All Chapters of Kekasihku Anak Mantan Istriku: Chapter 21 - Chapter 30
123 Chapters
Mimpi tapi nyata
Bab 21"Maafkan kami, Tuan. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi Tuhan berkehendak lain. Nyonya Airin telah berpulang," ujar dokter Faisal dengan raut wajah menyesal dan sedih.Tanpa menghiraukan kata-kata dokter Faisal lebih lanjut, Salwa menghambur masuk ke dalam ruangan, tempat mommynya sudah berbaring kaku dengan kain panjang yang menutupi tubuhnya. Semua alat medis sudah terlepas."Mommy, kenapa meninggalkan Salwa? Kenapa Mom pergi?" ratap gadis itu. Salwa memeluk tubuh mommynya dengan perasaan hancur."Mommy sudah janji akan melihatku menjadi orang yang sukses. Mommy sudah menyaksikan aku tumbuh dari kecil hingga sebesar ini. Kenapa mommy ingkar janji? Kenapa?" Salwa menjerit-jerit. Bahunya terguncang. Dia meronta dalam pelukan bi Lastri."Non, tenanglah. Ini semua sudah kehendak Tuhan. Lihatlah, sekarang Nyonya sudah tidak sakit la
Read more
Tidur bersama
  Bab 22   Lagi-lagi Regan terpaksa harus menggendong Salwa masuk ke dalam rumah. Lelaki itu bahkan menapaki anak-anak tangga dengan kedua tangan menopang punggung dan pinggang gadis itu.   Kondisi little girlnya benar-benar parah. Mata yang sembab dan membengkak, itu sudah pasti terlihat jelas, bahkan tubuhnya masih saja gemetar, lemas tak berdaya. Salwa benar-benar terpukul atas wafatnya Airin, meskipun Regan sendiri tak kalah terpukulnya.   Regan merebahkan tubuh Salwa di ranjang, mengambil selimut dan membentangkannya menutupi tubuh Salwa. Dia meraba dahi gadis itu. Terasa panas. Akhirnya ia berinisiatif untuk turun ke bawah mengambil air dan kain, serta segelas air mineral.   "Bi, tolong bikinkan bubur untuk Salwa!" perintah Regan kepada bi Lastri yang kebetulan ditemuinya di dapur.  
Read more
Masuk kantor
Bab 23Salwa menggeliat, merasakan  beban berat berada di sampingnya. Pertama kali di lihatnya setelah membuka mata, penampakan sang daddy tengah tertidur. Ah, iya. Dia baru ingat sekarang. Dia yang meminta Regan untuk menemaninya tidur tadi malam.Perlahan Salwa bangkit dan duduk di pembaringan. Kondisinya sekarang sudah lebih baik. Rasa pusing, mual dan demam kini sudah tak lagi dia rasakan. Bibirnya mengulas senyum menatap wajah tampan dan dewasa di sisinya."Bahkan ketika sedang tidur pun, Daddy tetap terlihat sangat tampan. Pantas saja dulu mommy sangat mencintai Daddy." Senyum di bibirnya mendadak terhapus begitu saja saat mengingat semua itu. Hatinya selalu mengingatkan dirinya kini sudah tidak memiliki siapa-siapa.Gadis memalingkan wajah, tak ingin berlama-lama menatap wajah Regan. Salwa segera bangkit dan melangkah menuju kamar mandi, set
Read more
Pergi dari rumah
Bab 24 "Apa yang ingin Oma sampaikan kepadaku?" tanya Salwa. Di benaknya menumpuk berbagai pertanyaan. Tumben, perempuan tua ini masuk ke kamar dan mau berbicara dengannya? "Salwa, berapa umurmu sekarang?" tanya Jihan berbasa-basi. "Dua puluh tahun, Oma." jawab Salwa menunduk. "Bagus! Berarti kamu sekarang sudah dewasa ya?" Jihan mengamati sosok gadis di sampingnya itu. "Benar, Oma." "Salwa, Oma rasa kamu sudah bisa mengurus dirimu sendiri..." "Apa maksud Oma?" potong Salwa. Perasaannya mulai tidak enak "Kamu tidak akan terlantar di jalanan seandainya meninggalkan rumah ini, Salwa." Ucapan Jihan bagaikan petir di siang bolong. "Maksud Oma...?" Mendadak Sepasang mata itu berkabut. "Iya, Salwa. Seharusnya kamu sadar, mommy kamu sudah meninggal dan kamu disini cuma anak angkat. Antara kamu dan Regan tidak ada hubungan apapun. Kamu itu sebenarnya bukan siapa-siapa," ucapnya berapi-api. Perempuan tua itu menatap Salwa dengan tatapan dingin. "Tapi daddy Regan itu adalah Daddyku, O
Read more
Bertemu dengan Rendy
  Bab 25   Pantai ini agak sepi. Mungkin karena hari ini bukan hari libur. Hanya ada beberapa pengunjung yang tengah berjalan-jalan menikmati deburan ombak. Salwa menatap kosong laut yang biru seakan tanpa batas. Dia merasakan dirinya seperti nelayan yang mendayung perahu tanpa tahu kemana arah yang dituju. Sekarang ia hidup sebatang kara. Dia sudah kehilangan mommynya dan sekarang dia dipisahkan paksa dengan daddy angkat yang selama ini begitu menyayanginya.   "Aku tidak takut kehilangan tempat tinggal, tapi aku tidak mau kehilangan Daddy," ratap gadis itu setelah dia puas berteriak. "Sekarang aku sama siapa? Hanya Daddy yang mau menyayangiku. Hanya Daddy yang sayang padaku dari sejak aku kecil sampai dewasa."   Salwa memejamkan mata, mengusir segala rasa sakit di dalam hatinya. Kepalanya mendadak pening. Semua terasa begitu mendadak. Namun, ia tidak mun
