Lahat ng Kabanata ng Sugar Daddy, Aku Kangen !: Kabanata 21 - Kabanata 30
110 Kabanata
Bab 21. Om aku ingin lebih dari ini
Rico sudah berkeliling kota Jakarta untuk mencari alamat Vania, ia sudah berkali-kali menanyakan di mana alamatnya, tetapi Vania hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepala. Wanita cantik itu masih dalam pengaruh obat yang ia minum. Jalan satu-satunya, Rico menghubungi Regina, ia tidak mungkin membawa Vania ke kostnya atau ia tidak mungkin meninggalkan Vania di jalanan."Hallo kak Rico" sahut Regina dari seberang sana "Regina kamu di mana ?" Tanya Rico "Aku baru saja sampai di kost. Ada apa kak ?""Tolong bantu aku Regina" Rico menceritakan semuanya, dan meminta Regina untuk datang menemuinya.Hanya butuh 15 menit, Regina sudah tiba di alamat yang dikirimkan Rico. Sebelum membawa Vania kembali ke apartemen ! Regina berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Rico. Jika Rico tidak menolong Vania, entah seperti apa sekarang sahabatnya itu.Regina meminta bantuan kepada penjaga apartemen untuk membantunya membawa Vania ke atas. I
Magbasa pa
Bab 22. Ini penyakit enak
Vania membuka mata setelah sinar matahari masuk ke dalam kamarnya melalui sela-sela kaca. Ia beberapa kali menggeliat untuk menormalkan tubuhnya dari tidur panjang. Vania berteriak saat tangannya membuka selimut dan melihat tubuhnya polos tanpa sehelai benang. Ia refleks menutup kembali tubuhnya dengan selimut."Ya Tuhan apa yang sudah terjadi tadi malam antara aku dan om Alex ? Apa aku dan om Alex sudah ?" Ucapnya"Oh tidak, tidak. Itu tidak mungkin" ucap Vania menepis pikiran kotornya. Ia kembali membuka selimut dengan pelan untuk memastikan ada bercak darah atau tidak di atas seprai.Vania mengelus dada, setelah tidak menemukan adanya bercak darah atau noda di atas tempat tidur "syukurlah lah" ucapnya sambil menghembuskan napas lega "Tapi kenapa aku ada di sini ya ? Bukannya aku tadi malam sedang menghadiri pesta ulang tahun Tia ?" Ucapnya kembali setelah mengingat-ingat kejadian tadi malam."Kamu sudah bangun" suara Alex yang membuat Vani
Magbasa pa
Bab 23. Pelan-pelan dong Lex
Setelah kembali dari kampus, Vania tidak bisa tenang, ia berkali-kali melihat dirinya dari pantulan kaca. Tangannya selalu mengusap leher hingga dadanya. Pikirannya sudah melayang-layang hingga ke ujung langit. Ia juga yakin dan percaya dengan apa yang dikatakan Regina kepadanya, karena saat membuka mata tadi pagi ia tidak mengenakan pakaian, tubuhnya polos seperti bayi yang baru lahir.Tok....tok...tok.... Terdengar suara ketukan pintu. Vania sempat bingung, tidak biasanya ada tamu yang datang ke apartemennya. Tidak mungkin Regina yang datang, karena mereka barusan bertemu di kampus dan tidak mungkin Alex, karena pria tampan itu memiliki kunci sendiri.Vania melangkah untuk membuka pintu. Matanya membulat setelah pintu terbuka dan melihat wanita yang ada dihadapannya "Siska" ucapnyaTanpa menjawab Vania, Siska langsung memeluk sahabatnya itu, ia sudah begitu rindu kepada Vania, karena satu bulan terakhir ini, mereka jarang bertemu karena jadwal kampus yang berb
Magbasa pa
Bab 24. Vania, apa kamu akan tidur di kamar mandi
