"Kondisi Kyra semakin menurun."Kyra memang tahu bahwa tubuhnya semakin melemah, tapi mendengar ucapan Merlin yang datang menjenguknya setelah dua hari pulang dari rumah sakit, Kyra tidak bisa berkomentar apa-apa. Apalagi, ketika ia melihat ekspresi yang dibuat Raka saat itu. Ia merasa sangat bersalah pada Raka, karena ayah dari anaknya itu tampak seperti orang yang perasaannya disakiti, dan dirinyalah yang telah menyakiti Raka."Melahirkan sepertinya benar-benar berat untuk Kyra, meski banyak di luar sana seorang ibu penderita lemah jantung sepertinya yang bisa melahirkan anak tanpa mendapatkan efek apapun pada kondisi jantungnya," lanjut Merlin. "Sebagai teman, aku takut. Sebagai dokter, aku nggak bisa berpura-pura bahwa kamu baik-baik aja, Kyra. Aku dateng bukan cuma untuk menjengukmu, tapi juga untuk membujukmu."Kyra menatap Merlin yang menatapnya dengan serius. Kyra bukan Manusia Super yang bisa membaca pikiran orang, tapi ia seakan tahu apa yang dimaksud oleh Merlin. "Dokter ma
Tepat di umur sebulan kelahiran Arden, Kyra langsung pergi ke kampus untuk mengurus semua tugas akhirnya. Ia bahkan sampai harus membawa Arden bersamanya. Meski melelahkan untuk tubuhnya yang semakin lemah, tapi ia menghadapi semua itu dengan tetap menjadi Kyra yang dikenal oleh orang-orang di kampusnya.Di sela-sela itu, Kyra pergi ke perusahaan untuk menunjukkan dan membuktikan bahwa dirinya sudah siap untuk meneruskan Mahesa Group ini. Semua berpikir bahwa Kyra yang sudah sibuk dengan anak itu akan lalai, tapi nyatanya tidak. Bahkan, berkat itu, Kyra mendapatkan banyak pendukung dari karyawan-karyawan perempuan. Bisa dikatakan, Kyra sudah menjadi panutan untuk karyawan-karyawan perempuan. Tentu saja, Kyra menjadikan momen itu untuk mendapatkan lebih banyak pendukung.Hanya dalam satu setengah bulan semenjak ia kembali beraktivitas, semua tujuannya tercapai. Ia sudah dinyatakan lulus kuliah, tinggal menunggu waktu wisuda yang akan dilaksanakan pertengahan tahun nanti. Sehingga, kini
Hari ini, Kyra pergi berdua dengan Arden untuk mengurus keperluas kelulusannya. Raka tentu saja ada di kantor, akhir-akhir sibuk mempersiapkan penggabungan D'Kratos dan Mahesa Group, memikirkan konsep pesta peresmian itu, konferensi pers, dan proyek yang akan menjadi hal pertama saat kedua perusahaan bergabung. Tidak ada Jess maupun Vino di kampus, tidak ada orang yang benar-benar dekat dengannya yang bisa menemaninya ke kampus. Akhir-akhir ini, Kyra merasa lebih ketergantungan pada orang, dan hal itu membuatnya kini merasa lemah."Ih, gemes, deh!" seru seorang perempuan.Kyra menghentikan langkahnya dan langsung membalikkan badan. "Ah, Prof. Rafwal." Ia pun menghampiri dosennya itu dan mencium tangannya, tanda hormat yang selalu ia lakukan pada orang-orang yang ia hormati. Profesor Rafwal adalah dosen pembimbingnya untuk tugas akhir dan orang yang memberinya nilai terbaik pada tugas akhirnya. "Apa kabar, Prof?" tanyanya bukan sekedar basa-basi. Selain karena ia sudah lebih dari dua b
Sepanjang perjalanan Bandung-Jakarta, Kyra tidak mematikan teleponnya dengan Raka. Bukan hanya menceritakan situasi yang sedang ia dan Arden alami, tapi juga banyak hal yang berhubungan dengan apa yang terjadi padanya. "Hisyam," sebut Kyra dengan mantab. "Sebenarnya, aku menaruh mata-mata di dekat Hisyam sejak para direksi memilihku menjadi calon satu-satunya. Dendam banget dia, tuh. Heran. Padahal, memang kemampuannya aja yang nggak bisa menandingiku. Okelah, dia disukai banyak karyawan. Tapi, yang dicari adalah pemimpin yang kompeten," tuturnya kesal. "Yah, tapi kalau karyawan-karyawan tahu aku sakit, mereka juga nggak akan mau milih aku." Ia terkekeh-kekeh setelahnya."Kamu sakit pun masih kompeten, kok," tanggap Raka menghibur dirinya. "Oke, Kyra. Saat ini polisi udah bergerak menyusul kalian dari arah Bandung, juga ada yang datang dari arah Jakarta dan akan memutar nantinya. Aku nggak bisa nyusul kamu, tapi aku akan nunggu kamu di gerbang tol.""Iya, iya. Santai aja, Kak. Aku be
