All Chapters of Wanita Yang Dicintai Suamiku: Chapter 71 - Chapter 80
169 Chapters
Bab 71
Ku pacu mobilku menuju ke arah selatan Jakarta, tempat dimana rumah keluarga Kania berada. Besar harapanku agar ibunya bisa membantuku menyadarkan putrinya untuk mengembalikan Mas Bayu.Drrtttt. Ponselku kembali bergetar. Kuputuskan untuk berhenti sebentar, saat baru saja berbelok masuk ke dalam komplek perumahan mewah ini.Mas Reyhan?Aku mengerutkan kening. Saat kutahu nama penelepon itu ternyata adalah Mas Reyhan. Ada apa gerangan ia menelponku? ***Tak ingin membuang waktu, dengan cepat aku menggeser gambar telepon hijau ini dan langsung menjawab panggilannya. Mungkin ada informasi yang ingin ia sampaikan padaku. [Halo][ Alina, aku ada dibelakangmu, bisa kau berhenti sebentar?]"Mas Reyhan ada di sini?" Batinku bertanya. Segera saja aku menoleh kebelakang memastikan ucapannya. Tampak jelas dibelakangku, sebuah mobil sedan berwarna hitam sedang mengekor dibelakang. Aku kembali menatap layar ponselku lalu memberikan jawabannya.[Ba
Read more
Bab 72
Aku mengulas senyum tipis padanya. Tak lama pelayan itu pun pamit pergi, kini hanya tinggal kami bertiga saja di ruangan ini."Maaf, ada perlu apa ya dengan mama?" Tanya gadis itu padaku."Dimana Kania? Katakan dimana wanita ular itu berada?" Cecar Bu Maryam padanya.***Gadis itu menghentikan aktivitasnya bermain ponsel. Ia menatapku dan Bu Maryam secara bergantian, dengan tatapan penuh tanya."Mbak Kania dari kemarin belum pulang kesini ...," jawabnya."Lalu, ada dimana dia?" Aku memotong cepat ucapannya."Maaf ...!" Seseorang datang menyela, membuatku langsung menoleh. Kulihat Bu Maryam langsung berdiri dengan kasar, dengan sorot matanya yang menyeringai.Seorang wanita, dengan pakaian semi formal lengkap dengan sepatu setinggi lima centimeter yang dipakainya itu melihat kami dengan tatapan tanya. Aroma parfumnya yang lembut tercium dari tubuhnya, Dilihat dari penampilannya, sepertinya beliau ingin bepergian keluar rumah.Wajah keibuan nam
Read more
Bab 73
"Maafkan anakku, Bu Maryam, Mbak Alina. Sungguh, aku tak pernah menyangka Kania bisa bertindak senekat ini."Mata Bu Delia memandang foto diri Kania yang tergantung di dinding ruangan ini. Sesekali ia tampak memejamkan mata, seolah memanggil kembali ingatan masa lalunya. Tak lama, ia membuka kisah masa lalu Kania, kisah dimana semua gangguan psikologisnya berawal.***"Sejak kecil, Kania sangat dekat dengan Alm. Papanya. Bahkan, saat tidurpun dia juga ingin ditemani papanya. Hubungan mereka berdua sangat akrab. Apapun keinginannya selalu di kabulkan oleh Alm. Papanya. Namun, sejak kecelakaan yang menewaskan papanya, Kania merasa sangat terpukul dan kehilangan. Ia jadi sering diam dan lebih suka menyendiri.""Kecelakaan itu terjadi saat usia Kania masih sepuluh tahun. Kematian papanya membawa dampak besar bagi Kania. Tak hanya dirumah, Kania juga menutup diri di sekolahnya. Beberapa temannya sering mengeluh jika Kania tak suka di dekati ataupun diajak bermain den
Read more
Bab 74
