Semua Bab Honey Baby: Bab 11 - Bab 20
155 Bab
Honey Baby - 11
Sesampainya di rumah, segera kubuka pintu garasi dan memasukkan mobilku tepat di samping motor sport, Nathaniel, Kakak laki-lakiku yang sangat jarang pulang lebih awal dari jam pulang kantornya. Aku segera berlari masuk ke dalam rumah untuk mencarinya. Dan benar saja, dia sedang mengobrak-abrik lemari pakaianku. "YA AMPUN! KAKAK NGAPAIN?" Kagetku. Niel yang bingung melihat kehadiranku hanya bisa terdiam kaku menatapku yang sibuk menghentikan aktivitasnya. "Kantormu baru saja meneleponku karena mereka bilang tidak bisa menghubungimu karena ponselmu mati. Katanya kau akan berangkat besok pagi untuk mengikuti program-apalah itu. Jadi aku segera pulang dan membantumu berpacking. Karena kupikir kau akan pulang malam atau bahkan tidak pulang lagi." Jawabnya santai. "Iya ponselku mati, tapi aku pasti pulang. Aku tidak mau jadi anak durhaka." Segera kututup koperku yang masih berantakan itu. "Terus... Bisa kau jelaskan alasan kenapa tidak pulang semalam?" Tanyanya. "Aku lembur. Banyak ya
Baca selengkapnya
Honey Baby - 12
"Halo, Anna." "Ra-Rayes? Apa ini ulahmu?" Tanyaku bingung. Ia tersenyum. Pramugari tersebut mempersilahkanku duduk tepat di sebelah Rayes. Dan tanpa banyak bertanya, aku segera menuruti arahan pramugari tersebut. "Apa ini ulahmu?" Tanyaku memastikan. Rayes hanya memberikanku senyuman penuh maknanya. "Bagaimana kalau pegawai yang lain melihatnya?" Tanyaku panik. Yang mengikuti program itu bukan hanya aku saja, ada beberapa orang lagi dari departemen lain yang mengikutinya. Tentu saja aku khawatir dengan reputasi pimpinanku yang akan tercoreng hanya demi melindungi bawahannya yang baru saja dilecehkan oleh orang asing atau yang lebih buruk lagi, kalau ada gosip jelek yang beredar mengenai kami berdua. "Dan membiarkanmu terus digoda oleh mereka itu?" Ia balik bertanya. "Hm? Dari mana kamu tau?" "Insting pria memang seperti itu, Anna." Aku hanya terdiam tidak membalas sama sekali ucapan Rayes karena merasa tidak enak pada pria yang lagi-lagi menyelamatkanku ini. "Permisi." Sela
Baca selengkapnya
Honey Baby - 13
"Hah?! Kok bisa?" Pekikku kaget mendengar pertanyaan randomnya. "Permisi Mbak, ini minumannya." Ucap pramugari yang berhasil menghentikan kata-kata makian yang hampir saja kuucapkan pada pimpinanku sendiri. "Terima kasih banyak, Mbak. Tapi, seingatku aku cuma mesan air putih hangat. Kenapa yang datang teh hangat beserta camilan ini?" Tanyaku penasaran. "Captain’s treat, Miss." Balasnya tersenyum. "Oh. Hm, baiklah. Ucapkan terima kasihku pada sang Captain, dan maaf sekali lagi untuk kejadian tadi." Ucapku sopan. "Tentu, Mbak. Nanti akan saya sampaikan. Semoga lekas sembuh." Ucapnya menunduk pamit sambil tersenyum manis. "Something has already happened." Tegur Rayes mencurigai sesuatu. "Tidak ada apa-apa, Rayes." "Semoga kamu beneran tidak sedang hamil." Balasnya ketus. Aku hanya menatap pimpinan utamaku dengan ekspresi yang tersenyum memaksa karena aku sedang sibuk mencaci makinya di dalam otakku. Bagaimana mungkin aku bisa hamil, dasar pria tua! . . . 2 jam kemudian, pesaw