Read more
Pengungsi dadakan
  Bab 26   Saat kemacetan mulai terurai, Salwa pun memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Rendy yang duduk di sampingnya berkali-kali mengingatkan, tetapi gadis itu seolah tidak mendengar, Salwa tidak mau mobil ini dikenali oleh daddynya. Dia ingin bertemu dengan daddynya, paling tidak untuk saat ini. Gadis itu tidak siap menghadapi amarah Regan saat mengetahui dirinya pergi dari rumah.   Dia menyadari keberadaan sang daddy di dekatnya saat melihat dari kaca spion, mobil daddynya hanya terhalang beberapa buah mobil yang lain.   "Kamu ini kenapa, Salwa? Kenapa kamu ngebut? Kamu tidak sayang dengan nyawa kamu sendiri?" omel Rendy.   Gadis itu menghela nafas lega saat ia mengecek dari kaca spion mobilnya, mobil Regan sudah tidak ada lagi terlihat. Mereka sudah jauh meninggalkan lokasi kemacetan yang sempat membuat Salw
Read more
Main petak umpet
  Bab 27   "Regan, Salwa itu sudah besar. Dia sudah dewasa. Berilah kebebasan untuknya. Kenapa sih, kamu selama ini selalu memperlakukan Salwa itu seperti anak kecil?" sergah Jihan. Dia tetap tenang meskipun putranya menatap dengan pandangan horor.   "Bukan seperti itu, Mom. Aku tahu Salwa itu sudah dewasa, tetapi dia masih berada di dalam tanggung jawabku. Kalau ada apa-apa dengan Salwa, aku yang bertanggungjawab, Mom, bukan orang lain!" sentak Regan. Dia memegang tas kerjanya erat-erat.   "Mommy tahu, tapi bukan begitu caranya, Nak!"   "Terus, apakah aku harus membiarkan Salwa bebas pergi kemana saja sesuka hatinya tanpa seizinku?  Begitu yang di maksud oleh Mommy?" ucap Regan dengan nada tinggi. Dia agak sedikit kecewa dengan mommynya yang membiarkan Salwa pergi begitu saja, tanpa sepengetahuannya.
Read more
Tekad hati Salwa
Bab 28 "Gio, aku punya tugas untukmu!" "Apa yang bisa saya bantu, Tuan?" "Putriku pergi dari rumah sejak tadi pagi dan aku tidak tahu dia pergi ke mana. Kamu bisa, kan melacak keberadaannya?" "Oh..." Terdengar helaan napas lega dari ujung telepon. "Tentu saja, Tuan. Itu soal mudah." "Bagus. Aku mengandalkan dan percaya padamu, Gio." "Kalau boleh saya tahu, berapa nomor ponsel dan alamat email putri tuan?" tanya lelaki yang berprofesi sebagai hacker itu. Lelaki itu menyebut sederet angka dan alamat email Salwa. "Ingat Gio. Semua data tentang putriku bersifat rahasia. Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan?" Reg
Read more
Bolos kerja
  Bab 29   "Little Girl!" seru Regan. Pintu telah terbuka dan lelaki itu sangat terkejut, mendapati sosok yang tengah dicarinya tengah duduk santai di sofa.   "Daddy!" Salwa juga tak kalah terkejut. Dia tak menyangka sang daddy ke butik dan muncul di hadapannya. "Daddy kemari?"   "Seperti yang kamu lihat, Little Girl. Daddy kemari mencari Natalia," ujarnya. Lelaki itu mendekat, lantas menjatuhkan tubuhnya di sisi gadis kesayangannya.   "Tante Natalia belum datang, Daddy. Aku sendirian disini," ucapnya terbata-bata. Salwa memandang wajah daddynya dengan perasaan yang berkecamuk, tetapi hanya sesaat. Gadis itu kembali menunduk. Berada di dekat lelaki itu membuat indera penciumannya menangkap aroma maskulin dari tubuh atletis itu.   Tangan Regan terulur, menyentu
Read more
Aku tidak pernah berubah
  Bab 30   Saat Regan dan Salwa baru saja turun dari mobil, Dewi sudah menyambut kedatangan mereka dengan berdiri di teras rumah.  Gadis manis berumur dua puluh tahun itu merentangkan tangan melihat Salwa yang tengah bergandengan dengan lelaki dewasa yang sangat di kenalnya.   "Salwa!" pekik Dewi. Dia memeluk sahabatnya dengan hati bahagia. "Wah, pantas saja seharian kamu tidak pulang! Kamu menghabiskan hari ini besama Daddy ya?"   Salwa tertawa. Dia mengacungkan jari telunjuk, kemudian meletakkannya di bibir gadis itu. "Bukannya bersenang-senang, Dewi. Daddy membantuku untuk mencarikan apartemen yang cocok buatku."   "Oh, ya? Berarti kamu serius dong, mau tinggal sendiri di apartemen?" Matanya melotot seakan tak percaya.   "Emang iya," jawabnya santai.  
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status