Semua Bab Ketika Istriku Mulai Membangkang: Bab 21 - Bab 30
153 Bab
Bab 21
"Mas, kita foto dulu sini!!" Riana menarik tangan Yoga. Yoga tak mampu menolak ajakan wanita cantik di dekatnya. Ternyata Riana menyeretnya ke arah depan mobil baru kreditan Yoga. Cekrek! Cekrek! Dengan percaya diri Riana menggandeng dan bahkan memeluk Yoga. Yoga pun tidak keberatan dengan aksi sang kekasih. Tak ya hiraukan beberapa pasang mata menatap mereka aneh. Beberapa foto usai diambil. Dengan senyum-senyum sendiri, Riana memilah dan memilih foto-foto terbaik di layar ponselnya. "Aku posting foto-foto kita ya, Mas? Boleh kan?" tanya Riana sambil senyum-senyum. "Tentu boleh dong, Sayang. Tapi sebelum kamu posting tuh foto-foto kita, lebih baik kamu blokir dulu tuh akunnya Lia. Ntar bisa ngamuk-ngamuk dia kalo same ngeliat foto kebersamaan kita." ujar Yoga. "Oh iya, ya. Oke deh ntar tak blokirin dulu. Mas bener, ntar kalo sampai dia liat, bisa ngundang bahaya baru bust
Baca selengkapnya
Bab 22
Bab 22 "Kalo nggak seneng liat orang bahagia mah kagak usah komen!" gerutu Riana kesal. "Ini komentar orang iri kayaknya." Riana menebak. "Lebih baik kuabaikan aja, deh! Kagak usah di ambil hati." Riana mendengus. "Eh, tapi gimana kalo sekiranya orang-orang baca nih komen? Aduuuh! Bikin gregetan ajah!" Riana menggerutu. Tidak berpikir untuk kedua kalinya lagi, Riana menekan tombol blokir untuk seseorang yang barusan komen nyelekit tersebut. ***"Lia! Mana tadi kemejaku?" teriak Yoga kasar. Dilihatnya istrinya tersebut tengah menjemur pakaian."Kamu cuciin, ya? Baguslah kalau begitu, artinya aku gak perlu bawain baju kotor pulang ke rumah ibu." Yoga sedikit tertawa. "Gak! Aku gak cucijn kemeja kamu! Tuh kemeja kamu masih berada di sofa di mana Tadi kamu menaruhnya!" Lia menjawab ketus. Yoga menoleh ke arah sofa. Dilihatnya baju yang ta
Baca selengkapnya
Bab 23
"Eh itu siapa di rumah Ibu?" Pandangan Bu Nana tertuju ke arah pintu Bu Lasmi. Bu Lasmi menoleh. Dilihatnya Riana berdiri di sana. Gadis itu sudah berdandan rapi dan cantik. Bu Lasmi segera menyunggingkan senyum. "Oh itu! Itu Riana, calon istrinya Yoga. Gimana menurut Bu Nana? Cantik bukan?" Bu Lasmi memicingkan mata meminta pendapat. "Ooooh!" Bu Dian terkejut. Bibirnya sedikit maju membentuk huruf o. Namun dibalik keterkejutannya, tersirat sebuah kekaguman sekaligus kebanggaan. "Cantik banget! Waduuuh, beruntung amat jika Yoga bisa beristrikan dia. Masih muda, cantik dan energik. Dan kayaknya berasal dari orang kaya ya?" Bu Dian bersimpati pada seraut wajah cantik di teras rumah Bu Lasmi. "Ya iya dong. Makanya aku sedikit lega. Riana ini emang berasal dari keluarga kaya, sebandinglah sama Yoga. Beda jauh sama Lia." Bu Lasmi memuji. "Eh siapa namanya tadi si calon mantu cantik?" Bu Nana sumringah.
