All Chapters of Suami Tampan Istri Tak Rupawan: Chapter 41 - Chapter 50
75 Chapters
Bisma datang mengantar undangan
"Bi Marni ... Bi Marni ... Bi Marni!" teriak Riko memanggil asisten rumah tangganya.Wanita paruh baya itu tergopoh-gopoh mendatangi Riko yang berdiri di depan pintu kamarnya. Bi Marni heran, selama ini tak pernah sekali pun tuannya memanggil dengan berteriak kencang."I-iya, Den," jawab Bi Marni sambil mengatur napasnya yang sedikit terengah-engah."Tolong lain kali kalau ada tukang paket, Bibi yang menemuinya. Jangan Naila!" perintah Riko dan langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa menunggu jawaban Bi Marni."Baik, Den," jawab Bi Marni yang tak peduli tuannya sudah tak ada di hadapannya.Bi Marni kemudian mendekati Naila yang berdiri tak jauh darinya. Menepuk lembut pundak Naila, mencoba menenangkan hati majikan wanitanya. Bi Marni sudah menganggap Naila seperti putrinya sendiri. Apalagi selama ini Naila selalu memperlakukannya dengan sangat baik, tidak seperti majikan pada pembantunya."Sabar, ya, Mbak. Itu tandanya Den Ri
Read more
Sarah Khairunnisa
Beberapa bulan telah berlalu, Rony dan Vella resmi bercerai secara negara. Vella yang tak pernah menghadiri persidangan, mempercepat proses perceraian mereka. Rony menepati janji, dia sama sekali tak mau menerima uang pemberian hasil penjualan rumah mewah mantan istrinya. Dia pun tetap tak mau bekerja di perusahaan peninggalan papanya, takut khilaf, itu salah satu alasannya. Rony benar-benar berubah, sholat lima waktu tak pernah dia tinggalkan. Hidup sederhana dan apa adanya menjadi pilihannya. Dia juga tak pernah menghiraukan beberapa wanita yang mendekatinya. Rony hanya ingin fokus bekerja dan beribadah.Saat ini Rony sedang libur di akhir pekan, berkeliling mengendarai kendaraan roda duanya sendirian. Menikmati senja di hari sabtu malam panjang. Sampai suara adzan maghrib sayup-sayup terdengar berkumandang. Rony segera mencari tempat ibadah agar bisa sholat berjama'ah. Menuju mushola kecil yang bersih dan asri di sebuah kampung yang dil
Read more
Yakub Maulana
"Dasar playboy! Jangan ganggu adikku!"Rony yang tak siap dengan serangan, langsung jatuh tersungkur. Sarah berteriak marah pada kakaknya."Kak Yakub! Apa-apaan kamu! Cepat bantu dia berdiri!""Kenapa kamu bawa laki-laki ini masuk ke rumah kita? Apa kamu tahu siapa dia?" Yakub tak terima dengan teriakan adiknya."Aku nggak tahu dan nggak mau tahu urusan Kakak dengannya! Tolong bantu dia duduk dan tenangkan dirimu!" tegas Sarah yang membuat Yakub terpaksa memenuhi permintaan adiknya.Dengan malas Yakub membantu Rony yang meringis kesakitan sambil memegang perutnya. Pukulan yang tiba-tiba dan begitu keras, membuat Rony harus menahan rasa nyeri. Rony pun duduk dan memandang wajah Yakub dengan rasa bersalah. Tak disangka dia bisa bertemu kembali dengan teman sekolahnya dulu yang ternyata kakaknya Sarah."Maafkan Kak Yakub, ya. Aku nggak mengerti apa permasalahan di antara kalian, bahkan aku juga nggak tahu kalau kalian berdua su
Read more
Naila hamil?