"Tentu saja, sejak awal anakmu itu yang tak tahu malu. Tunangan sahabatnya sendiri saja direbut." Cepat Bu Maryam memotong."Bu, tolong tenanglah dulu," pintaku memohon.Bu Maryam menggangguk pelan. Bahunya masih terlihat sedikit bergetar karena meluapkan amarah dan kekesalannya. Aku menoleh dan kembali menatap Bu Delia. Memintanya meneruskan kembali kisah masa lalu Kania."Lalu, disaat itulah Kania mengenal Mas Bayu. Apa begitu Bu Delia?" Aku mendesaknya.***Ia mengangguk. Membenarkan pernyataanku. "Iya, itu benar. Mbak Alina.""Kania dan Bayu berkenalan disaat pertunangannya dengan Arif sudah berjalan beberapa bulan. Aku sebenarnya tidak mengetahuinya, karena aku yakin Kania tidak akan mengkhianati Arif, karena ia sendiri yang memaksa Arif agar menerima dirinya sebagai pengganti Jeni. Tapi, aku salah. Ternyata yang dibutuhkan Kania adalah perhatian seseorang. Dan itu yang ia dapatkan dari Bayu, suamimu. Mbak Alina."Bu Delia diam sejenak, dadaku k
Read more
Bab 75
Ucapan Keysa sontak langsung mengalihkan perhatianku, tak terkecuali Mas Reyhan, yang sekilas kulihat langsung menoleh. Aku tak salah dengar, Keysa bilang jika Kania membeli sebuah rumah. Apakah itu artinya rumah itu dipersiapkan untuk dirinya dan ....Ah, tidak. Aku tak boleh berprasangka buruk. Aku yakin Mas Bayu tidak akan mengkhianati cintaku untuk kedua kalinya. Segera ku tatap wajah Keysa lalu mencecarnya dengan pertanyaan."Katakan padaku ada dimana rumah itu?"****Aku menatap Keysa tanpa berkedip. Benarkah yang dikatakannya? Sadar akan pandanganku, gadis itu segera memalingkan wajahnya. Mungkin ia merasa tidak nyaman.Sebuah rumah yang ...? Ah tidak, semoga tidak seperti apa yang saat ini kubayangkan. Tak akan kubiarkan Kania melakukan hal seperti itu. Aku tak akan membiarkan wanita itu mendapatkan keinginannya kali ini. Kulihat Bu Maryam masih tenang, meski ia menatap Keysa dengan tatapan penuh tanya.Bu Delia juga melakukan hal yang sama seper
Read more
Bab 76
"Mas Bayu, apa kau tahu. Betapa takut dan gugupnya aku sekarang, ketika mendengar Kania telah membeli sebuah rumah? aku mulai memikirkan jika ia sengaja membeli rumah itu dan merencanakan ini semua agar kelak bisa hidup bersama denganmu.""Semoga saja kau mampu mempertahankan janji dan perkataanmu padaku. Semoga saja kau tidak terpengaruh dengan semua tipu daya Kania. Wanita yang dulu pernah sangat kau cintai itu," aku bergumam lirih.****Jalanan ibukota ini masih sama setiap harinya, tidak ada berubah, kerumunan kendaraan bermotor lalu lintas bebas terlihat. Ada rasa bosan karena terlalu lama menghabiskan waktu yang terbuang percuma.pandangan mataku masih fokus kedepan. dengan kedua tangan masih diatas kemudi. beberapa kali terdengar suara klakson mobil dari pengemudi yang kesal dan tak sabar menunggu kemacetan.Aku melirik sekeliling, melihat beberapa pengendara sepeda motor yang menyelip. bahkan ada diantara mereka juga terpaksa berhenti karena tak ada
Read more
Bab 77
Sebuah motor tiba tiba melintas, segera aku menoleh untuk melihat siapa yang datang. Tangan Mbak Lisa langsung menutup mulutku ketika kulihat sosok yang ada dibalik helm itu adalah Kania."Tenanglah Alina."Melihat wajah Kania, emosiku tiba tiba tersulut, amarah yang sejak kemarin tertahan kini sudah mencapai puncaknya. Aku tak mampu lagi untuk menahannya. Tanpa sengaja ku kibaskan tanganku kearah Mbak Lisa, melepaskan tangannya dari mulutku, dan berniat secepatnya menghampiri Kania disana.****PoV. Bayu.Perlahan, aku membuka mata, dan mengerjab beberapa kali, tampak ruangan yang sangat asing bagiku. Kusapu pandangan ke setiap inchi ruangan ini, tetap saja aku tak mengenal tempat ini. Sengaja kupijat kepalaku karena terasa begitu pusing. Hingga butuh beberapa detik bagiku untuk menyadari dimana aku berada saat ini.Aku mencoba bangkit dari tidurku, berusaha mengingat apa yang sebenarnya sedang terjadi padaku sebelumnya. Mataku masih terus memindai kama