Setelah 30 menit membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, Vania merasa ada yang aneh dengan dirinya, ia merasa gelisah tidak menentu, bahkan tanpa ia sadari tangannya meremas gunung kembar miliknya sendiri. Wanita cantik itu merasa sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Vania menurunkan kedua kakinya dari atas tempat tidur, ia melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya, namun dengan mencuci wajah tidak merubah sedikit pun dengan apa yang ia rasakan saat ini."Apa yang terjadi denganku" gerutu Vania. Ia benar-benar resah dan tidak mengerti.Vania berusaha untuk menahan rasa aneh yang mendorong dari dalam tubuhnya, sampai seluruh keningnya mengeluarkan keringat. Tetapi semakin lama rasa aneh itu semakin kuat. Vania berlari ke luar dari kamar dan menghampiri Alex yang sedang duduk di sofa empuk sambil menonton di ruang keluarga. Tanpa rasa malu, Vania melumat bibir Alex dengan kasar, ia meraih tangan pria tampan itu lalu meletakkannya tepat d
Magbasa pa
Bab 25. Anggap saja aku adalah ibunya
Satu Minggu telah berlalu, di dalam satu Minggu ini Vania dan Alex jarang bertemu. Pria tampan itu sibuk mengurus perusahaan dan putrinya yang masuk rumah sakit. Mereka hanya berkomunikasi melalui telepon dan melepas rindu melalui video call.Saat ini Vania sedang duduk di sebuah kafe bersama Regina dan Siska. Ketiga wanita cantik itu sedang menikmati makanan ringan sambil berbincang-bincang."Kalian sudah tahu enggak, kalau anak om Alex masuk rumah sakit" ucap Siska di tengah-tengah perbincangan mereka."Su..." Vania menghentikan ucapannya. Ia hampir saja keceplosan. Untung saja Siska tidak memperhatikannya."Oh ya" sahut Regina dengan berpura-pura terkejut. Sebenarnya ia sudah tahu dari Vania dan kekasihnya Andrian"Iya, kalau tidak salah ! Sudah satu Minggu dirawat di rumah sakit" ucap Siska"Kamu tahu dari mana Sis ?" Tanya Vania "Tiga hari yang lalu, om Alex datang ke kost untuk memberikan jatah mingguan. Pas aku ke luar da
Magbasa pa
Bab 26. Iya sayang, kamu harus kuat
Dua hari telah berlalu, Alex masih setia menemani putri kesayangannya di rumah sakit. Ia sudah mendapatkan pendonor darah untuk putrinya, tetapi dua kantong darah itu masih belum cukup. Putrinya masih membutuhkan 2 kantong lagi.Hal yang pertama muncul di dalam pikiran Alex  adalah Vania yaitu wanita cantik yang menyodorkan bantuan dua hari yang lalu kepadanya. Alex meraih ponsel dari saku celananya lalu menghubungi Vania Tu....tu...tu.... Suara sambungan telepon terhubung"Iya om" suara lembut dari seberang sana "Kamu di mana Vania" tanya Alex "Ini masih di jalan baru pulang dari kampus om. Ada apa om ?" Vania balik bertanya"Kita bicara di apartemen saja" sahut Alex "Baik om" Vania memutuskan sambungan teleponnya dengan Alex.Setelah tiba di apartemen, Vania bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sambil menunggu Alex, ia menyiapkan makanan dan minuman.Tidak lama k
Magbasa pa
Bab 27. Ayolah, tidak usah seperti kura-kura dalam perahu
Alex membuka pintu ruangan Vania, ia melihat wanita cantik itu sedang berbaring di atas tempat tidur sambil memejamkan mata. Sepertinya Vania terlihat lelah dan lemah, tentu saja ia merasa lemas, karena dokter baru saja mengambil darahnya 2 kantong.Alex melangkah mendekati tempat tidur Vania, ia mengelus ujung kepala Vania dengan lembut "terima kasih ya Vania" ucap Alex dengan lembutSentuhan tangan Alex membangunkan wanita cantik itu dari tidur lelapnya. Ia membuka matanya dengan malas "om" ucapnya"Iya Vania. Maaf jika om sudah mengganggu kamu" sahut Alex "Tidak apa-apa om" ucap Vania "bagaimana keadaan putri om ?" Lanjutnya"Dia sudah lebih baikan setelah penambahan darah dari kamu" jawab Alex dengan tersenyum"Syukurlah. Aku juga berharap semoga anak om cepat sembuh dan segera kembali ke rumah berkumpul bersama keluarga om" ucap Vania "Om juga berharap seperti itu. Oh iya, malam ini kamu menginap di sini saja" ucap Al
