All Chapters of Malam Pertama Dengan Kakak Ipar : Chapter 31 - Chapter 40
124 Chapters
31
"Dari siapa sih, Sayang?" tanya Arka menatap istrinya."Apa yang harus aku lakukan," batin Mona berseru sambil mencengkram handphonenya."Sayang," panggil Arka membuat Mona tersentak kaget."Anu ... Mas, ini ada pesan dari." Mona memilih tak mengucapkannya, memutuskan langsung menyodorkan handphone pada Arka. "Dinda," gumam Arka saat melihat barisan huruf yang merangkai menjadi kata. "Iya, Mas. Dia chat aku, aku harus gimana, Mas?" tanya Mona pelan, ia sungguh bingung."Untuk apa uang sebanyak itu, dia, kan, sudah mengambil hartaku," seru Arka memikirkan apa alasan mantan istrinya yang sekarang berstatus kakak ipar. "Gak tau, Mas. Itu terserah, Mas. Mas mau bawa kasus Kak Dinda ke kantor polisi silahkan, aku tau perbuatan Ka Dinda salah," ujar Mona dibalas anggukan Arka."Mumpung ada nomor Ka Dinda, bisa dilacak," lanjut Mona lagi membuat Arka gemas lalu mengacak-acak rambut istrinya."Mas sayang k
Read more
32
"Gak osah teriak-teriak kali, norak bangat! Sebentar gue ambil uangnya," seru Dinda kesal lalu mengeluarkan uang di tas dan memberikan ke tangan wanita itu."Nih! Gue bayar lunas, udah lo sono pergi. Makasih dah di kasih minjem, gue tau lo mau mempermalukan gue, kan," sinis Dinda membuat wanita itu mencebik kesal lalu menghentakan kaki melangkah pergi."Hey, Din," sapa Sinta yang berada di kiri kontrakan Dinda. Dinda menatap malas Sinta, ia memilih masuk ke kontrakan tidak memperdulikan wanita itu. Sedangkan Sinta memandang kesal kepergian Dinda. Dia berniat meminta uang karena tetangganya itu seperti memiliki banyak cuan sekarang. Dengan menghentakan kaki kesal, Sinta langsung ke kontrakan yang di tempati janda tersebut.*** Waktu berlalu begitu cepat, Dinda terus meminta dikirimkan uang saat dia butuh. Sedangkan Mona terus mengirimnya setelah diizinkan Arka. Arka sudah tahu kenapa Dinda memeras Mona dan Arka merasa iba saat tau p
Read more
33
Arka segera membantu Mona mengganti pakaian. Wanita itu sudah tak malu-malu lagi karena sudah tak sanggup memakai pakaian sebab perut sudah besar. Selesai menolong sang istri, Arka langsung keluar dan menatap kesal ke arah dua orang masih berada di kediaman sehabis membikin kekacauan."Lo gak tau malu banget sih, pergi sana dari rumah gue! Jangan injakan kaki ke sini lagi," usir Arka menatap murka pada Hana."Ma-Mas ... Hana gak maksud nyiram Mona," cicit Hana pelan, jemarinya saling memilin karena takut melihat sorot mata Arka."Iya gak maksud, cuma memang lo rencanain. Cepat pergi dari rumah gue!" bentak Arka menunjukan pintu keluar, wajah Hana sudah sendu dan mata berkaca-kaca."Ka ... sudahlah, Mona juga gak papa ini, kan," ujar Adzkia membuat Arka mendengkus kesal lalu memilih melangkah pergi menuju kamar."Terus kalau Mona kenapa-kenapa dia mau tanggung jawab Mah, udahlah Mah. Jangan belain dia terus, besar kepala nanti," tutur Ark
Read more
34
