Semua Bab Suami Kontrak: Bab 11 - Bab 20
146 Bab
Istri Idaman
Suara kicauan burung di halaman terdengar melewati jendela kamar Tante Inez, sinar matahari pagi pun menembus masuk ke dalam kamar tidur melalui glass block yang terpasang di dinding kamar. "Mmmpphhh ...." Suara desahan Tante Inez masih setengah mengantuk berusaha melepaskan diri dari belitan tangan dan kaki Mario di tubuhnya."Mas ... sudah pagi ... ayo bangun!" ucap Tante Inez ketika tidak bisa melepaskan tubuhnya dari belitan tangan dan kaki Mario yang kuat. Tubuh suaminya itu kekar sekali."Heeeemmm? Ohh ... sudah pagi ya?" balas Mario dengan mata yang setengah tertutup karena masih mengantuk. Dia pun mengucek-ucek matanya. Yang langsung menatap wajah istrinya yang sangat cantik."Kamu cantik sekali, Sayang," puji Mario dengan mata yang sudah terbuka lebar, bagaimana tidak, pemandangan pagi yang sungguh indah ada di depan matanya."Terima kasih, Mas. Ehh aku harus bersiap-siap ke kantor pagi ini. Mesra-mesraannya dilanjut nanti malam saja
Baca selengkapnya
Rencana Menata Masa Depan
Sepanjang hari Mario hanya bersantai di rumah Tante Inez. Dia berkeliling rumah untuk menghilangkan kebosanan. Ternyata rumah itu sangat besar, kolam renangnya pun ada 2 di sebelah barat dan timur bangunan utama. Di belakang bangunan utama rumah, terdapat paviliun-paviliun kecil tempat tinggal karyawan dan karyawati yang melayani keluarga Tante Inez. Mario tidak menemukan penghuni lain selain Tante Inez, Clara, dan dirinya. Sisanya penghuni rumah itu hanya berstatus karyawan. Dia masih belum begitu mengenal siapa Tante Inez. Sebenarnya Mario juga penasaran, apakah harta benda yang dimiliki Tante Inez itu didapat dari peninggalan almarhum suaminya atau dari keringatnya sendiri? Dalam hati Mario, dia merasa agak galau karena rasanya sungguh tidak enak menumpang hidup pada wanita. Memang di dalam surat perjanjian suami kontrak yang dia tandatangani sebelum menikah di kantor catatan sipil itu, ada pasal yang menyatakan bahwa dia akan mendapatkan tunjangan sebes
Baca selengkapnya
Bertemu Mantan Istri
Sejak beberapa hari sebelumnya, Tante Inez sudah meminta Mario untuk menemaninya ke acara kondangan pernikahan anak rekan bisnisnya. Mungkin ini adalah pertama kalinya bagi mereka berdua untuk tampil di muka umum sebagai pasangan suami istri.Sore itu sehabis mandi, Tante Inez memakai gaun cocktail berwarna ungu dari bahan chiffon yang bahannya jatuh dengan lembut membalut tubuhnya yang proporsional, bagian punggung gaun itu terbuka hingga atas bokongnya. Dia pun lalu duduk berdandan di depan cermin riasnya. Mario menatap istrinya sambil duduk di tepi ranjang. Dia sudah berpakaian rapi dalam setelan tuxedo hitam yang dibawakan oleh Tante Inez sepulang dari kantor. Sebenarnya dia merasa canggung ketika harus menghadiri acara sosial seperti itu, tapi dia sudah berjanji untuk menemani istrinya. Sebenarnya Mario lebih tertarik untuk mencumbu istrinya itu di kamar daripada memamerkan istrinya yang cantik itu di hadapan banyak pria lain di sebuah pesta. Pe
Baca selengkapnya
Rahasia Hati
