All Chapters of Suami Tampan Istri Tak Rupawan: Chapter 1 - Chapter 10
75 Chapters
Hinaan wanita tak dikenal
"Kamu itu nggak pantas tahu nggak jadi istrinya Pak Riko. Lihat saja wajahmu, nggak ada cantik-cantiknya! Ngaca sana!""Iya, nggak pantas. Lebih pantasan kita-kita. Lebih modis dan nggak kampungan kayak kamu!"Naila hanya diam menundukkan wajahnya. Dia tak menjawab bahkan tak terlihat marah mendengar wanita yang baru dikenal menghinanya. Beberapa minggu ini sudah seringkali orang berkata demikian padanya. Naila berusaha kebal dengan ucapan mereka semua."Heii, sudah jelek, budeg lagi. Apa kamu bisu juga?"Naila pun melangkah pergi meninggalkan dua wanita yang masih terlihat marah dengannya. Dibiarkan wanita itu berteriak padanya. Bahkan sudah banyak orang yang berkerumun melihat tontonan gratis akibat teriakannya. Naila tak mau dirinya menjadi bagian dari drama yang dibuat wanita yang sama sekali tak dikenalnya.Menelusuri jalan pertokoan, Naila tak menghiraukan tatapan mereka. Naila pun menuju tempat parkir, melajukan motor maticnya pulang k
Read more
Riko yang penuh cinta
 "Mas, apakah kita sebaiknya bercerai saja?" Riko bangun dari posisi tidurnya. Memandang tajam wanita di depannya. Naila pun menutupi wajahnya dengan selimut, takut dengan sorot mata suaminya. "Astaghfirullah ... 'Siapa saja perempuan yang meminta (menuntut) cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan maka diharamkan bau surga atas perempuan tersebut.' Kamu tahu, bukan? Tolong, berhentilah bicara yang tidak-tidak." Riko berdiri, berjalan keluar kamar menuju dapur dan membuka kulkas. Mengambil segelas air putih lalu meminumnya hingga tandas. Membuat dingin hati dan pikirannya yang sempat panas. Berjalan ke depan, keluar paga
Read more
Tamu tak ada akhlak
 "Riko ada? Kamu ini siapa? Pembantu baru, ya?" Di hadapannya, berdiri seorang wanita cantik, bertubuh tinggi dan seksi. Kulit putih mulus dan terlihat sangat terawat. Memakai dress warna ungu muda selutut, kaca mata hitam, dan sepatu high heels yang menambah kesan elegan. Sedan mewah berwarna merah menyala terparkir di depan rumahnya. "Hemm ... maaf, Mbak. Saya Naila, istrinya Mas Riko." Naila mencoba ramah pada tamunya yang menatapnya dengan pandangan yang merendahkan. "Ternyata benar Riko sudah menikah. Berita yang sedang viral itu bukan hanya gosip. Dan sekarang aku benar-benar membuktikan kebenarannya." 
Read more
Kedatangan Rony
 Naila ambruk. Dia pun pingsan karena sakit yang tertahan. "Naila!" Riko yang baru datang, langsung berlari menghampiri istrinya. Menggendong Naila dan segera membawanya ke dalam kamar. Merebahkan tubuh mungil istrinya dengan perlahan, lalu berjalan ke arah ruang tamu. Clara menyambut Riko dengan senyum manisnya. Namun, Riko sama sekali tak menggubris mantan kekasihnya itu. Ditariknya dengan kasar lengan Clara, lalu dipaksa keluar dari rumah. "Pergi! Jangan ganggu kami! Kita sudah tak ada hubungan apa-apa lagi. Jangan berbuat macam-macam pada istriku." Sorot mata Riko menandakan kemarahan. Nyali
Read more
Sebuah rencana
Tak mau berdebat, Riko meninggalkan mereka berdua yang tersenyum licik ke arahnya. Setelah melewati ruang tamu, Riko berhenti dan berbalik arah lagi ke arah mereka. Berbicara pada kakaknya dengan penuh penekanan, mencoba menghilangkan rasa marah dan gelisah."Aku nggak tahu apa maksud kedatangan kalian ke sini. Tapi aku mohon, jangan ganggu istriku. Kalian silakan istirahat di kamar tamu. Tak perlu aku antar, kalian pasti tahu di mana tempatnya. Aku beri kalian waktu dua hari menginap di sini, setelah itu tolong keluar dari rumahku."Rony berjalan mendekati adiknya. Dua orang berwajah tampan dengan postur tubuh yang hampir sama saling berhadapan. Dengan nada yang merendahkan, Rony mengatakan sesuatu yang membuat Riko naik darah."Istrimu? Istrimu yang jelek itu? Tak ada lagikah wanita cantik di dunia ini sampai kamu memilih seorang pelayan restoran menjadi istrimu? Dan ini ... rumahmu? Ini rumah peninggalan orangtua kita. Aku masih ber--.""Jangan b
Read more
Tamu tak punya adab
