Semua Bab Suami Tampan Istri Tak Rupawan: Bab 31 - Bab 40
75 Bab
Vella terjebak
Pandangan Vella pun beralih pada seorang laki-laki tampan yang selama ini menjadi suaminya. Namun, Rony hanya memandangnya, tanpa berniat menyapa dirinya."Silakan duduk, Farel, Vella." Riko mempersilakan mereka berdua untuk duduk bersama. Vella diam dan menurut, bahkan Riko tak ada tanda-tanda marah dengannya. Vella benar-benar bingung dengan keadaan yang dirasakannya saat ini. Riko, Farel, Naila bahkan Rony pun sekarang tersenyum melihatnya tanpa emosi."Sayang, ada yang ingin kamu sampaikan pada Vella?" Riko memulai pembicaraan mereka dan bertanya pada istrinya terlebih dahulu. Naila pun menganggukkan kepala dan berbicara pada Vella."Kak, aku memaafkan kesalahanmu. Semoga setelah ini Kak Vella tak akan lagi menggangguku," kata Naila dengan ramah."Tentu saja aku tak akan mengganggumu. Apalagi setelah ini aku bukan bagian dari keluarga ini lagi," sahut Vella dengan nada sinis seperti biasanya. Bahkan Vella sama sekali tak memberikan s
Baca selengkapnya
Farel dan Sazia
Vella merasa Farel telah mempermainkan dirinya. Belum hilang rasa terkejutnya, terdengar suara salam dari arah pintu. Seorang wanita berpakaian syar'i dengan perut yang membuncit menghampiri mereka dengan tersenyum ramah."Assalamu'alaikum ....""Wa'alaikumussalaam ...." Mereka semua serempak menjawab salam kecuali Vella yang hanya diam memandang tamu yang datang. Farel beranjak dari duduknya lalu berjalan ke arah wanita berhijab itu dan langsung memeluknya. Vella terkejut dan heran dengan sikap Farel yang sangat mesra pada tamu wanita yang tak dikenalnya. Farel pun mendekati Vella dan mengenalkan wanita itu padanya."Vella, kenalkan, ini istriku--Sazia. Dan saat ini kami sedang menunggu kelahiran buah hati pertama kami."Vella menggelengkan kepalanya tak percaya, terasa ada nyeri di dasar hatinya. Menatap wanita berhijab di hadapannya dengan seksama. Wajah ayu dengan senyuman yang sangat manis, tapi bagi Vella lebih canti
Baca selengkapnya
Vella yang malang
Dengan langkah gontai, Vella memasuki rumah mewahnya. Rumah bertingkat dua yang dibeli dari uang mantan suaminya. Mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Sunyi dan sendiri, hatinya mulai merasa kesepian. Bahkan rumah yang sudah berisi perabotan kelas atas pilihannya, tak membuat dirinya nyaman. Memasuki kamar tidurnya, tanpa berganti pakaian, Vella langsung merebahkan tubuh indahnya. Menangis, menumpahkan air mata yang tertahan, berusaha melepaskan semua rasa sakit hatinya. Sakit hati karena putus cinta. Sakit hati karena kekasih lama yang diharapkan ternyata sudah menikah. Menyesali semuanya pun tiada guna.Hidup sendiri, tanpa orang tua, tanpa saudara, tanpa suami dan tanpa kekasih tercinta. Baru kali ini Vella merasa hidupnya benar-benar hampa. Buat apa semua kemewahan yang sudah dimilikinya kalau ternyata kekasihnya sudah menikah dan tak lagi menginginkannya.Beranjak dari ranjangnya, membersihkan diri lalu merias wajahnya. Memandang wajah y
Baca selengkapnya
Teman lama Naila