Mata Adzkia membulat sempurna lalu bergegas bangkit merebut ponsel Arka. "JANGAN! Jangan beli tiket pesawat, Arka tidak akan ke mana-mana, awas kalau beli tiket pesawat," ancam Adzkia lalu mematikan sambungan telepon itu."Mama ...," tegur Arka kesal lalu hendak meraih handphonenya tetapi di sembunyikan oleh Adzkia yang terus menggeleng."Mama mau berubah, tolong jangan pergi," pinta Adzkia dengan suara lirih menatap sendu anak semata wayangnya." Tapi kalau Mama melukai hati istriku lagi, maaf ... mendingan kalian tak saling bertemu saja bukan, caranya ya itu, kami akan pergi ke luar negeri yang tak akan ku sebutkan di mana," tutur Arka pelan dibalas gelengan lemah Adzkia."Mama janji bakal menerima Mona," kata Adzkia menggenggam jemari menantunya membuat Mona menoleh."Tolong ... bilang sama Arka, jangan tinggalin Mama, Mama sudah tua, Mon," ujar Adzkia menatap memohon pada menantunya, Mona mencerna semua perkataan sang mertua lalu men
Read more
35
Gosip tentang Susan yang menjadi istri simpanan tersebar luas. Istri sah, suami Susan datang ke rumahnya untuk memberikan pelajaran. Banyak orang yang membicarakan wanita itu bahkan menjauh karena takut laki mereka diincar. "Itu Susan, ayo mendingan kita cepet-cepet belanjanya," seru Ibu-Ibu saat mereka tengah memilih sayur di kang sayur keliling."Iya Bu, Ibu. Ayo cepat! Bisa-bisa istri saya mengamuk kalau tau Mbak Susan beli sayur di saya," ujar Kang sayur dibalas anggukan para perempuan itu lalu segera pergi membuat Susan berhenti mendekat."Haduh ... kalau bukan karena bahan makanan udah habis, gue gak mau keluar sampe gosip itu mereda," gumam Susan pelan saat melihat para emak-emak menjauh saat ada keberadaannya."Mang berhenti ...," teriak Susan membuat semua orang yang mendengar langsung menoleh ke arahnya, kang sayur yang dipanggil berusaha lari begitu cepat dan berhenti saat Susan memegang gerobaknya."Haduh Mang, saya panggilin
Read more
36
Seorang wanita tengah menunggu di depan kediaman Arka. Seperti pemilik rumah sedang pergi. Perempuan itu menunggu di warung yang beberapa rumah dari tempat tinggal Arka . Suara deru mobil yang ia kenal membuat Dinda lekas menoleh dan segera membayar makanan dan minuman di santap olehnya. "Massss!" teriak Dinda seraya menarik koper untuk mendekati mobil itu saat melihat lelaki itu keluar dari kendaraan roda empat tersebut."Aku kangen!" pekik Dinda memeluk tubuh Arka, membuat lelaki itu terkejut.Mona yang melihat membulatkan netranya, lalu keluar melepaskan pelukkan mereka. Arka yang memandang manik mata sang istri tengah berkaca-kaca lekas menarik Mona dalam dekapan. Dinda tampak terkejut melihat perut adiknya buncit, mulut wanita itu menganga cepat ia tutup dengan telapak tangan."Mona! Kamu lagi hamil? Kenapa tidak kasih tau Kakak, mana suamimu. Ayo kenalin sama Kakak," ujar Dinda memeluk adiknya tetapi tidak di respon Mona. "Kamu
Read more
37
"Jangan terlalu baik pada siapapun, Sayang. Nanti kamu bisa dimanfaatkan, cukup sewajarnya saja. Sifat manusia itu abu-abu," nasehat Arka saat menarik lengan Mona agar duduk di kursi dan lelaki itu tengah menyeduhkan susu ibu hamil."Tapi dia Kakakku, Mas," celetuk Mona pelan, wanita itu menyandarkan punggungnya karena rasa lelah menghampiri. "Tapi tetap, dia itu manusia Mon. Hati dia gak bisa ditebak, coba kamu pikirkan! Dia pergi dengan alasan yang sangat anu, sekarang dia datang seperti tidak melakukan kesalahan apapun. Bahkan dia saat pergi membuatmu seperti tumbal akibat perbuatannya," ujar Arka membuat Mona terdiam."Eh, sudah. Mendingan kamu pikirin anak kita saja, jangan stress cuma karena dia," seru Arka menasehati istrinya, Mona hanya mengangguk sebagai jawaban.Sedangkan keadaan di luar, Dinda masih menangis sambil duduk di tanah. Ia tak mengira ini akan terjadi, dia sulit mengakui bahwa ini salahnya. Bergegas bangkit membawa koper, ta
