Semua Bab Terjebak Gairah ABG: Bab 21 - Bab 30
197 Bab
21. Mengubah Mindset Adriana
Aku tidak terlalu tertarik dengan permainan Adriana berikutnya, karena secara usia aku lebih menyukai fantasi yang biasa. Sementara Adriana ABG yang sudah terjebak perilaku Sex yang tidak biasa, sehingga aku merasa tidak bisa menemukan kenikmatan dalam fantasi yang disuguhkannya.Saat Adriana sudah ingin memasuki permainan berikutnya aku katakan pada Adriana, “Adriana.. Om belum ketemu mood untuk masuk permainan kedua.” Ujarku. Adriana menghampiriku dan duduk disebelahku dengan kedua kakinya menjuntai di samping tempat tidur. “Kenapa om? Om gak suka ya?” Tanya Adriana Aku katakan pada Adriana aku bukan tidak suka, tapi merasa tidak lagi pantas mengikuti permainan yang disuguhkannya. Aku merasa aneh dengan perilaku seksualnya yang aku anggap tidak biasa. Aku sampai bertanya padanya, “Kamu punya pengalaman apa sehingga kamu bisa menikmati permainan seperti itu?”Adriana akhirnya cerita bahwa dia sudah mengenal seks sejak masih S
Baca selengkapnya
22. Bertemu Maura Kembali
Setelah kurang lebih 5 bulan Maura menghilang begitu saja, tiba-tiba dia telepon aku untuk minta bertemu. Kami bertemu di sebuah Mall dibilangan Jakarta Barat. Dia datang bersama seorang anak kecil berumur 5 tahun, katanya sih keponakannya. Aku tidak terlalu fokus pada anak itu, aku justeru melihat perkembangan kehamilannya yang semakin besar. Kami ngobrol sambil makan di sebuah resto past food, saat itu waktu sore hari. Aku tanya keadaan dan kesehatannya, karena aku sangat prihatin dengan keadaannya. Kehamilannya sudah masuk bulan ke 8, sehingga terlihat sangat besar. Dia sendiri tubuhnya tidaklah tinggi dan itu membuat dia seperti kewalahan. Dia cerita tentang keadaannya yang selalu berpindah-pindah, dari satu rumah saudara ke rumah saudara yang lainnya. Kadang nginap di rumah teman dan berpindah ke rumah teman lainnya. Orang tuanya sudah tidak mau menerima dirinya dalam keadaan seperti itu. Untungnya kesehatan fisiknya aman, sehingga tidak mengganggu kesehat
Baca selengkapnya
23. Maura Dicari, Noni yang Datang
Seakan sudah diatur, saat aku bertanya-tanya tentang Maura, tiba-tiba Noni datang kembali menemuiku. Seperti pucuk dicinta ulam tiba, yang benar-benar ditunggu datang jua. Kalau ditanya apa yang lebih bahagia dari itu? Maka aku akan jawab itulah hal yang paling membahagiakanku. Noni terlihat begitu cantik dan sehat, wajahnya pun sangat ceria. Noni bilang kalau dia sangat rindu denganku, melebihi rindunya terhadap apa pun. Aku serasa melambung mendengar kerinduan Noni, dia tidak tahu kalau aku pun dimabuk rindu padanya. Hari itu Noni sangat manja dan selalu ingin di manja. Aku tanya pada Noni, “Sekarang kamu selalu sehat Non?” Tanyaku. Noni tersenyum mendengar pertanyaanku, “Sejak om tidak menolak tidur sama aku, aku jadi sehat om..” canda Noni. Saking penasarannya aku cecar terus Noni dengan pertanyaan, “Apa iya itu yang jadi obatnya Non?” tanyaku, Noni langsung jawab, “Ya iyalah om.. kan aku yang ngerasain, makanya aku
Baca selengkapnya
24. Noni dan Om Senang