"Hey, apa yang kalian berdua lakukan?" Rony dan Naila terkejut mendengar suara teriakan Riko, Naila segera melepaskan diri dari pelukan Rony. Rasa pusing di kepalanya membuat dirinya tak menyadari apa yang terjadi. Dia segera duduk di kursi yang terdekat. Naila memandang wajah suaminya yang sudah merah dan tangannya mengepal menahan marah. Rony langsung mendekati adiknya dan menenangkannya."Riko, tolong dengarkan dulu! Semua ini bukan seperti yang kamu bayangkan, aku hanya menolong Naila. Dia tadi hampir jatuh, mungkin karena sakit."Riko memandang wajah pucat istrinya, membuat emosinya mereda. Dia pun berjalan mendekati Naila."Kamu kenapa, Sayang?" tanya Riko pada Naila."Mungkin karena belum makan, kata Bi Marni tadi dia nggak mau makan sebelum kamu pulang," sahut Rony memberi penjelasan."Sayang, aku 'kan sudah bilang kalau aku pulang malam, kamu makan dulu sama Bi Marni. Jangan menunggu aku pulang! Kamu selalu sa
Read more
Bertemu Eva
"Selamat, ya, Riko, Naila. Dari hasil pemeriksaan USG, kehamilan Naila sudah enam minggu. Aku akan memberikan vitamin dan penguat kandungan karena Naila pernah keguguran." Setelah melakukan pemeriksaan pada Naila, Hanna mengucapkan selamat pada mereka berdua. Riko memilih Hanna sebagai dokter kandungan istrinya. Selain Hanna sudah mengetahui keadaan Naila, Riko merasa Hanna adalah seorang dokter sekaligus teman yang dapat dipercaya. "Alhamdulillah, Ya Allah," ucap Riko sambil menggenggam erat tangan Naila. "Ini resepnya dan bulan depan kontrol lagi untuk mengetahui perkembangan janin dan ibunya.""Terima kasih, Hanna.""Sama-sama ... tolong istrinya dijaga, jangan sampai membuatnya stres. Apalagi di masa-masa awal kehamilan seperti ini, hormonnya tidak stabil. Kamu harus lebih sabar lagi, Riko.""Insyaa Allah, aku akan ingat nasihatmu. Baiklah, kalau begitu kami permisi dulu."Riko dan Naila berjalan menelusuri l
Read more
Naila marah
"Apa kalian berdua sudah bikin janji untuk bertemu tanpa sepengetahuanku, Naila?" Riko langsung memberikan pertanyaan pada Naila yang berdiri menyambutnya di ruang tamu. "Apa maksudmu, Mas?" Naila tak terima dengan tuduhan Riko padanya. "Jangan pura-pura, aku baru saja melihatmu bicara dengan temanmu yang sok ganteng itu!" teriak Riko yang sudah dikuasai emosi karena cemburu. "Astaghfirullah, aku nggak sengaja bertemu dengannya, Mas," jawab Naila yang tak mengira suaminya bisa semarah itu. "Kenapa selalu tak sengaja? Padahal jarak rumah dan restorannya jauh dari perumahan tempat tinggal kita." Riko semakin tak bisa mengendalikan emosinya. Api cemburu telah menutup mata hatinya. "Aku nggak tahu, Mas. Aku hanya berniat membeli es teler dan sewaktu mau pulang dia sudah di situ, aku sama sekali tak ada niat ketemuan sama dia." Naila berusaha menjelaskan dengan sabar, tak ingin memperkeruh suasana. "Aku 'kan sudah bila
Read more
Kedatangan Bisma
"Cari sampai ketemu atau aku nggak akan mau maafin kamu, Mas!""Astaghfirullah ... minta yang lainnya, ya, Sayang? Apa aja ... yang penting jangan yang itu. Aku bingung mau cari di mana?" Riko mencoba merayu istrinya yang sedang marah. "Nggak mau! Pokoknya aku mau lihat undangan pernikahannya Eva!" sahut Naila tak mau kalah. "Baiklah, tapi besok, ya, Sayang. Aku akan cari di kantor, sepertinya aku simpan di laci meja kerjaku. Aku janji besok aku bawakan undangannya." Riko akhirnya mengalah dan berharap undangan itu belum dibuangnya. "Janji, ya?""Insyaa Allah, begitu undangannya ketemu, aku langsung pulang." "Oke ... awas kalau bohong! Ya, sudah, aku mau tidur. Jangan ganggu aku!" "Sayang ... kok begitu?""Aku ngantuk!"Riko hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Naila yang di depannya bukan lagi Naila yang biasanya. Dia pun teringat pesan Hanna, agar lebih bersabar karena hormon wanita yang hamil muda akan mempengaruhi jiwanya