Baca selengkapnya
Bab 24
Hari ini hari libur, Lia berniat untuk sejenak mengajak Chika mencari angin segar dengan mengunjungi tempat wisata terdekat. Bandung, tempat tinggalnya ini memang mempunyai banyak destinasi wisata. Jadi tak perlu jauh-jauh keluar kota. Tapi Lia merasa tak perlu untuk pergi terlalu jauh. Pilihannya jatuh ke Trans Studio Bandung. "Kita berdua aja, Mah? Papa nggak ikut?" Chika bertanya. Sebenarnya dalam hati, Lia amat iba dengan pertanyaan sang anak. Akan tetapi apa daya, Yoga tak lagi seperti dulu. Laki-laki itu lebih sibuk dengan dunianya sendiri dan seakan tak ingin lagi di usik dengan celoteh-celoteh anaknya, Chika. "Enggak, Sayang. Papa masih sibuk kerja. Jadi enggak ada waktu buat nemenin Chika jalan-jalan. Chika biar sama mama aja ya, Nak." Lia mencoba memberi pengertian positif. "Oh, kenapa ya sekarang papa nggak pernah lagi deket-deket sama Chika? Apa karena Chika nakal ya, Ma? Kalau gitu Chika enggak
Baca selengkapnya
Bab 25
"Lala! Mampir, Yuk!" Dengan ramah Riana mengajak Lala, teman sekampusnya untuk mampir. Lala memperhatikan rumah yang berdiri yang lumayan mewah di hadapannya. Rumah tersebut bernuansa biru muda berpadu dengan putih. Warna yang cukup serasi. "Ini rumah siapa?" Lala bertanya. Sebab sebelumnya ia tidak pernah diajak ke sana oleh Riana. Yang dia tahu, selama ini Riana menghuni "Ini rumah calon suamiku. Kamu nggak usah sungkan!" jawab Riana bangga dan tanpa ragu. "Oooh..." "Dia tinggal sendiri di rumah ini. Makanya aku sering kemari. Hehe...! Nggak apa-apa, dong! Yang pasti apapun yang aku inginkan pasti diturutin. Kurang enak apalagi coba?" Riana mengembangkan senyum. "Iya, iya, kamu benar. Lagian kan dia pejabat besar. Nggak rugi." sambung Lala. Riana segera mendorong pintu pagar. Ia bersikap santai, tanpa sungkan sedikitpun, bak tengah berada di rumah sendiri. "Ayo m
Baca selengkapnya
Bab 26
"Iya ini rumah Riana yang di hadiahkan calon suaminya. Kenapa kok kamu yang repot amat? Terus sebenarnya kamu siapa sih?" Lala menjawab lugas pertanyaan Lia. Lala masih belum mengetahui masalah yang sebenarnya. Yang ia percayai saat ini hanyalah ucapan Riana. "Rumah Riana? Aku ingin tahu, siapa yang bilang ini rumah Riana?" tegas Lia mendekat. Lala heran dengan sikap wanita yang sekarang berada di hadapannya. "Tentu saja Riana yang bilang begitu." Lala menjawab dengan tanpa ragu. "Eh tidak! Aku tidak mengatakan demikian." Kali ini Riana menyambar cepat lengan Lala dan menariknya menjauh dari Lia. Lala semakin kebingungan. "Apa-apaan kamu? Kenapa kamu jawabnya begitu sama dia? Emangnya wanita itu siapa, Riana?" Lala tidak dapat menyembunyikan rasa penasaran. "Diam dulu! Nanti aku akan jelasin semuanya. Untuk sementara ini kamu nggak usah banyak bicara. Please" Riana berkata dengan gu
Baca selengkapnya
Bab 27
"Lia, Sudah kubilang Ini hanya salah paham. Tidak seharusnya kamu mengusir dengan cara seperti ini. Riana masuk ke rumah ini karena ibu menyuruhnya untuk mengambil sesuatu." Yoga perlahan berbicara walaupun terlihat ada setitik rona keraguan pada wajahnya. Riana sedikit merasa lega dengan ucapan Yoga. Meski pembelaan itu tidak terlalu serius, tetapi Riana masih bisa merasakan jikalau Yoga telah berusaha untuk tidak menyalahkan Riana seutuhnya. "Iya, Lia. Aku kemari karena Bu Lasmi sendiri yang menyuruhku untuk mengambil pakaiannya yang katanya masih tertinggal di kamar depan." sahut Riana menimpali. "Lho, lho Riana, kok kamu bilang gitu? Bukannya tadi kamu bilang...," Lala terpaksa menghentikan ucapannya ketika Riana menutup mulutnya. "Iya Lala, Kamu benar. Kita berdua tadi memang berniat mengambil pakaian yang dimaksud oleh Bu Lasmi." todong Riana menyela cepat. "Yang aku maksud bukan itu, Riana. Kok, kok...,