Sebelum Noni menceritakan tentang pengalamannya, Noni bertanya tentang nasib Maura, “Om gak tahu di mana keberadaan Maura? Gimana nasibnya yang mau melahirkan?” tanya Noni dengan mengucurkan airmata. “Itulah yang om sesali, Maura tidak mau memberikan nomor kontak yang bisa dihubungi, Non.” Jawabku. Lama Noni terdiam dalam keharuan, perasaannya sangat sedih mengingat tentang keadaan Maura. Dia merasakan kalau apa yang menimpa Maura menimpa dirinya, dia tidak sanggup membayangkannya. Dia begitu kesal dengan lelaki yang sudah membuat Maura menderita, dia mengambil pelajaran dari cerita Maura tersebut. “Itulah yang membuat aku gak mau berhubungan dengan lelaki yang seumuran dengan aku om.. mereka kurang bertanggung jawab.” Ucap Noni. Aku bilang sama dia bahwa tidak semua lelaki seumuran aku bertanggung jawab, ada juga yang brengsek. “Om mau dengar cerita aku gak? Om gak marah kan?” Tanya Noni sambil menatap
Baca selengkapnya
25. Kecemburuan Noni
Masih sama-sama di bawah selimut dan bersimbah peluh, dalam posisi terlentang Noni kembali bertanya, “Om.. masih ada gak cerita yang om rahasiakan?” tanya Noni. Ada keraguan dalam hatiku untuk menceritakan kebersamaanku dengan Adriana, karena aku yakin kalau aku ceritakan Noni pasti cemburu. Tapi, karena aku terbiasa bicara apa adanya akhirnya aku ceritakan perkenalanku dengan Adriana. Mulai dari awal perkenalan sampai saat Adriana menantang kencan di hotel. Awalnya Noni hanya diam mendengarkan, tapi ketika aku cerita seperti apa perilaku Adriana, Noni bertanya padaku, “Om menikmati hubungan dengan Adriana?” tanya Noni. Karena aku memang tidak menikmati hubungan itu, maka aku cerita apa adanya. “Om gak bisa menikmatinya Non.. karena om gak bisa bercinta tanpa rasa.” Jawabku. Aku lanjutkan ceritaku sampai saat aku menceritakan bagaimana aku memperlakukan Noni pada Adriana. “Kenapa om menceritakan aku pada Adri
Baca selengkapnya
26. Menaklukkan Hati Noni
Aku dan Noni kembali bercumbu menghabiskan malam dan sisa-sisa kecemburuannya. Noni tidak bisa ditaklukkan hanya dengan keperkasaan jika hatinya tetap membantu. Aku taklukkan hati Noni dengan segala kelembutan, agar hatinya luluh dan tidak lagi berkeluh. Raut wajah Noni kembali senang, terlihat pias pertanda dia puas. Aku yang tadinya berencana untuk pulang akhirnya tidak jadi, aku ingin menemani Noni sampai pagi biar hatinya senang. Aku tidak berpikir kalau di rumah terus ditunggu isteriku. Sebelum pulang aku katakan pada Noni, “Non.. om pulang ya, nanti kamu check out gak usah tunggu om.” Kataku. Untungnya Noni mengerti. Begitu sampai di rumah pertengkaranku dengan isteri tidak bisa dihindari, karena aku sudah dianggap melampaui batas kesabarannya. Aku memang tidak pulang malam, tapi aku pulang pagi. Hal itulah penyulut pertengkaran, isteriku tidak bisa menerima alasan apa pun yang aku kemukakan. “Mas mau seperti ini seterusnya? K
Baca selengkapnya
27. Bertemu Pemain Sinetron
Setelah dua bulan aku tidak pernah lagi kencan dengan ABG, aku bertemu dengan seorang pemain sinetron yang aku kenal enam bulan yang lalu. Sebut saja namanya Sinta yang berumur 20 tahun. Sinta peranannya di sinetron sebagai Extra Talent, tapi jam terbangnya cukup lumayan, karena sudah banyak sinetron yang di bintanginya. Hari itu dia terlihat sangat gelisah, aku juga tidak tahu apa yang membuatnya gelisah. Tiba-tiba dia minta aku temani ke spa yang menjadi langganannya. Tapi, sayangnya saat kami kesana spanya tutup, akhirnya kami cari spa yang lainnya dan ternyata sama saja. Sinta terlihat sangat gelisah, aku kasih saran gimana kalau cari spa di hotel aja, eh dia malah kasih penawaran yang menarik, "kalau di hotel mending om aja yang pijat aku.” ujar Sinta. Aku langsung jawab, " Okey, ide yang bagus, daripada kamu bayar orang lain, mending kamu bayar om." Aku godain Sinta. "Waduh, kalau buat bayar om mana mampu aku.” Jawab Sinta. Akhirnya