Baca selengkapnya
Honey Baby - 14
"Hai. It's so good to see you again, Anna." Sapa sang kapten yang berdiri tepat dihadapanku saat ini. Aku tersenyum kikuk atas situasi yang aneh ini. Kebetulan yang sangat luar biasa kami bisa bertemu kembali di tempat yang tidak terduga seperti ini. "Tidur di sini juga ya, Capt?" Tanyaku basa-basi. "Hotel ini homebase kami. Jadi, ya. Sepertinya saya akan tidur di sini." Balasnya tersenyum. Aku kembali tersenyum kikuk menjawab pertanyaannya. "Oh... Lantai berapa?" Tanyaku basa-basi mencoba mencairkan suasana yang sangat diluar ekspektasi seperti ini. "Sepertinya kita tidur di lantai yang sama." Balasnya menatap ke arah lampu tombol lift angka sebelas yang menyala. "Oh, i-iya." Aku menggaruk telingaku yang tidak gatal. "Ada acara apa di sini, Anna? Liburan?" Tanyanya basa-basi. "Apa? Oh? Tidak. Kenapa bisa berpikir aku akan liburan?" Aku mulai memberanikan diri menatap matanya. "Tebakan saja? Apa salah? Sepertinya kamu bersama dengan suamimu tadi. Kemana dia?" "Apa?! Suami ma
Baca selengkapnya
Honey Baby - 15
Alex menyentuh bahuku dan mencoba meluruskan badanku yang mulai oleng. "Saya bersama beberapa kolega yang akan mengisi acara besok. Anna, kenapa kamu tidak menghubungi saya sampai sekarang, hah? Apa yang kamu pikirkan sampai memutuskan untuk minum seperti ini sendirian? Besok hari penting! Jangan melakukan hal yang berbahaya seperti ini." Omelnya. "Sssst! Diem ih! Jangan berisik." Aku menyentuh bibirnya yang lembut dengan jari telunjukku. Mata hitam Rayes menatap mataku yang terfokus melihat ke arah bibirnya. "Udah ya. Aku mau pulang." Ucapku kemudian. "Anna, tunggu saya saja. Saya yang akan mengantarkanmu ke kamar." Aku terkekeh. "Rayes. Lihat aku!" Aku melompat dari kursiku dan berdiri lalu berputar dihadapannya. "Aku mabuk... Bukan lumpuh. Aku masih bisa jalan. Tidak usah khawatir. Aku pulang dulu ya. Da daaah~" Pamitku berjalan sempoyongan. "Anna!" Teriak Rayes. "Mr. Rayes?" Tegur seseorang yang berhasil menghentikan langkahnya mendekatiku. Aku bisa mendengar suara Rayes
Baca selengkapnya
Honey Baby - 16
Om Roger lalu pergi meraih telepon yang memang tersedia di setiap kamar dan menghubungi bagian receptionist untuk memberitahukan mereka agar segera membawakan kartu duplikat. Setelah itu ia kembali mengambil gelas tehku dan bersimpuh di hadapanku yang sedang duduk dengan kebingungan. "Hei, tenanglah. Semua akan baik-baik saja. Seseorang akan datang membawakanmu kunci yang baru. Minumlah dulu." Ia menyodorkan gelas teh itu kembali. Aku menatapnya dan meraih gelas itu sebelum menyisipnya. Ia menatap wajahku yang terbungkus rasa khawatir berlebihan, ia kemudian mengelus rambutku pelan. "Maaf, saya tidak bermaksud apa-apa. Tapi sepertinya kamu membutuhkannya dan semoga semua hal ini bisa menenangkanmu." Senyumnya. Aku hanya diam sibuk menyesapi teh hangat yang anehnya bisa menenangkanku. Ini berkat teh atau perlakuan Om Roger? Tunggu! Apa? Kenapa aku harus menikmati sentuhan Om Roger? "Makasih banyak buat semuanya Om..." Balasku mengembalikan gelasnya yang sudah kosong. Ia tersenyum.