Warning! Bab ini mengandung konten 21+Sesampainya di rumah, Mario langsung menggendong Tante Inez dalam pelukannya. Dia merasa tersentuh oleh segala kebaikan hati wanita itu. Ketika dunia menolak dan merendahkannya, menginjak-injak harga dirinya. Hanya Tante Inez yang hadir untuk menolongnya dan menerima segala kekurangannya.Bagi Mario, hubungan yang terjalin di antara mereka bukan hanya sekedar transaksi yang melibatkan pertukaran uang dengan tubuhnya. Tante Inez tidak pernah semena-mena padanya, tutur kata dan sikapnya begitu lembut pada Mario. Wanita itu mampu membuat Mario merasa dihargai sebagai seorang lelaki seutuhnya, sekalipun di mata dunia dia hanya lelaki kere tanpa masa depan."Mas, aku menyayangimu," ucap Tante Inez menatap suaminya dalam gendongan Mario."Terima kasih, Sayang. Di dalam hatiku, kau memiliki tempat yang istimewa," balas Mario tersenyum pada Tante Inez.Dia pun membaringkan Tante Inez di ranjangnya lalu me
Baca selengkapnya
Suami Baru Nyonya CEO
Sejak menikah dengan Tante Inez, kebiasaan bangun pagi Mario agak berubah, rasanya dia benci bila pagi tiba. Dia ingin terus-menerus memeluk tubuh istrinya itu. Namun, dia harus mengalah karena istrinya seorang wanita karir yang memimpin perusahaan berkelas nasional."Masss, ayo bangun ...," rengek Tante Inez manja ketika Mario enggan melepaskan belitan tubuhnya, wanita itu tidak bisa bangun.Mario tersenyum geli, dia sebetulnya sudah bangun hanya saja masih ingin memeluk istrinya yang menggairahkan itu lebih lama. "Nggak mau bangun, Inez Sayang."Tante Inez mencubit pinggang Mario hingga suaminya itu mengaduh kesakitan lalu melepaskan pelukannya di tubuhnya. "Makanya jangan bandel dong, Mas! Aku mandi dulu ya ...," ujar Tante Inez tertawa berderai seraya bergegas ke kamar mandi, dia takut kesiangan berangkat ke kantor."Ikut dong, Say." Mario segera bangun dari ranjang dan mengejar istrinya ke kamar mandi.Mario melepas celana boxernya lalu bergab
Baca selengkapnya
Dibelikan Mobil Baru
Sore itu Inez menemani Mario melihat ruko yang akan disewa untuk tempat fitness and gym baru Mario. Lokasi ruko itu berada di pinggir jalan raya di tengah kota Jakarta Pusat, sangat strategis dan mudah diakses. "Mas Mario suka nggak rukonya?" tanya Inez dengan perhatian sembari berjalan di lantai 2 ruko tersebut."Menurutku lokasinya bagus banget sih. Kondisi rukonya juga sangat bagus karena masih baru, nggak ada bocor atapnya," jawab Mario sembari memperhatikan atap ruko itu."Oke, berarti kita ambil ruko ini aja ya, Mas?" tanya Inez memastikan."Iya, Nez. Aku cocok sama ruko ini," balas Mario sembari tersenyum.Inez pun mendekati pemilik ruko itu dan mengatakan akan menyewa ruko itu selama 2 tahun. Dia akan langsung mentransfer biaya sewa ruko itu dengan m-banking di ponselnya.Pemilik ruko itu pun meminta Inez menandatangani surat perjanjian sewa ruko yang sudah dia siapkan. Inez membaca sekilas surat perjanjian sewa ruko itu lalu m
Baca selengkapnya
Pria Congkak
Setelah Pak Toro memarkir mobil sedan honda Civic hitam milik Inez. Mereka bertiga pun masuk ke Mal PS. Pak Toro sengaja menjaga jarak dengan majikannya dan suami barunya supaya tidak mengganggu pasangan pengantin baru itu."Mas, kita coba masuk ke outlet Body Fit dulu ya," ajak Inez pada Mario sembari menggandeng tangan pria itu.Mario pun mengikuti arah kemana Inez menariknya. Outlet pakaian olahraga itu memang sangat besar dan lengkap. Dia pun melihat-lihat baju training gym untuk pria yang dipajang di manekin."Bagus ya, Mas. Mau yang model ini?" ujar Inez ketika melihat Mario tertarik dengan pakaian yang dipajang di manekin."Iya, bagus yang ini, Nez," sahut Mario setuju.Inez pun memanggil pramuniaga toko itu untuk melayani mereka."Mbak Ayu, tolong diambilkan pakaian yang seperti di manekin untuk suami saya. Apa ukurannya all size?" ujar Inez pada pramuniaga toko yang bernama Ayu itu."Iya, benar Kak. Pakaian yang model itu uku
Baca selengkapnya
Tahan ... Tahan ...
