Melissa kecewa, dia tidak berhasil untuk membawa Asha ke Amerika. Tuhan membuktikan pada Melissa, bahwa anak yang dia telantarkan puluhan tahun, tidak merasa dekat dengan ibu yang melahirkannya. Kenyataan itu membuat membuat dia terpukul, sementara perkawinannya selama kurang lebih 20 tahun, tidak menghasilkan anak. Bisa jadi Melissa menerima 'Karma' akibat menelantarkan Asha sejak bayi. Dengan kesuksesan yang diraihnya dalam bidang usaha, ternyata tidak membuat dia bahagia, anak semata wayang pun tidak ingin dekat dengannya. Sehingga Melissa merasa apa yang sudah diraihnya saat ini tidak berarti apa-apa. Melissa pulang ke Amerika dengan tangan hampa. Marchel sekeluarga sudah kembali ke Pondok indah, dan Asha kembali pada rutinitas hariannya, "Mas, aku sudah memenuhi janji untuk setia sama kamu, dan akan setia di sisi kamu." Ucap Asha saat mereka sudah kembali ke paviliun. Marchel peluk Asha dengan sangat mesra, "Terima kasih Sha ... kamu sudah melepaskan
Di kantor, Bram sedang Briefing Petty untuk ketemu klien, Bram minta Petty ajak Marchel menemani Petty,"Ini debut pertama kamu Pet untuk ketemu klien, coba kamu temui Marchel di rumah." Ujar Bram"Tapi Papa harus kasih tahu Marchel dulu, biar pas Petty kesana dia sudah siap," sambung PettyBram telepon Marchel, memberitahukan agar dia bisa menyediakan waktu untuk menemani Petty ketemu klien, alasan Bram ini debut pertama Petty yang harus di support Marchel.Bram berpesan pada Petty agar bisa jaga jarak dengan Marchel, dia tidak ingin terjadi sesuatu antara Petty dengan Marchel. Petty memahami keinginan Bram, dan dia pun meluncur ke rumah Marchel.***Di rumah, Marchel langsung memberitahukan Asha, kalau Petty akan jemput dia atas perintah Bram,"Sha, barusan pak Bram telepon, Petty sedang menuju ke sini katanya, aku di suruh temani Petty ketemu klien, karena ini debut pertama Petty, jadi aku harus dukung." Ujar MarchelAsha yang sedang mengganti
Bram sangat malu pada Marchel atas perilaku Petty, Bram sangat marah dan kesal pada Petty, untungnya dia tidak masuk. Kalau saja Petty ada di kantor, pastinya sudah di damprat Bram. Bram menyesali perilaku Petty, dia minta maaf pada Marchel,"Maafkan saya Cel, saya tidak berhasil mendidiknya lebih baik, "ujar Bram. " Tadinya saya menaruh harapan pada Petty, dengan kejadian ini, saya akan batalkan program magangnya." Lanjut Bram"Kesalahannya, Petty tidak fokus pada pekerjaannya pak, dia tidak memiliki semangat untuk maju." Tukas MarchelBram setuju dengan apa yang di katakan Marchel, menurut Bram, Petty terlalu manja dengan keadaan, sehingga tidak memiliki semangat juang untuk meraih kesuksesan.Marchel mengemukakan, kalau dia tidak ingin mendampingi Petty lagi, karena dia merasa beda jalur dengan Petty. Bram memaklumi ketidakinginan Marchel mendampingi Petty.Bram merasa punya andil atas keributan dalam rumah tangga Marchel, karena dialah yang meminta March
Marchel membuka pintu yang sengaja tidak di kunci Asha, "Kok pulangnya malam sekali mas!!?" Tanya Asha. "Kamu mabuk ya mas? Kenapa sih mas jadi gini!!?" Asha memberondong Marchel dengan pertanyaan "Maafin aku Sha, aku diajak Petty entertain klien, aku jadi ikut mabuk," ujar Marchel yang terkulai di atas sofa. "Tumben kamu mau diajak seperti itu mas? Kenapa mas? Aku bingung mas dengan keadaan ini?" Asha menangis, dia tidak berani untuk berteriak melampiaskan kekecewaannya. Asha sangat marah dengan Petty, yang sudah melanggar kepercayaannya. Asha ingin mengadukan hal itu pada Bram, namun dia kasihan sama Marchel. Asha merasa kalau Marchel di peralat oleh Petty. "Mas, sekarang sebaiknya kamu cuci muka di kamar mandi, setelah itu baru kita bicara." Pinta Asha pada Marchel Marchel pergi ke kamar mandi dengan kondisi masih limbung. Setelah selesai cuci muka, Marchel kembali ke ruang tamu. Marchel bersimpuh di kaki Asha, tapi Asha menariknya untuk sama-sama du