Baca selengkapnya
Honey Baby - 17
Aku benar-benar dalam kondisi panik sekarang. Keterlambatanku menghadiri acara di hari pertama bukanlah cara yang tepat untuk memberikan kesan yang baik sebagai pegawai teladan dari cabangku pada peserta dan panitia lainnya, termasuk Rayes yang kini tengah duduk di samping pemberi materi sambil menatapku dengan tatapan tajamnya. SIAL! Pada akhirnya aku mengambil tempat duduk di kursi paling terakhir dan hanya bisa diam sambil berusaha untuk tidak menarik perhatian siapapun sampai jam makan siang. Aku lalu bercengkrama dengan rekan sejawatku yang mulai tertarik dan mempertanyakan alasan bodohku untuk terlambat menghadiri acara pembukaan pertama kami. Aku dengan senang hati mengarang cerita yang bisa membuat mereka tertawa, karena tidak mungkin bagiku untuk menceritakan pada mereka alasan yang sebenarnya. "Permisi, Nona Joanna?" Tanya salah seorang panitia yang muncul tiba-tiba dari sampingku. "Ya? Ada yang bisa saya bantu?" Tanyaku kemudian berpaling menatap panitia tersebut. "Sepe
Baca selengkapnya
Honey Baby - 18
Kutumpahkan segala emosi yang menggunung di hatiku saat itu pada Roger yang dengan sabarnya mendengarkan segala keluh kesahku yang kuceritakan dengan menggebu-gebu. Aku benar-benar menangis seperti bayi siang itu. Tidak pernah dalam hidupku merasa dipermalukan seperti itu sebelumnya. Kini aku merasa seperti manusia yang sangat tidak berguna. Dan semua ini hanya karena masalahku dengan suatu hubungan yang serius. Aku membenci diriku dan juga trauma masa laluku! Kalau saja semalam aku tidur dan bukannya mabuk-mabukan seperti itu, aku pasti akan bangun tepat waktu! "Maafkan saya, Anna. Harusnya saya membangunkanmu lebih pagi untuk sarapan terlebih dahulu." Ucap Roger mencoba menenangkanku yang sedang dirundung rasa kesal. Aku menggeleng. "Aku yang salah, kenapa harus sensitif sekali kalau membahas masalah hubungan serius dengan seseorang! Aku kesal dengan diriku sendiri."Dumelku di pelukannya. Jangan bertanya kenapa kami berpelukan. Aku yang terlalu sedih ini bahkan harus menangis di
Baca selengkapnya
Honey Baby - 19
Setelah berhasil membuat perasaanku menjadi lebih baik. Aku dan Roger berjalan bersama menuju lobby lalu berpisah dengan Roger yang kehadirannya sudah ditunggu oleh rekan-rekannya yang sudah berada dalam mobil perusahaan yang menjemputnya menuju ke bandara. Aku segera kembali ke ruangan pelatihanku untuk melanjutkan kegiatanku. Sosok Rayes masih dengan ekspresinya yang tidak berubah. Ia tetap sibuk dan fokus menemani para nara sumber yang merupakan kolega bisnisnya itu setelah mereka tampil satu persatu. Tapi anehnya ia terlihat seperti sedang menghindari tatapanku. Baiklah, seperti inilah memang harusnya batas antara atasan dan bawahan. Aku harus kembali fokus ke pelatihan ini agar bisa pulang dan membawa hasil seperti kenaikan jabatan, mungkin? Atau apapun yang akan membungkam komentar negatif orang-orang itu! Setelah pemaparan hari ini selesai tepat pukul 4 sore, para pimpinan beserta asisten mereka masing-masing kemudian sibuk saling berjabat tangan atau sekedar berbincang akrab
Baca selengkapnya
Honey Baby - 20
Aku terkejut tidak mampu berkata apa-apa. Jantungku mendadak berdetak panik saat memikirkan alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaannya barusan. "Maksudmu?" Tanyaku mencoba mengulur waktu. "Aku tidak akan bertanya dua kali. Kamu kemana?!" Tanyanya menuntut. Aku menggeleng panik. "A-aku ketiduran di kamarku kok." Bohongku. Sial, aku tidak terlalu pandai membuat alasan di saat mendadak seperti ini. "Apa kamu tidak dengar saya mengetok pintu kamarmu berkali-kali seperti orang gila? Apa kamu tau betapa khawatirnya saya semalam? Saya sangat yakin kamu sudah mabuk semalam! Saya takut kamu akan tertidur di pelukan seseorang dan berakhir di kamar orang asing lagi! Anna, tidak banyak orang, terutama pria yang bisa menahan nafsunya kalau melihatmu." Jelasnya panik. "Apa? Kenapa anda bisa berpikiran seperti itu?" Tanyaku bingung sekaligus kesal. Apa haknya berpikiran seperti itu? Apa dia berpikiran kalau aku seperti wanita murahan yang akan tidur dengan siapa saja kalau aku mabuk? Aku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status