Mendengar perkataan Mario yang memintanya tidak terlalu dekat dengan Inez, William Jansen pun menggebrak meja makan hingga membuat para pengunjung food court di samping kanan kiri meja mereka memperhatikan seraya berbisik-bisik.William menunjuk-nunjuk muka Mario dengan telunjuk tangannya. "Kau memangnya siapa? Berani mengaturku, perusahaanmu yang mana? Aku mau tahu, Mario!" seru William dengan wajah penuh amarah.Dari dulu memang Inez tidak menyukai kakak iparnya itu. Pria itu emosional dan sombongnya minta ampun. Sekalipun yang memimpin perusahaan keluarga Jansen adalah Inez, tetapi pria itu selalu merasa yang paling hebat dan berkuasa di perusahaan tersebut."Kak William, Mas Mario itu suami aku sekarang, wajar kalau dia berkata seperti itu," bela Inez  seraya menarik turun lengan William. Dia kasihan pada Mario yang wajahnya pucat pasi menerima cercaan William.William menangkap tangan Inez dan mengecupnya dengan mesra. Wanita itu pun bergidik se
Baca selengkapnya
Obsesi Tuan William Jansen
Inez terbangun pagi itu dengan tubuh yang terasa seperti remuk. Pasalnya, suaminya masih muda dan sedang berada di puncak vitalitasnya sebagai seorang pria. Sepanjang malam hingga dini hari, Mario tak henti-hentinya mengajaknya bercinta dengan berbagai posisi. Inez benar-benar merasa kewalahan. Dia pun berpikir harus rajin berolahraga supaya staminanya terjaga sehingga bisa mengimbangi gairah suaminya yang meledak-ledak itu.Pemuda berparas rupawan itu masih tertidur lelap di ranjang, Inez pun bergegas untuk mandi pagi. Dia kuatir Mario akan mengajaknya bercinta lagi, dia masih kelelahan. Inez melihat kiss mark yang tertinggal di kulit putihnya terutama di daerah dada dan perut begitu banyak, dia pun tersipu malu sendiri. Dia menyabuni seluruh tubuhnya hingga bersih dan beraroma wangi bunga lalu membilasnya di bawah shower air dingin.Mario pun terbangun dan mendapati sisi ranjangnya kosong, istrinya sudah bangun dan sepertinya sedang mandi pagi. Dia pun mengecek jam d
Baca selengkapnya
Berondong atau Pria Matang
"Inez ... kamu cantik," bisik William di samping telinga Inez yang sedang serius memperhatikan presentasi Pak Baruna Pratama.Inez hanya melirik sekilas ke wajah William sembari tersenyum tipis. Dia bingung dengan kakak iparnya itu. Semenjak mengetahui dia sudah menikah dengan Mario, justru semakin agresif mengejarnya. Sebelumnya memang William selalu menghujaninya dengan perhatian, tetapi tidak sampai memepetnya terus seperti kejadian semalam di food court dan pagi ini ketika mereka sedang meeting."Demikian presentasi saya mengenai data trend penjualan dan juga strategi tim pemasaran untuk meningkatkan angka penjualan. Silakan bila ada saran atau kritik akan kami tampung," ujar Pak Baruna Pratama mengakhiri presentasinya.Inez pun melepaskan tangannya dari genggaman William. Dia mengangkat tangan kanannya untuk berbicara. "Terima kasih atas presentasinya, Pak Baruna. Saya memiliki sedikit saran, Pak. Saya mengikuti iklan-iklan produk kita di TV, saran dari say
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status