Magbasa pa
Bab 28. Nyonya sepertinya ponsel anda berbunyi
Satu malam Vania dan Regina tidak tidur, kedua wanita cantik itu asik berbincang-bincang mengeluarkan unek-unek yang ada di dalam hatinya masing-masing. Regina menceritakan tentang hubungannya yang semakin dekat dengan Andrian. Sementara hubungan Vania dengan Alex masih biasa-biasa saja."Vania, kamu sudah berapa kali melakukannya dengan om Alex ?" Ucap Regina. "Belum pernah" sahut Vania dengan sigap "Ah.... Masa sih ? Aku enggak percaya" bantah Regina. "Sumpah, aku belum pernah melakukannya dengan om Alex" timpal Vania dengan wajah yang serius "Terus apa yang kalian lakukan saat tidur bersama ?" "Hanya ciuman, pelukan" ucap Vania. Hanya itu yang dia ingat karena hal itu saja yang dia lakukan di saat keadaan sadar. Lebih dari itu dia tidak ingat, karena pad saat itu Vania dalam pengaruh obat kuat, jadi ia seperti orang mabuk."Wah, kamu memang beruntung mendapat om Alex sebagai sugar daddy. Sudah 3 bulan
Magbasa pa
Bab 29. Turut berduka ya Tante
"untuk apa baju ini om?" Vania lanjut bertanya"Nanti malam ada acara doa di rumah om. Jadi om ingin mengundang kamu ikut dalam acara itu" ucap Alex. Vania menelan salivanya dengan kasar, rasanya ia belum siap untuk menginjakkan kaki di kediaman Alex. "UM....anu om" ucapnya dengan gugup"Anu kenapa ? Apa kamu ada janji nanti malam ?" Todong Alex "Bu....Bu...bukan om" bantah Vania "tapi...." Vania kembali menghentikan kata-katanya"Tapi kamu belum siap untuk bertemu dengan keluarga om" lanjut Alex yang membuat Vania semakin gugup "I...i....iya om" timpal Vania "Baiklah, om tidak akan memaksa kamu. Mungkin di lain waktu" ucap Alex. Ia tidak mau untuk memaksa Vania. Karena dari wajah wanita cantik itu saja sudah kelihatan takut dan gugup."Maaf ya om" ucap Vania"Enggak apa-apa" sahut Alex dengan tersenyum manis. "Nanti selesai acara, om langsung kembali ke sini" lanjutnya"Jadi om, malam ini
Magbasa pa
Bab 30. Aku merasa dingin om
Setelah acara doa selesai, Donna kembali ke hotel tempat ia menginap, rencananya ia akan pindah ke kediaman Winata besok pagi. Sedangkan Alex langsung menuju apartemen Vania. Pria tampan itu beralasan kepada putrinya kalau dia ada urusan penting ke luar kota, selama dua hari ini.Alex tiba di apartemen setelah waktu menunjukkan pukul 12 malam. Saat ke luar dari rumah Alex terlebih dahulu mengantar Donna ke hotel, setelah itu baru ia ke apartemen. Alex membuka pintu dengan lembut agar tidak menimbulkan suara yang membuat Vania terganggu dan bangun dari tidurnya. Tetapi saat pintu kamar terbuka ! Telinga Alex mendengar suara rintihan, ia bergegas masuk ke dalam kamar dan melihat Vania menutup seluruh tubuhnya dengan selimut."Vania" ucap Alex sambil membuka selimut yang menutup seluruh tubuh wanita cantik itu. "Vania apa yang terjadi denganmu ?" Lanjut Alex setelah melihat Vania menggigil dan seluruh tubuhnya terasa dingin seperti es."Aku merasa dingin om" sahut
Magbasa pa
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status