Read more
Bab 78
Aku memang bodoh, hingga perlu bertahun tahun bagiku untuk mengerti alasan ibu yang tidak pernah mau menyetujui pernikahanku dengan Kania. Dan sekarang, aku mengetahui semuanya. Ibu benar, tak ada wanita yang sebaik Alina."Ya tuhan tolong bantu aku, berilah petunjuk dan jalan keluar dari masalah ini."Aku kembali mencoba membuka pintu ini. Sayang, pintu ini terlalu kokoh untuk bisa kubuka paksa. Satu satunya yang bisa kulakukan adalah menunggu. Menunggu Kania datang untuk membuka pintunya, dan menunggu wanita itu menjelaskan semuanya.****"Alina ...!""Tunggu, Alina. Tolong jangan bertindak gegabah." Seru Mbak Lisa."Maaf, mbak. Aku tak bisa lagi menunggu.""Tidak, Alina. Bersabarlah sebentar lagi. Kita lihat dulu situasinya. Bukan tidak mungkin, akan banyak penjaga disini. Jangan Sampai kita celaka disini." Bujuk Mbak Lisa."Pikirkan putrimu. Jika terjadi sesuatu padamu, bagaimana dengan putrimu!" Perkataan terakhir Mbak Lisa akhirnya mem
Read more
Bab 79
"Alina. Kumohon kendalikan dirimu. Emosi tidak akan membuat masalahnya segera berakhir. Jangan sampai kau mencelakai dirimu sendiri, apalagi akan membuatmu berakhir dipenjara."Aku sudah tak mampu menahannya lagi, mbak. Wanita tak tahu malu ini benar benar sudah menguji kesabaranku selama ini. Sudah waktunya ular betina ini mendapat hukuman dari semua perbuatannya." ujarku sambil mengarahkan telunjukku pada Kania.***Aku sudah benar benar emosi, jika saja tangan Mbak Lisa tidak menahanku, mungkin sudah kupukul wanita licik itu dengan potongan kayu tadi. Aku memalingkan wajahku, berusaha kembali meredam amarahku.Kupejamkan mata sejenak sambil berusaha untuk menahan amarahku. Namun, sepertinya Kania memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali membalas ucapanku. "Apa kau baru saja mengejekku, Alina?" Matanya melirik tajam, seolah menghujam tajam."Dimana Mas Bayu!? Cepat katakan padaku, Kania! Dimana dia?" Bentakku keras mengulang kembali bertanya padanya."Tak perlu mencarinya. Mas Bay
Read more
Bab 80
"Apa kau kubayar hanya untuk berdiri dan menonton semua ini, hah?" Hardik Kania pada pria yang berdiri dibelakangnya."Maaf Bu."Jawab pria bertubuh kekar itu lalu mengangguk, lalu melangkah maju beberapa langkah, matanya kini menatapku nyalang. Angin dingin kembali berhembus, membuat tubuhku tiba tiba kaku. Tinggal beberapa langkah lagi ia akan sampai padaku. Masih bisa kurasakan pandangan mata Kania yang kembali melirik tajam padaku. Tatapan sinis sertai dengan seringai jahat di wajahnya. Untuk beberapa saat aku gugup, membayangkan apa yang bisa pria itu lakukan padaku.Aku masih berdiri terpaku, aku diam dengan jantung yang berdegup kencang, aliran darahku seakan berhenti mengalir, Aku yakin wajahku kini mulai pucat. Entah mengapa wajah Diyara kini melintas dibenakku.***Wajah pria itu nampak sinis melirik padaku. Kukepal erat tanganku demi mencoba menyembunyikan rasa gugup ini. Aku melihat Mbak Lisa yang tampak tenang seakan menyambut kedatangan pria itu, membuatku semakin cemas
Read more
PREV
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status