All Chapters of Taring Putih Dari Barat: Chapter 11 - Chapter 20
384 Chapters
11. Pemusnahan Bandit
Di markas para bandit. “Hey, apakah kalian tidak penasaran?” Seorang berikat kepala bertanya kepada kelompok bandit yang sedang bermain kartu. “Penasaran tentang apa?” jawab sosok di sebelah kiri. “Iya, apa yang kau penasaran kan ni?” tanya orang di kana menambahkan. “Aduh, emang ya kalian in tolol. Bukan kah pemimpin kita sedang mengamuk?” Menggelengkan kepalanya heran. “Ohhhh tentang itu. tenang aja, bos kita itu mengerikan.” Matanya melotot mencoba mengekspresikan kengerian. "Benar, julukannya saja si bengis penjagal kidal. Pasti dia akan membuat bencana di gunung.” Anggukan percaya diri terlihat dari sosok sebelah kiri. “Baiklah baiklah” membanting kartunya sembari berkata. “Aku menang!” teriak kegirangan. “Kau curang!” “Benar, kau sengaja mengalihkan perhatian kami.” raut kesal tergambarkan dari wajah kelompok itu. “Hahahaha” sosok yang membanting kartu tertawa meskipun masih ada jejak khawatir di matanya. *** Di area sungai yang tidak lagi berbentuk. Surya terapung d
Read more
12. Dalam Suasana Hati Yang bagus
Pagi yang cerah di markas bandit. Tampak sekelompok orang sedang melihat ke satu arah. wajah mereka disinari pantulan cahaya merah menyala ketika tanpa sengaja mereka terkena sedikit asap . mereka sedang melihat markas bandit yang sedang di lahap si jago merah yang dengan semangat berkobar di udara. Sosok Surya yang kini berubah menjadi harimau hanya bisa melihat itu dengan puas. Membawa pralaya di mulutnya Surya pun melangkah ringan meninggalkan tempat itu. Surya juga tidak lupa membawa beberapa emas di punggungnya. Mata berkaca kaca, serta senyum lebar di wajah para tahanan menjadi bukti betapa senangnya mereka. Orang-orang itu sudah menyerah untuk mencari kebebasan. Namun siapa sangka, hari yang baik ini akan menghampiri mereka tanpa pemberitahuan. Lautan api itu menjadi awal cerita tentang penjaga gunung! *** Di desa orang orang kini tengah heboh. “Benarkah rumor itu bahwa penjaga gunung telah menghabisi si bengis penjagal kidal?” “Benar, kalau tidak percaya coba caliak(l
Read more
13. Cahaya Harapan
Suatu sudut di sungai gunung agung, tampak sosok manusia harimau sedang mengangkat batu besar ke tepi sungai. Dengan desahan nafas puas, sosok itu pun berkata. “Ahhh, akhirnya selesai juga.” Melekatkan batu dengan gembira. Kini sungai yang pada awalnya tampak kacau sudah mulai terlihat seperti bentuk aslinya, meskipun ada beberapa hal yang terlihat tidak maksimal, seperti pohon yang masih kecil, maupun air yang masih keruh. Tapi tetap saja, seiring berjalannya waktu semua itu akan benar-benar Kembali seperti semula. Kegiatan perbaikan itu telah dilakukan Surya selama lebih dari sebulan. Selain dia bisa merasa tenang setelah memperbaiki semuanya. Kini dia juga sudah bisa mengontrol energi rimaunya dengan cukup baik. Pada awalnya dia hanya bisa mempertahankan perubahan manusia harimau selama 5 menit saja, namun kini dia bisa bertahan selama 20 menit. Setiap kali Surya berubah menjadi harimau biasa, dia akan duduk bersila untuk membuat energi di tubuhnya stabil Kembali. namun setiap
Read more
14. Tubuh Manusia Kembali
