Olive. Aku tidak sedang melakukan kesalahan apa—”“Kau menipuku.” Suaraku serentak keluar deng
Baca selengkapnya
20. Kembali Pulang
Olivia Finley Kata Ivory Wilmer—wanita yang menyelamatkanku—sungai Dirty tempat aku ditemukan memang menghubungkan beberapa sungai panjang lain di kota sekitarnya.“Jadi ... kau tidak sengaja terjatuh ke sungai dan terbawa arus hingga sampai ke sini?”Aku mengangguk. Mengarang setengah cerita palsu. Hanya pada bagian pesta pernikahan dan penculikan terhadapku oleh si berengsek Brady White.“Siapa tadi namamu?” Pria yang dikenalkan Ivory sebabai kakak laki-lakinya—Sky Wilmer—mengernyit padaku. Dia baru saja muncul beberapa menit yang lalu di sini.“Olivia Finley.”Dia mengangguk. Sepertinya sulit mempercayai ceritaku.“Tidak ada tanda pengenal dan tidak ada petunjuk apa pun mengenai identitasmu. Itu sebabnya kami tidak tahu harus menghubungi siapa.” Sky mengangkat bahu. Gelengannya menandakan dia kebingungan.“Ya. Saat kejadian itu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status