Read more
Rony mulai mencari kebenaran
"Bagaimana, Bisma?" "Maaf, Pak Riko, kebetulan saya sedang terburu-buru. Terima kasih tawarannya, mungkin lain kali saya akan menerimanya," jawab Bisma sambil tersenyum. Bisma sebenarnya sangat ingin menerima tawaran Riko, tetapi waktunya tidak tepat. Dia sudah ada janji dengan salah satu teman bisnisnya. "Baiklah ... terima kasih juga telah mengembalikan dompet istri saya," sahut Riko. "Naila, aku pamit, ya. Lain kali hati-hati, jangan ceroboh lagi," kata Bisma pada Naila. Ucapan Bisma sangat lembut dan penuh perhatian, membuat Riko tak suka tapi berusaha menyembunyikan perasaannya. "Iya, sekali lagi terima kasih," balas Naila. Setelah berjabat tangan dengan Riko dan mengucap salam, Bisma pun pulang. Riko tersenyum, dalam hatinya merasa senang karena Bisma menolak tawarannya. "Tumben tadi nawarin Bisma makan malam di sini, Mas," kata Naila yang masih tak percaya. "Hemm ... katanya nggak boleh marah
Read more
Ancaman Yakub
"Sabar, Mas Yakub. Silakan duduk dulu atau kita masuk ke dalam mushola saja." Pak Hasyim berusaha menenangkan Yakub yang emosi. "Maaf, Pak Hasyim ... saya nggak suka dengan orang ini! Jangan sampai kampung kita yang aman dan nyaman, terkontaminasi bajingan seperti dia!" Yakub berkata seraya mencengkeram kerah baju Rony. Pak Hasyim segera menarik tangan Yakub agar melepaskan cengkeramannya. Rony hanya diam dan tak mau melawan. "Astaghfirullah ... tolong lepaskan, jangan seperti ini. Mas Rony hanya belajar mengaji di sini." "Saya nggak percaya, Pak. Dia pasti ada niat jahat yang disembunyikan," kata Yakub tak terima. Setelah berhasil menjauhkan Yakub dari Rony, Pak Hasyim memberikan nasihat pada Yakub. "Mas Yakub, Mas Rony sudah dua bulan belajar mengaji di sini dan selama ini tidak pernah membuat masalah. Malah dia banyak memberi sumbangan untuk pembangunan mushola kita.Tolong hargai orang yang sedang berniat baik, Mas," ucap Pak Hasyim yang semakin membuat Ya
Read more
Kaki Rony terkilir
Bruukk!! Rony pun jatuh dan tertimpa motor maticnya. Yakub tertawa melihat laki-laki yang dibencinya meringis kesakitan. Dia berlalu bersama motor sportnya meninggalkan Rony begitu saja. "Astaghfirullah ...."Rony hanya bisa mengucap istighfar. Dia pun mencoba berdiri tapi kakinya terasa sakit saat digerakkan. Dia segera mengambil ponselnya di saku jaket yang dipakainya dan menghubungi Riko agar menjemputnya. Bersyukur panggilannya langsung mendapat jawaban. "Assalamu'alaikum, Kak. Tumben nih, malam-malam telepon. Kak Rony baik-baik saja 'kan?" tanya Riko. "Wa'alaikumussalam ... sayangnya aku sedang tidak baik, Riko. Maaf kalau kali ini aku merepotkanmu. Tolong jemput aku di Kampung Kelapa di pinggir kota. Aku ... terjatuh dari motor dan kakiku sakit kalau digerakkan. Aku juga sendirian, bingung mau minta tolong siapa," jawab Rony memberi penjelasan pada adiknya. "Innalillahi ... baiklah, Kak. Kebetulan aku juga masih d
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status