Di sebuah area gua yang biasanya lembab dan gelap, kini gua itu tiba-tiba dipenuhi cahaya terang yang tampak hangat. Seorang remaja laki-laki yang tampak kacau tiba-tiba terungkap Ketika cahaya menyilaukan itu padam. Sosok remaja kacau layaknya pengemis itu duduk dengan canggung. Rambutnya berwarna hitam ikal yang panjangnya tidak lebih dari sebahu, matanya berwarna coklat terang. Tubuhnya berotot tapi tidak berlebihan, lalu ada bekas sayatan pedang yang panjang di dada dan punggung. Sosok itupun tiba-tiba berdiri, melihat tangan kanan dan tangan kirinya. Sosok itu tampak tidak percaya. Dengan melihat kaki dan seluruh bagian tubuhnya, sosok itu pun mulai berteriak kegirangan. “Hahahaha, akhirnya tubuh manusia normal ku Kemba—” Tidak sampai sosok berantakan itu menyelesaikan perkataan. Tiba tiba cahaya putih sekali lagi memenuhi gua itu. Sosok pemuda kacau itu hilang di telan oleh silaunya cahaya putih. Ketika cahaya itu akhirnya mereda, bukan sosok pemuda itu lagi yang terlihat
Read more
15. Merawat Diri Setelah Lama
Di sungai gunung agung. tampak seorang lelaki berusia 18 tahun sedang berenang ringan membasuh tubuhnya dengan seksama. “Huuu, akhirnya hari ini aku bisa hidup secara normal.” Berenang ke tepi untuk menyudahi aktivitas main airnya. Setelah Surya sampai di pinggir sungai. Dia kemudian mengambil sebuah pedang besar yang tergeletak kotor di tanah. “Siapa sangka, pedang milik orang bodoh itu sangat berguna,” katanya cukup puas. Bagaimana mungkin pedang itu tidak berguna. Surya melakukan semua hal dasar menggunakan pedang besar itu. mulai dari menggali, memukul sesuatu, menebang pohon, dan lain lain. Dengan membelai bilah pedang yang kotor, Surya pun mulai membasuhnya dengan air. Surya menggosokkan segenggam tumbuhan yang dia dapat di sekitar area sungai. pedang itu Surya mandikan dengan teliti, mulai dari bilah yang lebar, hingga gagangnya yang cukup besar tampak memiliki ukiran yang rumit. Setelah beberapa waktu, akhirnya pedang itu pun selesai dimandikan. Meskipun sudah lebih baik
Read more
16. Ziarah
Di salah satu sudut area hutan gunung Agung. Tampak seekor harimau sedang menggigit sebuah kain besar berwarna hitam yang berhiaskan tepi berwarna emas. meskipun dia telah mendapat apa yang di inginkan, sosok itu Tidak lupa untuk membawa pedangnya yang tergeletak di salah satu sudut hutan itu dengan mulutnya. setelahnya harimau gendut itu mulai melihat ke satu arah. “Cih dasar gadis tak tahu malu, bagaimana bisa dia tersenyum Bahagia setelah mengambil emas yang bahkan tidak dia inginkan.” Mengejek jijik ke arah gadis itu. Memalingkan wajahnya ke arah kain yang kini dibawanya, Surya sedikit bersyukur dan senang. Kain itu sangat cocok dengan seleranya. “Huuu, setidaknya dia tidak memeberikan ku kain yang jelek.” Katanya dengan angkuh. Dengan itu, sosok harimau gendut itu pun mengaum sebelum melompat menuju satu tempat. “AUMM!” Langkah demi Langkah Surya lalui, kini langit tampak merah karena waktu sudah menunjukan jam 6 Sore. Melihat ke atas, Surya pun mempercepat jalanya. Setelah
Read more
17. Memutuskan
Di sebuah rumah makan yang ada di desa bawah gunung. Tampak seorang remaja dengan lahap menyantap makanannya. Sosok itu tampak sangat rakus, layaknya orang yang tidak pernah memakan apa-apa selama bertahun-tahun. “Lihat pemuda itu, dia sangat rakus!” kata seorang lelaki kepada temannya dengan suara pelan. “Benar, aku juga baru pertama kali melihat pemuda itu di desa kita. Apakah dia bandit?” tanya sosok itu cemas. “Tidak mungkin, kita masih memiliki penjaga gunung bersama kita,” katanya dengan percaya diri. “Baiklah, semoga tak ada hal-hal yang buruk terjadi.” Sementara itu pemilik rumah makan sendiri sedang melihat Surya dengan heran. Dia sudah mengantarkan selusin piring hanya untuknya. Hati kecil pemilik rumah makan itu sudah sangat menggebu-gebu untuk mengusir remaja itu. Melihat ke arah tanganya, sosok pemilik rumah makan hanya bisa menghela nafas untuk mengurungkan niatnya setelah benar-benar memastikan bahwa benda yang ada di tangannya adalah emas. Yaa, siapa orang yang
