All Chapters of Terjebak Gairah ABG: Chapter 11 - Chapter 20
197 Chapters
11. Sarapan Pagi Ala Maura
Maura yang masih bermalas-malasan di tempat tidur tiba-tiba bilang, “Om.. sarapan pagi Yuk!!” Ujarnya. “Ya pesan aja Maura, tinggal pesan kok.” Jawabku dengan polosnya. Mendengar jawabanku Maura tertawa, “Hahaha.. Morning Sex maksudnya Om, bukan Morning Breakfast om!!” ujar Maura bercanda.“Kamu udah bersih-bersih belum?” tanyaku. Maura langsung turun dari tempat tidur, ditariknya tubuhku ke kamar mandi. Aku buru-buru melepaskan pakaian dan segera mengikuti keinginan Maura. Sebelum menghidupkan shower Maura sikat gigi terlebih dahulu.Begitu selesai sikat gigi dipeluknya tubuhku dibawanya ke bawah shower. Di bawah kucuran air yang keluar dari shower kami berpagut mesra dan saling mencumbu. Pelan-pelan Maura mencumbu tubuhku, mulai dari leher turun ke dada. Maura terus melancarkan aksinya sampai turun ke bagian bawahku.Segera aku angkat tubuhnya sejajar dengan tubuhku. Aku mendominasi Maura agar dia tidak melakukan yang
Read more
12. Noni Menghilang Muncul Ita
Di saat aku sedang tidak ingin berkencan dengan ABG, tiba-tiba Ita mengajakku untuk bertemu. Aku tidak bisa menolaknya, karena pertemuanku dengan Ita baru sebatas perkenalan biasa. Aku mengajak Ita bertemu di sebuah hotel di bilangan Jakarta Selatan dekat dengan lokasi syutingnya. Seperti yang sudah-sudah aku check in terlebih dahulu, setelah itu baru Ita menyusul. Pada kencan kedua ini Ita sudah mempersiapkan 2 saset alat kontrasepsi, itu artinya dia ingin tidak Cuma sekali. Padahal dengan Noni dan Maura aku tidak pernah menggunakannya. Atas dasar itu aku meyakini kalau Ita sudah biasa melakukan hal itu. Ita memposisikan dirinya untuk melayaniku, jadi semua inisiatif dari Ita, aku tinggal membalas serangan yang dilakukannya. Dalam pandanganku Ita juga baik sikapnya, hanya saja sangat berbeda dengan Noni dan Maura. Ita sangat agresif, dia tahu bagaimana memancing gairahku. Mungkin karena responku tidak terlalu membuatnya puas, dia pun menarik tanganku ke a
Read more
13. Grace Teman Anakku
Keesokan harinya Grace telepon aku, dia mengutarakan kesulitannya. “Om bisa bantu aku gak? Aku lagi kesulitan nih.. aku siap kok om mau apain juga.” Ujar Grace. Aku mulai berpikir dan aku sangat dilematis. Kalau tidak ditolong aku kasihan, karena Grace teman anakku. Kalau aku tolong, bisa-bisa aku jadi pamrih dengan peluang yang diberikannya. Aku bertemu dengan Grace hari itu juga. Tujuan ku menemuinya agar tahu apa yang menjadi kesulitannya, dan apa solusi yang akan kuberikan. Yang repotnya, dia minta ketemuannya di hotel. Alasannya tidak ingin ada yang mengetahui dan demi keamananku. Aku mulai tergoda lagi, dan aku memenuhi keinginannya. Singkat cerita aku pun check ini di sebuah hotel dan dia menyusul kemudian. Begitu sudah ketemuan malah bukan langsung cerita tentang kesulitannya, dia malah mengajak ngobrol sambil tiduran. “Busyet deh nih anak!!” Ucapku dalam hati. Grace tidak lagi seperti anak SMP seperti yang pernah aku kenal. 