Baca selengkapnya
28. Sinta Minta Dipijat Lagi
Tangan Sinta tiba-tiba berada di pahaku, tapi Cuma sekadar memegang dan meremasnya dengan gregetan. Sementara aku terus menjelajah bukitnya dengan lembut, sehingga Sinta semakin bergairah. Ketika aku ambil posisi dari bagian kepalanya, untuk memijat bahunya, Sinta kembali meremas pahaku dengan gemas. Sinta sepertinya sudah tidak tahan, dia memintaku agar segera mengambil posisi diantara kedua pahanya. Seketika itu juga aku mengeksekusi Sinta dan berpacu dengan desah nafasnya yang semakin cepat. Sinta merasa kalau dia sudah hampir mencapai puncak pelepasan. Aku pun menuntaskannya secara bersamaan. "Aku belum pernah om di pijat laki-laki, ternyata sensasinya luar biasa ya.” Puji Sinta dengan nafas yang masih belum teratur. "Aku jadi cepat sampai jadinya, padahal biasanya aku bisa lama baru pelepasan. Lanjut Sinta. Sinta terus bicara, sementara aku masih mengatur napas. "Om Danu ternyata jago juga ya, jangan-jangan profesinya gigolo nih dulunya.&r
Baca selengkapnya
29. Budak Nafsu
Berikut ini sebuah cerita yang cukup mengenaskan sebetulnya. Seperti yang diceritakan oleh Karina (bukan nama aslinya), saya baru kenal sebetulnya dengan Karina, hanya saja ada satu hal yang membuat sedikit penasaran tentang dirinya. Karina aku kenal dari pertemanan di media sosial. Karena pertemananku banyak dari kalangan film, sehingga dia meminta pertemanan. Anaknya baik dan lumayan cantik, profesinya instruktur kebugaran. Meskipun masih muda Karina memiliki usaha kebugaran, dan membuka cabang di beberapa wilayah. Secara ekonomi sebetulnya dia cukup mapan, kalaupun dia tertarik untuk ikut shooting bukan karena butuh uang, tapi sekedar untuk menyalurkan hobinya berakting dan punya ambisi dibidang akting untuk menambah relasinya. Suatu saat kami ketemuan, pada kesempatan itulah saya mencoba menelusuri banyak hal tentang kehidupannya. Mulai dari usahanya, sampai aktivitas shooting yang dia ikuti. Yang menjadi perhatian saya sebetulnya adalah siapa or
Baca selengkapnya
30. Kabar Noni Sakit
Hari ini aku agak kalut setelah dapat kabar dari Noni. Dia telepon aku untuk mengabarkan kalau dia sudah dua Hari terbaring sakit di rumah. Noni sempat kecewa karena tidak bisa berkomunikasi sama aku. Aku jelaskan pada dia bahwa aku sedang menenangkan kondosi di rumah dulu. Noni sangat ingin ketemu aku dan aku sendiri juga ingin menemui dia di Bandung. Aku katakan pada Noni kalau aku sedang mencari cara agar bisa ke Bandung. Situasi ini aku ceritakan pada pak Anggoro, aku menemui beliau di ruang kerjanya. Aku ceritakan masalah yang sedang aku hadapi pada pak Anggoro. “Kalau memang pak Danu sangat mendesak, saya bisa tugaskan pak Danu ke Bandung sore ini.” Ucap pak Anggoro. Beliau ikut prihatin mendengar ceritaku dan memberikan tugas selama 2 hari di Bandung. Kebetulan memang perusahaanku juga ada cabang di Bandung. “Pak Danu bisa pakai fasilitas mobil kantor kalau mau, bisa setir sendiri atau disupiri.” Pak Anggoro menawarkan fasilitas kantor. Hanya saia a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
20
DMCA.com Protection Status