Riko langsung menghubungi Farel dan mereka segera berangkat menuju rumah sakit menemui Vella. Bertepatan dengan Farel dan Sazia yang sudah tiba di tempat parkir rumah sakit, mereka langsung menuju salah satu kamar VIP di mana Vella berada.Masuk ke dalam ruangan secara bersamaan, terlihat Vella terbaring lemah di ranjang. Wajahnya yang putih semakin terlihat pucat pasi, bahkan ada beberapa lebam di area pipi. Vella hanya melihat ke arah mereka yang datang bersamaan dengan wajah sedih. Vella berusaha duduk dibantu Clara karena tubuhnya masih sangat lemah, lalu mengucapkan kata maaf pada mereka."Maafkan aku, maafkan kesalahanku selama ini. Aku tahu, aku mengalami ini semua pasti karena dosa-dosaku. Riko, Rony, Naila, ma-maukah kalian memaafkanku?"Naila pun mendekati Vella dan Clara, duduk di samping mereka. Memeluk erat tubuh lemah Vella sebagai bentuk telah memberikan maafnya. Vella pun menangis di pelukan Naila, membuat wanita sederha
Baca selengkapnya
Riko meradang, Cintya datang
Bisma berbicara dengan terus terang tanpa ada yang ditutupi. Naila pun merasa tak enak hati. Memandang suami yang terlihat hanya diam memperhatikan dengan pandangan yang tak dimengerti. Memandang Rony yang hanya bisa menelan saliva karena rasa bersalah. "Sudahlah, tolong tak usah dibahas lagi, ya," pinta Naila."Maaf, Naila. Aku tak ada maksud apa-apa. Aku hanya ingin menyampaikan pada mereka yang mengatakan hal buruk padamu. Mereka tak tahu bagaimana kamu sebenarnya. Bahkan banyak pria tampan dan mapan yang ingin melamarmu karena kebaikan dan keshalihanmu, tapi kamu menolak mereka semuanya." Kembali Bisma memberi penjelasan.Di masa kuliahnya, Naila bukanlah gadis yang rupawan. Namun, banyak kelebihan yang dimilikinya, kecerdasan, kebaikan, keshalihan, keramahan, membuat penampilannya yang sederhana terlihat menawan. Beberapa pria tampan mencoba mendekatinya bahkan ada yang langsung melamar Naila. Salah satunya adalah Bisma dan sampai seka
Baca selengkapnya
Riko cemburu, Bara tak mau pisah
Sepeninggal Cintya, Naila melangkahkan kaki menuju kamar tidurnya. Menghela napas panjang di depan pintu, meredakan rasa gelisah yang sudah tertahan sejak dari rumah makan. Dengan langkah berat, Naila pun masuk secara perlahan. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Naila duduk di samping Riko yang sedang memandang ponselnya di tepi ranjang. Wajah Riko sudah terlihat santai dan tak lagi marah. Memandang wajah suaminya, Naila memberanikan diri bicara."Mas, apakah kamu marah padaku?" tanya Naila hati-hati.Riko menghentikan aktifitasnya yang sedang berselancar di dunia maya. Entah apa yang dilihatnya, Naila sebenarnya heran karena Riko tak pernah membuka aplikasi berlogo warna biru itu. Riko memandang wajah istrinya dan meletakkan ponsel yang ada di tangannya. Sambil memegang lembut tangan Naila, Riko pun tersenyum dan menjawab pertanyaan istrinya."Aku tak marah padamu, Sayang. Aku hanya kesal dengan temanmu itu. Bisa-bisanya dia b
Baca selengkapnya
Melepas Bara, Vella pun pamit ke Korea
Riko dan Naila saling berpandangan. Bingung apa yang harus mereka katakan. Wajah Bara pun terlihat muram, bahkan sekarang air matanya mulai berjatuhan. Naila langsung duduk bersila menghadap Bara."Bara, kenapa bisa bicara seperti itu? Semua mama di dunia ini pasti sayang sama anak-anaknya." Naila berkata sambil mengelus pipi halus Bara."Mama tak pernah mengajak Bara jalan-jalan seperti kalian, mama selalu sibuk cari uang tanpa peduli Bara sendirian. Kalau nanti di sana Bara juga sendirian lagi, bagaimana?" ucap Bara sedih."Di sini Bara banyak temannya, ada Kak Naila, ada Bi Marni, ada Pak Supri juga kalau ditinggal Kak Riko kerja. Kak Rony juga baik, selalu nemenin Bara main kalau lagi diajak ke rumahnya," lanjut Bara sambil mengutak-atik mobil-mobilan kecil di tangannya. Wajahnya terlihat murung, berkata pun tanpa memandang Naila. "Bara, Kak Naila, Kak Riko, Kak Rony, sayang sekali sama Bara. Tapi mama Bara lebih sayang pada Bara. Bara j