Read more
14. Ayam Kampus
Aku gak habis pikir dengan Grace, dalam usianya yang masih muda sekali sudah sangat profesional dalam teknik bercinta. Aku tanya sama Grace, “kamu aktivitas sehari-hari apa Grace?” Tanyaku. “Ya kuliah om.. Seperti Rani aja om, Cuma aja orang tuaku di daerah om.” Jawab Grace. Aku menduga kalau Grace ini gaya hidupnya melebihi kiriman orang tuanya, karena dari penampilannya sangat terlihat dari barang-barang dipakainya. Tapi, aku tidak ingin menanyakan itu lebih jauh. Setelah dari hotel aku diajaknya untuk melihat tempat kos yang ingin ditempatinya. Tempat kos itu berada di Jakarta Selatan tidak jauh dari kampusnya. Sebuah tempat kos yang eksklusif semi apartemen, dengan biaya sewa juga cukup lumayan. Grace sangat menginginkannya, dia ajak aku berhitung kalau sewa hotel kalau 4 kali check in menurutnya sudah bisa sewa apartemen. Secara kalkulasi memang benar dan sangat menguntungkan. “Gimana om? Okey gak kalau aku tinggal
Read more
15. ABG yang Tidak Aman
Dalam keseharian aku selalu menanti dan menunggu kabar dari Noni, meskipun saat aku kencan dengan ABG lainnya. Kepada Maura aku lebih kepada rasa kasihan, tapi juga sangat aku rindukan. Terhadap Ita beda lagi rasa yang aku miliki, karena Ita lebih punya perhatian. Hanya saja Ita tidak kencan dengan satu lelaki, dia pun nyambi sebagai gadis panggilan.Setiap ABG yang aku kencani masing-masing punya keistimewaan dan memberikan kenangan yang berbeda. Hampir semuanya bercinta dengan rasa, bukan hanya sekadar bercinta. Pernah juga aku berkencan dengan ABG yang sifatnya hanya ‘Hit and Run’ tidak memakai rasa sama sekali, hanya membutuhkan pelepasan. Yang seperti ini biasanya minta bayaran secara terang-terangan.Beberapa ayam kampus yang pernah aku kencani, rata-rata mereka seperti pedagang. Take it or leave it, kalau suka silahkan, kalau gak kelaut aja. Seperti itulah istilah mereka, tidak ada acara bawa perasaan. Kecuali kalau kita berkantong tebal dan bisa menjami
Read more
16. Pensiun yang Ditunda
Menjelang masa pensiun aku mengurangi petualanganku dengan ABG, secara stamina juga sudah sedikit menurun meskipun selalu fit. Ditambah lagi masa penantianku terhadap Noni belumlah berujung, karena kabar tentang Noni tak kunjung ada. Bagiku sekarang yang datang tetap diterima, yang pergi tidak perlu dicari. Suatu hari atasanku di kantor, yang merupakan pemilik perusahaan memanggilku ke ruangannya. Aku biasa memanggilnya pak Anggoro, usianya baru 40 tahun. Orangnya keren, lebih keren dari aku. Tapi sayangnya agak ‘kuper,’ jadi bergaulnya hanya sama orang tertentu. Sebagai seorang menerjer di perusahaannya, aku sangat dekat dengannya. Pak Anggoro memberi kabar gembira pad aku, “Pak Danu.. ini ada kabar gembira, harusnya tahun depan bapak pensiun ya?” Tanya pak Anggoro. “”Iya pak.. sekarang saya dalam masa Persiapan Pensiun. “ jawabku. Aku bertanya dalam hati, “kabar gembira apa yang ingin diberitahukan pak Anggoro?&
Read more
17. Alih Tanggung Jawab
Begitu ketemu, antara Grace dan pak Anggoro langsung ‘click,’ karena menurut Grace pak Anggoro orangnya sangat asyik tidak rese. Aku tinggalkan mereka berdua dan aku kembali ke kantor. Rupanya setelah pertemuan itu hubungan keduanya terus berlanjut. Itu aku ketahui setelah pak Anggoro cerita padaku, selain itu Grace juga cerita tentang kesannya dengan pak Anggoro. Setidaknya dengan diambil alih pak Anggoro, tanggung jawab aku terhadap Grace berkurang. Kapan pun aku mau ketemu Grace masih bisa, kecuali kalau Grace sudah ada janji dengan pak Anggoro. Di kantor hubunganku dengan pak Anggoro pun semakin baik. Masa pensiunku masih ditunda bukan karena pak Anggoro mau memanfaatkan aku, tapi memang semata karena belum ada penggantiku. Aku juga berpesan pada pak Anggoro, agar jangan terlalu fokus pada satu ABG. Supaya tidak baper dan larut pada satu orang, dengan begitu ponsel pun aman tidak dicecar oleh satu nama. Dibilang seperti itu pak Anggoro malah min