Bohong jika Kyra tidak kecewa atas apa yang ayahnya perbuat. Namun, hal ini tentu sudah Kyra perkiraan meski berada di daftar terakhir. Segitu bencinya Pratama pada dirinya sampai tega melakukan hal seperti ini padanya dan anaknya. Padahal, ketika Arden lahir, ia melihat ekspresi Pratama lebih lembut dan sangat tulus. Tapi, entah apa lagi yang membuat mata dan hati Pratama tertutup sampai tega melakukan hal seperti ini padanya. Karena itulah, Kyra mulai melakukan penyelidikan lebih lanjut.Setelah Raka tiba di restoran sunda dan menjemputnya, Kyra langsung dilarikan ke IGD terdekat. Bukan hanya sesak nafas yang Kyra alami, tapi Kyra sampai pingsan dan tubuhnya mulai tampak membiru. Jelas bahwa jantungnya sudah tidak setangguh dulu dalam menghadapi ketegangan. Alhasil, kondisinya drop. Untungnya, ia tak sampai dirawat lebih dari tiga hari.Selama tiga hari itu, memang belum tersebar kabar tindakan Pratama dan Hisyam. Sebelum mengadakan konferensi pers dan memberitahukan
Berbulan-bulan telah berlalu. Memang, Kyra harus mati-matian mengembalikan kestabilan Mahesa setelah apa yang terjadi. Namun, semua itu tentu tidak harus Kyra perjuangkan sendirian. Ada jajaran direksi lainnya yang sungguh-sungguh mendukung dan membantunya. Dan, tentu saja, ada Raka yang selalu ada di sisinya, juga Arden yang kehadirannya di antara mereka sudah lebih dari cukup untuk menjadi pendukungnya.Normalnya, perusahaan yang hampir bangkrut akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk kembali pulih. Tapi, kalau itu bukan Kyra yang memimpin perusahaan, memang akan seperti itu. Bukan hanya para direksi, tapi karyawan-karyawan yang sempat cemas akan diberhentikan pun sangat membanggakan Kyra. Bahkan, majalah bisnis sampai memamerkan Kyra di halaman depan. Di umurnya yang masih seperempat abad itu, ia telah menjadi pengusaha sukses termuda se-dunia. Kesuksesannya bahkan berhasil menutupi kasus yang diperbuat Pratama.Kini, Kyra akhirnya punya waktu untuk beristirahat sejenak bersa
Memang itu sbuah keputusan yang sangat besar untuk Kyra. Baginya, menjalani operasi itu jauh lebih berbahaya daripada menjalankan misi dengan nyawa sebagai taruhannya. Baginya, ketika menjalankan misi, ia sama sekali tidak berpikir untuk melanjutkan hidup, alias pasrah. Namun, semenjak mengenal Raka dan hdup membuat keluarga bersamany hingga lahir Arden, ia menjadi takut akan kematian. Dan, jika ia berusaha melakukan sesuatu untuk hidup, lalu ternyata ia mati dalam perjalanannya, ia merasa sia-sia telah berjuang.Namun, jika ia membiarkan dirinya seperti saat ini, ia juga tetap pada akhirnya akan mati cepat. Dan, Raka sudah mencoba meyakinkannya. "Setidaknya, kamu sudah berusaha untuk memperpanjang hidup", begitu kata Raka padanya. Karena itulah, kini ia telah memantapkan diri untuk menjalani operasi. Entah itu ablasi atau pemasangan ICD, atau bahkan transplantasi. Ia akan mencoba melakukan semua itu. Bukan demi dirinya, tapi demi Raka dan Arden."Serius?!"Kyra menganggukkan kepala s
Dua perawat yang datang bersama Merlin tidak terlihat mencurigakan. Gerakan mereka luwes dan seakan sudah terbiasa. Bahkan, ketika Merlin memberi perintah untuk mempersiapkan alat USG jantung, mereka melakukannya dengan baik. Sungguh, tidak ada dalam pikiran Kyra bajwa ia akan berada dalam situasi yang menegangkan ketika ia sedang begitu bersemangat untuk memperjuangkan hidupnya.Satu perawat berdiri di sebelah kanannya, perawat lainnya di kirinya bersama Merlin dan memberikan bantuan ketika Merlin mulai menempelkan probe yang telah dibaluri gel itu ke dada Kyra. "Masih nggak jauh beda, sih, ya, sama yang sebelumnya. Tapi, jelas ini ada penambahan penebalan di ventrikel kanan kamu," begitu komentar Merlin tepat sebelum perawat di sebelahnya melakukan gerakan yang aneh.Jlebb!!Belum sempat Kyra melakukan sesuatu, sebuah pisau menancap dengan begitu lembut di pinggang belakang Merlin. Mata Merlin terbelalak dan tubuhnya membeku di tempat, bahkan ia tak sempat merintih. Sebelum suaraku