Read more
18. Datuk Merah
Seekor harimau tampak cemas berjalan di area hutan. Sosok itu membawa berbagai macam barang di mulutnya. Melihat kanan dan kekiri, sosok itu mulai tenang Ketika tidak ada seorangpun yang melihatnya. Harimau itu tampak aneh dengan berbagai macam kain di tubuhnya. Sosok harimau itu tidak lain adalah Surya. meskipun dia telah berubah dari manusia menjadi harimau, pakaiannya tidak rusak sama sekali, hal itu terjadi karena tidak ada jahitan yang menyambungkan sisi setiap kain. namun surya akan selalu kedinginan karena pakaian yang ia gunakan terlalu terbuka. “Huuu hampir saja. Ini semua karena terlalu asyik makan, bagaimana bisa aku lupa bahwa setiap tiga jam aku akan berubah menjadi harimau.” Tampak sedikit lega, sosok harimau itu mulai berjalan ke satu arah sebelum duduk bersila. Dengan mengontrol nafasnya, sosok itu pun berubah Kembali menjadi manusia setelah beberapa saat. “Huuu akhirnya. Untung Langkahku cepat, jika tidak pasti aku akan sangat repot” Sembari merapikan pakaiannya,
Read more
19. Hari Pertama Hidup Normal
Di depan bengkel pandai besi. Tampak seorang kakek dengan anak muda sedang berbicara. “Bagaimana kakek, apakah aku diterima menjadi pandai besi di tempat ini,” tanya Surya memecah keheningan. Datuk merah yang sedari tadi tengah fokus mengamati pedang yang dibawa Surya hanya bisa kaget. “Bukankah anak ini terlalu tidak sabaran? Apakah dia terjerat masalah sehingga membutuhkan tempat persembunyian?” Prasangka-prasangka buruk mulai menumpuk di benak datuk merah. Melihat ke arah Surya. datuk merah hanya mendapati ekspresi polos bersemangat milik anak laki-laki itu. Menghela nafas, sosok itu pun mengembalikan pralaya kepada Surya. “Baiklah, kau bisa menjadi pandai besi magang di bengkel ku ini,” katanya pasarah. Mengambil pedangnya, Surya pun seketika senang mendengar perkataan datuk merah itu karena telah mengijinkannya menjadi pandai besi di bengkelnya. “Yeay, terima kasih kakek,” kata Surya bersyukur. “Eitts, tapi ingat. Kamu hanya sementara. Jika kerjamu buruk, kau tidak akan
Read more
20. Mencari Bijih Besi
“Sinta kesini cepat, kenalkan ini orang baru di bengkel datuk merah.” Menarik sosok Sinta agar segera berkenalan dengan Surya. Langkah demi Langkah gadis itu mulai menjadi lebih cepat. Surya menjadi sangat tidak karuan. Keringat di dahi dan sekitar lehernya mulai menggumpal menjadi butiran keringat yang mulai meleleh. Akhirnya sosok gadis polos itu benar-benar berada di hadapan Surya. “Hallo, saya Sinta. Samal kenal.” Tersenyum ramah ke arah Surya. “Eh—” Surya tidak mengharapkan itu terjadi. Dengan kikuk Surya tersenyum. “Saya Surya, salam kenal.” Melihat ekspresi Surya yang tidak karuan, gadis itu hanya bisa heran di dalam hati. “Apa yang salah dengan Surya? apakah dia kebelet pipis.” Sosok gadis itu mulai memerah sebelum menggelengkan kepalanya. “Tidak tidak, mengapa pikiranku menjadi kacau.” Surya yang melihat ekspresi Sinta merasa tidak nyaman, begitu juga ayah sinta menjadi aneh Ketika melihat putrinya sendiri. Merasa memiliki kesempatan untuk kabur, Surya pun mulai
Read more
PREV
123456
...
39
DMCA.com Protection Status