Baca selengkapnya
Riko dilema
"Tadi siang waktu kamu di kamarnya Bara, temanmu yang sok ganteng itu meneleponku. Dia ingin bertemu denganmu, ingin memberikan undangan reuni katanya. Dan maaf, aku tak mengijinkan."Naila diam, hanya menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Dia pun tersenyum lalu merebahkan tubuhnya di ranjang. Riko heran, istrinya tak berkata apa-apa, tak mengomentari apa yang dia ucapkan, juga tak terlihat marah."Naila, apa kamu tak marah kalau aku melarangmu bertemu dengan teman-temanmu?" tanya Riko sambil memandang wajah istrinya. Naila pun duduk, membingkai wajah tampan Riko dan tersenyum."Tidak, Mas. Kamu imamku, insyaa Allah aku akan menuruti apa pun yang kamu perintahkan dan apa yang kamu larang. Selama itu baik dan tak melanggar syari'at agama. Sudahlah, nggak usah dipikirkan lagi, kita tidur saja. Besok pagi kamu 'kan juga harus berangkat kerja," jawab Naila."Aku merasa menjadi suami yang jahat, Naila. Marahlah jika kamu ingin marah
Baca selengkapnya
Bertemu Bisma
Rony jadi serba salah, bicara jujur takut membuat masalah, kalau berbohong, dia belum siap jawabannya."Kak Rony jangan takut padaku. Tolong jujur saja, apa benar perubahan Kakak karena Naila?" Riko kembali bertanya pada Rony yang hanya diam saja."Sejujurnya, tujuanku waktu itu memang seperti itu. Tanpa sengaja aku melihat kalian terlihat mesra dan bahagia di dapur. Aku iri, aku cemburu, padahal jelas-jelas aku punya istri yang lebih cantik dan seksi daripada istrimu. Tapi aku tak pernah sebahagia kamu. Apalagi saat mendengar Naila membaca Al-Quran, tiba-tiba hatiku tersentuh. Percaya atau tidak, aku menangis melihat kalian bahagia. Aku iri ...."Riko terharu mendengar cerita kakaknya. Wajahnya yang tadinya terlihat tegang, sekarang mulai tenang. Rony pun melanjutkan ceritanya."Di saat itulah aku baru sadar, punya istri yang cantik dan seksi ternyata bukan jaminan rumah tangga kita bahagia. Bersyukurlah kamu, Riko. Naila wanita yang shaliha
Baca selengkapnya
Cemburu lagi
"Mas ....""Aku nggak marah kok, Sayang. Itu 'kan yang mau kamu tanyakan?" tanya Riko dengan pandangan lurus ke depan."Alhamdulillah kalau begitu," jawab Naila walaupun dia tahu suaminya saat ini sedang menahan emosi."Ya, aku tahu, kamu dan dia nggak sengaja bertemu. Mulai minggu depan jangan perawatan lagi di klinik itu, nanti aku carikan klinik kecantikan yang lebih bagus lagi." Riko melanjutkan ucapannya."Mas ... katanya nggak marah? Kenapa harus pindah?" protes Naila."Sudahlah, Sayang. Aku ingin memberikan yang terbaik buat istriku. Jangan berburuk sangka dulu, aku melakukan semua ini demi kebaikanmu," kilah Riko sambil melirik sebentar ke arah Naila, lalu kembali fokus menyetir." Ya sudah, Mas, terserah kamu saja." Naila pun tak ingin melanjutkan perdebatan mereka di dalam kendaraan.Riko kembali dengan pandangannya lurus ke depan. Melajukan kendaraan roda empatnya menuju suatu tempat yang dia inginkan. Ha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status