Semua Bab Jerat Cinta Bodyguard Tajir: Bab 51 - Bab 60
152 Bab
51. Kecemasan Marchel
"Ya pak, ujar Marchel sambil keluar dari kamar, aayup-sayup terdengar suara Bram, "Gimana Cel keadaan Brama?" Tanya Bram"Sudah mendingan pak, suhu badannya juga normal." Jawab Marchel"Syukurlah kalau gitu, Asha juga harus cukup istirahatnya," lanjut Bram"Ya pak, tadi dia baru bangun pak."Ya udah cel.." Tutup BramBaru saja Marchel mau ke kamar, Papinya menyapa, "Pak Bram perhatian sekali ya sama Brama Cel," sapa Papi Marchel"Perhatiannya sama Marchel Pi, karena dia kasihan, dia butuh Marchel di kantor." Jawab Marchel, sambil membalikkan badannya ke arah Papinya. 
Baca selengkapnya
52. Asha Tersinggung
Setelah tahu status sosial orang tua Asha, barulah Papi dan Mami Marchel menghargai Asha. Sambil makan siang, mereka menanyakan tentang Mama Asha,"Mama kamu pegang jaringan hotel apa Asha?" Tanya Papi Marchel"Oh ya? Pegang jaringan hotel? Hebat ya Mama kamu Sha?" Tanya Mami MarchelAsha yang sedang mau menyendok nasi kepiringnya mengurungkan niatnya, "Asha belum tahu Pi, karena belum dengar penjelasan Bibi." Jawab Asha. "Iya Mi, katanya sih gitu, Asha sih biasa aja mi." Lanjut asha kembali menyendokkan nasi ke piringnya. "Kalau belum ketemu Bibinya, belum jelas Pi kebenaran semuanya." Timpal Marchel
Baca selengkapnya
53. Pindah ke Paviliun
Marchel, mas Kardi dan Nain membersihkan Paviliun, dia mengingatkan pada mas Kardi dan Nain agar tidak menggeser dan memindahkan, perabotan yang ada di ruangan itu sesuai dengan amanat Maminya.Semua lantai di sapu dan di pel dengan bersih, karpet yang ada pun di ganti dengan yang bersih. Termasuk juga kamar mandi, di sikat dengan bersih.Melihat itu semua, Papi dan Mami Marchel sangat senang, karena dengan demikian mereka mendapatkan kepastian kalau Marchel segera akan menempati Paviliun tersebut, tidak kembali ke apartemen.Yang paling sibuk Mami Marchel, karena dia melihat kondisi di dalam paviliun, dan mengecek satu persatu perabotan yang ada di dalam pavliun, karena dia tidak ingin ada barang yang di geser atau di pindahkan.Mami bertanya pada Marchel, "Kapan kalian mau tempati Cel? Hari ini atau besok?" "Besok pagi Mi, malam ini kita masih tetap di rumah," jawab Marchel"Yaudah di sini aja selamanya Cel, apartemen kamu sewakan aj
Baca selengkapnya
54. Malam Pertama di Paviliun
Marchel membalas tatapan Asha, "Karena kamu sangat menggairahkan." Ujar Marchel sambil mencolek ujung hidung AshaMarchel berdiri mematikan seluruh lampu paviliun, penerangan yang tersisa hanya lampu di samping tempat tidur, dan cahaya dari televisi. Marchel kembali mendekati Asha yang sudah tiduran di sofa, TV tetap di biarkan menyala.Dalam remang kegelapan paviliun, Marchel dan Asha sudah bergumul di atas sofa, mereka menikmati malam pertama menempati paviliun tersebut. Marchel tahu Asha sangat tegang beberapa hari terakhir, karena harus menjaga dan merawat Brama yang sedang sakit.Malam ini Marchel ingin Asha bisa melakukan pelepasan, dari segala ketegangan yang sudah di hadapinya beberapa hari terakhir. Marchel mengajak Asha untuk benar-benar menikmatinya. Mulai dari fore play yang maksimal, sampai penetrasi, Marchel melakukannya dengan sangat sempurna, sehingga Asha sangat terpuaskan.Sambil masih terengah-engah, Asha bilang pada Marchel, "Mas ... t
Baca selengkapnya
55. Kecemasan Asha
 "Kok empat hari? Kita sudah enam hari mas disini." Balas Asha "Dua hari kan di rumah sakit Sha, di paviliun baru satu hari, tiga hari di rumah utama." Terang Marchel "Oh iya," jawab Asha sambil terus berkutat dengan masakannya.  Selesai memasak, Asha langsung menyajikan sarapan pagi di meja makan. Marchel dan Asha sampai lupa dengan keberadaan Narti, "Oh ya mas, Narti sudah sarapan belum ya?" Tanya Asha "Biar aja dia sarapan sama bik Tum dan mbok Nah di belakang." Jawab Marchel Sambil sarapan Marchel ingatkan Asha, "Nanti aku jalan kerja, kamu di paviliun aja, gak usah keluar," ingat Marchel.&nbs
Baca selengkapnya
56. Sebuah Pertemuan
 Di kantor, Marchel sedang berbicara dengan seseorang melaui ponselnya, "Maaf ma, Marchel gak kenal nomornya, (mendengarkan), bisa sih ma."  Marchel duduk di kursi kerjanya,"Mama kasih tahu posisinya aja, (mendengarkan), ok ma ... Marchel langsung kesana." Marchel mengakhiri pembicaraannya, dia keluar ruangan menuju ke ruangan kerja Bram. Tok tok tok..  Marchel mengetuk pintu ruang Bram"Yak masuk.." terdengar sautan Bram dari dalamMarchel masuk dan memberikan salam, "Selamat siang pak, saya mau izin keluar sebentar pak, sebelum sore saya sudah pulang." Ujar Marchel&n