"Mas, kenapa pintunya dikunci?" Naila merasa heran dengan tingkah suaminya yang dari tadi hanya di kamar saja. Bahkan saat dirinya ingin keluar, ternyata pintu kamarnya terkunci dan kuncinya entah ke mana. Riko yang sedang fokus dengan ponselnya terkejut dengan pertanyaan istrinya. Dirinya tak sadar kalau Naila sudah berdiri di depan pintu dan akan membukanya. "Sini, Sayang. Aku akan menjelaskan dulu sebelum kamu keluar kamar. Aku ingin kamu mengetahui sesuatu dan aku harap kamu mematuhi semua yang aku katakan padamu."  Riko meminta istrinya mendekat dan duduk di sampingnya. Naila yang merasa heran hanya bisa mengikuti perintah suaminya. Riko memegang lembut tangan istrinya lalu mencium keningnya. Menghirup napas panjang, membuangnya secara perlahan, agar pikirannya tenang. "Naila, kita kedatangan tamu, kakakku dan istrinya. Namanya Rony dan Vella, barangkali saja aku lupa memberitahumu nama mereka. Maaf kalau aku tak pernah menceritakan apa pun soal kak
Read more
Naila vs Vella
Setelah sholat subuh berjama'ah, Riko mendekati istrinya yang sudah terlihat cerah, tak pucat lagi. Naila memakai gamis dan jilbab panjangnya karena di rumah ada kakak iparnya. Naila adalah perempuan desa yang taat agama."Bagaimana kabarnya istriku hari ini, sudah sehatkah? Hari ini aku antar belanja, ya? Untuk sarapan kita beli saja, masaknya nanti siang," kata Riko yang masih berdiri memandang istrinya. "Alhamdulillah, aku merasa sangat sehat. Terserah kamu saja, Mas jadi cuti hari ini?" tanya Naila sambil menyapukan bedak tipis di wajahnya."Iya, aku sudah telepon atasanku kemarin. Aku ingin menyelesaikan urusanku dengan Kak Rony. Cuti dua hari ditambah sabtu minggu libur, semoga empat hari sudah cukup untuk menyelesaikan semua urusan dengan mereka. Bahkan aku kemarin hanya memberi mereka waktu dua hari saja tinggal di sini. Ah, kenapa aku selemah ini? Kenapa aku selalu tak tega?" ucap Riko sambil mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang. Nail
Read more
Kesepakatan Riko dan Rony
  "Ah, sudahlah, aku capek ngomong sama kamu. Dasar perempuan udik, dikasih tahu yang bener malah ngeyel. Terserahlah, aku mau ke kamar saja. Pusing tahu dengar suaramu." Vella dengan rasa kesal meninggalkan Naila yang tersenyum penuh kemenangan.   "Kasihan ... apa zaman sekarang wanita cantik sifatnya seperti Vella dan Clara? Ya Allah, semoga kalau suatu saat aku jadi cantik, aku nggak seperti mereka. Eh, emang aku bisa cantik, ya? Ah, rasanya pikiranku agak oleng nih gara-gara mereka. Sudahlah, aku mau memasak saja daripada mikirin yang nggak jelas. Bisa-bisa stress aku kalau terus-terusan ketemu sama orang-orang seperti mereka. Ribet banget jadi orang cantik, mendingan biasa saja asalkan bahagia."   Naila berkata sendiri sambil berjalan menuju kulkas mengambil bahan masakan. Beraktivitas di dapur favoritnya, membuat Naila tak lagi memikirkan percakapan dirinya dan Vella. Naila sangat yakin da
Read more
Cemburu
 Riko beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan ruang perpustakaan. Rony pun mengikutinya dan berjalan menuju kamarnya. Riko tak sabar ingin melihat keadaan Naila, dia takut Vella menyakiti hati istrinya. Namun, rasa khawatir pun hilang seketika, melihat Naila sedang memasak di dapur, dengan wajah yang ceria. "Sayang, masak apa? Hemm ... baunya harum, aku jadi lapar lagi." Riko mendekat dan langsung mencium pipi istrinya. "Nanti gendut lhoo kalau makan terus. Ini buat makan siang, Mas. Aku masakin tumis kangkung dan ayam kecap kesukaanmu, sebagai tanda terima kasih karena kemarin kamu sudah merawatku," ucap Naila pada Riko yang tersenyum padanya. Naila bersyukur keadaan suaminya setelah bicara dengan kakaknya terlihat baik-baik saja. "Aku jadi makin sayang kalau gini. Sini, aku bantuin cuci piring, biar kamu nggak kecapekan." Riko pun dengan cekatan memberesk
Read more
Vella tak terima
 Rony mendekati Riko yang masih bingung dengan semua yang baru saja terjadi. Bahkan sekarang kakaknya memeluk erat dirinya. Tak lama dia pun mendengar suara isak tangis yang tertahan. Terasa bahu laki-laki yang memeluknya terguncang. Rony menangis? Rony minta maaf? Rony bilang terima kasih? Apa yang sebenarnya terjadi? Naila terdiam, bergeming di tempatnya. Dia sendiri masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada kakak ipar dan istrinya. Sementara Vella hanya tersenyum sinis sambil memandang Naila. Vella sangat yakin semua ini hanya rekayasa suaminya, salah satu bagian dari sebuah rencana. "Riko, maafkan aku. Terima kasih sudah menolongku. Aku akan pergi ke rumah yang kamu tawarkan sakarang. Semakin cepat mungkin semakin baik bagi kita semua." Rony berbicara dengan Riko yang masih memandangnya tak percaya. "Kak, aku tidak mengusirmu. Tinggallah di sini beberapa hari, aku akan mengantar kalian hari minggu pagi," ucap Riko yan
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status