Read more
18. Seperti Rezeki yang Datang
Setelah masa pensiunku ditunda maka kegiatan beraktivitas di luar rumah terus berlanjut. Untuk terus menjaga stamina biar tetap fit aku setiap pagi olahraga jalan kaki atau berlari-lari kecil, yang penting harus berkeringat. Meskipun bukan Gladiator seperti Vicky Prasetyo, setidaknya harus siap tempur baik di rumah atau pun di luar rumah. Aku tidak berani untuk mengakui kalau aku petualang pencari ABG, karena memang aku tidak pernah mencari. Tapi, seperti rezeki yang datang, yang tidak dicari malah datang dan yang dicari malah tidak datang. Aku masih terobsesi dengan Noni, jadi aku cuma menunggu Noni datang. Pada kenyataannya Noni tak kunjung datang, malah ABG lain yang muncul begitu saja. Itulah yang aku anggap seperti rezeki yang datang. Perjumpaan yang tidak disengaja malah mendatangkan kebahagiaan dan kesenangan. Suatu ketika aku mau ngopi di sebuah Cafe, aku memilih sebuah meja disudut Cafe. Baru saja aku duduk, tiba-tiba muncul seorang ABG yang sudah memb
Read more
19. Luar Dalam Adriana
Aku rasa tidak ada laki-laki yang tidak tertarik dengan Adriana, apalagi kalau sudah sempat berbicara langsung dengan dia. Hanya saja, aku kembali tidak habis pikir, kok anak seusia itu sudah sangat profesional dalam memikat lelaki? Apa yang sudah dialaminya dalam kehidupan ini?Pertanyaan itulah yang membuat aku penasaran dan ingin mengetahui dirinya lebih jauh. Sejenak aku bisa melupakan Noni dengan kedekatanku pada Adriana. Aku harus menyusuri luar dalamnya Adriana yang sudah membuat aku penasaran. Adriana cerita kalau dia lebih suka bergaul dengan pria yang sudah berumur, dengan anak muda dia kurang tertarik. Memang tidak aneh juga kalau banyak ABG yang lebih suka bergaul dengan pria separuh baya, karena mereka diperlakukan dengan nyaman. Sementara dengan teman seumurnya bisa jadi banyak pengalaman yang menyakitkan. Adriana sangat to the point saat bilang aku tipikal pria penyayang. Dia berani bilang begitu karena dia sudah mempunyai jam terbang untuk
Read more
20. Adriana yang Amazing
Meliahat dari gaya jalannya bak seorang model cat walk, liuk tubuhnya sangat  mempesona. Seperti itulah yang aku ingin lihat saat Adriana berlenggang-lenggok dihadapanku. Lima menit setelah aku berada di kamar, bell kamar pun berbunyi. Aku membuka pintu kamar dan dihadapanku berdiri seorang gadis yang mengisi benakku. “Hai om Danu.. are you ready?” sapa Adriana. Aku membalas sapaan Adriana dengan sebuah pelukan dan kecupan dibibirnya. Aku segera tutup pintu kamar dan mengajaknya duduk. Namun, Adriana tetap ingin berdiri dan memintaku untuk duduk di pinggir tempat tidur. “Om Danu duduk aja di situ, aku mau kasih tontonan pada om..” ucap AdriannaAku duduk dipinggir tempat tidur smabil terus memandangnya yang berlenggak-lenggok bak penari striptis. Dia menanggalkan pakaiannya sesuai dengan gerakan yang dipergakannya. Aku hanyut dalam permainan Adriana, terlebih saat memandangnya hanya tinggal mengenakan G-String. Adria
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status