Bram sangat malu pada Marchel atas perilaku Petty, Bram sangat marah dan kesal pada Petty, untungnya dia tidak masuk. Kalau saja Petty ada di kantor, pastinya sudah di damprat Bram. Bram menyesali perilaku Petty, dia minta maaf pada Marchel,"Maafkan saya Cel, saya tidak berhasil mendidiknya lebih baik, "ujar Bram. " Tadinya saya menaruh harapan pada Petty, dengan kejadian ini, saya akan batalkan program magangnya." Lanjut Bram"Kesalahannya, Petty tidak fokus pada pekerjaannya pak, dia tidak memiliki semangat untuk maju." Tukas MarchelBram setuju dengan apa yang di katakan Marchel, menurut Bram, Petty terlalu manja dengan keadaan, sehingga tidak memiliki semangat juang untuk meraih kesuksesan.Marchel mengemukakan, kalau dia tidak ingin mendampingi Petty lagi, karena dia merasa beda jalur dengan Petty. Bram memaklumi ketidakinginan Marchel mendampingi Petty.Bram merasa punya andil atas keributan dalam rumah tangga Marchel, karena dialah yang mem
Marchel mengajak Asha duduk di ruang tamu, Asha merasa ada sesuatu yang menjadi ganjalan pikiran Marchel.Asha memegang tangan Marchel, "Mas jangan ada masalah yang kamu sembunyikan, aku sudah siap mendampingi kamu menghadapi apa pun masalahnya." Asha sambil menatap mata MarchelMarchel menatap Asha, "Sha, Petty marah besar aku ngomong sama pak Bram." Ujar Marchel. "Kamu bisa baca WA nya.." Marchel memperlihatkan WA Petty pada Asha"Apa yang dia maksudkan kartu 'Truf' mas? Dia punya rahasia apa yang dia ketahui?" Tanya Asha"Aku sendiri gak ngerti rahasia apa yang dia punya Sha, biar aja dia mau ngomong apa." Jawab Marchel
MarchelKetemuPettyMarchel bertemu dengan Petty di sebuah Coffee Shop di keramaian sebuah Mall, dengan demikian Petty tidak bisa macam-macam dengan Marchel. Meskipun dalam perasaan yang tidak senang, tapi bagi Petty bertemu berdua dengan Marchel, adalah sebuah kesenangan.Marchel berusaha untuk bersikap baik dengan Petty, dia sudah tahu bagaimana caranya mematahkan siasat Petty,"Sorry Pet, aku terpaksa cerita sama Papa kamu, karena aku ribut besar dengan Asha." Ujar Marchel membuka pembicaraanPetty merasa senang mendengar penjelasan Marchel, "oh ya? Sampai ribut be
Baru saja Marchel dan Asha mau siap-siap jalan, Mami Marchel masuk ke paviliun, dia melihat kondisi paviliun yang sangat berantakan. Marchel dan Asha memang belum sempat beres-beres paviliun, karena dalam beberapa hari kemarin sibuk menyelesaikan masalah Marchel dan Petty. Mami tidak mau terima dengan kondisi yang ada, dia marah habis-habisan."Marchel!! Kamu bisa jaga kebersiahan dan kerapian paviliun ini gak sih!!?" Sergah Mami Marchel"Maaf mi ... memang tadinya mau di rapikan, Mami keburu masuk jadi belum jadi deh," jawab Marchel"Ya gak gitu dong Cel, setiap berantakan segera di rapikan, gak pake nunggu dong, kamu seperti gak tahu Mami aja!!"Mami Marchel terus ngomel, bahkan dia segera merapikan barang-barang yang berantakan. Asha yang ada disitu menjadi salah tingkah, dia tidak tahu harus melakukan apa. Marchel mengambil inisiatif untuk membantu Maminya."Asha!! Kamu kalau di rumah ya harus aktif menjaga kerapian paviliun ini, jangan tunggu Marchel, baru merapi