Read more
38
Pagi tiba Arka langsung pergi karena ingin cepat menyelesaikan urusannya, Adzkia meminta supir segera memanaskan mobil. Baru saja mereka hendak berangkat ke bidan, Dinda tiba-tiba mencegat di gerbang membuat yang mengemudi lekas mengrem bahkan Adzkia terkejut melihat mantan menantu itu berada di kota ini. "Dinda," gumam Adzkia pelan, lalu melihat wanita itu mengetuk kaca mobil."Ada apa Ka? aduh, sakit ...." Mona membuka kaca mobil, dia langsung berbicara."Kamu kenapa Mon, dan mau ke mana?" tanya Dinda menatap Mona yang sesekali meringis."Sudah! Jangan banyak bertanya, nanti saja bertanyanya. Sekarang kamu ikut kami saja, cepat!" seru Adzkia karena tak tega melihat sang menantu terus meringis. "Ayo cepat Din! Jangan banyak berpikir, atau kami tinggal," ucap Adzkia kesal karena Dinda malah diam."Eh, Iya Mah," sahut Dinda lalu masuk ke mobil dan memakai sabuk pengaman."Aduh Mah ... ayo cepat kita ke Bidan, Mona juga
Read more
39
"Ayo, Dede kita mandi dulu," seru Shafa masuk ke ruangan lalu mulai menyiapkan perlengkapan untuk bayi.Mona memilih melihat dari brankar bagaimana cara memandikan anaknya tapi tidak mendekat karena miliknya masih terasa. Mengalihkan pikiran dari ucapan Dinda. Shafa terus memberitahu tahap merawat bayi dengan benar. Selesai itu, Arka juga memperhatikan langkah memakaikan pakaian pada sang buah hati. "Inget ya, Mon. Jangan pakaikan anakmu, bedak. Cukup baluri minyak telon saja. Jangan lupa ininya kamu pakaikan kasa," seru Shafa membuat Mona mengangguk, sedangkan Adzkia tengah merapikan barang-barang ke mobil. "Kita gak bakal nginep, Sayang. Kita langsung pulang sekarang," ujar Arka setelah selesai melihat sang anak dipakai pakaian oleh Shafa. "Semua sudah beres, Mon. nanti kamu datang ke sini untuk imunisasi anakmu ya, Mon. Kamu juga harus kontrol," tutur Shafa lalu memberikan bayi pada Adzkia yang masuk ke ruangan itu."Iya, Mbak. Maka
Read more
Extra part 1
Waktu berputar dengan cepat, kini usia Gaia, anak Arka dan Mona berusia tiga tahun. Gadis kecil itu sangat menggemas, kehidupan kedua sepasang suami istri tersebut semakin hangat kala kehadiran Gaia. Jam sudah menunjuk jam sebelas, sekarang Mona telah rapi berserta sang putri, dia lekas menggendong Gaia dan membawa masuk ke mobil. "Gaia, kita makan siang bareng sama Papa ya," kata Mona mengajak ngobrol sang anak, yang dibalas anggukan Gaia."Ayoo!" pekik Gaia senang, ia tersenyum dan berjoget senang. "Ayo Pak," ucap Mona memerintahkan supir untuk melaju.Arka memang mencari supir, untuk sang istri karna tak mau Mona pulang pergi naik kendaraan umum. Wanita itu memang memerintahkan untuk berhemat kala memiliki Gaia, Arka sempat marah. Dengan sombongnya lelaki itu berucap jika hartanya tak akan habis sampai tujuh turunan."Sudah sampai, Nona," tutur sang supir membuat Mona mengangguk, lalu keluar dari kendaraan roda empat tersebut."Mamang bisa pulang aja, saya mau pulang bareng Mas
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status