Baca selengkapnya
57. Melepas Kerinduan
Pintu Alphard terbuka perlahan-lahan, sosok perempuan yang di temui Marchel tadi terlihat, perempuan itu pakai kacamata hitam, dia turun dari mobilnya, dia memandang Asha, sementara Asha masih tidak mengenalinya. Perempuan itu tiba-tiba membentangkan kedua tangannya kearah Asha, "Sini sayang.. " Perempuan itu memeluk Asha dengan erat. "Maafkan Mama sayang..." Ujar perempuan ituAsha tidak kuat lagi menahan airmatanya, dibalasnya pelukan Mama, "Jangan tinggal Asha lagi ma ... Mama sekarang sudah punya cucu, dia lagi sakit ma." Ujar Asha sambil menangis sedih.Asha seakan-akan tidak ingin melepaskan pelukannya, dia melepaskan segala kerinduan dan airmatanya, begitu juga dengan Mamanya. Dia peluk Asha dan dia ciumi Asha, kerinduannya terhadap anak yang dia tinggalkan selama dua puluh tahun, tanpa pernah memberikan kabar berita.Asha mengajak Mamnya masuk  ke dalam paviliun, Marchel menyaksikan pertemuan Asha dengan Mamanya, ikut terharu. Dia tidak
Baca selengkapnya
58. Penolakan Asha
Mami Marchel bertanya semakin antusias. "Ada rencana untuk menetap di Indonesia?" Tanya Mami Marchel"Sepertinya belum bu, karena usaha saya semua di Amerika, tapi, lihat keadaanlah." Jawab MelissaMenjelang sore, setelah ngobrol banyak dengan Papi dan Mami Marchel, Melissa pamit untuk pulang, sekalian minta izin bawa Marchel dan Asha ke Hotel, "Bapak dan Ibu Philip, saya mohon pamit mau kembali ke hotel, maaf ... cucunya dan Asha, juga Marchel saya ajak nginap di hotel malam ini." Ujar Melissa***Di hotel sudah berkumpul Melissa, Asha, dan Brama, juga Narti. Sementara Marchel masih menjemput Bibi Rohana, bibinya Asha. Sambil terus menggendong Brama, Melissa tanya Asha, "Kamu mau tinggal di Indonesia, atau mau ikut Mama Sha?" Tanya Mama Asha dengan serius.Lama Asha berpikir sebelum menjawab, "Pertanyaan Mama itu susah Asha jawabnya ma." Tegas Asha"Kenapa? Karena kamu lebih sayang Bibi Rohana ya dari pada Mama?"
Baca selengkapnya
59. Kukuh pada Pendirian
"Gak ma, biarlah Asha di Indonesia, Asha ingin mengabdikan diri Asha pada Bi Hana, juga keluarga Asha ma, Asha memang pernah memimpikan bisa dekat Mama, tapi Asha sudah punya keluarga ma." Lanjut Asha. Rohana wajahnya sangat bersedih, namun dia sangat merasa bangga dengan sikap Asha, yang mau berpihak kepada dirinya, "Aku tidak ingin ikut campur dalam urusan Melissa dan Asha." Ucap Hana dalam hati. ***Di ruang kerja Bram, Marchel menceritakan pada Bram, bahwa dia kemarin tidak bisa balik ke kantor, "Maaf pak, kemarin tidak sempat balik ke kantor, karena saya mengantar Mama Asha ke rumah, untuk ketemu dengan Asha." Ucap Marchel "Wah!! Ketemu Mama Asha ya kamu, terus gimana? Ketemu gak sama Asha?" Tanya Bram dengan sangat antusias. "Ketemu pak, bu Melissa minta saya merahasiakan pertemuan itu, ingin bikin kejutan sama Asha, dia telepon saya, bukan telepon Asha." Jawab Marchel Marchel melanjutkan ceritanya, tentang kronologis pertemuan Melissa dan
Baca selengkapnya
60. Kembali Berpisah
Melissa kecewa, dia tidak berhasil untuk membawa Asha ke Amerika. Tuhan membuktikan pada Melissa, bahwa anak yang dia telantarkan puluhan tahun, tidak merasa dekat dengan ibu yang melahirkannya. Kenyataan itu membuat membuat dia terpukul, sementara perkawinannya selama kurang lebih 20 tahun, tidak menghasilkan anak. Bisa jadi Melissa menerima 'Karma' akibat menelantarkan Asha sejak bayi. Dengan kesuksesan yang diraihnya dalam bidang usaha, ternyata tidak membuat dia bahagia, anak semata wayang pun tidak ingin dekat dengannya. Sehingga Melissa merasa apa yang sudah diraihnya saat ini tidak berarti apa-apa. Melissa pulang ke Amerika dengan tangan hampa. Marchel sekeluarga sudah kembali ke Pondok indah, dan Asha kembali pada rutinitas hariannya, "Mas, aku sudah memenuhi janji untuk setia sama kamu, dan akan setia di sisi kamu." Ucap Asha saat mereka sudah kembali ke paviliun. Marchel peluk Asha dengan sangat mesra, "Terima kasih Sha ... kamu sudah melepaskan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status