Baca selengkapnya
Bab 28
Pagi-pagi terlihat kita sudah rapi dengan pakaiannya. Dengan muka amat subrina gadis kecil itu menghampiri sang papa yang duduk di ruang tamu."Papa! Yuk anterin Chika ke sekolah! Seperti yang Chikat bilang kemarin. Chika pengen nunjukin sama teman-teman kalau Papa Chika udah punya mobil baru. Okey, Pa?" Chika mendekat. "Sana! Sana! sama Mama kamu aja! Ini Papa lagi repot. Banyak urusan yang harus Papa selesaikan. Untuk pagi ini papa nggak bisa nganterin kamu ya. Kamu sekolah pakai sepeda motor mamamu ajah!" Yoga menggeser tubuh Chika yang berusaha mendekat padanya. Sedangkan pandangan mata Yoga tetap terpaku pada benda pipih yang berada di tangan kanannya. Ponsel. Mendengar jawaban sang papa, semburat bahagia yang sejak tadi terlihat pada wajah Chkka, sekarang berubah menjadi kecut dan tak bersemangat. "Pa, jadi kapan Papa bisa anter Chika ke sekolah? Sekaliii ajah, Pa!" Chika tampak amat berharap. "Kamu denger
Baca selengkapnya
Bab 29
Mobil Yoga menderu memasuki pekarangan rumah ibunya. Mendengar suara mobil Yoga, seorang ibu paruh baya keluar dari dalam rumah lalu menyambut sang anak dengan senyum manis. "Wah anak Ibu sudah pulang rupanya. Gimana reaksi Lia ketika tadi kamu bawain itu mobil ke sana? Dia kaget nggak?" Bu Lasmi nampak penasaran. Yoga tersenyum sinis mendengar pertanyaan ibunya. "Tentu saja wanita kampungan itu kaget, Bu." jawab Yoga sumringah. "Bahkan dia seperti gak percaya kalo kita habis beli mobil baru. Bahkan tadi udah pengen nyoba-nyoba naik ke mobilku." Yoga nyengir. "Terus kamu izinin, nggak?" "Ya nggaklah. Kukunciin ajah itu pintu mobilnya." sahut Yoga.Nu Lasmi terkekeh mendengarnya. "Baguslah kalo gitu. Biar tahu rasa dia. Biarin dia tahu kalo kamu jauh bisa sukses tanpa andil dari istri kayak dia. Ya udah, sekarang kamu sarapan sana! Ibu udah nyiapin saraoan lezat nuat kamu."
Baca selengkapnya
Bab 30
Lia sibuk menata barang di toko. Sedangkan Chika sibuk dengan ponsel ibunya. Sesekali, Lia memang mengizinkan anak itu untuk memainkan benda pipih tersebut, asalkan dengan waktu yang tak terlalu lama. Yoga tidak pernah tahu jikalau Lia sudah berhasil membeli sebuah toko baru. Yang Yoga ketahui, Lia hanyalah seorang penjual online yang hilir mudik mengatur pesanan yang menurut Yoga tidak seberapa besar nilai penghasilannya. Pendek kata, Yoga tidak pernah mengetahui sejauh mana sepak terjang sang istri. "Maaa! Coba Mama lihat ini!" tiba-tiba Chika berteriak. "Ya, ada apa, Nak?" Lia mendekati Chika. Cepat-cepat Chika menunjukkan beberapa foto dan siaran langsung dari akun media sosial yang amat Lia kenal. Sedikit jantung Lia berdetak kencang melihat postingan dan siaran langsung di skun Melisa tersebut. Dengan jelas terlihat Melisa sedang memposting kebersamaan antara dia, Bu Lasmi, Yoga, dan ju
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status